Home / Romansa / PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU / PENULIS ITU SEPERTINYA MEMBENCIKU

Share

PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU
PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU
Author: Pangeran_Cinta

PENULIS ITU SEPERTINYA MEMBENCIKU

last update Last Updated: 2021-09-02 17:33:25

"Dimana aku?" terbesit tanya di pikiranku. Dengan mata yang masih sulit terbuka, kulihat cahaya terang masuk dari sela-sela jendela yang tirainya sedikit terbuka, sepertinya sekarang ini adalah pagi yang sangat cerah. Sinar mentari begitu hangat masuk ke sela-sela jendela menghangatkan keningku. Semakin lama hangatnya semakin menusuk dan terasa hampir membakar kulit di dahiku. Aku berusaha duduk dengan maksud menutup tirai jendela yang sedikit terbuka, namun tak bisa.

 

Kutengok jam dinding masih menunjukkan pukul setengah sembilan, masih cukup pagi bagiku untuk melanjutkan tidur lagi dalam keadaan seperti ini. Kepalaku masih terasa berat dan masih terasa sangat pusing untuk bisa ku angkat. Aku berusaha mengangkat namun sia-sia, kepalaku masih lengket dengan bantal yang menyanggah kepalaku dari bawah. Aku hanya bisa pasrah untuk memejamkan mata.

 

Terdengar langkah kaki masuk ke dalam kamarku, semakin lama langkah itu terdengar makin dekat ke arahku. Kubuka mataku terlihat sosok perempuan cantik sudah berada di samping ranjangku. Wajahnya begitu mulus, mata belok ditanami bulu mata panjang yang sangat lentik bagai sayap kupu-kupu sedang hinggap di kelopak matanya, hidungnya mancung, bibir basah berwarna merah muda terlihat begitu menggairahkan bagiku. Aku tak tahu siapa perempuan yang tiba-tiba masuk ke kamarku.

 

"Selamat pagi, Mas," terucap kata dari bibir basahnya. Aku terkesima hingga tak mampu berkata-kata. Dalam hati ingin sekali menjawab salam selamat paginya, namun bibir ini terasa sulit untuk mengucapkannya.

 

"Siapa kamu?" tanyaku tanpa menjawab salamnya. Dua kata itu yang terasa sangat mudah keluar dari lidah.

 

Pandangan matanya sedang menatap ke arahku dengan penuh cinta. Lesung pipi dan bibir tipis membumbui senyum manis yang dilemparkannya. Dengan suara lembut dia membisikkan suara yang terdengar bagai alunan nada yang begitu indah di telingaku, "Aku isterimu, mas." Perempuan cantik itu mengaku isteriku.

 

"Apa?" lagi-lagi terucap kata tanya karena aku sangat terkejut mendengarnya.

 

"Kata dokter, benturan di kepala menyebabkan amnesia. Mungkin sekarang kamu masih tak bisa mengingatnya, tapi sedikit demi sedikit Dysta akan membuatmu ingat semuanya, Mas," jawabnya lagi-lagi sambil menawarkan senyuman yang begitu indah. Sepertinya aku jatu cinta kepada perempuan yang mengaku isteriku pada pandangan yang pertama.

 

"Dysta bawakan makanan untuk kamu, Mas. Mari Dysta suapin," ucap dia sambil mengarahkan sesendok makanan ke depan mulutku.

 

Aku tak mampu menolak meski perutku masih terasa agak mual. Kuberusaha membuka mulut, dengan otomatis makanan itu masuk ke dalam rongga mulutku. "Mungkin beginilah rasanya disuapi bidadari," gumamku dalam hati sambil menikmati cantiknya perempuan ini. Kedua mataku masih berjalan memutari permukaan kulit wajah yang tampak ayu. Membelai, mengusap dan mengelus kedua pipi yang ditumbuhi lesung pipi itu.

 

Aku sangat iri dengan sendok dan piring yang dipegang Dysta (aku tahu namanya karena dia sendiri yang menyebut dirinya 'Dysta'), telapak tangan dan jari-jarinya menjamah kedua benda itu dengan gemulainya. Aku membayangkan betapa nikmatnya dipegang kedua tangan itu. Bayangan dan khayalanku mengarah kemana-mana, otak kotorku seolah tak mau terkurung di kepala. Dia berusaha kabur dan keluar dari dalam kepalaku, menyelinap melewati jari-jari yang lentik itu, berjalan menyusuri lembutnya kulit yang membalut kedua lengan yang ditumbuhi bulu-bulu halus di atasnya. Terus masuk sampai kepangkal lengannya, hingga ....

 

"Ayo dibuka lagi mulutnya, Mas," terdengar suara Dysta menghentikan langkah otak mesumku. "APES!" Satu kata yang keluar dari otakku. Dengan terpaksa aku kembali membuka mulutku sambil menggaruk-garuk jidatku yang tak terasa gatal.

 

Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya, yang jelas dia memandangku dengan senyuman yang terlihat tak sama. Bagiku apapun bentuk senyumnya, asalkan dari bibirnya terasa sangat istimewa. Tatapannya menyusuri sekujur tubuhku, mungkin dia menyadari ada sesuatu yang menyembul dari bawah selimut di pertengahan tubuhku. Biarlah, aku memang tak bisa menyembunyikannya.

 

"Haak ...!" aku sengaja membuka mulut untuk menghentikan tatapannya yang seolah bisa menembus sampai balik selimut. Sedikit risih dan terasa agak geli ketika ada perempuan yang menatap bagian yang menyembul di bagian itu.

 

Beberapa suapan mampu kutelan hingga sampai tinggal tiga suapan yang tak mampu kuhabiskan. "Sudah, aku sudah kenyang," pemberitahuanku kepada Dysta. "Satu suap lagi, ya, Mas," rayunya agar aku mau menerima suapannya sekali lagi. Dysta menggoda dengan kedipan mata yang mengibas-ngibaskan bulu mata yang seperti sayap kupu-kupu naik-turun keatas dan ke bawah dengan centinya.

 

Aku sudah membulatkan tekadku untuk tidak mau menerima suapan lagi, meskipun Dysta merayu dengan segala cara. Jujur aku sangat tergoda dengan rayuannya, tidak untuk menelan makanan tapi untuk sesuatu yang lain. Sepertinya Dysta mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiranku, dia segera berdiri dan beranjak dari samping tempat tidur. Perlahan bibirnya mendekat ke telingaku, aroma wangi khas bedak perempuan menyeruak masuk menyengat ke dalam hidungku.

 

Terucap satu kalimat dari bubirnya sambil menyentuh daun telingaku, "Akan kuambilkan segenggam obat dari dokter, Mas." Hembusan nafasnya terasa masuk ke lubang telingaku, menggetarkan kendang telinga dengan frekuensi yang sangat berbeda dari suara-suara yang pernah kudengar sebelumnya. Sontak membuat merinding bulu kuduk yang ada di tengkukku.

 

Dysta menarik kedua bibirnya dari telingaku, menyeret kedua kakinya melangkah keluar dari kamarku. Kuamati tubuh langsing itu dari belakang, ada beberapa bagian yang menari-nari dan bergoyang kesana kemari menemani langkahnya pergi. Kunikmati tiap langkah Dysta sebagai pemandangan gratis yang cukup membuat senang kedua mataku.

 

Aku sadari diriku sepertinya berbeda dengan diriku sebelumnya. Seingatku dulu diriku tak seperti ini. 

 

"Apakah aku benar-benar amnesia ataukan aku berada dalam kisah yang berbeda, berperan sebagai sosok yang berbeda, untuk menjalani jalan cerita yang berbeda?" terbesit satu pertanyaan yang terus menggangguku di dalam jiwaku.

 

Aku benar-benar tak bisa mengerti diriku, lebih tepatnya aku sudah tak bisa mengenali diriku sendiri. Padahal seingatku usiaku sudah mendekati tiga puluh tahun, tapi terasa aneh jika aku tak bisa mengenali diriku sendiri dalam waktu selama itu. 'Amnesia' yang diucapkan Dysta bukanlah satu-satunya alasan untuk aku tidak bisa mengenali diriku sendiri.

 

Ada sesuatu yang janggal, pasti ada seorang penulis yang sengaja memasukanku kedalam cerita yang sangat berbeda dari sebelumnya. Aku ingin tahu siapa penulis yang sangat tega menuliskan diriku dengan karakter berotak kotor seperti itu.

