/ Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 4 Nenek Tua yang Aneh

공유

Bab 4 Nenek Tua yang Aneh

작가: Freya
last update 최신 업데이트: 2024-11-08 17:30:42

Rangga telah siuman dari pingsannya, dia mendapati dirinya berbaring di tempat tidur batu. Kepalanya masih terasa pusing dan dadanya masih terasa sesak. Aroma ramuan herbal yang pekat menyergap hidungnya.

Rangga mencoba bangun, dia mengangkat kepala dan tubuhnya perlahan, tapi ternyata tubuhnya masih terasa sakit ketika bergerak.

"Aaargh!"Rangga berseru tertahan.

Tubuh Rangga kembali ambruk, pemuda itu merasakan rasa sakit yang luar biasa di dada dan perutnya serta sakit kepala yang luar biasa.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki masuk ke kamar.

"Aah...syukurlah kamu sudah bangun!"

Rangga terkejut dan menoleh, seorang nenek-nenek berdiri dihadapannya, dia membawa nampan yang penuh dengan guci-guci kecil dan cawan.

Tapi lagi-lagi Rangga terkejut ketika menyadari siapa nenek itu. Hampir saja dia berteriak ketakutan. Nenek itu adalah nenek yang membukakan pintu untuknya.

"Mbah, ternyata Simbah itu orang ya,"ujar Rangga dengan polosnya.

Nenek itu tertegun namun sedetik kemudian dia terkekeh.

"He he he he tentu saja aku orang. Lihat kakiku masih menapak tanah."

Suara tawanya terdengar menyeramkan di telinga Rangga seperti suara kuntilanak.

Nenek itu meletakan nampan di meja batu di dekat Rangga lalu duduk di tepi tempat tidur batu.

"Aku memang lebih mirip hantu daripada orang. Tak heran orang-orang memanggilku dengan panggilan Wanita Iblis Gunung. Tapi jangan kuatir, aku tidak akan mencabut nyawamu heh heh heh."

"Terimakasih Mbah, sudah menyelamatkan saya."

Usai berbicara dada Rangga terasa sesak.

"Uhuuk...uhuuk."

Darah kental berwarna merah kehitaman keluar dari mulutnya. Nenek itu mengambil kain lalu mengelap darah yang tersisa di mulutnya.

"Heeh keterlaluan sekali, mereka memukulimu sampai luka dalam parah. Ada pendarahan di paru-paru dan limpamu. Untung badanmu kuat menahannya, tapi kamu sudah lima hari tidak sadar.

Rangga terkejut menyadari dirinya ternyata sudah tidak sadarkan diri selama lima hari.

"Jadi saya pingsan selama lima hari?"

Si Nenek mengangguk

"Iya, tapi sudahlah tenangkan saja dirimu. Yang penting sekarang kamu selamat. Siapa namamu dan darimana asalmu Ngger?"

"Saya Rangga, murid Padepokan Sekar Jagad milik Mpu Waringin. Lalu siapa nama Nenek."

Tiba-tiba wajah nenek tampak tidak suka mendengar nama Mpu Waringin.

"Kamu bisa memanggilku Mbah Janti. Ternyata kamu murid Kancil Tua licik itu ya."

Rangga tak menyangka tanggapan Mbah Janti yang tampak tidak suka mendengar nama gurunya disebut.

"Tapi saya baru dua hari di tempat itu, setelah itu mereka mengusir saya karena saya dituduh membantu Kangmas Gondo, Kakak seperguruan saya membunuh Mpu Waringin."

"Hah, Kancil Tua itu sudah mati rupanya?"

Mbah Janti menghela nafas lalu berkata lagi "Yaah dia memang pantas mati tapi mengapa muridnya membunuh gurunya sendiri?"tanya si Nenek.

"Mungkin mereka mengincar kitab Sang Hyang Agni milik Mpu Waringin,"jawab Rangga.

"Apa...kitab itu dicuri muridnya sendiri? Huuh benar-benar keterlaluan mereka. Tapi walaupun kitab itu sudah mereka kuasai, belum tentu mereka bisa mempelajari isi kitab itu,"Mbah Janti berbicara dengan nada mengejek.

Rangga yang tadinya masa bodoh dengan Kitab Sang Hyang Agni mendadak tertarik setelah mendengar penjelasan Mbah Janti.

"Apa isi kitab itu? Sepertinya Simbah mengetahui segala hal tentang kitab itu."

