Rosalyn Valois memeluk Kasier Morgan, pria tampan itu masih tidak bergerak dia begitu tidak berdaya.
Alina menarik lengan baju ayahnya, "Ayah apakah ayah membenci Alina. Mengapa Alina tidak memiliki ayah sementara orang lain memiliki ayah?!"Sorot mata gadis itu sangat sendu, dia bahkan menatap Kaiser Morgan dengan tatapan ragu-ragu. Dia ingin sekali memeluk ayahnya seperti yang dilakukan ibunya, namun sayang sekali dia baru gadis berusia tiga tahun. Bahkan ketika dia ingin, tangannya tidak bisa memeluk tubuh pria yang tinggi menjulang itu.Gadis kecil itu terdiam di samping Kaiser Morgan yang sedang terluka itu, "Ayah aku mau peluk."Rosalyn Valois menghela nafas, dia melihat seorang pria yang tengah menyeret kakinya mendekati mereka, "Alina kamu jangan menyusahkan ayahmu. Sebaiknya kamu panggil pengawalmu dan bawa mereka ke rumah sakit.""Alina akan mendengarkan ibu,"Gadis kecil itu mulai memerintah bawahannya, didikan macam apa yang diterapkan oleh keluarga Valois bahkan seorang gadis kecil memiliki wewenang kusus untuk mengatur bawahan. Sekaya apa mereka sampai berbuat seperti itu.Semua pengawal sibuk, orang-orang yang tidak berkepentingan sudah dibubarkan keempat tuan muda itu juga diantar ke rumah sakit. Dari mereka berempat Yuno Morgan si bungsu yang mengalami luka paling parah.Satu rumah sakit satu keluarga terbaring semuanya. Alina pun ikut merawat Kaiser Morgan di ruangan itu. dalam satu lantai rumah sakit hanya di isi oleh keluarga itu.Sementara si putra kedua Damian Morgan nampak tidak bisa berbuat banya, dia hanya terduduk linglung di emperan mansion.------"Siapa kamu mengapa kamu datang kemari? Kami tidak mengenalmu?!"Seorang wanita paruh baya berjalan mendekati ranjang tempat Kaiser Morgan berbaring, wajah tampan yang penuh luka itu sangat mengenaskan bagaimana jika wajah itu tidak bisa pulih? Namun sudah pasti Rosalyn Valois punya caranya sendiri."Nyonya besar Morgan, Saya Rosalyn Valois. Ini putriku Alina Belleza Valois, maaf empat tahun yang lalu aku memaksa putramu untuk menikahi aku."Nyonya Morgan atau Monica Morgan seakan akan sibuk mencerna ucapan dari Rosalyn Valois, putranya yang kasar itu bahkan sudah menikah tanpa memberitahu dirinya. Apakah ini benar?."Menikah? Tapi Kaiser tidak pernah memberitahu aku tentang itu. Dan dia adalah orang yang keras kepala mustahil kamu bisa memaksanya dia sendiri tidak mau? ."Wanita paruh baya itu mulai bertanya-tanya, dia sangat mengenal dengan jelas bagaimana sifat dan watak putranya itu.Rosalyn Valois mulai mengenang kembali masa lalu dimana dia memaksa Kaiser Morgan untuk menikahinya hingga insiden itu yang meninggalkan benih Alina Belleza Valois dalam rahimnya.Empat tahun yang lalu."Ughh..."Kaiser Morgan terbangun, sembari memegangi kepalanya pria berusia 25 tahun itu melihat ke sekelilingnya. Ruangan dengan dominan warna putuh disertai bau disinfektan yang sangat menyengat, ditambah jarum infus yang menempel di tangannya sudah pasti dirinya kini sedang berada di rumah sakit.Seorang gadis tengah berteriak di depan seorang dokter dan beberapa perawat, "Jika kamu tidak mampu menolongnya. Lepaskan jasmu lalu keluar dari rumah sakitku,"Dokter itu hanya diam, siapa gadis itu? Mengapa dia menolongnya? Bahkan Kaiser sendiri tidak tau siapa gadis yang ada di depannya.Mungkin saja gadis itu adalah salah satu dari sekian wanita yang mendekatinya karena parasnya yang tampan dan hartanya yang berlimpah."Siapa kamu?!"Pertanyaan Kaiser membuat gadis itu diam, gadis itu menoleh ke-arah ranjang pasien, "Kau sudah bangun rupanya. Namaku Rosalyn Valois, kamu bisa memanggilku Rosa. Kamu bisa memanggilku Rosa, aku menemukanmu tersungkur di sungai belakang rumahku!"Gadis yang sangat angkuh, dia bahkan tidak bertanya siapa nama pria yang dia tolong. Apakah