Malam sebelum kepergian Klarisa ke Jawa. Aku mendatangi salah satu tongkrongan anak muda. Melihat danau indah dikelilingi lampu kerlap-kerlip pada bagian sisinya. Lampu itu tersebar juga pada pohon-pohon di sepanjang jalanan berpaving. Pandanganku tiba-tiba gelap. Tertutupi tangan lembut seorang wa
BAB 45 Jangan kira mudah untuk melupakannya. Tatapan matanya, senyumannya, candaannya, bahkan setiap sentuhannya menjadi linangan air mata ketika teringat. Jika tidak ada harga diri Kak Mandala di depanku, mungkin merangkak pun aku mau. Memohonnya untuk kembali hadir dalam kehidupanku. Cinta ini,
“Cila.” “Hai, Cila.” “Pagi, Cila.” Anak-anak SD yang berjalan di pinggir sawah menyapa. Mereka mau berangkat sekolah. Selokan drainase itu kiri-kanannya dibenteng tembok. Jadi, cukup nyaman untuk pejalan kaki. Anak-anak itu melewati jalan ini sebagai jalan pintas menuju sekolah. Mereka tinggal d
BAB 46 “Andre?” “Risa, ‘kan?” tanyanya mendekat. Andre udah beda penampilannya. Lebih modis dan stylish. Sepatunya sudah bukan sepatu anak sekolahan kusam lagi, melainkan sepatu kulit. Kacamatanya juga bukan kaca mata tebal yang lebar, tapi kacamata besi lebar yang warna kacanya agak buram. Dia l
Kami ngobrol lama sampai Arsyla terbangun. Anakku kenalan dengan Andre lalu temanku ini mengantarkanku turun. “Hai, gadis kecil. Sini, om, gendong. Ibumu terlihat kelelahan,” ajak Andre saat kami menuruni tangga. “Jangan Andre, Cila berat.” “Ayo, sini sama, Om. Nanti kita beli mainan di bawah.”
BAB 47 Andre berkunjung tiga kali ke rumah selama tinggal di Magelang. Aku tidak tahu tujuannya apa. Apa benar-benar mau mencari gadis orang sini atau hanya alasan doang, karena faktanya tidak ada satu gadis pun yang dia tanyakan. Andre masih sama seperti dulu. Tidak pernah membicarakan perasaan.
“Kita sekarang sedang garap web series. Kamu belajar buat skenario saja dulu. Seperti proyek yang dulu pernah kita kerjakan. Waktu kita fleksibel, tapi tetap ontime. Harus siap dikejar deadline,” jelas Andre sambil memainkan pulpen. Tatapannya ke meja. “Jadi, aku penulis. Bisa dong dikerjakan di ru
BAB 48 Sebuah nama terukir indah di dinding. Dihiasi gambar mawar sebelum huruf K dan banyak tanda hati kecil di ujung huruf A. Tanda hati itu dibuat serupa beterbangan. Pada dinding yang lain—dinding yang berhadapan dengan tempat tidur. Foto-foto terpajang cukup banyak. Foto muda-mudi yang sedang