Mbah Janti mulai bercerita

"Kitab itu sudah ada dimasa Kerajaan Medang dan menjadi incaran para pendekar di Jawa. Awalnya para Resi di kuil Sywagrha yang menyimpannya. Setelah itu entah bagaimana kitab itu bisa berpindah tangan ke orang lain."

"Jadi kitab itu sempat lama menghilang?" tanya Rangga.

"Ya, setelah keruntuhan Kerajaan Medang, kitab itu tidak terdengar lagi kabarnya. Sempat muncul kembali di masa kerajaan Kadiri saat Gusti Prabu Jayabaya memerintah, setelah itu menghilang lagi.

Mbah Janti mengambil bahan herbal dari guci-guci kecil, mencampurnya di cawan. Sambil bekerja Mbah Janti melanjutkan ceritanya.

"Tapi duapuluh tahun yang lalu, setelah lama menghilang, kabar tentang kitab ini muncul kembali. Para pendekar mulai mencari keberadaannya dan memperebutkan kitab itu,"ungkap Mbah Janti.

"Lalu siapa yang memegang kitab Sang Hyang Agni saat itu? Seharusnya kitab itu dikembalikan ke pemiliknya para Resi di kuil Sywagrha,"ujar Rangga.

Mbah Janti tak menjawab dia memeriksa luka lebam di tubuh Rangga, lalu mengolesinya dengan ramuan dari sebuah guci kecil dengan hati-hati.

Rangga meringis kesakitan ketika tangan Mbah Janti menyentuh luka lebam hitam di sekitar perutnya.

"Yang di sini sakitkah?"tangan Mbah Janti menyentuh bagian ulu hati.

"Aaarrgh!"

Rangga menjerit kesakitan.

"Masih sakit ya?"Mbah Janti menatap Rangga dengan pandangan iba.

Rangga mengangguk sambil meringis menahan sakit.

"Iya Mbah, rasanya seperti ditusuk ribuan jarum."

Nenek menghela nafas lalu melanjutkan cerita tentang Kitab Sang Hyang Agni untuk mengalihkan perhatian Rangga dari rasa sakitnya.

"Duapuluh tahun yang lalu terjadi pertarungan antar pendekar di Lembah Hantu ini memperebutkan Kitab Sang Hyang Agni."

"Tapi bagaimana para pendekar bisa tahu soal kitab ini? Bukankah kitab itu sudah lama menghilang?"tanya Rangga.

Baginya cerita ini menarik sehingga dia sejenak bisa melupakan rasa sakit di tubuhnya. Mbah Janti melanjutkan ceritanya.

"Kitab itu terakhir dikuasai oleh sekte Bhairawa pemuja Durga. Pemimpin sekte itu adalah Dewi Sekar. Dengan ilmu hitamnya, Sekar berhasil mengalahkan para pendekar yang memperebutkan kitab itu. Kamu tahu siapa Dewi Sekar?"

"Dewi Sekar? Tentu saja saya tidak mengenalnya,"jawab Rangga dengan raut wajah bingung.

"Huh keterlaluan kamu, itu kan isteri Mpu Waringin gurumu. Tapi dasar Waringin laki-laki licik, dia merayu Dewi Sekar agar bisa menguasai kitab itu dan sialnya Dewi Sekar mau saja diperdaya. Dasar perempuan bodoh,maki Mbah Janti.

Rangga kebingungan, di matanya sepertinya Mpu Waringin adalah seorang pendekar yang baik dari golongan putih. Tapi Mbah Janti sama sekali tak menganggap Mpu Waringin adalah orang yang layak dihormati.

"Pertarungan perebutan kitab Sang Hyang Agni itu benar-benar mengerikan. Tak peduli pendekar golongan hitam atau putih semua sama-sama berebut saling bunuh."

"Lalu bagaimana Dewi Sekar bisa mengalahkan para pendekar itu?"tanya Rangga.

"Saat malam tiba, Sekar menggunakan ilmu hitamnya membunuhi semua pendekar yang berkumpul di Lembah Hantu. Dia berhasil mempengaruhi pikiran para pendekar itu sehingga mereka kesurupan dan melakukan bunuh diri massal."

Bergidik Rangga mendengar cerita Mbah Janti. Membayangkan satu orang bunuh diri saja sudah seram apalagi jika yang bunuh diri banyak orang di saat yang sama secara serentak.

