“Aku yakin, tapi gak semudah itu menghilangkan trauma. Mana tahu satu hari nanti Allah kembali uji dan kita merenggang lagi. Bukankah ujian hidup terus berganti?” “Ada dua ilmu yang mau Kakak bagi ke kamu sekarang.” Daffa mengangkat kepalanya sedikit. Dia melihat Klarisa. “Apa?” “Tidur sini dong!
BAB 88 Mandala langsung berjalan tergesa-gesa meninggalkan Daffa. Setelah mendengar saran dari Daffa, dia telah membulatkan tekadnya untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sementara Daffa yang melihat sahabatnya hanya menggeleng pelan dan tersenyum kecil. “Kayaknya bentar lagi kamu bakal dapat
Usai menentukan tanggal dan segala persiapan, Mandala dan Humairah memutuskan untuk tidak mengadakan acara pernikahan yang besar-besaran. Hanya sebuah acara kecil di pesantren yang dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka saja. Bagi kedua mempelai, bukan meriahnya yang dicari, tetapi keberkahan di
BAB 89 “Saya terima nikah dan kawinnya Humairah Nur Hafidzah binti Almarhum Abdul Aziz dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!” Mandala menyelesaikan kalimat ijabnya hanya dalam satu tarikan nafas dengan intonasi yang mantap dan tanpa ragu. Dia telah latihan selama seminggu hanya untuk menghafal
Mandala yang baru saja keluar dari kamar mandi dibuat terpana dengan penampilan Humairah. Untuk pertama kalinya dia melihat Humairah tanpa tertutup hijab, ada desiran aneh yang menguasai tubuh Mandala. “Mas? Sudah selesai?” tanya Humairah. Sedikit canggung harus terbiasa tidur dengan orang lain di
PGK 90 Setelah mengobrol panjang sepanjang malam, Mandala tak kunjung melakukan apapun sesuai dengan harapan Humairah. Pria itu malah mengajaknya untuk tidur karena hari yang sudah larut. “K-kamu mau langsung tidur, Mas?” tanya Humairah ragu, memastikan. Mandala mengangguk. “Kamu pasti capek kan?
Seminggu setelah pernikahan mereka, tak kunjung ada peningkatan apapun dari hubungan Humairah dan Mandala, apalagi masalah ranjang yang tak kunjung selesai. Saat sedang tertidur, mendadak Mandala merasa haus dan terbangun. Dia tak sengaja mendengar suara isak tangis lirih, membuat Mandala seketika
PGK 91 Keduanya melaksanakan salat sunnah dengan penuh khidmat dipimpin oleh Mandala sebagai imam. Selepas mengucapkan kalimat salam, Mandala pun berbalik memposisikan tubuhnya berhadapan dengan Humairah. Tangannya diambil oleh Humairah, diciumi punggung tangannya. Mandala pun mencium kening Huma