Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu.
"Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!."Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut."Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri."Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa yang membuatmu sangat bersemangat, apakah itu lebih penting dari pernikahan kita?!"Helaan nafas terdengar dari hidung Rosalyn Valois, "Jangan bercanda tuan, kita saja tiba-tiba menikah. Apakah aku harus bahagia? Aku tidak tau. Namun aku juga tidak menyesal."Kaiser morgan mengerutkan keningnya, entah apa yang terjadi dia begitu saja melihat banyak hal yang disembunyikan oleh perempuan yang menyandang status istri sah-nya itu."Oh iya tuan, aku akan meminta asistenku untuk mengantarkan mahar yang saya sebutkan. Sebuah jet pribadi , Kartu hitam no limit dan satu buah pulau. Maaf untuk sekarang aku hanya bisa memberimu ini!"Kaiser morgan memijit-mijit keningnya, untuk status lajang-nya saat ini ditukar dengan itu juga sudah sangat sepadan, walaupun keluarganya kaya untuk mendapatkan pulau dan jet juga perlu perjuangan selama bertahun tahun."Sebenarnya nona, aku lebih suka kamu membayarku dengan tubuhmu!"Kaiser Morgan selalu ingin menggoda gadis itu entah mengapa dia merasa itu sangat menyenangkan untuk menggoda gadis cantik di sampingnya itu."Tuan, anda tidak perlu menggodaku. Kita bukanlah anak-anak, siapa juga yang belum pernah melakukan hal seperti itu!"wajah memerah saat dia mendengar kata-kata itu, dia memang belum pernah melakukan itu. Bagaimana dengan istri yang dia nikahi ini? Astaga, jangan-jangan dia hanya dijadikan pelarian untuk bertanggung jawab atas kehamilannya dengan orang lain.Kaiser morgan nampak ragu-ragu, dia menatap wajah cantik itu dan juga tubuhnya dari atas sampai bawah. Dia juga melihat ke arah perut, dimana perut itu sangatlah rata. Tidak ada tanda-tanda kehamilan sama sekali.Rosalyn Valois menyadari itu, dia sengaja menggoda Kaiser, "Ahh.. iya suamiku, ceritakan kepada keluargamu bagaimana cantiknya menantu perempuannya!"Mendengar itu wajah Kaiser Morgan begitu memerah, dia bahkan mendengar kata vulgar itu detak jantungnya semakin kencang. Dia sudah gila. Ya, mungkin saja sudah gila. Jika tidak, bagaimana bisa dia merasakan hal itu? Bukankah di samping-nya tidak kekurangan wanita cantik apa hebatnya gadis bermata biru itu.Rosalyn Valois tertawa, sampai akhirnya mereka tiba di salah satu bar ternama. Bar tersebut berada di lantai atas hotel berbintang lima di negara ini, "Malam ini kita minum disini. Pantang pulang sebelum tumbang!""Eh, tapi bukankah kamu baru pulang dari rumah sakit? Jadi minum sedikit saja, sisanya biar aku. Toleransi alkoholku sangat tinggi!"Kaiser morgan benar-benar tidak tau harus menjawab apa, wanita itu benar-benar berubah-ubah. Kadang-kadang sangat dewasa kadang-kadang sangat kekanak-kanakan.Supir membuka pintu untuk mereka berdua secara bergantian, saat membuka pintu untuk Kaiser morgan dia sempat berbisik, "Tuan tolong jaga nona kami, saat mabuk dia sangat tidak terkendali!"Kaiser morgan tidak menjawab, dia hanya menarik seutas garis di bibirnya kemudian melangkah mendekati Rosalyn Valois yang sudah Menunggunya. Entah mengapa gadis itu sangat menempel seakan-akan hendak menunjukkan jika hubungan mereka sangatlah romantis.Pelanggan kartu hitam untuk bar itu mendapat sebuah tempat yang istimewa, tentu saja semuanya sudah dipersiapkan dari awal karena sebenarnya toleransi alkohol Kaiser tidak sebagus ucapannya.Saat tiba di tempat itu semua pesanan mereka sudah siap, beberapa botol anggur merah impor berada di depan mata mereka.Rosalyn Valois menarik Kaiser morgan untuk duduk. Langsung saja