"Bagaimana Mbah Janti bisa tahu sejarah Kitab Sang Hyang Agni dari awal sampai akhir?"

Mbah Janti menatap tajam mata Rangga membuat Rangga sedikit takut. Sedetik kemudian nenek aneh itu terkekeh

"Heh heh heh heh rupanya kamu tertarik dengan dongeng ini ya?"

Rangga tersenyum malu dan kembali menatap wajah Mbah Janti berharap dia kembali melanjutkan ceritanya.

"Nanti kalau kamu sudah sembuh aku tunjukan sesuatu. Apa yang ingin kamu ketahui tentang sejarah kitab itu ada di suatu tempat."

"Saat terjadi pertarungan duapuluh tahun yang lalu apakah Mbah Janti berada di sini?"

Mbah Janti tertegun sejenak, dia menghentikan kegiatannya tapi tak menjawab pertanyaan Rangga. Setelah itu dia kembali menuangkan air panas ke cawan dan mengaduknya.

"Mbah...."

Rangga masih ingin bertanya lagi namun Mbah Janti keburu menukasnya.

" Ah sudahlah tidak usah dibahas lagi, sekarang minum jamu dulu, biar kamu lekas sembuh."

Mbah Janti menyorongkan cawan ke bibir Rangga. Pemuda itu menatap Mbah Janti dengan pandangan ragu.

Mbah Janti tampaknya memahami pikiran Rangga.

"Jangan takut, ini bukan racun."

Rangga akhirnya meminum isi cawan sampai habis. Dia merasakan ramuan herbal itu sangat pahit. Setelah cawan pertama habis, nenek memberikan cawan kedua

"Sekarang minum ini supaya lukamu tidak bernanah di dalam."

Rangga mengambil cawan kedua dan segera meminumnya. Ternyata ramuan di cawan kedua ini manis rasanya..

Setelah meminum 2 ramuan itu, Rangga mulai merasakan tubuhnya sudah mulai sedikit ringan.

"Madu ini enak sekali," Rangga berkomentar.

"Tentu saja madu ini berasal dari aneka bunga yang berkhasiat mencegah kuman berkembang biak di lukamu. Ada sari bunga Sambung Jiwa, Wijaya Kusuma, Mawar Hutan, Cendana dan banyak lagi. Madu ini ku ambil sendiri dari hutan."

Mbah Janti membereskan obat-obatan dan menatanya kembali di atas nampan.

"Kamu mau makan Ngger?"Mbah Janti menawarkan makanan.

Rangga tersadar,perutnya sudah lapar setelah lima hari tidak terisi makanan.

"Ya Mbah, saya lapar."

"Ya sudah, aku ambil makanan dulu ya,"Mbah Janti berlalu keluar kamar.

Rangga sebenarnya masih ingin bertanya lagi, tapi Mbah Janti sepertinya sibuk dengan kegiatannya sehingga Rangga tidak jadi bertanya.

*****

Sementara itu di Padepokan Sekar Jagad, para murid sedang mempersiapkan upacara pengangkatan Jalu sebagai Ketua Perguruan Sekar Jagad.

Di Ruang tengah kediaman Mpu Waringin Jalu mengeluarkan kitab Sang Hyang Agni dan mulai membuka lembarannya.

Kitab Sang Hyang Agni terbuat dari lembaran kulit kerbau yang ditulis dengan tinta hitam. Saat melihat isinya, Jalu mengerutkan keningnya. Huruf-huruf yang tertulis di dalamnya bukanlah tulisan huruf Jawa Kuno yang dikenalnya melainkan tulisan aneh yang dia tidak tahu darimana asalnya.

Dia melanjutkan membuka kitab itu ternyata ada kerusakan di lembar halaman paling belakang seolah ada orang yang sudah menyobeknya.

Jalu baru sadar, ternyata kitab itu sudah tidak lengkap lagi halamannya.

"Bangsat, ternyata aku cuma dapat separo dan hurufnyapun asing bagiku. Aku harus mencari orang yang bisa menerjemahkan tulisan ini,"gumamnya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

관련 챕터

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 5 Pengkhianat

    Terdengar suara langkah kaki memasuki ruangannya. Jalu menoleh, terlihat Hasta masuk sambil membawa satu gendul tuak dan dua cawan. Jalu memandang Hasta dengan pandangan menyelidik curiga. "Mau apa kamu masuk kemari tanpa izinku?!" Namun Hasta tak sedikitpun terlihat marah atau tersinggung. Dia tetap tersenyum sambil berjalan mendekati Jalu dan menepuk bahunya. "Jangan marah dulu Kangmas Jalu. Aku hanya ingin merayakan keberhasilanmu merebut Kitab Sang Hyang Agni. Setelah ini Kangmas pasti bakal menjadi pendekar tanpa tanding." Wajah Jalu mulai melunak, tampaknya dia senang mendengar pujian Hasta yang setinggi langit. Tapi sejurus kemudian dia menghela nafas panjang. "Hasta, aku tidak sekedar ingin menjadi pendekar tanpa tanding, tapi aku juga ingin menjadi pejabat istana. Aku yakin setelah menguasai ilmu Sang Hyang Agni kemudian terkenal sebagai pendekar tanpa tanding, Gusti Ratu Tribuana pasti bersedia menjadikanku sebagai seorang pejabat." Hasta tertegun dan membatin

    최신 업데이트 : 2024-11-12
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Rahasia Makam Kuno 1

    Ruangan di sebelah kamar Hasta adalah tempat penyimpanan obat dan bahan-bahan obat. Gembong membuka pintu ruang penyimpanan bahan obat, situasi di dalam gudang begitu gelap. Dia mengambil lampu sentir yang tergantung di dinding lalu masuk dan memeriksa di dalamnya. Terdengar bunyi mencicit dan bunyi benda yang saling berbenturan di belakang lemari. "Cit cit cit! Glodak glodak glodak!" Gembong mendekati lemari, beberapa tikus bermunculan dari bawah lemari penyimpanan bahan obat, disusul dengan seekor kucing yang melompat dari atas lemari. Saat melompat, kucing itu menyenggol tangan Gembong yang sedang memegang sentir. "Sialan, tikus tikus !" Tikus-tikus berlarian dari balik lemari. Gembong yang tampak sangar dan perkasa ternyata takut dengan tikus. Karena terjangan kucing, lampu sentir yang dibawa Gembong terjatuh dan minyak kelapa bahan bakar lampu sentir tumpah ke lantai. Minyak yang terkena api langsung terbakar merembet ke tumpukan kayu, akar kering dan rak yang diatas

    최신 업데이트 : 2024-11-16
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 7 Rahasia Makam Kuno2

    Suasana malam itu berubah, gundukan tanah dengan batu nisan itu menghilang. Sementara di depannya sedang berlangsung pertarungan yang sengit antar pendekar. Jarak Rangga dengan para pendekar itu cukup dekat hanya berjarak sekitar lima meter saja. Seorang pendekar yang berpakaian seperti seorang Resi berteriak lantang. Suaranya menggelegar bagai petir mengalahkan suara teriakan pertarungan. "Sekar kembalikan Kitab Sang Hyang Agni kepada kami. Najis jika kitab itu dipegang manusia sesat macam kalian!" Terdengar suara wanita yang melengking lantang menusuk telinga. Membuat para pendekar lainnya menutup telinga mereka. "Ha ha ha ha kamu mimpi Dharmaja, kalahkan dulu para pendekar di sini, baru aku ikhlas menyerahkan kitab ini kepadamu!" Setelah itu terdengar suara pertarungan sengit. "Siapa itu Mbah?" "Dia Resi Dharmaja, salah satu pendeta di Sywa Grha yang diutus merebut kembali kitab itu. Sekarang diamlah, kamu sedang melihat peristiwa duapuluh tahun yang lalu,"tukas Mbah

    최신 업데이트 : 2024-11-17
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 8 Cakra Tenaga Dalam

    "Anda tidak usah membuka cakra tenaga dalam saya Lagipula saya tidak berminat belajar silat. Sebaiknya kita pulang saja Mbah, saya juga sudah lelah dan mengantuk.""Ya ya ya kita pulang, Simbah lupa kalau kamu sebenarnya masih sakit."Mereka berdua kembali menyusuri jalan setapak pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Rangga yang sudah lelah segera merebahkan dirinya di tikar. Namun udara gunung yang dingin membuatnya sulit tidur.Dicobanya memejamkan mata sambil berhitung sehingga lama kelamaan akhirnya dia mulai mengantuk. Antara sadar dan tidak sadar, saat dirinya sudah setengah terlelap, ada satu sosok pria berpakaian serba putih seperti seorang Resi menghampirinya.Resi itu membangunkannya dengan lembut. Saat Rangga membuka matanya, Resi itu tersenyum ramah lalu berkata "Ngger, tadi aku melihatmu bersama Janti di sana."Rangga mengucek-ucek matanya, dia merasa aneh dengan kehadiran seorang Resi secara tiba-tiba di kamarnya. Dia hantu apa manusia? Bagaimana dia bisa masuk kemari?