mungkin karena dia sudah tau siapa dirinya? Rosa, Rosalyn Valois. Nama yang cukup asing, dia bahkan tidak pernah mendengar nama itu."Terima kasih sudah menolongku!"Kaiser mengerahkan seluruh kekuatannya, kepalanya pusing dadanya sesak. Mungkin karena terlalu lama dia berada di dalam air hingga rasanya sangat sukar untuk dijelaskan.Rosalyn mengerutkan dahinya, "Terima kasih, dengan apa kamu ingin berterima kasih? Dengan tubuhmu atau dengan uangmu?!"Benar sekali perempuan ini sangat matre. Mungkin itu yang saat ini dipikirkan oleh Kaiser Morgan saat Rosalyn Valois mengucapkan kalimat itu. Namun gadis di depannya itu cukup cantik terlepas dari kepribadiannya yang kasar wanita itu sangatlah cantik."Kamu ingin apa?!"Rosalyn Valois mendekat, "Setelah kamu sembuh aku akan membawamu ke biro pernikahan sipil?! Jadilah suamiku, bagaimana? Tidak berat kan? kamu berhutang nyawa kepadaku!."Dasar gadis tidak tahu malu, Kaiser sudah sering bertemu perempuan yang tidak tau malu namun kali ini. Dialah yang paling parah, menolong orang demi memiliki seorang suami dadakan."Jangan marah tuan, aku butuh suami dadakan. Aku akan memberimu uang untuk kembali ke keluargamu. Namun aku butuh bantuanmu, menikahlah denganku!"Lamaran macam apa ini? Bukankah biasanya pria yang melamar wanita? Namun kini Kaiser justru dilamar oleh seorang wanita tepat saat dia baru bangun dari sakitnya.Dengan sorot mata tajam Kaiser menatap Rosalyn, "Kamu tau siapa aku?!""Tentu saja tidak.. Jangan bercanda aku menemukan mu disungai, bagaimana aku bisa tau tentang dirimu." Rosalyn mengerutkan kening, dia benar-benar tidak tau siapa pria itu.Helaan nafas terdengar dari mulut Kaiser, "Bagaimana jika aku memanfaatkanmu?!""Tuan jangan menyanjung tinggi diri sendiri kamu belum ada kemampuan untuk itu.Kaiser Morgan tersenyum, "Baik aku akan menikah dengamu. Jangan menyesal jika aku memanfaatkanmu!"Rosalyn Valois terdiam, apakah keputusan yang dia buat secara terburu-buru ini salah? masih sempat kah dirinya untuk menyesal? Kelihatannya sudah tidak ada jalan untuk kembali."Sudah jangan banyak bercanda, sudah tidak ada waktu untukmu menyesal. Makanlah, aku harus berbicara dengan dokter tentang kondisimu. Ingat jangan kabur, karena aku bisa menangkapmu!"Entah mengapa Kaiser Morgan merasa gadis yang mendominasi ini sangat menarik, tatapan tajam dan keangkuhan yang terpancar dari wajahnya menambah kharismanya sendiri.Kaiser ingin bertanya apa alasanya mengajaknya menikah, namun belum sempat dia berucap gadis itu nampak keluar dengan terburu-buru. Menarik, sungguh menarik."Aku akan mencari tau siapa dirimu Rosalyn Valois..."Senyuman merekah di bibirnya, dia sudah tidak nampak seperti seorang pasien. Seorang gadis menolongnya lalu dengan berani mengajak dirinya menikah sungguh gadis yang konyol namun dia suka dengan hal itu.(.....)Detik demi detik berlalu, jam juga sudah pindah angka namun belum ada tanda-tanda Rosalyln kembali untuk menjaganya."Dasar gadis itu, baru saja dia mengajak aku menikah. Namun sekarang bahkan dia sudah pergi entah kemana!"Kaiser dengan gusar mengumpat, Wakil Presdir Armor Group itu masih setia menunggu di atas ranjang rumah sakit. Gelisah seperti ini bukanlah sifatnya.Mendengar pintu dibuka, dia mulai membaringkan tubuhnya dangan tenang, "Ku kira kamu sudah melarikan diri!" ucapnya sambil melipat tangannya di dada.Kaiser menatap dengan tatapan tajam, "Melarikan diri itu bukan hobiku nona!"Rosalyn Valois masuk kedalam ruang rumah sakit itu, "Ku kira kamu sudah melarikan diri?!" ketusnya sembari segera menutup pintu dengan rapat.Kaiser Morgan menatapnya dengan tatapan aneh, "Nona, melarikan diri bukanlah hobiku!".Mendengar hal itu, Rosalyn Valois tertawa kecil. Dia membuka lembaran kertas di tangannya kemudian menyerahkan itu kepada Kaiser Morgan untuk dia tanda tangani."Ini adalah surat perjanjian, setelah mendapat akta nikah kamu bisa mendapatkan satu buah pesawat jet beserta awaknya dan kartu hitam tanpa batas. ahhh... aku masih bisa menambahkan satu buah pulau. Bagaimana ini menarik bukan?!"Kaiser Morgan megerutkan dahinya di dalam perjanjian itu bahkan tidak tertulis namanya sebagai pihak kedua. Saat dia memandangi kertas itu dengan keheranan dia mulai bertanya kepada Rosalyn Valois tentang itu, "Kamu tidak menulis namaku nona?!"Rosalyn Valois menghela nafas, aku tidak tau namamu. Dan itu juga tidak penting, perjanjian itu berlaku untukmu."Namaku Kaiser Morgan. Ingat itu calon istriku,"Rosalyn bergidik ngeri nama Kaiser Morgan memang tidak asing di dengar apalagi di sela-sela maraknya berita hilangnya tuan muda ketiga keluarga Morgan. Namun Rosalyn mengabaikan itu dia mengira hanya memiliki nama yang sama bukan berarti itu dirinya."Namun nona, aku tidak tertarik dengan hadiah ini. Aku lebih tertarik pada tubuhmu daripada benda-benda ini!""Dasar kau buaya mata keranjang. Tanda tangan atau tidak!"Perintah yang mendominasi membuat Kaiser berkali-kali menarik sudut bibirnya, dia benar-benar ingin sekali mendekap harimau betina itu dalam pelukannya."Besok kamu sudah boleh pulang, kamu harus mendaftarkan pernikahan untukku. Selebihnya terserah padamu!"Kaiser benar-benar tertarik pada gadis itu namun saat ini hal yang perlu dia lakukan adalah memberitahu keluarganya bahwa dirinya baik-baik saja. Karena sejak kecelakaan itu mungkin saja orangtuanya sedang panik mencarinya."Nona boleh pinjam ponselmu. Aku harus menelfon keluargaku. Mungkin mereka sedang mencariku saat ini."Rosalyn menatap Kaiser kemudian mengeluarkan ponsel dengan softcase warna peach tersebut kemudian menyodorkan benda tersebut kepada Kaiser.Sungguh tampilan ponsel yang lucu berbeda dengan pemiliknya yang sangat galak itu, "Pakai saja aku harus mengurus surat surat untuk pernikahan kita!"Kaiser mengangguk, "Urus disini saja. Jangan kemana-mana terlalu sepi disini sendiri, aku khawatir ada hantu yang berkeliaran!."Pertemuan pertama perjanjian dan pertemuan kedua pernikahan. Dia bahakan tidak memiliki kesempatan untuk menolak, astaga... wanita yang benar-benar rumit namun menggemaskan."Bahkan hantu mungkin akan takut kepadamu!"Kaiser kembali menarik sudut bibirnya, "Jangan bercanda, aku sangat tampan bukan?!"Entah mengapa dia sangat narsis namun dia merasa sangat bahagia untuk itu. Menggoda Rosalyn Valois merupakan hobi barunya.Namun begitu Rosalyn Valois mengikuti kata-kata Kaiser dia hanya duduk di kursi kemudian menatap pria yang tengah memainkan ponselnya itu."Apa yang kamu lakukan mengapa tersenyum sendiri?... "Pagi itu mentari telah terbit dari ufuk timur, seberkas cahaya masuk menyinari ruangan rumah sakit itu. Cukup silau jika dilihat dengan mata telanjang, bahkan angin melambai-lambai menerbangkan kelambu yang menjadi penutup jendela ruangan itu. Ternyata hari sudah sesiang itu. Rosalyn Valois memijat-mijat keningnya, dia masih fokus dengan laptop di pangkuannya rambutnya berkibar-kibar ikut tertiup angin, "Apakah kamu benar-benar bersedia tuan?!" Rosalyn Valois menatap Kaiser Morgan yang tengah mengancingkan kancing kemejanya, nampak otot perut yang cukup kekar di depan mata Rosalyn Valois, tentu saja hal itu membuat gadis itu merona.Kaiser Morgan masih fokus dengan kancing bajunya dia bahkan tidak menoleh untuk melihat ekspresi Rosalyn Valois, seluruh bagian tubuhnya masih terasa nyeri ada beberpa titik yang sakitnya lebih terasa."Nona aku tidak pernah menarik kembali kata-kataku!."Rosalyn tersenyum dia menutup komputernya kemudian mendekati Kaiser Morgan yang tengah menyelesaikan
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny