"Momy, Momy. Cila mau beli kucing ... bagus ... sama rumahnya ... yang ... yang ... besal." Celoteh anakku di depan kamar. Tak jauh di belakangnya ada Papi. "Dia sudah ngantuk," jelas Papi. "Iya, Pi. Memang sudah waktunya tidur siang." Aku menggendong Cila. "Tidur dulu, nanti kamu bangun kucingny
"Kapan Glen akan menikahimu, kenapa hubungan kalian tak ada perkembangannya dari dulu?" Wanita berambut sepundak itu melipat tangan sambil berjalan hilir-mudik di depan Gea. Usianya boleh saja 50 tahun, tapi tampilannya seperti wanita 30 tahun. "Aku belum siap menikah, Mam." Gea merespons ibunya de
"Momy Cila!" tegas anakku sambil lanjut menyusu. "Pelit." Kak Daffa pindah ke belakang anaknya. "Ya sudah, Papi peluk kamu saja," serunya sambil memeluk Cila dengan hangat, anak ini pun tidak menolak. Aku mengusap kening Arsyla. Betapa bahagianya punya anak kalau keluarga rukun begini. Selanjutny
Kehadiran Klarisa kembali di rumah keluarga Kuncoro adalah masalah baru untuk Sovia. Beberapa kali terlibat adu mulut dengan Klarisa membuat wanita paruh baya itu semakin geram saja. Hidupnya jadi tak nyaman. Sementara Klarisa tidak terpengaruh meski dia terus dimaki. Sovia hilir-mudik di kamarnya.
"Ah, masa sih? Dulu Mama lihat mereka romantis-romantis saja kok." Beberapa kali Raida bertemu dengan Handri di acara besar perusahaan. Handri dan istrinya terlihat sebagai pasangan sempurna. Muda, kaya, romantis. Terlihat sangat bahagia. Itu pula yang menjadi salah satu alasan Raida semakin mantap
PGK 60 Klarisa tidak sengaja melihat ayah mertua dan ibunya sedang mengobrol di balkon sana. Lalu melihat sekitar mencari kehadiran Sovia. Ayah mertuanya tidak mungkin bisa berbincang berdua dengan Mama jika Sovia ada. Sovia tidak tampak, baru muncul dari arah toilet setelah beberapa menit kemudia
Klarisa mendekati ruangan yang didesain memiliki ukiran indah ala ketimuran. Terlihatlah Daffa sedang berdzikir di sana. "Kak...." Ragu-ragu Klarisa memanggilnya. Daffa menengok perlahan. "Sayang... bangun?" "Aku pikir Kakak ke mana." Daffa tersenyum simpul, "lagi kangen sama Allah. Tidur saja l
Permintaan Gila Kakakku 61 Sore hari, kendaraan yang Daffa janjikan sudah menepi di depan rumah. Mobil mewah itu terlihat cantik dan sangat nyaman. Cocok untuk Klarisa dan Arsyla bepergian. “Jadi aku gak boleh nyetir sendiri nih?” tanya Klarisa setelah memeriksa kursi bagian penumpang. “Tugasmu c
“Kamu kalau senyum jangan manis-manis, Sa,” ucap Daffa.Kening Klarisa mengernyit bingung. “Kenapa? Kamu gak mau aku senyum? Aku harus cemberut terus gitu?” protes Klarisa.Daffa terkekeh. “Gak gitu, Sayang. Tapi kalau kamu senyum, kamu jadi tambah cantik. Aku takut kalau orang-orang bakal suka sama
PGK BAB 105[Hukuman Dijatuhkan! Keluarga Mengabulkan Permintaan Keringatan, Sovia yang Merupakan Pelaku Pembunuhan Berencana pada Klarisa Kini Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup!]Kira-kira itulah judul berita yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial sekarang. Bujukan Klarisa malam itu berhasil m
“Di lihat dari kondisi Ibu Risa yang sudah sangat membaik, jadi saya memutuskan untuk memulangkan Ibu Risa hari ini juga,” ucap dokter yang disambut senyum bahagia oleh yang lain.“Alhamdulillah,” ucap Daffa dan Mandala bersamaan.Dokter menatap Daffa dan Klarisa bergantian. “Tapi perlu diingat ya,
PGK BAB 104Hari-hari semakin membaik bagi keluarga kecil Daffa, setiap hari Daffa selalu mengunjungi istrinya dan menemaninya dengan sangat sabar.“Sayang, ayo buka mulutnya dulu. Pesawat datang aakk,” canda Daffa seraya menyuapkan sesendok nasi dan lauk untuk istrinya.Dengan senyum malu-malu Klar
“Hadirin diharapkan tenang, putusan akan segera dibacakan,” ucap hakim sembari mengetuk palunya.Mendadak ruang sidang menjadi hening. Para wartawan telah menyiapkan kameranya untuk merekam. Sementara keluarga Klarisa yang menemaninya kini tengah khusyuk memanjatkan doa, berharap keinginan mereka di
BAB 103“Apa? Gak bisa gitu dong! Istri gue masih dirawat di rumah sakit, kalau kondisinya jadi drop lagi gimana?!”Daffa menggeram kesal, meremas telepon di genggamannya. Pagi ini Daffa benar-benar dibuat kesal dengan kabar yang dibawa oleh pengacarannya.Persidangan yang telah berlangsung sejak be
Setelah diizinkan dokter untuk mengonsumsi makanan langsung, Klarisa hanya bisa diberikan makanan dengan tekstur yang lembut seperti bubur. Otot rahangnya yang belum berfungsi benar membuat Klarisa akan kesulitan jika diberikan makanan berat.“I-ibu ... maaf ngerepotin,” ucap Klarisa terbata-bata.M
BAB 102Tubuh Daffa seketika membeku. Seperti ada bongkahan batu yang menghantam dadanya.“S-sayang? Arsyla... dia anak kita, masa kamu gak ingat?” ucap Daffa terbata-bata saking terkejutnya.Seketika Daffa berpikir keras, apa istrinya mengalami lupa ingatan atau amnesia seperti di film-film? Kenapa
BAB 101Sebulan sudah berlalu, tetapi masih belum ada tanda-tanda Klarisa akan sadar dari komanya. Bahkan untuk perkembangan kecil pun tubuh Klarisa tak menunjukkan reaksi apapun.Dokter dan tim medis telah melakukan berbagai cara, tetapi belum juga membuahkan hasil. Mereka hanya meminta kepasrahan