    최신 업데이트 : 2024-11-18
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 9 Kalung Tujuh Batu Cakra

    "Mbah, saya kan tidak berbakat, kenapa Simbah malah memilih saya?" Mbah Janti tersenyum.memandang Rangga lalu menepuk bahunya. "Karena hatimu baik dan kamu cerdas. Simbah percaya setelah ini kamu mampu mengatasi kesulitanmu membuka cakra tenaga dalam. Sekarang duduklah dan ikuti perintahku, aku akan mencoba lagi membuka cakra tenaga dalammu." Rangga duduk bersila sedangkan Mbah Janti berdiri di depannya. "Sekarang kamu hirup udara dalam-dalam dan hembuskan melalui mulut perlahan." Ini persis seperti yang diajarkan Resi Dharmaja, batin Rangga. Karena sebelumnya sudah pernah melakukannya, Rangga tidak menemui kesulitan melakukannya. Mbah Janti lalu duduk di belakang Rangga menempelkan tangan di punggung Rangga. Tapi hanya dalam hitungan detik Mbah Janti menarik tangannya. "Cakra tenaga dalamu sudah terbuka, siapa yang membantumu membukanya?"tanya Mbah Janti dengan nada menyelidik. Rangga tertegun ternyata Mbah Janti sudah tahu, tapi dia masih tidak ingin menceritakan pert

    최신 업데이트 : 2024-11-19
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Penunggu Sungai

    Rangga mendekapkan kitab Sang Hyang Agni ke dadanya lalu menatap Mbah Janti. "Mbah, saya berjanji akan mengembalikan kitab ini pada para pendeta di Sywa Grha setelah saya mempelajarinya. Tapi ajarkan saya membaca huruf Brahmi." Mbah Janti tampak lega mendengar pernyataan Rangga. Dia mengangguk lalu berkata. "Terimakasih Rangga sudah bersedia membantuku. Kitab ini memang sudah seharusnya berada di Sywa Grha. Jika kamu bertemu para pendeta Sywa Grha, sampaikan permintaan maaf kami dari sekte Bhairawa yang sudah menahan kitab itu di sini." Rangga mengangguk "Ya Mbah, saya akan sampaikan pada mereka." "Terimakasih Rangga, aku sudah lega. Sekarang aku akan mengajarkanmu cara membaca huruf Brahmi dan jurus-jurus Sang Hyang Agni." ***** Selama di Lembah Hantu, Rangga selain mempelajari ilmu sang Hyang Agni, Mbah Janti juga mengajarkan ilmu-ilmu dari sekte Bhairawa. "Rangga, aku juga mengajarkanmu ilmu dari Sekte Bhairawa. Bagi para pendekar golongan putih, ilmu ini adalah ilmu

    최신 업데이트 : 2024-11-21
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 11 Minyak Bintang

    Rangga bergegas naik ke tepian sungai, sementara makhluk bersisik seperti ikan itu masih berada di dalam air. Seumur hidupnya belum pernah Rangga melihat wujud makhluk halus atau siluman apapun. Jadi ini adalah pengalamn pertamanya. Rangga berusaha membunuh rasa takut yang mulai menguasai dirinya. Dia mencoba menggertak makhluk di depannya. "Kalau kamu mencari gara-gara denganku, kamu bertemu dengan orang yang salah!" Usai berbicara, Rangga mulai menghimpun tenaga dalam di tangannya, lalu melontarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah makhluk itu. "Hyaaaa!"Rangga berteriak ketika melontarkan pukulan ke arah makhluk seram itu. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras seperti bom meledak "Blaaar!" Pecahan batu berhamburan di sungai. Makhluk seram itu ternyata tidak dapat dipukul, energi pukulan Rangga melesat menembus tubuh makhluk seram itu dan menghantam batu dibelakangnya. Terkesiap Rangga melihat upayanya gagal. "Ha ha ha ha ha, percuma saja kamu berusaha membunuhku man

    최신 업데이트 : 2024-11-22
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 12 Jangan Buka Pintunya

    "Jadi Dewi Sekar sebenarnya masih hidup tetapi hanya berubah wujud? Tapi bukankah beliau sudah insyaf dan tidak lagi menganut aliran Bhairawa setelah menikah dengan Mpu Waringin?" Rangga serasa tak percaya, isteri Mpu Waringin menjadi budak iblis yang bisa menjelma sebagai siluman ikan. "Benar, memang dia sudah insyaf. Tapi sebelum dia mengenal Waringin, dia telah menggadaikan hidupnya pada Wastya, Raja Siluman Ikan yang menghuni sungai itu. Wastya menjanjikan kecantikan dan kehidupan abadi asal Sekar bersedia menjadi isterinya,"ungkap Mbah Janti. Mbah Janti menyorongkan cawannya yang sudah kosong pada Rangga "Ngger, tolong tuangkan wedhang jahenya." Rangga meraih poci lalu menuangkan wedhang jahe untuk Mbah Janti dan dirinya. Setelah menyeruput minumannya, Rangga bertanya, "Jadi Dewi Sekar akhirnya menikah dengan Wastya? Tapi bagaimana mungkin demit menikahi manusia? Bukankah Sang Hyang Widi melarang pernikahan antara manusia dengan demit?" Rangga hampir tak percaya ada man

    최신 업데이트 : 2024-11-22

최신 챕터

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 110 Galau

    Gajah Mada tercekat, berita itu membuatnya sedih sekaligus marah. Seseorang telah membunuh Rangga."Hasta...siapa dia?"tanya Gajah Mada."Saya mencari informasi ke salah satu murid Mpu Waringin yang selamat. Ketika dia menyebut nama Hasta, saya langsung menyelidiki soal Hasta. Dia adalah salah satu Senopati di pasukan Araraman dan Ra Kembar adalah pamannya,"jawab Tudjo.Gajah Mada terkejut, tak menyangka Hasta ternyata adalah seorang prajurit Majapahit keponakan Ra Kembar. Gajah Mada yang murka langsung berujar"Kurang ajar, prajurit rendahan saja beraninya dia mengganggu Rangga.""Sabar dulu Gusti Patih, kita harus memastikan dulu apakah Rangga memang sudah mati dibunuh Hasta atau dia sebenarnya masih hidup. Jangan sampai anda balas dendam ke orang yang salah,"Wasis mengingatkan."Tadi sewaktu acara selamatan di rumah Ra Kembar, saya menguping pembicaraan Hasta dan dua anak buah kepercayaannya Tunggul dan Gembong. Menurut informasi murid Mpu Waringin, Tunggul dan Gembong dulunya j

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 109 Shankara Lahir

    Tangisan bayi memecah ketenangan di Kasogatan Dharmasuci siang itu. Para bhiksuni di asrama bersuka cita menyambut kehadiran bayi laki-laki anak Siwi. Siwi tersenyum bahagia melihat anaknya terlahir selamat. Santini mendekatkan bayi yang sudah dibersihkan kepada Siwi. "Anaknya laki-laki, kamu sudah punya nama untuk dia?"tanya Santini Siwi menatap wajah anaknya lekat-lekat. Anak itu mirip dengan Hasta bapaknya. Kemudian dia berkata "Anak ini akan kunamai Shankara yang artinya pembawa keberuntungan. Semoga kelak hidupnya akan selalu beruntung." Senandung doa dari para bhiksuni menggema di seluruh relung Kasogatan Dharmasuci. Bersyukur atas kelahiran Shankara serta mendoakan Siwi dan Shankara. ***** Sementara itu Hasta sedang berada di kediaman keluarga Ra Kembar yang saat itu sedang dalam suasana duka. Sebuah acara selamatan sedang diselenggarakan oleh keluarga Ra Kembar. Saat itu rumah keluarga Ra Kembar dipenuhi oleh sanak saudara, teman dan rekan kerja Ra Kembar. Hast

