Share

BAB 2 RASA SAKIT

Author: MIHA29
last update Last Updated: 2024-11-01 17:30:00

Pemandangan itu membuat Bima tidak menyukainya dan langsung meneriaki Tiara, suara kerasnya itu mengejutkan wanita yang sedang melamun di depan jendela.

"Ah ... Aku ...?" ucap Tiara terbata-bata karena saking terkejutnya.

"Kubilang keluar dari kamarku?" lagi-lagi Bima meneriaki Tiara untuk segera keluar dari kamarnya.

Mau tidak mau Tiara segera keluar dari kamar, setelah menutup pintu air matanya jatuh begitu saja! Pria yang teramat dia cintai sangat menbencinya saat ini, entah mengapa sikapnya berubah begitu drastis kepadanya, apa yang telah diperbuat sehingga Lelaki itu begitu membencinya?

"Kak Tiara." panggil seorang wanita muda.

Mendengar namanya dipanggil Tiara segera menghapus air matanya dia tidak ingin kalau ada orang lain yang melihatnya menangis, mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang telah memanggilnya, ternyata itu adalah adik iparnya.

"Kak Tiara, kenapa Kakak, menangis di sini?" tanya Sarah setelah menghampiri.

"Ah tidak apa-apa sepertinya debu memasuki mata Kakak, kamu tidak perlu khawatir ya," ucapnya dengan berbohong karena tidak ingin kalau adik iparnya itu khawatir.

Diantara semua makhluk yang hidup di dalam rumah ini hanya Sarah yang selalu memperhatikan Tiara dan peduli. Gadis remaja itu memiliki hati yang lembut dan baik hati dia selalu menyayangi kakak iparnya.

Sarah selalu tidak tega melihat kakak iparnya yang dia sayangi selalu tidur di lantai di setiap malamnya, dia berusaha mengajak Tiara untuk tidur ke dalam kamar bersamanya tetapi wanita yang dia sebut sebagai kakak ipar itu menolak untuk tidur bersamanya, dengan beralasan kalau takut ibu mertuanya marah, tapi disetiap malam Sarah selalu membujuk dan mengatakan kalau ibu tidak akan mengetahui hal itu, tapi tetap saja Tiara selalu menolaknya.

"Kamu baru pulang ya, mau Kakak, buatkan sesuatu" Tiara menawarkan dirinya untuk membuatkan sesuatu untuk Sarah yang baru saja pulang.

"Tidak Perluh Kak, lebih baik sekarang Kakak, istirahat ya, Kakak, pasti sangat lelah sepanjang hari harus menbersihkan rumah karena perintah Ibu."

"Dan aku nggak mau membuat Kakak, tambah lelah gara-gara aku, kalau aku menbutuhkan sesuatu nanti Sarah, akan mengambilnya sendiri." Sarah dengan sopan menolak tawaran dari Tiara karena menghawatirkan wanita yang seharian bekerja itu tambah lelah.

Tiara sangat bersyukur meskipun ibu mertua dan suaminya sangat membencinya, tetapi ada Sarah yang selalu perhatian kepadanya.

Diam-diam gadis itu selalu membawakan sesuatu untuknya dari luar saat pulang serta mengajaknya untuk makan bersama di dalam kamar miliknya.

Baru saja Tiara akan merebahkan tubuhnya tetapi suara ibu mertuanya terus berteriak memanggil namanya, meski merasa sangat lelah dirinya tidak bisa mengabaikan panggilan dari mertuanya begitu saja.

Dengan tubuh yang lelah Tiara berusaha bangkit dan menuruni tangga untuk menemui ibu mertuanya. Sesampainya dibawah dia bisa melihat wajah kesal Sintia yang menatapnya penuh rasa kebencian.

''Apakah kamu tuli sedari tadi aku memanggilmu tapi kamu tidak menyahuti pangilan ku.'' Sintia berteriak setelah Tiara berada dihadapannya, karena merasa kalau menantunya itu sengaja mengabaikan panggilan darinya.

''Maafkan aku Ibu. aku sangat lelah." Tiara mencoba menjelaskan alasanya tetapi Sintia sepertinya tidak peduli dengan semua yang di katakan oleh wanita yang saat ini menahan rasa kantuknya.

''Aku tidak peduli tentangmu, disaat aku memanggilmu kau harus datang dalam sepuluh detik. Apa kamu paham?" lagi- lagi Sintia meneriaki Tiara dan tidak menerima alasan apa pun.

