Share

Bab 4

Chafter 4 – Serigala berbulu domba

Kerajaan Phenex, tetangga kerajaan Asura, ruang tamu kerajaan.

“Kukuku... Pengeran Prince sangat cerdik!”

“Haha! Kau menyanjungku Raja Phenex!”

Prince Asura, adalah pangeran tertua dari selir dan Raja Asura, Desmond Asura IX. Dia saat ini sedang berkunjung ke Kerajaan tetangganya, yakni Kerajaan Phenex.

Dia telah di percayakan sebagai pemimpin tim delegasi, dimana untuk hubungan diplomatik dengan kerajaan Asura – Phenex.

“Namun... aku tidak habis pikir, bahwa pangeran ke-10 akan bangkit dari kematian! Bukankah itu luar biasa? Bagaimana keadaannya sekarang?” ucap Raja phenex.

“Dia? Biarkan dia bersenang-senang dulu. Nanti... Aku akan membunuhnya lagi. Jika satu kali tidak bisa, dua kali akan ku lakukan, jika dua tidak bisa, tiga. Aku tidak percaya dia memiliki nyawa sebanyak itu” ucap Prince Asura.

“Kukuku... Benar-benar kejam! Hebat!” ujar Raja phenex dengan raut wajah bahagia dan ramah.

“Benar! Untuk politik kerajaan... sebentar lagi akan jatuh ke tanganku, kemudian, sebentar lagi dan sedikit lagi kerajaan akan jatuh di telapak tanganku juga” ucap Pangeran Prince dengan wajah tersenyum lembut.

“Kukuku... Aku tidak sabar menantikan hari itu” ujar Raja Phenex.

Yah, mereka berdua adalah villain yang bekerja yang sama satu sama lain demi mencapai satu tujuan. Jadi tidak mengherankan tindakan membunuh sangat mudah di lontarkan dari mulut mereka. Bagaimanapun, apa yang keluar dari mulut mereka merupakan isi hati sebenarnya.

Jangan perhatikan ekspresi lembut Pengeran Prince, atau raut bahagia dan ramah Raja Phenex, di balik itu semua menyimpan kegelapan tersembunyi.

***

Lucas Asura terlihat termenung di bilik balkon kamarnya. Saat itu telah malam, dimana cahaya bulan menyinari permukaan dengan lembut. Bintang bintang di langit juga bertaburan tersebar dalam jumlah yang banyak, menampilkan keindahan langit yang mempesona.

Metode Iblis, adalah metode yang di berikan kehendak Planet Ur pada Pride Ruler di masa lalu, sebagai bukti kesetiaan untuk melindungi planet.

Yah, sekarang planet itu telah mati dan hancur dimakan Nyarlathotep. Yang berarti misi untuk melindunginya telah gagal.

Metode Iblis di dasarkan pada menyerap esensi/energi negatif dari manusia, dengan mempengaruhi emosi buruk dalam diri seseorang kemudian mengarahkan hal tersebut ke pemakai Metode Iblis, sehingga memperkuat pemakai sendiri.

Emosi marah, iri, dengki, hasud, frustasi, sombong adalah kategori dari hal yang akan di serap yang kemudian memperkuat pengguna.

Untuk memulai menggunakan Metode Iblis di perlukan pemicu, dimana kebencian kolektif dari banyak manusia perlu di arahkan pada pengguna. Sehingga dengan itu akan mencapai Level satu, dimana sebuah teratai hitam akan mulai muncul di lautan inti energi.

Sebenarnya, tidak perlu bagi Lucas Asura untuk mempraktekkan metode ini lagi, jika dia tidak menginginkannya.

Bisa saja dia mempelajari beberapa teknik acak dari perbendaharaan kerajaan, atau akademisi dan perpustakaan akademi Asura. Bagaimanapun, belajar sihir sangat luas caranya.

Dengan inti energinya yang mulai muncul, sangat mudah baginya untuk mempelajari berbagai pengetahuan sihir lain.

Namun... Metode Iblis memiliki kelebihan di banding teknik sihir yang lain.

Yaitu memperkuat diri dengan emosi buruk manusia. Bukankah itu luar biasa? Di medan perang, berapa banyak manusia yang frustasi, kelelahan mental, dan amarah yang membludak muncul?

Bukankah akan sangat mudah untuk menjadi kuat dengan metode itu? Maka dari itu Lucas memutuskan mempraktekkan metode iblis sekali lagi.

Dan untuk sekarang? Dia akan belajar teknik sihir lain. Dia tidak ingin menggantungkan dirinya hanya pada satu metode belaka, bukankah itu sia-sia?

Dia sekarang memiliki tujuan yang lebih tinggi untuk di capai, bukan hanya melindungi planet, melainkan balas dendam pada penyebab dan akar masalahnya.

***

[Oh! Pelayan itu menarik! Bukankah begitu?]

“Ya!”

Aku sekarang sedang memperhatikan seorang pelayan yang sedang mempraktekkan gaya pedangnya di halaman belakang kerajaan Asura.

Halaman belakang adalah dimana balkon kamarku berada, yang artinya aku dapat menyaksikannya berlatih dengan cukup jelas.

*Syuuut!

*Syuuut!!

*Syuuut!!!

Tebasan pedangnya terlihat halus, semakin lama dia menebas semakin kuat tekanannya. Sosoknya yang masih memakai pakaian pelayan terlihat menambah kesan anggun dari gerakan pedang yang ia lakukan.

“Huft!”

*Syuut!

Keringatnya menetes ke tanah yang kasar seiring dengan gerakan yang dia lakukan.

Hei! Bukankah dia luar biasa? Bagaimana bisa dia berakhir menjadi pelayan ketimbang menjadi kesatria? Ini aneh!

Aku berpikir untuk mendekatinya dan mengobrol jika memungkinkan.

Hingga... beberapa waktu kemudian.

Aku berdiri tidak jauh darinya, mengamati pelatihan yang ia lakukan. Tidak baik mengganggu pelatihan orang lain. Lebih baik menunggu hingga dia selesai.

“Huft”

*Syuut!!!

“Fyuuhhh!”

Dia bernafas sangat teratur dan tenang. Yang berarti dia adalah petarung yang terlatih. Aku berniat menyapanya.

“Hei! Teknikmu terlihat bagus! Bisa ngobrol singkat?”

“Ah?!”

Dia terlihat terkejut. Apa dia tidak menyadari aku yang telah berdiri di hadapannya? Memang, fokus seperti itu adalah hal yang hebat.

“Pa-pangeran Lucas?! Apa ada hal yang anda butuhkan dari pelayan ini?!”

Dia berkata sangat sopan, berbanding terbalik dengan pelayan yang biasa aku temui di kastil ini. Apa dia pelayan baru?

“Tidak ada! Aku mengagumi gerakan pedang dan teknik yang kau lakukakan. Bukankah itu hebat? Aku bertanya-tanya, kenapa kau menjadi pelayan ketimbang kesatria?”

“I-itu... Begitu...”

Dia dengan gugup berkata begitu, padahal nafasnya sangat teratur sebelumnya.

“Ah, tenang dan santai saja! Aku adalah pangeran sampah tanpa inti energi, jadi kau bisa santai di hadapanku. Bagaimanapun, aku juga tidak bisa berbuat buruk padamu”

“...”

“Pangeran!”

“Ya?”

“Tidak baik merendahkan diri seperti itu!” ucapnya dengan cemberut.

“Oh? Oke!”

“Ma-maafkan kelancanganku!” ucapnya setelah sadar apa yang ia ucapkan adalah kasar.

“Tidak! Aku tidak membutuhkan maafmu. Kau tidak bersalah!”

“Be-begitu! Terimakasih atas kemurahan hatimu pangeran”

Pelayan tersebut kemudian mencoba santai di hadapan Lucas, dan memulai mengobrol dengannya. Pada awalnya dia cukup canggung, namun dalam beberapa menit, tubuhnya mulai rileks dan santai. Bagaimanapun, sebenarnya dia memiliki kontrol nafas yang baik, jadi mudah baginya jika sudah terbiasa dengan tekanan.

Nama pelayan itu adalah Mary, dia bercerita alasan dia menjadi pelayan adalah karena untuk menarik perhatian salah satu pangeran dari 10 pangeran kerajaan Asura.

Jujur, Mary dengan malu mengakui hal tersebut, dia berasal dari keluarga baron, yang adalah bangsawan tingkat rendah. Ayahnya menyuruh dia melakukan hal tersebut, dan dia tidak memiliki pilihan lain selain mengikutinya.

“Ayahmu cukup Materialis!” ucap Lucas.

“Benar! Apa dia tidak memilik hati pada putri cantiknya ini? Huh! Dia selalu saja meremehkanku, bahwa aku terlalu menyukai pedang dan tidak akan bisa menikah di masa depan” ucap Mary sambil mengusap matanya, seolah ada air mata yang keluar.

“Begitu... Bukankah ini kebetulan sekali!? Jadilah pelayan pribadiku! Aku tertarik padamu!” ucap Lucas.

“Eh? I-itu...”

“Apakah aku tidak cukup?” tanya Lucas.

Lucas berpikir, dia terkenal akan banyak keburukannya, apa pelayan ini tidak mau dengan orang seperti dirinya? Yah... Dia tidak akan memaksa...

“Bu-bukan begitu! Aku-Aku... Huft... Fyuhh! Aku setuju!”

Mary menarik nafas kemudian mengucapkan satu kalimat persetujuan yang jelas. Selama dia mengobrol dengan Lucas, sepertinya tidak buruk juga. Mary merasa bisa berbicara normal selayaknya teman.

“Bagus! Jika begitu sudah sepakat!”

“Sepakat!”

Sekarang, Lucas akhirnya memiliki pelayan pribadi. Bukankah itu hebat? Apa dia perlu memberinya gaji secara pribadi sekarang, heh? Yah, dia tidak punya uang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status