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 108 Bhiksuni Santini

    Pedagang kue itu menjambak rambut Siwi dengan kasar hingga sanggulnya berantakan."Kamu mau bayar tidak? Kalau tidak kami akan membawamu ke Dhayksa!""Maaf saya lapar tapi saya tidak punya uang? Saya...saya tidak bisa bayar,"ucap Siwi lirih.Mata Siwi memandang ke sekelilingnya namun tak seorangpun yang membelanya.Salah seorang penonton berseru memprovokasi orang-orang disekitarnya."Dia bohong, mana ada maling mau ngaku!""Kita bawa dia ke Dhayksa!"penjual kue bersiap menyeret Siwi pergi."Tunggu!"Seorang laki-laki dengan pakaian yang indah dengan banyak perhiasan mendatangi Siwi. Laki-laki itu wajahnya tampan dan kulitnya bersih. Dia memakai selendang sutera berwarna hijau serasi dengan kipas dari bulu merak hijau di tangannya. Di belakangnya seorang abdi laki-laki berbadan gempal dan pendek mengikuti di belakangnya. Laki-laki itu meraih dagu Siwi dan meneliti wajahnya. Sejurus kemudian dia tersenyum, kecantikan Siwi masih memancar walaupun penampilannya kumal dan wajahnya kotor

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 107 Pencarian Siwi

    "Gusti Putri Alit adalah putri bungsu Bhre Pajang Sureswari. Dia menghabiskan masa kecilnya di goa Selarong di kediaman keluarga bapaknya,"ungkap Rama. Tertegun Hasta mendengar penjelasan Rama, sejurus kemudian raut wajahnya tampak menyesal. "Sial, urusanku dengan Hasta jadi tambah panjang ditambah lagi aku harus berurusan dengan dia. Bhre Pajang sudah mengusirku, besok aku sudah harus pulang ke Trowulan,"ujar Hasta dengan geram. Rama menenangkan Hasta yang kecewa karena diusir dari Pajang "Kangmas Hasta tidak usah kuatir, masalah Hasta biar aku yang mengurusnya. Bhre Pajang boleh saja minta Rangga dibawa dalam keadaan hidup. Tapi aku tidak terima, Rangga dan teman-temannya sudah membunuh saudara-saudara seperguruanku. Mereka harus menerima balasannya!" Seorang abdi tiba-tiba masuk ke ruangan Hasta dengan tergesa-gesa "Ndoro Hasta, Ki Tunggul ingin bertemu dengan anda. Katanya ada berita penting yang harus segera disampaikan." "Suruh dia masuk!"perintah Hasta. Abdi itu

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 106 Gusti Putri Alit

    Saraswati menatap Rangga dengan tatapan cemas, namun sejurus kemudian dia teringat sesuatu. Saraswati berdiri di belakang Rangga lalu menempelkan tangannya ke punggung Rangga. Nyai Bima dan suaminya terkejut melihat tindakan Saraswati. "Hei tunggu apa yang kamu lakukan?!"seru Nyai Bima. Nyai Bima berjalan mendekati Saraswati namun suaminya mencegahnya "Jangan...tunggu, gadis itu tidak bermaksud buruk, dia hanya ingin menolongnya." "Tapi Kangmas, kita tidak tahu apa dia melakukannya dengan cara yang benar atau tidak,"tukas Nyai Bima. Bima memperhatikan Rangga, terlihat wajah Rangga yamg semula merah seperti kepiting rebus, kini berangsur normal. "Dia sudah melakukannya dengan baik dan benar. Lihat wajah Rangga, dia sudah mulai berangsur normal,"ujar Bima. Nyai Bima memperhatikan dengan seksama, Rangga sekarang memang terlihat jauh lebih baik. Perempuan itu lega melihat kondisi Bima sudah mulai pulih. Tapi kemudian dia teringat sesuatu. Cepat sekali Rangga pulih, ilmu apa yang d

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 105 Energi Inti Api

    Saraswati berdiri di tengah mencegah pertarungan berulang kembali.Pemimpin prajurit mulai marah"Kalau kamu tidak minggir, aku akan membunuhmu!"Namun Saraswati tak gentar menghadapi ancaman orang itu, dia malah menantangnya,"Baiklah kalau kamu masih tetap mau menyerang, bersiaplah menghadapi resikonya! Bukankah Gusti Bhre Pajang meminta kalian membawa Rangga dalam keadaan selamat tanpa luka seujung ramputpun?! Tapi sekarang kalian malah mencoba melukainya!"Saraswati mengambil lencana emas dari setagennya lalu ditunjukan ke hadapan pemimpin prajurit.Sontak wajah pemimpin prajurit berubah, buru-buru dia menyarungkan kembali pedangnya dan memberi hormat."Maafkan saya Gusti Putri, baiklah kami akan pergi.""Siapa yang menyuruh kalian menyerang Rangga?"tanya Saraswati."Ndoro Hasta Senopati dari Majapahit itu yang menyuruh kami. Katanya Rangga adalah biang kerok kerusuhan yang terjadi di Sywagrha,"jawab pemimpin prajurit.Saraswati mendengus kesal"Huuh orang Majapahit itu, seenaknya

