Beranda / Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 11 Minyak Bintang

Share

Bab 11 Minyak Bintang

Penulis: Freya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 00:34:24

Rangga bergegas naik ke tepian sungai, sementara makhluk bersisik seperti ikan itu masih berada di dalam air. Seumur hidupnya belum pernah Rangga melihat wujud makhluk halus atau siluman apapun. Jadi ini adalah pengalamn pertamanya. Rangga berusaha membunuh rasa takut yang mulai menguasai dirinya. Dia mencoba menggertak makhluk di depannya.

"Kalau kamu mencari gara-gara denganku, kamu bertemu dengan orang yang salah!"

Usai berbicara, Rangga mulai menghimpun tenaga dalam di tangannya, lalu melontarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah makhluk itu.

"Hyaaaa!"Rangga berteriak ketika melontarkan pukulan ke arah makhluk seram itu. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras seperti bom meledak

"Blaaar!"

Pecahan batu berhamburan di sungai. Makhluk seram itu ternyata tidak dapat dipukul, energi pukulan Rangga melesat menembus tubuh makhluk seram itu dan menghantam batu dibelakangnya.

Terkesiap Rangga melihat upayanya gagal.

"Ha ha ha ha ha, percuma saja kamu berusaha membunuhku man
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 12 Jangan Buka Pintunya

    "Jadi Dewi Sekar sebenarnya masih hidup tetapi hanya berubah wujud? Tapi bukankah beliau sudah insyaf dan tidak lagi menganut aliran Bhairawa setelah menikah dengan Mpu Waringin?" Rangga serasa tak percaya, isteri Mpu Waringin menjadi budak iblis yang bisa menjelma sebagai siluman ikan. "Benar, memang dia sudah insyaf. Tapi sebelum dia mengenal Waringin, dia telah menggadaikan hidupnya pada Wastya, Raja Siluman Ikan yang menghuni sungai itu. Wastya menjanjikan kecantikan dan kehidupan abadi asal Sekar bersedia menjadi isterinya,"ungkap Mbah Janti. Mbah Janti menyorongkan cawannya yang sudah kosong pada Rangga "Ngger, tolong tuangkan wedhang jahenya." Rangga meraih poci lalu menuangkan wedhang jahe untuk Mbah Janti dan dirinya. Setelah menyeruput minumannya, Rangga bertanya, "Jadi Dewi Sekar akhirnya menikah dengan Wastya? Tapi bagaimana mungkin demit menikahi manusia? Bukankah Sang Hyang Widi melarang pernikahan antara manusia dengan demit?" Rangga hampir tak percaya ada man

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 13 Permintaan Sekar

    "Ngger, apa yang kamu lakukan di sungai tadi sampai Sekar dan Wastya harus turun tangan sendiri membereskan semuanya?"tanya Mbah Janti. Rangga berusaha mengingat semua peristiwa yang dialaminya saat berendam di sungai. Rangga mencoba mengingat kembali apa saja yang dia lakukan saat itu. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Mbah, tadi waktu berendam di sungai aku...aku pipis," ucap Rangga lirih. "Haaah...kamu pipis di tengah sungai?" "Iya Mbah, aku pipis di tengah sungai," Rangga menundukan kepalanya. Dia merasa malu pada Mbah Janti. Mbah Janti menepuk jidatnya, "Astaga, kamu seharusnya tidak boleh pipis di tengah sungai krena di situlah kerajaan gaib Wastya berada. Aku lupa memberitahumu tadi, maafkan aku Ngger." Hadeeh Mbah...Mbah, Simbah yang lupa kasih tahu aku jadi kena masalah,pikir Rangga dengan hati kesal. "Lain kali kalau kebelet pipis, kamu pipis di tepi sungai, jangan di tengah. Ya sudah nggak apa-apa, besok akan kutemui Sekar untuk minta maaf dan membawakan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 14 Cakra Kundalini yang Dahsyat

    Pagi itu matahari bersinar cerah namun udaranya sejuk segar dan tidak terasa panas.. Di bawah pohon bambu Rangga duduk di tikar bersama Mbah Janti. Dia mendengarkan dengan seksama Mbah Janti yang sedang membacakan isi kitab Sang Hyang Agni di lembar terakhir yang kini dikuasai Hasta. Sesekali Mbah Janti berhenti lalu Rangga mengulang lagi kata-kata Mbah Janti. Sampai menjelang siang, Rangga dan Mbah Janti mengakhiri aktivitasnya. "Bagaimana Rangga, kamu sudah hafal isi kitab di halaman terakhir?" "Saya masih belum lancar, tapi sebagian saya sudah hafal. Sebagian isi dari kitab itu sudah saya catat di lontar. Beri saya waktu untuk menghafalndan mencatatnya,"ujar Rangga. Mbah Janti mengangguk puas, bibirnya tersenyum. "Bagus besok kita mulai latihan tahap akhir. Pada tahap ini kamu harus berhati-hati. Salah mempelajarinya bisa fatal akibatnya," Mbah Janti mengingatkan. Rangga tertegun sejenak kemudian bertanya dengan hati-hati "Memangnya kenapa Mbah?" "Kalau kamu salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 15 Barisan Penyesat Sukma

    Mbah Janti kembali masuk kamar membawakan makanan dan secawan ramuan herbal yang mengepul panas. "Minumlah ramuan ini supaya perutmu tetap hangat. Ini akan menjaga agar energi Kundalini tidak bergerak liar dan membuatmu sakit." Rangga segera meminum ramuan herbalnya setelah itu perutnya terasa hangat dan tubuhnya terasa lebih baik. "Mbah, kepalaku sudah tidak pusing lagi dan punggungku sudah mulai mendingin." "Rangga, jika kamu kepanasan lagi, bersandarlah di batang pohon atau berbaring di tanah. Itu akan menetralkan panas akibat energi Kundalini." "Jadi tanah dan kayu dapat menetralkan energi Kundalini?"tanya Rangga. "Ya, itu cara yang termudah, dan jangan lupa jaga supaya perutmu tetap hangat." ****** Semenjak berita tentang keberadaan Kitab Sang Hyang Agni tersebar si dunia persilatan, para pendekar berbondong-bondong menuju Lembah Hantu. Hari itu ada sekitar 50 orang pendekar dari berbagai tempat datang ke Lembah Hantu. Siang hari, rombongan pendekar sudah tiba di tep

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 16 Kampung Gaib

    Para pendekar telah tiba di seberang sungai, tapi mereka hanya menemukan komplek makam tua dan hutan bambu Ori yang rapat di sekeliling mereka. Barisan bambu Ori itu bagaikan dinding berduri berlapis-lapis yang sulit ditembus. "Bagaimana kita bisa menembus dinding bambu ini?"tanya salah satu pendekar. "Ah, itu sih gampang, kita gunakan pedang dan parang untuk membabatnya,"ujar pendekar gempal. "Tapi kita sebaiknya istirahat dulu sebentar setelah itu kita tebangi bambu-bambu ini!"ujar pendekar yang lain. Rombongan pendekar itu mulai mencari tempat yang teduh untuk beristirahat lalu mereka mulai menyantap bekal masing-masing. Setelah istirahatnya dirasa cukup, para pendekar itu mulai mengeluarkan parang dan membabati bambu Ori. Namun bambu Ori itu begitu sulit ditebas. Batangnya lentur dan liat belum lagi duri-durinya yang melukai tangan, kaki dan tubuh para pendekar itu. "Ahh...sial tanganku kena durinya!"seru salah satu pendekar. Pendekar gempal tampak gusar melihat tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 17 Pencarian Kitab Pusaka

    Kabut semakin tebal, sosok para pendekar yang memasuki area perkampungan kini sudah tak tampak lagi karena tertutup kabut tebal. Saat matahari semakin tinggi, kabut sudah mulai menipis, perkampungan itu sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah hutan lebat yang gelap. Keesokan harinya saat subuh tiba, Rangga sudah bangun dan langsung pergi ke komplek kuburan. Tanaman bambu yang tadinya membentuk dinding rapat, kini sudah kembali jadi lorong bambu. Rangga mencari-cari para pendekar yang kemarin datang, tapi para pendekar itu sudah tidak ada lagi di tempat. Yang tersisa hanyalah jasad para pendekar yang meninggal karena racun duri bambu. Kemana rombongan para pendekar yang kemarin? Seharusnya mereka baru bisa pulang pagi ini karena kemarin kabutnya tebal. Lalu jasad-jasad ini , kenapa mereka tidak memakamkannya sekalian. Benar-benar keterlaluan, pikir Rangga. Rangga mengambil cangkul lalu mulai menggali lubang untuk kuburan massal. Saat sedang sibuk mencangkul, Rangga mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   bab 18 Lontar Lipyakara

