Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati.
Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja.Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilnya!"Louis Morgan menjawab dengan nada dingin, selama ini dia selalu bercita-cita ingin menjadi seorang desainer ternama. Bagaimana mungkin dia mau mengambil alih perusahaan ayahnya."Tidak-tidak, aku bahkan ingin menjadi pembalap!" Yuno menyahuti perkataan kakak sulungnya itu. Dia bener-benar tidak tertarik untuk menjadi pewaris."Diantara kita hanya Kaiser yang suka dengan bisnis. Mungkin seumur hidup kita harus mengandalkannya. Tapi jangan bermimpi untuk menjadi pembalap, seumur hidup ibu tidak akan mengizinkannya!"Damian Morgan ikut menyahuti pembicaraan mereka sementara Kaiser Morgan tetap diam, dia adalah orang yang paling dingin dan tenang diantara ke empat bersaudara itu."Aku sudah cukup puas dengan menduduki kursi wakil Presdir! Mengapa tidak kamu saja presiden nya Damian?!""Jangan bercanda Kaiser, aku suka pekerjaan ku menjadi seorang Arsitektur!"Lagi dan lagi mereka berdebat tentang posisi Presdir, dari empat bersaudara bahkan tidak ada yang tertarik menjadi presiden direktur Armor Group. Bagaimana bisa seperti ini? Bukankah ayahnya adalah presiden yang cakap? Bagaimana bisa ke empat anaknya tidak ada yang ingin menduduki kursi presiden Direktur. Benar-benar konyol.Laju mobil sangat santai, mereka juga sesekali Berbincang-bincang hangat sebelum akhirnya Damian Morgan menyadari jika ada orang yang sengaja membuntuti mereka."Jalankan mobilnya dengan baik. Perhatikan mobil-mobil dibelakang, mereka mengikuti kita!"Mereka yang awalnya fokus dengan perjalanan dan arah pembicaraan mereka kini mulai menatap ke arah spion. Benar saja, banyak sekali mobil-mobil yang mengikuti mereka."Panggil pengawal," teriak Louis Morgan.Yuno Morgan segera mengeluarkan ponselnya dia mengirimkan beberapa pesan darurat kepada pengawal mereka, "Butuh waktu kurang dari setengah jam bagi mereka untuk sampai di tempat ini, sial sekali. Apakah mereka tidak tau siapa kita?!"Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi, namun sayang sekali mobil itu kehilangan kendali tepat di sebuah jembatan. Mobil yang ditumpangi empat bersaudara itu menabrak pembatas dan akhirnya terjun ke sungai dengan bebas.Teriakan kakak beradik itu seakan-akan tidak berguna, mobil sudah masuk kedalam sungai dan akhirnya hanyut terbawa air.Suasana menjadi sangat ricuh, tiga orang ditemukan dalam kondisi selamat itu adalah Louis Morgan, Damian Morgan dan Yuno Morgan. Entah mengapa Kaiser Morgan tidak ditemukan di dalam mobil yang diangkat naik itu."Bagaimana ini tuan muda ketiga Morgan menghilang?""Liput beritanya. ini akan menjadi sebuah berita besar,""Bagaimana ini apakah mereka tidak akan kacau?!"Suara orang-orang yang menyaksikan pengangkatan mobil Bentley milik Keluarga Morgan itu mulai terdengar. Entah itu reporter, wartawan ataupun masyarakat lokal semuanya mendekati tempat kejadian perkara."Teruskan pencarian, temukan tuan muda Kaiser!"Seseorang yang merupakan kepala pelayan keluarga Morgan berteriak dengan keras sementara nyonya Monica Morgan berkali-kali jatuh pingsan melihat putra keduanya menghilang di tengah derasnya arus sungai."Apa yang terjadi mengapa bisa seperti ini?! "Saat ini hampir seluruh dunia terguncang, pasalnya hilangnya Kaiser Morgan sudah menjadi sebuah berita internasional. Hingga saat ini hampir 75% dari tim keluarga Morgan mengerahkan kekuatan untuk mencari pria berusia 25 tahun tersebut."Bagaimana ini dia menghilang, sudah sehari namun belum ada kepastian. Oh, putraku yang malang!"Monica Morgan menangis histeris, wanita berusia 50 tahun itu meraung-raung di dalam kamar Mansion Morgan."Istriku kamu belum makan sejak kemarin, makanlah dulu. Perlu tenaga untuk mencari Kaiser,""Hu... Hu... Suamiku. Putraku hilang! Putraku hilang! Putra Kita..... "Semakin lama kesadaran Monica Morgan berkurang akhirnya wanita paruh baya itu jatuh pingsan di pelukan suaminya."Dokter panggil dokter!"Davis Morgan mulai memberi perintah dengan lembut dia menggoyangkan tubuh istrinya itu agar wanita itu sadar.Tak lama kemudian, dokter keluarga Morgan masuk kediaman itu. Dia harus berusaha keras untuk merawat anggota keluarga itu karena saat ini semuanya butuh perawatan."Tuan tolong bujuk nyonya untuk makan, walaupun hanya satu atau dua sendok!"Davis Morgan mengangguk, istrinya terbaring di depannya dengan selang infus ditangan. Sementara putra ketiganya hingga kini Hilang Kepastian. Jangankan kepastian, Kabar saja tidak ada.Namun dia masih harus tetap kuat, keluarga Morgan masih membutuhkannya untuk saat ini."Kakak bagaimana ini? Kaiser menghilang!"Damian Morgan mulai berbicara, di salah satu ruangan besar keluarga morgan ketiga kakak beradik itu duduk diranjang yang sama. Ketiganya memiliki selang infus di tangannya.Louis Morgan menghela nafas, "Aku bukan kakak yang baik. Seandainya aku mengemudi lebih berhati-hati kita pasti tidak akan seperti ini!"Yuno Morgan memperhatikan kedua kakaknya itu, "Tidak ini bukan salahmu kak. Musibah tidak ada dalam kalender semua manusia!"Suasana menjadi hening, beberapa pelayan masuk untuk menyajikan makanan. Mereka bahkan bisa melihat kesedihan yang terpancar dari ketiga tuan mudanya itu."Tuan anda semuanya harus makan!"Kepala pelayan menyuguhkan hidangan itu, namun mereka bahkan enggan untuk membuka mulut dan bersuara. Mereka yang selalu bersikap riang tiba-tiba menjadi pendiam."Paman, apa belum ada kabar dari Kaiser?!"Kepala pelayan itu menggeleng kemudian dia dan para pelayan pamit undur diri. Setelah mereka pergi Louis Morgan mulai memerintah adik-adiknya untuk makan."Makan, setelah ini kita harus turun langsung mencari Kaiser!""Benar Kaiser masih menunggu kita untuk menyelamatkannya!""Bahkan tim elit saja tidak mampu, apakah kita bisa kak?"Namun akhirnya mereka semua menikmati santapan itu walaupun rasanya benar-benar tidak enak. Mungkin ini adalah pengaruh dari kesedihan mereka.Sementara itu Kaiser Morgan kini sedang berada di salah satu rumah sakit, namun dia tidak tau dimana itu. Dia terbatuk-batuk dengan tidak jelas. Air-air mulai keluar dari mulutnya, beberapa orang dokter dan perawat merawatnya dengan sangat baik.Pelahan kelopak mata itu mulai terbuka, samar-samar Kaiser Morgan melihat tembok serba putih dia juga mencium bau disinfektan yang sangat kuat. "Dimana aku?!".Namun orang-orang itu tidak menyadari Kaiser Morgan yang telah sadarkan diri, mereka hanya melihat kearah gadis yang teriak-teriak bagaikan orang gila." Selamatkan dia, jika kalian tidak bekerja dengan benar. Tinggalkan jas putih itu keluar dari rumahsakitku!"Seorang wanita bak harimau betina, namun mengapa dia menolong Kaiser Morgan. Apakah itu karena harta keluarganya? kebanyakan gadis tergila-gila dengan wajah dan harta mereka.Sejak Kejadian itu Kaiser Morgan akhirnya dirawat di rumah sakit oleh gadis bernama Rosalyn Valois tersebut, dia juga meminta tolong kepada gadis itu agar bisa mendapatkan ponsel dan menghubungi keluarganya.Setelah semuanya diselesaikannya semua berita tentang hilangnya Kaiser Morgan sudah bisa di redam, sehingga orang-orang yang belum tahu tidak akan tau kekacauan yang terjadi di dalam keluarga itu."Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Mengapa kamu terdampar di sungai. Apakah kamu benar-benar tidak bisa berenang?!"Omong kosong macam apa yang di dengar oleh Kaiser Morgan, bagaimana bisa dia tidak bisa berenang? Hah, namun kenyataan hari itu sangat rumit. Mobilnya membentur batu hingga pintu otomatis terbuka kemudian dia yang tidak sadar akhirnya terseret arus air sebelum akhirnya di temukan oleh Rosalyn Valois."Jika ku bilang dikejar bandit apakah kamu akan percaya?!" Rosalyn Menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak. Mana ada bandit yang berani bergerak di kota seramai ini?!"Tak lama kemudian perawat masuk dengan semangkuk bubur di tangannya, dia meletakkan bubur itu di nakas samping tempat tidur Kaiser."Makanlah aku tidak akan menganggu mu,"Kaiser hanya menatap gadis yang hendak berbalik dan pergi itu, "Bisakah kamu mengambilkannya? Kepalaku sangat pusing susah untuk menjangkaunya!"Entah Kaiser berpura-pura atau tidak yang jelas intinya sekarang dia adalah pasien.Rosalyn mendekati Kaiser, tangannya meraih mangkuk berisi bubur cair tersebut, karena Kaiser baru sadar tidak bagus untuknya makan makanan yang keras sehingga bubur cair adalah pilihan yang tepat.Rosalyn menggeser kursi sehingga posisinya makin dekat dengan Kaiser Morgan, dia meraih gagang sendok menyendok bubur dan menyuapinya.Apa yang terjadi? Bukankah Kaiser hanya minta untuk diambilkan? Apakah Rosalyn menyalah artikan itu. Namun Kaiser nampak puas dia menarik sudut bibirnya sebelum akhirnya makan sesuap demi sesuapPada akhirnya semua bubur di mangkuk itu benar-benar habis, Rosalyn juga membantu Kaiser untuk meminum obatnya. Apa yang terjadi dengan dirinya? bagaimana dia bisa berubah menjadi seorang pelayan. Ahh tidak itu demi perjanjian itu.Intinya sekarang bagi Kaiser wajah memerah Rosalyn sangatlah imut."Mengapa anda begitu memerah nona? apakah anda sakit? perlukah anda periksa kedokter?!"Kaiser Morgan yang dingin kini berubah menjadi sangat cerewet astaga bagaimana bisa seperti itu. Namun dia benar-benar tidak tau apa yang istimewa dari gadis itu,bahkan jantungnya berdetak cukup cepat karena gadis itu.Rosalyn menggelengkan kepalanya kemudian dia beranjak pergi, "Aku harus melakukan sesuatu. Tunggu disini sampai aku kembali!"Kaiser hanya mengangguk sekilas dia menatap punggung itu tenggelam dibalik pintu rumah sakit, gadis yang sangat ceria namun kadang juga sangat ganas. Gadis yang suka malu-malu namun memaksanya untuk menjadi suaminya."Menarik ..... menarik, mengapa baru tau ada gadis se-menarik ini."Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Segelintir orang mulai datang, menyaksikan proses sidang hari itu. Rosalyn Valois duduk dengan tenang bersama dengan Alina yang tak kalah tenangnya dengan ibu—nya. Disana juga ada Kaiser Morgan yang ditemani sang kakak kedua Damian Morgan, "Apa yang bisa dilakukan anak muda? Lebih baik lepaskan saja grub Morgan. Dengan begini modal kita juga bisa kembali,"Seseorang menentang mereka mengembalikan perusahan itu. Sehingga mempengaruhi yang lainnya, Mereka Kekeuh ingin menjual saham mereka untuk menghentikan kerugian yang mereka alami. Namun, jika hanya sedikit saham apa gunanya? Orang-orang itu ingin menguasai sepenuhnya perusahaan! Jadi sudah pasti mereka mengincar lebih dari 60% saham yang tercecer. "Yang penting saham kalian terjual kan? Jika iya, sebutkan harganya!"Mereka mulai berbisik kemudian tertawa lebar-lebar, "Nona, siapa anda? Seorang gadis muda membawa anak? Tidak mungkin tau tentang bisnis kan! Lebih baik kamu dirumah menyusul anakmu."Rosalyn Valois mulai menarik seuta
Suasana menjadi cukup hening, Alina duduk diatas kursi. Rosalyn Valois nampak menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan gusar, ia juga menghela nafas dengan berat. "Alina, kamu tau apa kesalahan-mu? Aku tidak habis pikir, mengapa kamu keluar tanpa satu-pun pengawal? Kamu tau betapa bahayanya? Musuh kita ada di mana-mana."Rosalyn Valois memijit keningnya, tidak terbayangkan di benaknya jika gadis kecilnya itu tertangkap gerombolan orang-orang tidak tahu diri itu. Apalagi sekarang dia masih harus membantu keluarga Morgan untuk berdiri kembali. "Ibu, ibu... aku tau aku salah. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ibu. Namun mengapa? Anak-anak diluar sana bisa bermain dengan bebas. Sementara aku tidak, masa kecilku terkekang. Aku harus belajar banyak hal! ibu aku mau hidup normal."Hidup normal macam apa yang diinginkan oleh Alina. Hidup dengan nyaman seperti anak-anak di luar sana? Itu tidak mungkin, dia terlahir dari darah Valois. Itu artinya takdirnya sudah berbeda. Mat
Siapapun yang mendengar itu sudah pasti terkejut dan tidak percaya, apalagi mereka adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi kepada mertua Rosalyn Valois. Suasana menjadi begitu hening, satu sama lain saling melemparkan pandangan sampai akhirnyaa suara seseorang membuyarkan lamunan, "Adik ipar, apa yang sedang kamu lakukan dengan bibi disini?!"Suara Damian Morgan terdengar dengan sangat jelas, pria itu sudah berdiri di depan mereka berempat dengan pakaian cassual nya. Alina Belleza Valois menatap pria itu dengan tatapan bertanya-tanya, "Paman apakah kamu sudah sembuh? Bukankah seharusnya kami yang bertanya, apa yang sedang pasien lakukan di sini?!"Damian Morgan tidak berhenti menahan tawanya, dia melihat kelucuan di tubuh kecil yang ada di depan matanya itu. Sosok keponakan kecilnya itu jauh lebih imut daripada Jhonatan Morgan yang penakut. Ia membungkuk dan menyentuh hidung mungil itu, "Haha... Iya, paman sudah sembuh! Paman akan membantu ibumu untuk membasmi penjahat."Alina
Lantai yang serba putih, sepatu kecil nampak terpampang di depan berberapa pasang mata. "Kau sudah mengambil uangnya, totalnya 700 juta lebih. Mengapa kau tidak segera pergi? Mengganggu saja!"Gadis kecil berkacak pinggang, rambut yang dikucir dua dengan rapi serta poni yang sebatas alis. Terlihat mata kecil berwarna biru ke unguan itu melototi empat orang pria di depannya. "Gadis kecil... Apa kau sudah tidak waras? Mengapa kau malah memberikan uang itu kepada kami?! Mereka sudah berhutang sekian lama kepada kami. Sudah saatnya mereka menyerahkan hak milik atas rumah itu."Alina Belleza Valois merebut kertas yang berada di tangan pria itu, kemudian ia mengerutkan keningnya. Sampai orang-orang yang ada di sana juga ikut merapat di loby rumah sakit itu. "Aku itu punya uang. Dimana ada uang disitulah manusia berkuasa... Orang serakah seperti kalian mana tau rasanya kehilangan tempat tinggal. Aku juga tidak tau sih, tapi aku hanya tidak mau kalian semena-mena. Pergi saja, atau tunggu i
Saking sibuknya hari itu Rosalyn Valois tak kunjung kembali kedalam kamar rawat Kaiser Morgan. Dia masih harus menangani beberapa surat penting untuk orang-orang yang berada dalam keluarga itu. Mustahil tidak sibuk, dia hanya satu orang namun dia harus mengurus banyak sekali orang. "Adik ipar? Mungkin kami terlalu merepotkan anda. Maaf, bahkan kami tidak percaya bahwa anda bersama dengan Kaiser!"Damian Morgan nampak di dorong oleh seorang perawat, pria itu duduk di kursi roda menghampiri Rosalyn Valois yang sedang sibuk dengan surat menyurat. "Seandainya aku datang lebih awal. Mungkin tidak akan separah ini,"Damian Morgan menghela nafas, "Kamu mau datang mengulurkan tangan saja aku sudah sangat berterima kasih. Bagaimana aku mau minta lebih.""Kak Damian, jika kamu ingin membantuku. Bisakah kamu pulih lebih cepat? Aku tidak tau bagaimana mengurus perushaan dan mansionmu. Aku tidak bisa terlalu banyak ikut campur, aku ini orang luar."Tatapan Damian Morgan begitu dalam, ia melihat
Monica Morgan menghela nafas, entah bagaimana dia harus bersikap kepada menantu dan cucu yang baru saja dia kenal itu. "Dulu waktu Kaiser bilang dia menikahi gadis cantik. Aku sungguh tidak percaya, Kami berlima bahkan menertawakan hal itu!"Monica Morgan mulai mengingat kejadian dimana mereka sedang bingung tentang keberadaan Kaiser Morgan, pria yang hanyut di sungai karena ulah sekelompok orang yang menginginkan ketenaran itu. Namun mengapa secara kebetulan bisa bertemu dengan Rosalyn Valois? Apakah, kecelakaan itu adalah salah satu trik dari Rosalyn Valois. Monica Morgan mulai berfikir negatif tentang menantunya itu. Namun, ketika dia melirik seorang gadis yang sedang berpangku tangan di samping ranjang Kaiser Morgan. Nalurinya sedikit tidak tega. Hah... tidak-tidak, dia harus menepis semua pikiran negatif tersebut demi apapun itu dia tidak ingin keluarganya kacau. "Nak, kamu sama seperti ayahmu. Ayahmu dulu juga seperti itu berpangku tangan dan terdiam jika menemani orang saki
Suasana menjadi begitu panas, Rosalyn Valois begitu erat mengalungkan tangan-nya di leher Kaiser Morgan. Entah, apa yang di inginkan wanita itu? Tidak ada yang tau. Namun, di kondisi seperti ini. Siapa yang mempu menahan nafsunya. Rosalyn Valois mencium leher Kaiser Morgan, dia juga meninggalkan beberapa tanda-tanda kepemilikan di leher putih pria itu. Beberapa kali Kaiser Morgan nampak menghela nafas, dia berusaha untuk memadamkan api asmara yang ada dalam dirinya. Namun, semakin dia menolak semakin dalam juga Rosalyn Valois melancarkan aksinya. Apa-apaan wanita ini!. Kaiser Morgan yang sudah gusar membalas ciuman Rosalyn Valois, berharap dengan seperti itu. Rosalyn Valois tidak akan meneruskan aksinya. Namun, diluar dugaan wanita itu malah semakin berhasrat. "Rosalyn, apa kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?! Kamu memang sulit untuk dipahami!"Kaiser Morgan memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar buatnya, dia tidak bisa terus membiarkan Rosalyn Valois membuat onar di ruangan
Rosalyn Valois menatap buku kecil di depan matanya, ia tersenyum kemudian menatap pria yang duduk di sampingnya itu. "Aku senang sekali, akhirnya aku menikah. Kamu ingin apa sebagai balasan atas jasamu tuan?!"Dengan senyuman manisnya Rosalyn Valois menatap pria yang secara tiba-tiba menjadi suaminya itu. Memaksa seorang pria untuk menikahinya? Astaga dia memang luar biasa!. "Aku tidak tertarik dengan apapun! Bagaimana jika menemani aku tidur malam ini?!"Rosalyn Valois menatap pria itu terkejut, dia benar-benar tidak menyangka ucapan itu masih di ingat oleh pria berusia 25 tahun tersebut. "Tidak... tidak... mari minum-minum terlebih dahulu. Rayakan hari pernikahan kita!"Begitu menggoda wajah mungil itu, ingin sekali langsung melahapnya sampai dia tidak mengenal dirinya sendiri. "Ah... baiklah aku ikut saja denganmu nyonya-ku!"Rosalyn Valois menatap ipad yang ada di tangannya dia senyum senyum sendirian kala itu. Kaiser morgan memberanikan diri merangkul bahu perempuan itu, "Apa
Sebelum Kaiser Morgan bertemu dengan Rosalyn Valois sempat terjadi kekacauan yang terjadi di keluarga Morgan. Seseorang menargetkan keempat tuan muda keluarga besar itu, benar-benar orang yang tidak takut mati. Waktu itu ke empat bersaudara itu tengah menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan mengobrol di sebuah bar, namun karena perdebatan kecil mereka memutuskan untuk pulang kerumah saja. Langkah kaki tegap empat orang itu seakan-akan serempak, di dalam parkir terdapat satu buah bentley Continental GT Speed warna hitam menunggu mereka.Satu persatu dari mereka masuk kedalam mobil itu, sementara Louis Morgan sebagai putra tertua harus mengambil kursi kemudi."Kakak Louis? Kapan kamu akan mengambil alih perusahaan?! ayah terlalu tua untuk mempertahankan posisi Presiden Direktur di Armor Group!"Yuno Morgan adalah pria muda yang selalu blak-blakan ditambah didepan kakaknya dia tidak perlu untuk menutupi sebuah pertanyaan."Tidak tertarik, jika kamu tertarik kamu bisa mengambilny