duduk di pangkuan begitu saja dan menyandarkan kepalanya di bahu, "Suamiku.... aku sangat lelah. Biarkan aku istirahat di sini! Besok kita akan berpisah, biarkan malam ini kita habiskan bersama-sama!"Begitu saja terjadi, pernikahan yang tiba-tiba dan tiba-tiba menjadi seorang suami. Kaiser morgan hendak tidak percaya. Namun, di depannya ini benar-benar seorang gadis yang siang tadi menjadi istrinya.Kepalanya tidak pusing namun dia memijit-mijit keningnya kemudian tangannya memberikan kode kepada pelayan yang siaga untuk keluar dari ruangan itu."Bukankah kamu mau minum? Ayo minum! Lupakan saja semua masalahmu untuk sesaat!"Rosalyn Valois menggeser tubuhnya dan duduk di samping Kaiser Morgan. Sementara pria itu dengan cekatan mengambil botol minuman keras dan membukanya dengan sebuah alat, nampak profesional karena dia dan ketiga saudaranya sudah terbiasa melakukan itu.Cairan berwarna merah dituang, gelas di goyangan dengan anggun oleh tangan mungil Rosalyn Valois kemudian dia menyesap dan menikmati rasa dan aroma dari minuman memabukkan tersebut."Andaikan kau tau, aku susah payah untuk tetap hidup. Namun mereka? Mereka yang katanya keluargaku justru selalu ingin melenyapkan aku. Apa menurutmu aku ini terlalu bodoh?!"Beberapa teguk minuman masuk kedalam leher Rosalyn Valois, namun hanya sedikit saja gadis itu sudah mengacau dan mabuk. Pantas saja pengawalnya memintanya untuk menjaga dia, dia yang seperti ini jika di ketahui oleh orang luar bagaimana.Kaiser Morgan sendiri masih sangat segar, dia tidak terlihat sedikitpun sedang mabuk. Sementara Rosalyn Valois sedang mengacau sana sini.Bahkan wanita itu dengan beraninya melingkarkan tangannya di leher Kaiser, "Hmmmm... kamu sangat harum."Entah apa yang dia lakukan, dia mencium leher Kaiser Morgan dengan ganas. Dia bahkan tidak mau melepas rangkulan itu."Nona, sebaiknya jangan bermain api?!" Kaiser masih berpikiran sehat dan hendak mengendalikan dirinya. Namun dia selalu dipaksa oleh perempuan itu."Tuan kamu sangat tampan, tapi suamiku sangat tampan.... kau tau aku menikah hari ini. Akhirnya janjiku dengan kakek terpenuhi, aku menikah di usiaku ke dua puluh dua! Haha... selamat ulang tahun untukku!"Selamat ulang tahun? Akhirnya Kaiser Morgan tau mengapa wanita itu kekeh untuk minum-minum hari ini. Bukan hanya karena dia menikah, namun karena hari ini dia juga berulang tahun."Cup....!"Tanpa Kaiser Morgan sadari sebuah ciuman mendarat di bibirnya, senyumana wanita yang sudah mabuk itu juga sangat cantik hingga membuat wajahnya begitu merona."Jangan seperti ini, aku ini pria normal!"...Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Empat tahun kemudian enam unit helikopter terbang diatap mansion keluarga Morgan, di dalam helikopter paling depan sepasang ibu dan anak tengah duduk dengan tenang di dalamnya. "Ibu apakah ayahku benar-benar ada di dalam rumah kecil ini?!" Alina Belleza Valois menyangga dagunya dengan kedua tangannya, gadis kecil berusia tiga tahun itu nampak dengan gusar menatap kebawah. Sifat angkuhnya entah menurun dari siapa namun berkah didikan ibu yang hebat hati anak itu sebernarnya selembut sutra, dia bahkan tidak tega membunuh seekor semut namun saat marah mungkin dia bisa memerintah pelayan nya untuk membunuh orang. Benar. Dia yang di didik sebagai pewaris terlalu hebat dalam memerintah orang, tidak berbeda dengan ibunya. Ibunya yang hanya seorang wanita berusia dua puluh lima tahun bahkan sudah bisa memimpin Group Bisnis Valois. Dengan kekuatannya dia bisa mengembangkan perusahaan itu menjadi salah satu kerajaan bisnis terbesar di dunia. Ini adalah didikan keluarga Valois dimana mereka t
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny