"Ayo silahkan masuk." Devan menpersilahkan tamu yang datang untuk masuk ke dalam rumah.
''Terimaksih." ''Aku tidak menyangkah kalau kamu akan datang selarut ini." ''Maaf karena tidak menberikan kabar dan tiba-tiba datang kemari?'' ''Tidak masalah kami sangat senang jika kamu mau datang berkunjung.'' ''Siapa yang datang Nak?'' tanya Diana setelah melihat Devan kembali. ''Iya Kak siapa yang datang?" Tiara juga ikut penasaran siapa yang berkunjug malam-malam begini. Devan hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Tapi, saat seseorang muncul dari belakang Devan menbuat Diana dan Indra tersenyum lebar. Namun, lain halnya dengan Tiara dia sangat terkejut setelah melihat siapa yang datang? ''Bima ternyata kamu yang datang yah ... Mama pikir siapa." Diana dengan ramah menyapa menantunya yang pertama kali datang berkunjung setelah menikah dengan Tiara. "Sini Bima, bergabung dengan kami." bukan hanya Diana yang bahagia dengan kedatangan menantunya. Namun, Indra juga terlihat bersemangat. ''Iya Pa ...'' Bima mulai bergabung dengan mereka dan duduk di dekat Tiara "Maaf ya Pa, Ma. Bima, datang tanpa menberikan kabar terlebih dahulu." Bima terlihat sangat sopan saat berbicara kepada kedua mertuanya. ''Ngga apa-apa Sayang, kami mengerti kok, disini kan ada istri kamu jadi wajar kalau kamu datang kemari." Diana menjawab dengan penuh semangat dia memang menantikan kehadiran menantu dan putrinya dirumah mereka. ''Maaf Sayang, kalau aku datangnya telat soalnya pekerjaan di kantor banyak banget.'' Bima menyentuh tangan kanan Tiara dengan lembut sambil melebarkan senyum palsu. Tiara sedikit terkejut dengan perlakuan Bima yang tiba-tiba lembut dia baru menyadari kalau Bima sedang berakting di depan kedua orang tuanya, agar terlihat hubungan mereka baik -baik saja, dia hanya bisa mengikuti permainan pria itu karena dia juga tidak ingin kalau keluarganya mengetahui masalah rumah tangganya yang baru sebesar biji jagung. ''Iya, tidak masalah.'' Tiara hanya menjawab dengan singkat dirinya tidak tau harus berkata apa. ''Sayang, buatkan menantu Mama, minum." Diana memberikan perintah untuk Tiara. ''Ngga perlu Ma! Ini sudah larut malam Bima, tidak bisa minum yang manis sebelum tidur.'' dengan lembut menolak tawaran mertuanya yang menawarkan minum. Bima memang tidak pernah meminum minuman yang mengandung gula sebelum tidur kecuali saat dirinya berniat untuk begadang maka dia hanya akan meminum secangkir kopi dengan sedikit gula. ''Oh begitu, maaf karena Mama, ngga tau." Bima hanya mengangguk sambil tersenyum. "Bagaimana dengan perusahaan kamu Bima, apakah semuanya berjalan dengan lancar '' Indra sepertinya tertarik menbahas mengenai perusahaan Bima yang mulai tambah besar. ''Sejauh ini semunya berjalan dengan lancar Pa, bahkan tadi siang Bima mengadakan rapat mengenai peluncuran produk baru di perusahaan." Bima sepertinya berniat untuk pamer dan membanggakan dirinya di depan keluarga istrinya. ''Papa, sangat senang mendengar keberhasilan kamu. Papa, berharap kedepanya kamu bisa lebih sukses lagi!" ''makasih Pa, oh iya Bima, rencananya mau ngadain pesta minggu depan untuk peluncuran produk baru di perusahaan. Bima berharap kalian semua bisa datang?" Bima menyanpaikan niatnya yang ingin mengundang keluarga mertuanya untuk hadir di pestanya. ''Kami semua pasti usahakan agar bisa menghadiri acara yang kamu buat. Itu sebagai bentuk dukungan kami semua kepadamu." ''Maaf semuanya? Aku mau naik kemar lebih dulu. Tiara, sudah sangat mengantuk." Tiara bangkit dari duduknya lalu berpamitan untuk tidur lebih dahulu karena sudah mengantuk. ''Iya Sayang, selamat malam, biarkan Bima di sini dulu papa masih ingin mengbrol dengan suami kamu jadi naik lah lebih dulu.'' Indra meminta kepada putrinya agar membiarkan suaminya tetap disini karena masih banyak yang ingin dia bicarakan bersama. ''Iya Pa, Ma, Tiara naik lebih dulu ya. Kak Devan, aku naik lebih dulu. Bima aku tunggu di atas ya." Tiara sangat canggung saat berbicara dengan Bima. Itu karena mereka sudah lama sekali bicara akrab seperti ini. "Iya Sayang, ngga apa-apa kamu naik lebih dulu." Tiara hanya tersenyum canggung saat Bima mengelus kepalanya sebelum melangkah. "Selamat malam. Tiara.'' ''Iya kak." setelah mengatakan itu Tiara lalu berlarih menaiki tangga. ''Mama juga masuk ke dalam kamar ya, Soalnya mama juga sudah merasa mengantuk.'' Diana juga ikut beranjak dari duduknya berniat untuk masuk ke dalam kamarnya karena merasa sudah sangat mengantuk. Kamar Diana dan Indra berada di lantai 1, cuman kamar depan dan Tiara yang berada di lantai 2, awalnya kamar Diana dan indra juga berada di lantai 2. Namun, karena bertambahnya umur mereka sudah tidak sanggup lagi untuk naik turun tangga. Setelah kepergian Diana dan Tiara ketiga laki-laki itu hanya membahas mengenai pekerjaan dan perusahaan mereka. Sedangkan Tiara yang sudah berada di dalam kamarnya menatap seluruh kamarnya, dan terus berpikir kalau malam ini dia dan Bima harus tidur dalam kamar, yang sama. Namun, itu membuat Tiara merasa sangat Canggung karena sebelumnya dia tidak pernah sekamar dengan Bima. Dan tidak mungkin juga kalau dia harus tidur seranjang dengan Bima. Namun, tiba-tiba mata Tiara berhenti di dekat jendela dia lupa kalau dibawa jendela ternyata ada tempat tidur kecil yang selalu ditempati untuk mengerjakan tugasnya, di sana juga terlihat cukup nyaman. Tiara lalu berjalan ke lemari kamarnya dan mengeluarkan satu selimut untuknya. Dia akan tidur di sana dan membiarkan Bima untuk tidur di tempat tidurnya, setelah merapikan ranjang miliknya untuk ditiduri oleh Bima dia lalu mengambil satu bantal dan mulai berjalan keranjang dekat jendela. **** Saat Sarah pulang ke rumah dia tidak mendapati Tiara di mana-mana setelah mencarinya sarah menjadi sangat panik takut kalau kakak iparnya kenapa-kenapa. Sarah memutuskan untuk turun kembali ke lantai 1 dan akan bertanya kepada sintia mengenai keberadaan wanita yang dia anggap sebagai kakak kandungnya. Tanpa mengetuk pintu sama sekali secara langsung masuk ke dalam kamar ibunya, sehingga membuat Sintia sangat terkejut yang sedang memakai Skin Care sebelum tidur. Itu sudah menjadi kebiasaan Sintia di setiap malamnya. ''Sarah, apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Ibu sangat terkejut, seharusnya sebelum masuk kamu harus mengetuk pintu terlebih dahulu." Sintia memarahi Sarah yang sudah bersikap kurang ajar karena masuk tanpa mengetuk pintu. ''Maaf Ibu, Sarah sangat panik karena tidak menemukan kak Tiara, di mana-mana!" Sarah meminta maaf karena masuk ke dalam kamar Sintia tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. ''Untuk apa kamu mengkhawatirkan wanita itu, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya karena dia sedang menginap di rumah kedua orang tuanya malam ini." ''Benarkah Bu ... Syukurlah kalau kak Tiara, sedang ada di rumah kedua orang tuanya, aku pikir dia kenapa karena tidak ada didalam rumah ini." ''Kamu itu sepertinya sudah diracuni oleh wanita itu sehingga begitu menurut padanya." Sintia terlihat sangat kesal pada putrinya yang begitu menyukai wanita yang sangat dia benci. "Ibu, kak Tiara, itu bukan wanita seperti itu dia wanita yang sangat baik dan sayang sama Sarah. Sarah selama ini tidak mengerti kenapa ibu dan Kak Bima, sangat membenci kak Tiara?'' Entah keberanian dari mana sehingga dirinya begitu berani mengucapkan kata-kata itu di hadapan ibu-nya. "Kamu sudah berani membentak Mama, gara-gara wanita itu?" ''Sarah tidak berniat untuk membentak ibu. Sarah hanya kasihan kepada kak Tiara, yang selalu ibu siksa dan marahi!" ''Sekarang ibu minta kamu naik ke kamar kamu. Sebelum ibu memukul kamu karena berlaku kurang ajar." Dengan terpaksa Sarah menutup kembali pintu kamar Sintia dan naik ke lantai 2 di mana kamarnya berada, semenjak kehadiran Tiara di rumah ini Sarah selalu bertengkar dengan ibunya karena selalu membela Tiara. Sarah baru menginjak kelas 3 SMA akan tetapi pemikiran dan hatinya Sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang telah terjadi dalam rumahnya semenjak Tiara masuk ke dalam rumah mereka, padahal jika Sarah dulu ingat waktu Tiara dan Bima Masih pacaran ibunya begitu sangat menyayangi Tiara, begitupun dengan Bima yang selalu perhatian dan selalu menunjukkan kasih sayangnya kepada Tiara. Namun, Kenapa dalam sebulan ini semuanya berubah begitu jauh, ibunya dan kakaknya sangat membenci Tiara. Sarah begitu kasihan kepada wanita itu yang selalu disiksa dan di perintah untuk melakukan apa pun oleh ibunya yang jahat.Saat Bima masuk ke dalam kamar Tiara. Bima terus Memperhatikan sekeliling kamar milik wanita yang telah dia nikahi. Bima juga melihat tempat tidur Tiara masih rapi tapi dia tidak mendapati wanita itu di sana, setelah melihat kesana kemari dia mendapati wanita berkulit putih itu tidur di dekat jendela, terdapat tempat tidur kecil di sana tapi terlihat sangat nyaman.Bima mengerti kalau Tiara menyiapkan tempat tidurnya untuk dia gunakan dan wanita itu lebih memilih untuk tidur di tempat yang kecil demi mementingkan dirinya. Bima berjalan mendekati istrinya yang sedang terlelap, dia bisa melihat bagaimana dia tidur dengan nyenyak di rumah kedua orang tuanya, selamah Tiara tinggal di rumahnya dia tidak pernah melihatnya tertidur seperti ini mungkin karena tempat tidur di rumahnya merasa tidak nyaman karena hanya beralaskan karpet tipis.Bima mengingat kembali bagaimana hubungannya dengan Tiara sebelum mereka menikah, karena memang niatnya untuk mendekati Tiara adalah sebuah rencananya ber
Saat dalam perjalanan menuju kantor Bima, tidak sengaja Tiara melihat seorang anak kecil yang sedang di pukuli oleh beberapa anak lain, karena tidak tega Tiara menepikan mobil lamborghini miliknya lalu turun dari mobilnya untuk menghampiri anak kecil yang sedang di pukuli itu.''Hei ... Apa yang kalian lakukan hentikan?'' teriak wanita itu segera berlari menghampiri anak kecil yang wajahnya sudah memiliki banyak lebam. Namun, yang tidak disadari oleh Tiara kalau dia sedang melakukan tugas yang di berikan oleh Bima, waktu sudah menghampiri satu jam waktu yang di berikan oleh pria itu untuk sampai ke kantornya secepat mungkin. Tapi, siapa sangka kalau dia harus menolong seorang anak kecil lebih dulu. ''Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalin memukuli teman kalian sendiri." Tiara menarik tangan anak yang di pukuli ke dalam pelukanya lalu berjongkok menatap wajah anak itu yang penuh dengan memar bahkan di bawah mata anak itu sedikit berdarah.''Apa kamu tidak apa-apa?'' Tiara menghapus d
"Kakak, akan membawa kamu pulang ke rumah?kakak tidak bisa membiarkan kamu sendirian di jalanan apalagi teman kamu sangat nakal dia tega memukuli kamu." Yang ada jika Tiara membiarkannya disana mungkin saja anak ini akan dipukuli lagi dan lagi. Karena disana tidak ada yang mengawasi mereka. Meskipun mereka semua baik tapi kalau sudah kelaparan bisa saja mereka akan berbuat kasar dan merampas uang teman-temannya. "Tapi kak. Apa tidak masalah jika membawa aku pulang ke rumah kakak?" Baik terlihat ragu mana mungkin dia akan menyusahkan orang baik seperti wanita itu. Dia tidak ingin menyusahkan orang lain karena dirinya. "Enggak apa-apa dong nanti kakak yang ngurus itu ya. Yang penting kamu ikut sama kakak dulu." Tiara tidak mau tau dia harus membawa anak kecil itu ikut bersamanya terlalu bahaya jika membiarkan anak itu tetap dijalanan. "Makasih ya kak. Karena sudah baik sama Baim." Anak kecil itu sangat senang karena masih ada yang baik padanya. Setidaknya sekarang dia punya tempat tin
Tiara masih saja terus memohon di hadapan kedua orang tuanya agar mau menerima baim di rumah ini, tidak lama bibi niam datang menbawah baim yang sudah bersih setelah di mandikan dan di gantikan pakaianya.diana yang menatap anak itu langsung menyukainya, karena baim sangat tampan dan putih, bahkan diana bisa menilai kalau baim anak yang sabar dan tidak nakal.'' baim sini duduk sama kakak '' tiara melambaikan tanganya dan meminta baim agar duduk bersamanya.baim dengan ragu-ragu berjalan ke dekat tiara dan duduk disamping tiara, tapi baim terus saja menundukan kepalanya, diana dan indra saling bertukar pandang melihat baim lalu mengangguk.'' siapa nama kamu nak '' diana mulai mengajak baim untuk bicara.karena merasa di ajak bicara baim mengangkat kepalanya, '' nama aku baim '''' baim, apa baim mau tinggal disini bareng kita ''mendapatkan pertanyaan seperti itu baim jadi bingun dan menatap ke arah tiara, tiara mengangguk ke arah baim sehingga menbuat baim juga ikut menganggukan kep
..sebuah gelas terbentur ke dinding karena di banting oleh seorang pria yang sangat marah karena miliknya telah di ganggu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.'' bagaimana bisa kalian seceroboh itu, cari tau apa yang mereka inginkan sehingga mengancau di tempat yang tidak seharusnya mereka ganggu '''' baik pak, kami akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi ''pria lainya pergi dari ruangan itu kini hanya tersisa pria yang melemparkan gelas ke tembok tadi, namun dering telponya kini mengalihkan pikiranya yang kacau.*****( paman huhu... hihi...) suara tangis di sebrang telpon menbuat raut wajah louis yang semula dingin tak berperasaan berubah menjadi sosok pria yang jauh berbeda.'' lisa ada apa sayang kenapa kamu menangis '' louis begitu mencintai kepenokanya yang hanya semata wayang.( papa mengingkari janjinya, dia bilang seharian ini akan menghabiskan waktu bersama lisa namun nyatanya dia pergi ) lisa anak berumur enam tahun yang di tinggalkan oleh ibunya sejak lisa di
''Paman apa lisa tidak di sayang lagi sama papa '' Lisa tiba-tiba saja menberikan pertanyaan yang susah di jawab oleh Louis. Louis tahu tidak semudah anak seusia Lisa harus mengalami semua itu. Alex seharusnya bertanggung jawab atas segalanya. seharusnya seorang ayah tidak harus memikirkan masalahnya sendiri, tapi harus bertanggung jawab atas anaknya yang telah lagi ke dunia ini. saat ini mereka sedang berada di dalam mobil menuju salah satu taman bermain yang sering louis kunjungi bersma lisa, '' lisa, kenapa tiba-tiba menberikan pertanyaan seperti itu sama paman '''' paman lisa menyadari kalau papa selalu saja menghindari lisa dengan berbagai macam alasan '' lisa mengungkapakan apa yang di rasakan selama ini tentang alex yang selalu saja menghindari dirinya.'' lisa paman sangat mengerti dengan apa yang di rasakan oleh lisa, namun bisa saja papa lisa tidak berniat untuk menghindari lisa namung munking memang karena pekerjaan yang tidak bisa di tunda '''' paman apa bisa malan ini
"Harusnya kau sadar, kau adalah wanita yang tidak berguna. Meskipun Putraku menikahimu dan menjadikanmu sebagai istrinya, itu karena dia ingin menyiksamu,'' ucap seorang wanita yang umurnya sudah setengah abad, menarik rambut seorang wanita yang belum lama ini menjadi menantunya.''Maafkan aku, Ibu. aku tidak sengaja melakukanya,'' ucap seorang wanita yang sedari tadi menahan rasa sakit karena rambutnya ditarik oleh ibu mertuanya.Meskipun sudah berkali-kali Tiara meminta maaf kepada ibu mertuanya, tapi tetap saja tidak ada ampun baginya. Wanita malang itu belum lama ini menikah dengan Bima—seorang pria yang sangat dirinya cintai—tapi setelah pernikahan mereka, pria itu berubah menjadi pria yang sangat dingin dan kasar. Tiara tidak mengerti penyebab sikap Bima berubah karena bagaimanapun sejak mereka kenal, tidak pernah sekalipun pria itu berlaku kasar kepadanya, tetapi setelah menikah! perubahan itu telah merubah kehidupanya yang semula berwarna menjadi begitu suram.''Ada apa ini ?
Pemandangan itu membuat Bima tidak menyukainya dan langsung meneriaki Tiara, suara kerasnya itu mengejutkan wanita yang sedang melamun di depan jendela. "Ah ... Aku ...?" ucap Tiara terbata-bata karena saking terkejutnya. "Kubilang keluar dari kamarku?" lagi-lagi Bima meneriaki Tiara untuk segera keluar dari kamarnya. Mau tidak mau Tiara segera keluar dari kamar, setelah menutup pintu air matanya jatuh begitu saja! Pria yang teramat dia cintai sangat menbencinya saat ini, entah mengapa sikapnya berubah begitu drastis kepadanya, apa yang telah diperbuat sehingga Lelaki itu begitu membencinya? "Kak Tiara." panggil seorang wanita muda. Mendengar namanya dipanggil Tiara segera menghapus air matanya dia tidak ingin kalau ada orang lain yang melihatnya menangis, mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang telah memanggilnya, ternyata itu adalah adik iparnya. "Kak Tiara, kenapa Kakak, menangis di sini?" tanya Sarah setelah menghampiri. "Ah tidak apa-apa sepertinya debu memasuki mata K
''Paman apa lisa tidak di sayang lagi sama papa '' Lisa tiba-tiba saja menberikan pertanyaan yang susah di jawab oleh Louis. Louis tahu tidak semudah anak seusia Lisa harus mengalami semua itu. Alex seharusnya bertanggung jawab atas segalanya. seharusnya seorang ayah tidak harus memikirkan masalahnya sendiri, tapi harus bertanggung jawab atas anaknya yang telah lagi ke dunia ini. saat ini mereka sedang berada di dalam mobil menuju salah satu taman bermain yang sering louis kunjungi bersma lisa, '' lisa, kenapa tiba-tiba menberikan pertanyaan seperti itu sama paman '''' paman lisa menyadari kalau papa selalu saja menghindari lisa dengan berbagai macam alasan '' lisa mengungkapakan apa yang di rasakan selama ini tentang alex yang selalu saja menghindari dirinya.'' lisa paman sangat mengerti dengan apa yang di rasakan oleh lisa, namun bisa saja papa lisa tidak berniat untuk menghindari lisa namung munking memang karena pekerjaan yang tidak bisa di tunda '''' paman apa bisa malan ini
..sebuah gelas terbentur ke dinding karena di banting oleh seorang pria yang sangat marah karena miliknya telah di ganggu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.'' bagaimana bisa kalian seceroboh itu, cari tau apa yang mereka inginkan sehingga mengancau di tempat yang tidak seharusnya mereka ganggu '''' baik pak, kami akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi ''pria lainya pergi dari ruangan itu kini hanya tersisa pria yang melemparkan gelas ke tembok tadi, namun dering telponya kini mengalihkan pikiranya yang kacau.*****( paman huhu... hihi...) suara tangis di sebrang telpon menbuat raut wajah louis yang semula dingin tak berperasaan berubah menjadi sosok pria yang jauh berbeda.'' lisa ada apa sayang kenapa kamu menangis '' louis begitu mencintai kepenokanya yang hanya semata wayang.( papa mengingkari janjinya, dia bilang seharian ini akan menghabiskan waktu bersama lisa namun nyatanya dia pergi ) lisa anak berumur enam tahun yang di tinggalkan oleh ibunya sejak lisa di
Tiara masih saja terus memohon di hadapan kedua orang tuanya agar mau menerima baim di rumah ini, tidak lama bibi niam datang menbawah baim yang sudah bersih setelah di mandikan dan di gantikan pakaianya.diana yang menatap anak itu langsung menyukainya, karena baim sangat tampan dan putih, bahkan diana bisa menilai kalau baim anak yang sabar dan tidak nakal.'' baim sini duduk sama kakak '' tiara melambaikan tanganya dan meminta baim agar duduk bersamanya.baim dengan ragu-ragu berjalan ke dekat tiara dan duduk disamping tiara, tapi baim terus saja menundukan kepalanya, diana dan indra saling bertukar pandang melihat baim lalu mengangguk.'' siapa nama kamu nak '' diana mulai mengajak baim untuk bicara.karena merasa di ajak bicara baim mengangkat kepalanya, '' nama aku baim '''' baim, apa baim mau tinggal disini bareng kita ''mendapatkan pertanyaan seperti itu baim jadi bingun dan menatap ke arah tiara, tiara mengangguk ke arah baim sehingga menbuat baim juga ikut menganggukan kep
"Kakak, akan membawa kamu pulang ke rumah?kakak tidak bisa membiarkan kamu sendirian di jalanan apalagi teman kamu sangat nakal dia tega memukuli kamu." Yang ada jika Tiara membiarkannya disana mungkin saja anak ini akan dipukuli lagi dan lagi. Karena disana tidak ada yang mengawasi mereka. Meskipun mereka semua baik tapi kalau sudah kelaparan bisa saja mereka akan berbuat kasar dan merampas uang teman-temannya. "Tapi kak. Apa tidak masalah jika membawa aku pulang ke rumah kakak?" Baik terlihat ragu mana mungkin dia akan menyusahkan orang baik seperti wanita itu. Dia tidak ingin menyusahkan orang lain karena dirinya. "Enggak apa-apa dong nanti kakak yang ngurus itu ya. Yang penting kamu ikut sama kakak dulu." Tiara tidak mau tau dia harus membawa anak kecil itu ikut bersamanya terlalu bahaya jika membiarkan anak itu tetap dijalanan. "Makasih ya kak. Karena sudah baik sama Baim." Anak kecil itu sangat senang karena masih ada yang baik padanya. Setidaknya sekarang dia punya tempat tin
Saat dalam perjalanan menuju kantor Bima, tidak sengaja Tiara melihat seorang anak kecil yang sedang di pukuli oleh beberapa anak lain, karena tidak tega Tiara menepikan mobil lamborghini miliknya lalu turun dari mobilnya untuk menghampiri anak kecil yang sedang di pukuli itu.''Hei ... Apa yang kalian lakukan hentikan?'' teriak wanita itu segera berlari menghampiri anak kecil yang wajahnya sudah memiliki banyak lebam. Namun, yang tidak disadari oleh Tiara kalau dia sedang melakukan tugas yang di berikan oleh Bima, waktu sudah menghampiri satu jam waktu yang di berikan oleh pria itu untuk sampai ke kantornya secepat mungkin. Tapi, siapa sangka kalau dia harus menolong seorang anak kecil lebih dulu. ''Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalin memukuli teman kalian sendiri." Tiara menarik tangan anak yang di pukuli ke dalam pelukanya lalu berjongkok menatap wajah anak itu yang penuh dengan memar bahkan di bawah mata anak itu sedikit berdarah.''Apa kamu tidak apa-apa?'' Tiara menghapus d
Saat Bima masuk ke dalam kamar Tiara. Bima terus Memperhatikan sekeliling kamar milik wanita yang telah dia nikahi. Bima juga melihat tempat tidur Tiara masih rapi tapi dia tidak mendapati wanita itu di sana, setelah melihat kesana kemari dia mendapati wanita berkulit putih itu tidur di dekat jendela, terdapat tempat tidur kecil di sana tapi terlihat sangat nyaman.Bima mengerti kalau Tiara menyiapkan tempat tidurnya untuk dia gunakan dan wanita itu lebih memilih untuk tidur di tempat yang kecil demi mementingkan dirinya. Bima berjalan mendekati istrinya yang sedang terlelap, dia bisa melihat bagaimana dia tidur dengan nyenyak di rumah kedua orang tuanya, selamah Tiara tinggal di rumahnya dia tidak pernah melihatnya tertidur seperti ini mungkin karena tempat tidur di rumahnya merasa tidak nyaman karena hanya beralaskan karpet tipis.Bima mengingat kembali bagaimana hubungannya dengan Tiara sebelum mereka menikah, karena memang niatnya untuk mendekati Tiara adalah sebuah rencananya ber
"Ayo silahkan masuk." Devan menpersilahkan tamu yang datang untuk masuk ke dalam rumah.''Terimaksih."''Aku tidak menyangkah kalau kamu akan datang selarut ini."''Maaf karena tidak menberikan kabar dan tiba-tiba datang kemari?''''Tidak masalah kami sangat senang jika kamu mau datang berkunjung.'' ''Siapa yang datang Nak?'' tanya Diana setelah melihat Devan kembali.''Iya Kak siapa yang datang?" Tiara juga ikut penasaran siapa yang berkunjug malam-malam begini.Devan hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Tapi, saat seseorang muncul dari belakang Devan menbuat Diana dan Indra tersenyum lebar. Namun, lain halnya dengan Tiara dia sangat terkejut setelah melihat siapa yang datang? ''Bima ternyata kamu yang datang yah ... Mama pikir siapa." Diana dengan ramah menyapa menantunya yang pertama kali datang berkunjung setelah menikah dengan Tiara."Sini Bima, bergabung dengan kami." bukan hanya Diana yang bahagia dengan kedatangan menantunya. Namun, Indra juga terlihat bersemangat.''Iya
''Saya, sangat senang dengan kerja keras anda pak Bima,'' ucap salah satu petinggi memuji Bima dengan hasil kerjanya yang sangat memuaskan.''Anda benar Pak, jika pak Diwan, masih hidup pasti beliau sangat bangga ke pada putranya'' yang lainya memuji dengan menyebut nama Diwan ayah dari Bima yang sudah lama meninggal.''Terimakasih atas pujian Kalian, dan terimakasih atas kerjasamanya yang baik, baiklah kita akhiri rapat ini sampai di sini dan berjumpa kembali setelah sebulan peluncuran produk Kita.'' Bima penuh dengam kharisma saat berada di hadapan para petinggi.Setelah para petinggi keluar dari ruangan Bima Juga ikut keluar dari ruangan rapat, saat sudah di luar dia disambut oleh Sekretarisnya.''Maaf Pak, sudah dari tadi ponsel Anda, berdering tetapi saya, tidak berani mengangkatnya karena takutnya ini sangat penting'' ucap sekretaris itu menyerahkan ponsel milik Bima.''Baiklah terima kasih'' setelah menerima ponsel itu Bima kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.Sesa
Saat dalam perjalanan menuju ke rumah Sintia tiba-tiba saja Devan teringat kalau ini pertama kalinya dia berkunjung ke rumah Mertua adiknya.Dan sangat kebetulan dia melihat toko kue dan toko bunga bersebelahan, sehingga dia memilih untuk mampir dan membeli kue serta bunga sebagai buah tangan.Devan memilih dua kue salah satunya kue kesukaan Tiara rasa coklat pandan. Pria itu tersenyum saat Pelayan toko kue itu memberikan kue pesanannya, dia juga berniat untuk membeli satu buket bunga.Setelah seluruh urusannya selesai Devan kembali melanjutkan perjalanannya. Butuh waktu hingga dirinya sampai di rumah Sintia.Sebelum mobil Devan memasuki pintu gerbang dia dihentikan terlebih dahulu oleh Security yang menjaga di sana, untuk bertanya ada urusan apa dirinya datang ke rumah ini dan siapa dia.''Saya Devan, kakaknya Tiara," jawab Devan memperkenalkan dirinya. ''Oh maaf saya, tidak mengetahui kalau Bapak, saudara dari Ibu Tiara.''''Tidak masalah Pak, bisa tolong bukakan pintu gerbangnya?'