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 104 Penangkapan

    Semakin jauh dia berjalan, orang-orang yang lewat semakin berkurang. Tak ada lagi kebun atau rumah penduduk. Yang ada hanyalah hutan belantara atau lahan yang penuh semak belukar. *****Pagi-pagi sekali Rangga sudah bangun lalu bersiap pergi. Dia membereskan bawaannya dan merapikan tikar tempat dia tidur. Dari arah dapur sudah tercium aroma makanan yang menggugah selera. Rangga bergegas ke dapur untuk berpamitan dengan Nyai Bima.Di dapur Nyai Bima terlihat sibuk mengaduk makanan di kuali. Rangga menyapa Nyai Bima,"Nyai, saya mau pamit pergi."Nyai Bima menoleh, melihat Rangga yang datang Nyai Bima berkata"Ngger, makanlah dulu, ini aku membuat bubur ganyong,"Nyai Bima menunjuk ke kuali di depannya. Ini makanannya sudah matang, kamu makan dulu ya." Nyai Bima berdiri dari duduknya lalu mengambil mangkuk gerabah, menyendok jenang ke mangkuk kemudian menyodorkannya pada Rangga."Ini makanlah, kamu harus makan karena perjalananmu masih jauh."Rangga menyambut mangkok berisi jenang gan

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 103 Jiwo

    Terdengar suara anjing menggonggong di luar. Setelah itu, seorang pemuda masuk ke dalam rumah menyapa Bimo dan isterinya."Bapak Ibu, hari ini aku membawa kijang hasil berburu.""Aah...Jiwo kamu sudah pulang, hari ini kita ada tamu, dia Rangga murid Eyang Jolodhong,"Bima mengenalkan Rangga pada anaknya.Jiwo mengerutkan keningnya"Eyang Jolodhong? Tidak mungkin usianya masih muda dan Eyang Jolodhong sudah meninggal lama. Jika dia pernah menjadi murid Eyang Jolodhong seharusnya usianya sudah seusia Bapak,"ujar Jiwo sambil memandang Rangga dengan pandangan curiga.Bimo tampak tak enak hati melihat sambutan anak laki-lakinya yang dirasanya kurang ramah."Dia bisa mengamalkan ilmu Bayu Sumilir ilmu keluarga kita. Tidak ada orang di luar keluarga kita yang mampu mengamalkannya,"Bimo mencoba meyakinkan.Namun Jiwo masih saja menampakan sikap yang tidak bersahabat. Dari tatapan matanya terlihat dia mencurigai Rangga sebagai penipu."Bapak, ilmu Bayu Sumilir sudah lama ada sejak kerajaan Med

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 102

    "Siapa namamu Ngger?"tanya bapak-bapak tadi. "Saya Rangga dari Lembah Hantu. Lalu siapa nama Ki Sanak?" Mendengar tempat asal Rangga, wajah bapak itu tampak berubah. "Panggil saja aku Bima dan itu anakku Wening,"bapak itu menunjuk anaknya. Bapak itu mendekati Rangga lebih dekat lalu bertanya lagi "Benar kamu berasal dari Lembah Hantu?" Rangga mengangguk "Ya, apa Ki Sanak tahu tentang Lembah Hantu?" Bima menggeleng "Aku cuma dengar dari berita para pendekar yang datang dari Timur. Di tempat itu dulunya pernah terjadi perebutan Kitab Pusaka Sang Hyang Agni. Semua pendekar yang ada di situ mati dan jiwa mereka ditahan oleh Raja Iblis. Bapakku salah satu pendekar yang mati di sana." "Siapa nama Bapak Ki Sanak?" "Bapakku bernama Jolodhong." Rangga terkejut mendengarnya "Jolodhong? Apa dia memiliki ilmu meringankan tubuh Bayu Sumilir?" Wajah Bima seketika berubah "Darimana kamu tahu? Hanya pendekar-pendekar lama saja yang mengetahui tentang Bapakku,"ujar Bima.

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status