 

Dalam hati aku berbisik, "Siapa penulis itu? Dia pasti membenciku." Aku tahu apapun yang aku ucapkan di dalam hati, yang kurencanakan di dalam pikiran, bahkan yang sedang aku niatkan, penulis itu pasti tahu.  Dia lebih tahu tentang segala hal mengenai diriku lebih dari aku mengenal diriku sendiri.

 

Mungkin penulis itu sedang mengerutkan dahi, menatap serius kedalam cerita yang dituliskannya. Dia menyadari bahwa aku sebagai tokoh fiksi di dalam ceritanya, sudah menyadari keberadaannya. Aku menjadi tokoh yang mengerti ada seorang penulis yang sedang kehabisan ide membawaku masuk ke dalam cerita yang tengah ditulisnya. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dituliskannya kepadaku. Sementara ini, aku hanya bisa menikmati waktuku di tempat tidur ditemani oleh perempuan cantik yang mengaku sebagai isteriku. Aku masih menunggu apa yang akan dituliskannya untukku.

Related chapters

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   NENEK PEMAKAN DAUN SIRIH ITU MERTUAKU

    "Siapa aku?" pertanyaan yang tinggal di dalam benakku sejak seminggu yang lalu. Kini berubah menjadi rasa penasaran yang sangat butuh adanya satu jawaban. Mirisnya, sampai sekarang masih tak menemukan jawaban yang bisa melepaskan rasa penasaran itu dari dalam benakku.Kepalaku masih sering sakit, tubuhku masih sangat lemah untuk mencari jawaban dari pertanyaanku. Hari-hari kulewati hanya dengan berbaring menghitung matahari terbit dan tenggelam sambil memendam rasa penasaranku di dalam kalbu.Tak sia-sia aku menghitung matahari terbit dan tenggelam, aku menjadi tahu bahwa tujuh kali matahari terbit dan tujuh kali matahari tenggelam telah kulalui di dalam kamar. Tubuhku masih terasa sangat lemah dan tidak bisa bergerak kemana-mana. Baru kemarin kakiku mulai bisa menginjakkan tanah.Hari ini aku bangun agak pagi dari biasanya, penunjuk waktu di dinding menunjukkan pukul setengah tujuh. Matah

    Last Updated : 2021-09-02
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MERTUAKU TUKANG FITNAH HANDAL

    Hari mulai petang, matahari sudah mulai condong ke barat, ke tempat Sun Go Kong dan teman-temannya mencari kitab suci. Sudah pasti cahayanya mulai redup tak secerah tengah hari tadi. Langit berwarna merah jingga sudah menjadi cerita lama. Sayangnya aku masih tak tahu siapa namaku, Dysta tak pernah memberitahu siapa namaku, kecuali tadi pagi dia menyebutku sebagai 'Mas Joko', tapi tak memberitahu kelanjutan dari nama itu.Dari sepengetahuanku, 'Joni' adalah nama jenis kelamin laki-laki yang berasal dari jawa. Mungkin ayah dan ibuku adalah orang jawa karena memberikan nama 'Joko' untukku. Aku sama sekali tak mempersoalkan nama itu."Bagaimana jika ternyata ayahku adalah seorang pertapa dari jawa?"tiba-tiba terbesit satu pertanyaan di dalam pikiranku. Aku tak tahu darimana datangnya pikiran itu. Namun penulis kisah ini pasti mendengar semua yang ada di dalam pikiranku. Sialnya lagi, penulis itu membenciku.

    Last Updated : 2021-09-02
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MENGUNGKAP IDENTITAS LAKI-LAKI TUA (POV GULA PASIR)

    Aku dan ratusan juta butir gula ditampung dalam satu wadah oleh perempuan cantik, bermata belok dengan bulu mata lentik, berbibir tipis, bersenyum manis, berhidung mancung, dengan tubuh sintal, seakan membopong dua bola ketika menyilangkan kedua tangannya di depan. Panas, pengap, tanpa ada sirkulasi udara, sesak, sakit di sekujur tubuh akibat saling tumpang tindih, betapa menderitanya berada di dunia ini.Keadaan seperti ini bukan hanya sekali dua kali kami alami, tapi berulang-ulang kali. Kami akan menceritakan bagaimana roda kehidupan berputar dalam hidup kami. Kami lahir sebagai tebu yang ditanam, dirawat dan disayangi oleh penanam kami. Disiram, dipupuk, dibersihkan dan dilindungi dari ancaman semut dan serangga-serangga yang berniat buruk kepada kami. Sampai beberapa bulan hingga kami tumbuh dewasa dan terlihat matang dimata penanam kami.Masa-masa itu adalah masa bahagia bagi kami, bisa berkumpul dan tumbuh dengan jut

    Last Updated : 2021-09-02
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   KURA-KURA MILIK DYSTA

    "Bagaimana ceritanya mamamu tega memasukkan ayahmu ke dalam kurungan itu?" terucap tanya di bibirku kepada Dysta yang sedang memandangi langit hitam dengan mata nanar. Dari balik matanya aku tahu ada yang sedang disembunyikannya, atau sebenarnya Dysta ingin bercerita sesuatu tapi tak tahu harus mengawalinya dari mana."Dulu ada seorang tukang taman bekerja di rumah ini, namanya Pak Darto. Dia sangat dekat dengan mama, aku pun sangat dekat dengannya. Jika ada waktu luang, Pak Darto selalu mengajak aku main. Aku sangat senang bermain dengan Pak Darto. Usiaku masih sebelas tahun ketika itu," bibir Dysta membentuk lengkungan senyum yang sangat indah ketika bercerita.Namun, air mata seakan tak menunggu persetujuan dari Dysta untuk meluncur keluar, buliran hangat itu mengalir deras di tengah senyuman Dysta. Aku sungguh tak paham apa yang sedang dirasakan Dysta, lagi sedih ataukah senang.Pikira

    Last Updated : 2021-09-02
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   WARUNG BU INAH

    "Kamu Joni, kan?" tanya laki-laki yang duduk di sebelahku ketika aku baru masuk ke warung Bu Inah. Laki-laki berumur sekitar setengah abad itu memandangku dari ujung rambut sampai ujung kaki, mungkin sedang menelusuri maksud kedanganku kesini."Iya, benar," jawabku agak risih dilihat seperti itu. Dua orang lainnya juga memandang aku dengan cara yang sama. Detak jantungku mulai berlompatan kemana-mana, tapi aku tetap berusaha terlihat biasa aja di depan mereka."Kamu sudah sehat?" salah satu dari dua orang yang duduk di sebelahnya mengajukan pertannyaan yang terdengar aneh bagiku."Bagaimana mereka tahu kalau aku baru sembuh?" timbul tanda tanya di pikiranku."Apakah mereka mengenalku?" muncul satu pertannyaan lagi walaupun belum ada jawaban dari pertanyaan sebelumnya.Kedatangannku ke warung Bu Inah bermaksud untuk mencari tahu siap

    Last Updated : 2021-09-04
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   KISAH TENTANG PAK LURAH

    "Dapat informasi apa dari warung Bu Inah, Mas?" tanya Dysta kepadaku setelah masuk rumah. Maklum aku tadi berpamitan mau ngopi ke warung Bu Inah kepada Dysta. Tujuanku untuk mencari informasi tentang mantan tukang taman rumah kepada warga desa."Aku bertemu dengan Pak Darsono, Tejo, dan juga Pak Minto. Mereka bercerita bahwa mantan tukang taman di rumah ini sudah menjadi Pak Lurah di desa," jawabku kepada Dysta, karena memang hanya informasi itu yang kudapat dari warung Bu Inah."Bagaimana dia bisa menjadi Pak Lurah?" rasa penasaran tercipta di benak Dysta. Sepertinya Dysta masih tak percaya dengan ceritaku.Aku tak tahu bagaimana ceritanya mantan tukang taman rumah ini menjadi Pak Lurah. Hanya ada satu cara mengetahui bagaimana ceritanya. Aku harus bertanya kepada penulis cerita ini, mungkin dia tahu bagaimana ceritanya.Apa? Mau tanya kepadaku tentang Cerita Pak Lu

    Last Updated : 2021-10-11
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   RENCANA RAHASIA JONI