Ingin rasanya Tiara meneriaki ibu mertuanya yang sudah semena-mena padanya, tetapi apalah dayanya dia hanya wanita yang lemah tidak mampu melawan Sintia yang notabenenya adalah ibu mertuanya.

''Ambir air hangat dan remdam kaki ku, seteleh itu pijat aku sampai tertidur,'' setelah mengatakan itu Sintia lalu berlalu ke ruang keluarga menyalakan TV dan memutar acara favoritnya meninggalkan Tiara yang masih berada di tempat nya.

Tiara berusaha membawa tubuhnya yang lelah berjalan ke dapur untuk melakukan perintah dari Sintia, padahal Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Saat ini yang paling dia inginkan adalah terbaring di atas tempat tidurnya agar saat bangun besok pagi tubuhnya akan jauh lebih ringan untuk beraktivitas melakukan banyak pekerjaan rumah.

Setelah menyiapkan air hangat di dalam ember. Tiara lalu membawa air hangat itu ke Sintia dan menaruh kaki wanita yang selalu jahat kepadanya kedalam ember yang berisi air hangat.

''Bagaimana dengan Bima, apakah dia sudah tidur? Jangan sampai kamu membuatnya marah lagi,'' Sintia menanyakan soal Bima apakah Tiara tidak melakukan kesalahan sehingga membuat putra kesayangannya marah.

''Aku juga tidak tahu Ibu, setelah aku menyiapkan semua keperluannya dia menyuruhku untuk keluar dari kamar dan aku tidak melihat apa yang dilakukan lagi setelah itu?" Tiara memang benar-benar tidak mengetahui apakah Bima sudah tidur atau belum Karena setelah dia menyelesaikan tugasnya pria itu menyuruhnya untuk keluar dari kamar.

''Aku tidak heran jika Bima, mengusirmu dari kamar karena kamu begitu menjijikan di mata kami." Sintia menatap Tiara dengan penuh perasaan jijik.

Tiara hanya bisa mengabaikan tatapan mertuanya dan melanjutkan tugasnya, dia hanya ingin segera merebahkan tubuhnya karena saking lelahnya, tapi sepertinya mertuanya belum merasa mengantuk karena masih saja tertawa sambil terus menatap TV.

Setelah berapa lama Tiara yang menyadari kalau Sintia telah tertidur, dia berniat ingin beranjak dari tempat duduknya dan segera menaiki lantai dua sebelum suara Sintia terdengar memanggilnya.

Seketika langkahnya berhenti dan berbalik melihat ke arah ibu mertuanya, tetapi saat berbalik dirinya hanya melihat kalau wanita itu tengah terlelap dengan terus mengigau memanggil-manggil namanya, karena merasa aman Tiara melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Saat sampai di lantai dua Tiara langsung merebahkan tubuhnya di atas karpet yang selalu ditiduri di setiap malamnya semenjak datang kerumah ini, tak lama mata gadis itu tertutup dan tertidur dengan sangat pulas saking lelahnya.

Terdengar suara pintu berderit yang ternyata itu pintu kamar Bima yang terbuka, tiba-tiba saja pria itu merasa sangat haus karena Tiara belum menyiapkan air untuknya.

Dirinya hendak mmenyuruh wanita yang sedang terlelap di atas karpet untuk mengambilkannya air minum tetapi setelah melihat bahwa wanita itu sepertihnya sangat kelelahan dan sedang tidur dengan lelapnya.

"Rupanya dia sudah tidur!"

Bima mengurungkan niatnya karena merasa kasihan melihat Tiara yang sudah terlelap, lalu memutuskan untuk turun mengambilnya sendiri.

Meskipun Bima sangat jahat kepada Tiara tapi dia juga tidak tegah mengganggu tidur wanita yang belum lama ini di nikahinya karena sudah sangat larut.

Sebenarnya Bima masih sangat mencintai Tiara tetapi rasa benci dan demdam nya lebih besar daripada rasa cintanya, sehingga membuat dirinya hilang kendali jika mengingat semua apa yang telah di katakan oleh ibunya Sintia. Sejak pertama kali pertemuan mereka dia sudah sangat mengagumi Tiara tetapi pertemuanya saat itu telah di rencanakan oleh pria itu sendiri.

***

Dua hari telah berlalu seorang pria baru saja turun dari sebuah pesawat yang baru saja mendara, dia segera berjalan mencari seseorang yang akan menjemputnya ternyata disana sekretarisnya telah menunggumenunggu.

Sang sekretaris langsung menyuruh pria itu untuk masuk ke dalam mobil agar bisa segera mengantarkannya kembali ke rumah yang dia tinggali bersama kedua orang tuanya.

''Bagaimana dengan perjalanan anda pak? Apakah semuanya berjalan dengan lancar?" tanya sekretarisnya yang sedang mengemudikan mobil.

Related chapters

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 3 KEPULANGAN DEVAN

    ''Ya, semuanya berjalan dengan lancar. Bagaimana dengan perusahaan selama aku tidak ada di sini?" Pria itu kembali bertanya kepada sekretarisnya tentang perusahaan yang selama ini ditinggalkan keluar negeri.''Semuanya aman Pak, kalau soal perusahaan semuanya baik-baik saja,'' jawab sekretarisnya dengan senyum. ''Baiklah. Bangunkan aku jika sudah sampai''''Baik, Pak.''Karena merasa atasannya tidak ingin bicara lagi dengannya, dia langsung fokus kepada kemudinya mungkin setelah sekitar 30 menit mengendara akhirnya mereka telah sampai ke sebuah rumah yang sangat besar, pintu gerbang yang sangat tinggi menjuntai dan pekarangan rumah yang begitu besar.Setelah masuk melalui pintu gerbang butuh waktu lima menit untuk mengendarai mobilnya hingga sampai ke depan rumah utama saking besarnya dan panjangnya halaman tersebut.''Pak, bangun Pak Devan. Kita, sudah sampai,'' sang sekretaris langsung membangunkan atasannya setelah mereka tiba di tempat tujuan.''Apakah kita sudah tiba. Baiklah ka

    Last Updated : 2024-11-01
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 4 MENJEMPUT TIARA

    Saat dalam perjalanan menuju ke rumah Sintia tiba-tiba saja Devan teringat kalau ini pertama kalinya dia berkunjung ke rumah Mertua adiknya.Dan sangat kebetulan dia melihat toko kue dan toko bunga bersebelahan, sehingga dia memilih untuk mampir dan membeli kue serta bunga sebagai buah tangan.Devan memilih dua kue salah satunya kue kesukaan Tiara rasa coklat pandan. Pria itu tersenyum saat Pelayan toko kue itu memberikan kue pesanannya, dia juga berniat untuk membeli satu buket bunga.Setelah seluruh urusannya selesai Devan kembali melanjutkan perjalanannya. Butuh waktu hingga dirinya sampai di rumah Sintia.Sebelum mobil Devan memasuki pintu gerbang dia dihentikan terlebih dahulu oleh Security yang menjaga di sana, untuk bertanya ada urusan apa dirinya datang ke rumah ini dan siapa dia.''Saya Devan, kakaknya Tiara," jawab Devan memperkenalkan dirinya. ''Oh maaf saya, tidak mengetahui kalau Bapak, saudara dari Ibu Tiara.''''Tidak masalah Pak, bisa tolong bukakan pintu gerbangnya?'

    Last Updated : 2024-11-01
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 5 AKHIRNYA

    ''Saya, sangat senang dengan kerja keras anda pak Bima,'' ucap salah satu petinggi memuji Bima dengan hasil kerjanya yang sangat memuaskan.''Anda benar Pak, jika pak Diwan, masih hidup pasti beliau sangat bangga ke pada putranya'' yang lainya memuji dengan menyebut nama Diwan ayah dari Bima yang sudah lama meninggal.''Terimakasih atas pujian Kalian, dan terimakasih atas kerjasamanya yang baik, baiklah kita akhiri rapat ini sampai di sini dan berjumpa kembali setelah sebulan peluncuran produk Kita.'' Bima penuh dengam kharisma saat berada di hadapan para petinggi.Setelah para petinggi keluar dari ruangan Bima Juga ikut keluar dari ruangan rapat, saat sudah di luar dia disambut oleh Sekretarisnya.''Maaf Pak, sudah dari tadi ponsel Anda, berdering tetapi saya, tidak berani mengangkatnya karena takutnya ini sangat penting'' ucap sekretaris itu menyerahkan ponsel milik Bima.''Baiklah terima kasih'' setelah menerima ponsel itu Bima kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.Sesa

    Last Updated : 2024-11-01
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 6 KEDATANGANNYA

    "Ayo silahkan masuk." Devan menpersilahkan tamu yang datang untuk masuk ke dalam rumah.''Terimaksih."''Aku tidak menyangkah kalau kamu akan datang selarut ini."''Maaf karena tidak menberikan kabar dan tiba-tiba datang kemari?''''Tidak masalah kami sangat senang jika kamu mau datang berkunjung.'' ''Siapa yang datang Nak?'' tanya Diana setelah melihat Devan kembali.''Iya Kak siapa yang datang?" Tiara juga ikut penasaran siapa yang berkunjug malam-malam begini.Devan hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Tapi, saat seseorang muncul dari belakang Devan menbuat Diana dan Indra tersenyum lebar. Namun, lain halnya dengan Tiara dia sangat terkejut setelah melihat siapa yang datang? ''Bima ternyata kamu yang datang yah ... Mama pikir siapa." Diana dengan ramah menyapa menantunya yang pertama kali datang berkunjung setelah menikah dengan Tiara."Sini Bima, bergabung dengan kami." bukan hanya Diana yang bahagia dengan kedatangan menantunya. Namun, Indra juga terlihat bersemangat.''Iya

    Last Updated : 2024-11-04
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 7 KEPURA-PURAAN BIMA

    Saat Bima masuk ke dalam kamar Tiara. Bima terus Memperhatikan sekeliling kamar milik wanita yang telah dia nikahi. Bima juga melihat tempat tidur Tiara masih rapi tapi dia tidak mendapati wanita itu di sana, setelah melihat kesana kemari dia mendapati wanita berkulit putih itu tidur di dekat jendela, terdapat tempat tidur kecil di sana tapi terlihat sangat nyaman.Bima mengerti kalau Tiara menyiapkan tempat tidurnya untuk dia gunakan dan wanita itu lebih memilih untuk tidur di tempat yang kecil demi mementingkan dirinya. Bima berjalan mendekati istrinya yang sedang terlelap, dia bisa melihat bagaimana dia tidur dengan nyenyak di rumah kedua orang tuanya, selamah Tiara tinggal di rumahnya dia tidak pernah melihatnya tertidur seperti ini mungkin karena tempat tidur di rumahnya merasa tidak nyaman karena hanya beralaskan karpet tipis.Bima mengingat kembali bagaimana hubungannya dengan Tiara sebelum mereka menikah, karena memang niatnya untuk mendekati Tiara adalah sebuah rencananya ber

    Last Updated : 2024-11-05
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 8 BAIM

    Saat dalam perjalanan menuju kantor Bima, tidak sengaja Tiara melihat seorang anak kecil yang sedang di pukuli oleh beberapa anak lain, karena tidak tega Tiara menepikan mobil lamborghini miliknya lalu turun dari mobilnya untuk menghampiri anak kecil yang sedang di pukuli itu.''Hei ... Apa yang kalian lakukan hentikan?'' teriak wanita itu segera berlari menghampiri anak kecil yang wajahnya sudah memiliki banyak lebam. Namun, yang tidak disadari oleh Tiara kalau dia sedang melakukan tugas yang di berikan oleh Bima, waktu sudah menghampiri satu jam waktu yang di berikan oleh pria itu untuk sampai ke kantornya secepat mungkin. Tapi, siapa sangka kalau dia harus menolong seorang anak kecil lebih dulu. ''Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalin memukuli teman kalian sendiri." Tiara menarik tangan anak yang di pukuli ke dalam pelukanya lalu berjongkok menatap wajah anak itu yang penuh dengan memar bahkan di bawah mata anak itu sedikit berdarah.''Apa kamu tidak apa-apa?'' Tiara menghapus d

    Last Updated : 2024-11-07
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 9 MEMBAWA BAIM PULANG

    "Kakak, akan membawa kamu pulang ke rumah?kakak tidak bisa membiarkan kamu sendirian di jalanan apalagi teman kamu sangat nakal dia tega memukuli kamu." Yang ada jika Tiara membiarkannya disana mungkin saja anak ini akan dipukuli lagi dan lagi. Karena disana tidak ada yang mengawasi mereka. Meskipun mereka semua baik tapi kalau sudah kelaparan bisa saja mereka akan berbuat kasar dan merampas uang teman-temannya. "Tapi kak. Apa tidak masalah jika membawa aku pulang ke rumah kakak?" Baik terlihat ragu mana mungkin dia akan menyusahkan orang baik seperti wanita itu. Dia tidak ingin menyusahkan orang lain karena dirinya. "Enggak apa-apa dong nanti kakak yang ngurus itu ya. Yang penting kamu ikut sama kakak dulu." Tiara tidak mau tau dia harus membawa anak kecil itu ikut bersamanya terlalu bahaya jika membiarkan anak itu tetap dijalanan. "Makasih ya kak. Karena sudah baik sama Baim." Anak kecil itu sangat senang karena masih ada yang baik padanya. Setidaknya sekarang dia punya tempat tin

    Last Updated : 2024-11-08
  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 10 KHAWATIRAN BIMA

    Tiara memohon di hadapan kedua orang tuanya agar mau menerima Baim tinggal di rumah mereka. Air mata menggenang di pelupuk matanya, menunjukkan betapa pentingnya hal ini baginya. Tak lama, Bibi Niam datang membawa Baim yang sudah bersih setelah dimandikan dan mengenakan pakaian baru yang rapi. Diana, yang melihat anak itu, langsung menyukainya. Baim tampak tampan dan berkulit putih. Bahkan, Diana bisa merasakan bahwa Baim adalah anak yang sabar dan tidak nakal. “Baim, sini duduk sama kakak,” Tiara melambaikan tangan, mengundang Baim untuk duduk di sampingnya. Dengan ragu, Baim berjalan mendekati Tiara dan duduk di sampingnya. Namun, ia terus menundukkan kepala. Diana dan Indra saling bertukar pandang, lalu mengangguk, seolah menyetujui kehadiran Baim. “Siapa nama kamu, nak?” tanya Diana untuk memulai percakapan. Baim mengangkat kepalanya, “Nama aku Baim.” “Baim, apa kamu mau tinggal di sini bareng kami?” tanya Diana lagi. Baim merasa bingung mendengar pertanyaan itu. Dia menatap

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 36

    Devan sangat terkejut dan segera meninggalkan kantornya, dia tidak menyangkah kalau wanita yang tadi pagi hampir dirinya tabrak jatuh pingsan. Sebenarnya dia sudah menduganya kalau hal ini akan terjadi.Namun, wanita itu terlalu keras kepala dan memilih untuk kekampus dalam keadaan tidak sehat, untungnya tadi dia sempat memberikan kartu namanya kepada wanita itu. Devan menambah lajuh kendaraannya agar segera tiba dikampus diimana wanita itu berada.''Permisi, apa kalian tau dimana ruangan wanita yang jatuh pingsang tadi dimana dia sekarang?'' Devan telah tiba dikampus gadis itu dan menanyai beberapa mahasiswa yang kebetulan berpapasan denganya.''Oh, gadis yang tadi sepertinya dia berada diruangan dosen disebelah sana yang pintunya berwarna coklat, karena kami tadi sekelas jadi saya mengetahuinya.'' jawab seorang gadis yang memakai kacamata lensa.''Terimakasih.'' Devan segera berlari menuju ruangan yang ditunjuk oleh gadis berkacamata tadi.Devan hanya mengetuk pintu satu kali dan m

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 35

    Saat mendengar kabar tentang Louis mereka semua terkejut dan panik, terutama Hana dia sangat syok sampai ingin jatu pingsan untungnya Axel ada dibelakanya sehingga bisa menhanya agar tidak terjatuh.''Suster, apa yang terjadi kepada anak kami?'' Axel mencoba untuk tenang.Jika mereka berdua sama-sama panik siapa yang akan menangani keadaan ini, Lisa juga sedang di rawat disini jadi sala satu dari mereka harus ada yang kuat.''Sayang, tenanglah ingat kalau Lisa masih dirawat disini.''''Aku, sangat takut kalau putra kita kenapa-napa. Louis, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu nak?''''Padahal baru saja dia meninggalkaan ruangan ini dan kita sudah mendapatkan kabar buruk tentangnya''''Sayang, sabarlah Louis, pasti akan baik-aik saja dia anak yang kuat'' Axel terus saja menenankan istrinya yang terus menangis.''Ada apa?'' Lisa tiba-tiba terbangun mungkin karena mendengar suara Hana yang menangis.''Lisa?''''Kakek, apa yang terjadi kenapa Nenek, menangis seperti itu?'' dan benar saja

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 34

    Tubuh Louis jatuh dengan darah yang mulai mengalir disekitarnya. Keempat pria tadi meninggalkan Louis yang sudah tergeletak diatas tanah. Louis masih sadar sehingga berusaha bangkit, akan tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk bangun dari tanah. Dia masih tidak menyangkah kalau pria yang menusuknya tadi membawa pisau. "Tolong...?"Louis mencoba untuk teriak meminta tolong disisa tenaganya yang masih tersisa. "Tolong... Akh..."Namun, tak ada satupun yang mendengarkan teriakanya yang meminta tolong. Louis semakin lemah rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk berteriak hingga kesadarannya mulai hilang dan pingsan. Namun, kebetulan salah satu mobil yang berada disamping mobilnya sang pemiliknya datang, saat akan hendak membuka pintu mobil matanya tertuju kepada Louis yang sudah tidak sadarkan diri. Karena sangat terkejut pria itu segera menghampiri tubuh Louis yang sudah bersimbah dara segar. "Pak, Pak bangun, Pak...?" Pria itu berusaha membangunkan Louis. "Huk... Huk...?" "Pak? Apa

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 33

    "Apa maksudmu Bima?""Ibu, maafkan Bima.""Harusnya. Kamu biarkan saja wanita sialan itu disini, tidak perlu harus membawanya kerumah sakit?"Sintia sangat marah setelah mengetahui kalau semalam Bima membawa Tiara kerumah sakit, menurutnya itu tidak perlu dan terlalu berlebihan. "Ibu, jika sesuatu terjadi padanya karena kita tidak membawanya kerumah sakit, maka keluarganya akan menuntut kita." Bima tidak suka dengan perkataan ibu-nya yang menurutnya terlalu jahat. "Apa pun itu ibu, tidak suka,""Ibu. Aku malas berdebat dengan ibu, aku harus kekantor secepatnya." Bima sudah malas berdebat dan meninggalkan Sintia yang masih terus meneriaki-nya. "Bima. Ibu, belum selesai berbicara Bima,"Namun orang yang terus diteriaki namanya terus saja berlari menaiki tangga tanpa berbalik, sehingga membuat Sintia sangat kesal dia masih ingin memarahi Bima tetapi anak itu sudah malas mendengarkannya. "Wanita sialan itu telah mencuci otak anakku?" Sintia terus mengatai Tiara, "aku tidak akan membia

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 32

    "Sepertinya Lisa, keracunan makanan sehingga menyebabkan muntah-muntah, apakah anda tidak memberikannya makanan yang membuatnya alergi?" Dokter itu mberitahukan tentang keadaan Lisa. Bisa saja anak kecil itu memiliki alergi atau memang keracunan makanan saat memakan sesuatu. "Kalau mengenai alergi sepertinya tidak Dokter, karena saya yang selalu memeriksa makanannya setiap akan makan di rumah!" "Kalau begitu bisa saja pada saat dia berada di sekolah?" "Tapi Dokter, kami selalu menyiapkan bekal untuknya. Lisa, sama sekali tidak membeli makanan tanpa pengawasan kami," Hana tau betul mengenai apa yang akan dimakan oleh cucunya karena dia sendiri turut memeriksa makanan yang akan dimakan atau di bawah bekal kesekolah. "Mungkin yang Anda katakan memang benar, tetapi kita tidak tau pada saat dia berada di luar jangkaun anda, bisa saja pada saat makan mereka saling berbagi makanan sesama teman?" "Atau bisa saja Lisa, sebelum makan tidak mencuci tangan atau banyak lagi kemungkinannya"

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 31

    Bima segera membawa Tiara kerumah sakit? pria itu terlihat sangat terburu-buru menuruni tangga sambil menggendong wanita yang masih terlelap, tapi sesekali gadis yang menutup mata itu mengeluarkan suara erangan kecil. Bima segera memasukkan Tiara ke dalam mobil, tidak lupa dia juga menyelimutinya, lalu segera melajukan kendaraannya. "Huk, huk, huk," tiba-tiba Tiara terbatuk-batuk membuat Bima berbalik ke arahnya. Pria itu bisa melihat kalau wanita itu banyak mengeluarkan keringat. "Bersabarlah kita akan segera tiba di rumah sakit!" Pria itu terlihat sangatlah khawatir dan menambah laju kendaraannya. "Bima..." Tiara menggumamkan nama Bima. "Hm, ada apa?" Namun wanita di sampingnya itu masih terlelap, ternyata wanita itu hanya mengigau, Bima terus melihat ke arah Tiara, yang ternyata wanita itu masih beberapa kali menyebutkan namanya di dalam tidurnya. Segera tiba di rumah sakit. Pria itu segera membawa Tiara masuk kedalam rumah sakit, sambil teriak memanggil dokter dan suster un

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 30

    Malam semakin larut. Banyak tamu undangan meninggalkan acara. Bima dan keluarganya juga bersiap pulang. Tiara mendekati ibunya, Diana, ingin menyampaikan sesuatu.Diana terlihat heran karena Tiara tiba-tiba menarik tangannya. "Ma, malam ini aku tidak pulang ke rumah Mama. Aku dan Bima akan kembali ke rumah mertuaku," kata Tiara."Bukankah kamu bilang akan pulang bersama Mama?" tanya Diana, sedikit bingung dengan keputusan putrinya. Siang tadi, Tiara mengatakan akan kembali ke rumah mertuanya dua hari lagi."Iya, Ma, tapi kami sudah seminggu di rumah Mama. Aku merasa tidak enak jika lebih lama lagi. Aku takut ibu mertuaku berpikir buruk tentangku," jelas Tiara. Ia takut Sintia, ibu mertuanya, semakin marah. Tiara lebih memilih mengalah untuk menghindari masalah lebih besar."Baiklah, Nak. Jika itu keputusanmu, Mama tak bisa berbuat apa-apa, meskipun Mama ingin kamu menginap lagi malam ini," kata Diana.Mereka berpisah di parkiran. Sepanjang perjalanan, Tiara diam, pikirannya kacau. Hat

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 29

    Tibalah saatnya para tamu undangan dipersilakan untuk berdansa, meramaikan acara malam hari ini.“Kita persilakan Pak Bima Priawan, beserta istrinya untuk naik berdansa dengan para tamu undangan,” penyiar acara menyebut nama Bima dan Tiara.Tiara merasa sangat canggung setelah namanya disebutkan. Bukannya dirinya tidak ingin berdansa, namun bila harus bersama Bima, rasanya sangat canggung, apalagi di depan banyak orang. Jika hubungan mereka tidak bermasalah, maka tidak akan ada masalah jika harus berdansa bersama.Para tamu undangan bertepuk tangan, menyuruh Bima dan Tiara untuk naik berdansa. Musik yang indah sudah diputar, menantikan pasangan pada malam hari ini.Bima mendekati Tiara dan menyodorkan tangannya, agar gadis bergaun navi itu mau berdansa dengannya. Dia harus bisa menjaga citranya di depan banyak orang, agar dianggap sebagai suami yang romantis dan mencintai pasangannya.“Ayo, Tiara, naik sama Bima,” bisik Diana di telinga putrinya, menyuruhnya untuk berdansa bersama Bi

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 28 PERTEMUAN TIDAK TERDUGA

    Malam itu, Louis memilih kembali ke apartemennya yang mewah di pusat kota. Kemewahan apartemen itu terasa hampa. Ia merasa sangat malas untuk pulang ke mansion keluarga besarnya di pinggiran kota. Pertengkaran terakhirnya dengan Alex, kakak tirinya yang selalu berseberangan pendapat dengannya, masih terasa menyengat di dadanya. Ia butuh ketenangan, jauh dari drama keluarga yang selalu mewarnai hidupnya. Ia ingin menghindari konfrontasi lebih lanjut, setidaknya untuk sementara waktu.Louis melepas dasinya yang terasa mencekik, melemparkannya asal ke sofa kulit berwarna krem. Ia berjalan menuju kamar mandi, niatnya untuk segera mandi dan melupakan segala kepenatan. Namun, sebelum tangannya menyentuh gagang pintu kamar mandi, ponselnya berdering, menghentikan langkahnya. Nama Rangga, sahabatnya sejak kecil, terpampang di layar."Ada apa kamu menghubungiku?" tanya Louis, suaranya terdengar sedikit lelah."Louis, aku ingin kamu menemani aku ke sebuah acara. Aku lagi malas jika ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status