    "Dysta kemarin bercerita kalau yang memasung Anda adalah istri Anda sendiri. Kalau boleh tahu bagaimana ceritanya, Pak?" pancingku untuk membuatnya bercerita. Dalam hati aku ingin sekali membebaskannya, tapi aku masih tak tahu penyebab pasti yang membuatnya di pasung disini. Beberapa hari yang lalu dia bercerita kalau dia dipasung karena dianggap gila. Namun, aku ingin tahu penyebab yang sebenarnya."Dulu sepulang dari sawah, aku mendengar kabar bahwa pemilik rumah mewah di depan sana telah membunuh anak dan istrinya. Kemudian pemilik rumah mewah itu dianggap sudah gila karena telah membunuh istri dan anaknya. Akhirnya warga desa memasung pemilik rumah mewah itu di sini," dengan lancar dia bercerita. Cerita ini sama dengan cerita yang diucapkan oleh Dysta. Berarti cerita ini bukan hanya isapan jempol belaka."Aku sudah pernah mendengar cerita ini dari Dysta. Lalu apa yang terjadi, Pak?" tanyaku penasaran terhadap kelanjutan

    Last Updated : 2021-10-13
  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MENCARITAHU RUMAH PAK DARMO

    "Apa yang akan Kamu lakukan, Mas?" tanya Dysta penasaran. Dalam hati Dysta ingin mengetahui rencanaku.Kutarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar, "Aku akan melepaskan dan membawa ayahmu pergi dari pasungan.""Apakah aku tidak salah dengar, Mas?" Dysta menanyakan kepastian ucapanku."Iya, tekadku sudah bulat. Namun, aku tak tahu harus membawanya kemana?" Aku mengeluh agar Dysta mau membantuku.Dysta menghela nafas panjang. Diam beberapa detik, kemudian berkata, "Ayah punya satu sahabat di kampung, namanya Pak Darmo.""Pak Darmo?" ucapku memastikan."Iya, Pak Darmo. Beliau adalah sahabat ayah dari kecil, tapi aku tak tahu masih hidup atau sudah meninggal," jawab Dysta.Kuusap kepalanya dan menarik rambutnya ke belakang. Dia memikirkan cara menemukan Pak Darmo di kampung tanpa menimbulkan kecurigaan dari Durgandini -- mertuaku. Aku tak habis pikir, siapa penulis cerita yang tega memberiku mertua perempuan yang jahat. Penulis c

    Last Updated : 2021-10-18

Latest chapter

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MENCARITAHU RUMAH PAK DARMO

    "Apa yang akan Kamu lakukan, Mas?" tanya Dysta penasaran. Dalam hati Dysta ingin mengetahui rencanaku.Kutarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar, "Aku akan melepaskan dan membawa ayahmu pergi dari pasungan.""Apakah aku tidak salah dengar, Mas?" Dysta menanyakan kepastian ucapanku."Iya, tekadku sudah bulat. Namun, aku tak tahu harus membawanya kemana?" Aku mengeluh agar Dysta mau membantuku.Dysta menghela nafas panjang. Diam beberapa detik, kemudian berkata, "Ayah punya satu sahabat di kampung, namanya Pak Darmo.""Pak Darmo?" ucapku memastikan."Iya, Pak Darmo. Beliau adalah sahabat ayah dari kecil, tapi aku tak tahu masih hidup atau sudah meninggal," jawab Dysta.Kuusap kepalanya dan menarik rambutnya ke belakang. Dia memikirkan cara menemukan Pak Darmo di kampung tanpa menimbulkan kecurigaan dari Durgandini -- mertuaku. Aku tak habis pikir, siapa penulis cerita yang tega memberiku mertua perempuan yang jahat. Penulis c

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   RENCANA RAHASIA JONI

    "Dysta kemarin bercerita kalau yang memasung Anda adalah istri Anda sendiri. Kalau boleh tahu bagaimana ceritanya, Pak?" pancingku untuk membuatnya bercerita. Dalam hati aku ingin sekali membebaskannya, tapi aku masih tak tahu penyebab pasti yang membuatnya di pasung disini. Beberapa hari yang lalu dia bercerita kalau dia dipasung karena dianggap gila. Namun, aku ingin tahu penyebab yang sebenarnya."Dulu sepulang dari sawah, aku mendengar kabar bahwa pemilik rumah mewah di depan sana telah membunuh anak dan istrinya. Kemudian pemilik rumah mewah itu dianggap sudah gila karena telah membunuh istri dan anaknya. Akhirnya warga desa memasung pemilik rumah mewah itu di sini," dengan lancar dia bercerita. Cerita ini sama dengan cerita yang diucapkan oleh Dysta. Berarti cerita ini bukan hanya isapan jempol belaka."Aku sudah pernah mendengar cerita ini dari Dysta. Lalu apa yang terjadi, Pak?" tanyaku penasaran terhadap kelanjutan

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   KISAH TENTANG PAK LURAH

    "Dapat informasi apa dari warung Bu Inah, Mas?" tanya Dysta kepadaku setelah masuk rumah. Maklum aku tadi berpamitan mau ngopi ke warung Bu Inah kepada Dysta. Tujuanku untuk mencari informasi tentang mantan tukang taman rumah kepada warga desa."Aku bertemu dengan Pak Darsono, Tejo, dan juga Pak Minto. Mereka bercerita bahwa mantan tukang taman di rumah ini sudah menjadi Pak Lurah di desa," jawabku kepada Dysta, karena memang hanya informasi itu yang kudapat dari warung Bu Inah."Bagaimana dia bisa menjadi Pak Lurah?" rasa penasaran tercipta di benak Dysta. Sepertinya Dysta masih tak percaya dengan ceritaku.Aku tak tahu bagaimana ceritanya mantan tukang taman rumah ini menjadi Pak Lurah. Hanya ada satu cara mengetahui bagaimana ceritanya. Aku harus bertanya kepada penulis cerita ini, mungkin dia tahu bagaimana ceritanya.Apa? Mau tanya kepadaku tentang Cerita Pak Lu

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   WARUNG BU INAH

    "Kamu Joni, kan?" tanya laki-laki yang duduk di sebelahku ketika aku baru masuk ke warung Bu Inah. Laki-laki berumur sekitar setengah abad itu memandangku dari ujung rambut sampai ujung kaki, mungkin sedang menelusuri maksud kedanganku kesini."Iya, benar," jawabku agak risih dilihat seperti itu. Dua orang lainnya juga memandang aku dengan cara yang sama. Detak jantungku mulai berlompatan kemana-mana, tapi aku tetap berusaha terlihat biasa aja di depan mereka."Kamu sudah sehat?" salah satu dari dua orang yang duduk di sebelahnya mengajukan pertannyaan yang terdengar aneh bagiku."Bagaimana mereka tahu kalau aku baru sembuh?" timbul tanda tanya di pikiranku."Apakah mereka mengenalku?" muncul satu pertannyaan lagi walaupun belum ada jawaban dari pertanyaan sebelumnya.Kedatangannku ke warung Bu Inah bermaksud untuk mencari tahu siap

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   KURA-KURA MILIK DYSTA

    "Bagaimana ceritanya mamamu tega memasukkan ayahmu ke dalam kurungan itu?" terucap tanya di bibirku kepada Dysta yang sedang memandangi langit hitam dengan mata nanar. Dari balik matanya aku tahu ada yang sedang disembunyikannya, atau sebenarnya Dysta ingin bercerita sesuatu tapi tak tahu harus mengawalinya dari mana."Dulu ada seorang tukang taman bekerja di rumah ini, namanya Pak Darto. Dia sangat dekat dengan mama, aku pun sangat dekat dengannya. Jika ada waktu luang, Pak Darto selalu mengajak aku main. Aku sangat senang bermain dengan Pak Darto. Usiaku masih sebelas tahun ketika itu," bibir Dysta membentuk lengkungan senyum yang sangat indah ketika bercerita.Namun, air mata seakan tak menunggu persetujuan dari Dysta untuk meluncur keluar, buliran hangat itu mengalir deras di tengah senyuman Dysta. Aku sungguh tak paham apa yang sedang dirasakan Dysta, lagi sedih ataukah senang.Pikira

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MENGUNGKAP IDENTITAS LAKI-LAKI TUA (POV GULA PASIR)

    Aku dan ratusan juta butir gula ditampung dalam satu wadah oleh perempuan cantik, bermata belok dengan bulu mata lentik, berbibir tipis, bersenyum manis, berhidung mancung, dengan tubuh sintal, seakan membopong dua bola ketika menyilangkan kedua tangannya di depan. Panas, pengap, tanpa ada sirkulasi udara, sesak, sakit di sekujur tubuh akibat saling tumpang tindih, betapa menderitanya berada di dunia ini.Keadaan seperti ini bukan hanya sekali dua kali kami alami, tapi berulang-ulang kali. Kami akan menceritakan bagaimana roda kehidupan berputar dalam hidup kami. Kami lahir sebagai tebu yang ditanam, dirawat dan disayangi oleh penanam kami. Disiram, dipupuk, dibersihkan dan dilindungi dari ancaman semut dan serangga-serangga yang berniat buruk kepada kami. Sampai beberapa bulan hingga kami tumbuh dewasa dan terlihat matang dimata penanam kami.Masa-masa itu adalah masa bahagia bagi kami, bisa berkumpul dan tumbuh dengan jut

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   MERTUAKU TUKANG FITNAH HANDAL

    Hari mulai petang, matahari sudah mulai condong ke barat, ke tempat Sun Go Kong dan teman-temannya mencari kitab suci. Sudah pasti cahayanya mulai redup tak secerah tengah hari tadi. Langit berwarna merah jingga sudah menjadi cerita lama. Sayangnya aku masih tak tahu siapa namaku, Dysta tak pernah memberitahu siapa namaku, kecuali tadi pagi dia menyebutku sebagai 'Mas Joko', tapi tak memberitahu kelanjutan dari nama itu.Dari sepengetahuanku, 'Joni' adalah nama jenis kelamin laki-laki yang berasal dari jawa. Mungkin ayah dan ibuku adalah orang jawa karena memberikan nama 'Joko' untukku. Aku sama sekali tak mempersoalkan nama itu."Bagaimana jika ternyata ayahku adalah seorang pertapa dari jawa?"tiba-tiba terbesit satu pertanyaan di dalam pikiranku. Aku tak tahu darimana datangnya pikiran itu. Namun penulis kisah ini pasti mendengar semua yang ada di dalam pikiranku. Sialnya lagi, penulis itu membenciku.

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   NENEK PEMAKAN DAUN SIRIH ITU MERTUAKU

    "Siapa aku?" pertanyaan yang tinggal di dalam benakku sejak seminggu yang lalu. Kini berubah menjadi rasa penasaran yang sangat butuh adanya satu jawaban. Mirisnya, sampai sekarang masih tak menemukan jawaban yang bisa melepaskan rasa penasaran itu dari dalam benakku.Kepalaku masih sering sakit, tubuhku masih sangat lemah untuk mencari jawaban dari pertanyaanku. Hari-hari kulewati hanya dengan berbaring menghitung matahari terbit dan tenggelam sambil memendam rasa penasaranku di dalam kalbu.Tak sia-sia aku menghitung matahari terbit dan tenggelam, aku menjadi tahu bahwa tujuh kali matahari terbit dan tujuh kali matahari tenggelam telah kulalui di dalam kamar. Tubuhku masih terasa sangat lemah dan tidak bisa bergerak kemana-mana. Baru kemarin kakiku mulai bisa menginjakkan tanah.Hari ini aku bangun agak pagi dari biasanya, penunjuk waktu di dinding menunjukkan pukul setengah tujuh. Matah

  • PEREMPUAN CANTIK ITU MENGAKU ISTRIKU   PENULIS ITU SEPERTINYA MEMBENCIKU

    "Dimana aku?" terbesit tanya di pikiranku. Dengan mata yang masih sulit terbuka, kulihat cahaya terang masuk dari sela-sela jendela yang tirainya sedikit terbuka, sepertinya sekarang ini adalah pagi yang sangat cerah. Sinar mentari begitu hangat masuk ke sela-sela jendela menghangatkan keningku. Semakin lama hangatnya semakin menusuk dan terasa hampir membakar kulit di dahiku. Aku berusaha duduk dengan maksud menutup tirai jendela yang sedikit terbuka, namun tak bisa.Kutengok jam dinding masih menunjukkan pukul setengah sembilan, masih cukup pagi bagiku untuk melanjutkan tidur lagi dalam keadaan seperti ini. Kepalaku masih terasa berat dan masih terasa sangat pusing untuk bisa ku angkat. Aku berusaha mengangkat namun sia-sia, kepalaku masih lengket dengan bantal yang menyanggah kepalaku dari bawah. Aku hanya bisa pasrah untuk memejamkan mata.Terdengar langkah kaki masuk ke dalam kamarku, semakin lama langkah itu terdengar

DMCA.com Protection Status