    Sontak semua orang yang ada di situ terkejut. "Sabar, jangan asal menuduh orang. Kita harus cari buktinya,"salah satu tetua menyarankan. Benowo tersenyum lalu berkata "Aku punya ide, kalian mendekatlah." **** Pagi itu Benowo dan beberapa murid padepokan mulai melakukan pencarian sobekan Kitab Sang Hyang Agni di pondok Mpu Waringin. Beberapa murid membawa sapu, ember dan sapu lidi untuk membersihkan pondok Mpu Warigin yang sudah lama ditinggalkan pemiiknya. Dari kejauhan Hasta, Gembong dan Tunggul duduk di bawah pohon beringin, mengawasi diam-diam kegiatan yang berlangsung di pondok Mpu Waringin. "Apa kangmas Hasta yakin mereka akan menemukan bagian kitab yang lain di situ?"tanya Gembong. "Kitab itu disimpan di padepokan ini. Pasti hilangnya juga di sini, memangnya mau dimana lagi?"ujar Hasta. "Kalau kitab itu ketemu apa Kangmas akan mencurinya?" Hasta tersenyum licik dan berkata "Tentu saja seperti yang dilakukan Jalu dulu. Jika perlu aku akan membunuh Benowo dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Serangan ke Padepokan Sekar Jagad

    Benowo memeriksa keadaan para murid dan tetua. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam serangan hari itu.Namun Hasta yang marah karena sempat tertipu oleh Benowo menyimpan dendam kesumat terhadap Benowo dan orang-orang di Padepokan Sekar Jagad. Setibanya di Kasatriyan Araraman, Hasta langsung menghadap Ra Kembar pemimpin Kesatuan Araraman yang juga pamannya sendiri. "Rahayu Paman Kembar!"Hasta memberi salam. Ra Kembar yang sedang mengawasi anak buahnya berlatih perang menoleh. "Hasta kenapa kamu sudah pulang? Bukankah kamu masih harus memata-matai orang-orang Sadeng itu?"tanya Ra Kembar. "Saya telah mengamati orang-orang Sadeng itu Paman. Dan saya mendapatkan sebuah bukti bahwa Padepokan Sekar Jagad ikut terlibat. Mereka ternyata melatih rakyat Sadeng menjadi prajurit sebagai upaya persiapan menghadapi Majapahit. Sadeng adalah kerajaan bawahan yang tidak memiliki pasukan sebanyak kita. Sehingga mereka melatih dan mempersenjatai rakyat secara diam-diam untuk menambah jumlah pas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 116 Pewaris

    "Jolodhong adalah nama julukan teman-temannya di dunia hitam. Nama aslinya adalah Jayendra. Dia sahabat Nambi Mahapatih Majapahit saat itu. Saat Nambi pulang ke Lamajang karena Pranaraja bapaknya meninggal, Halayuda memfitnah Nambi dengan mengatakan bahwa Nambi akan memberontak. Sehingga pasukan Majapahit menyerang Nambi dan keluarganya Lamajang." "Apakah Eyang membantu Nambi memberontak?"tanya Jiwo. "Tentu saja, sebagai sahabat yang baik, Eyang Jolodhong memberitahu Nambi tentang kelicikan Halayuda. Dia kemudian membantu Nambi menghadapi pasukan Majapahit di Benteng Arnon,"tutur Bima. "Pemberontakan Nambi bisa ditumpas, lalu bagaimana nasib Eyang setelah penyerangan di Lamajang?"tanya Wening. Bima menghela nafas lalu berkata "Eyangmu tidak pulang ke Majapahit karena jika pulang dia bisa dibunuh. Setelah mengetahui Nambi telah gugur, aku dan ibuku ke Lamajang mencari bapakku. Tapi sayang sesampainya di Lamajang ibuku meninggal karena sakit dan kelelahan. Demi keselamatanku, bap

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 115 Janji Wening

    Saraswati maju ke hadapan Jiwo lalu dengan cepat menampar wajahnya dua kali. "Plaaak...plaak!" "Kamu laki-laki dengan nafsu binatang, kalau tidak ingat kamu adalah anak Ki Bima, sudah aku kebiri kamu!" Wajah Jiwo langsung merah karena marah, tangan kirinya yang masih utuh bergerak hendak memukul Saraswati. "Perempuan jalang, bukannya kamu sendiri yang menggodaku saat itu? Lalu saat bapakku datang kamu pura-pura lumpuh karena ditotok dan mengatakan aku sudah memperkosamu?"ejek Jiwo. Rangga yang gusar karena tidak terima dengan penghinaan Jiwo pada Saraswati langsung protes. "Kamu lupa Jiwo, aku mendengar percakapanmu dengan Saraswati dan melihat apa yang kamu lakukan pada dia. Jadi jangan mencoba membohongi semua orang!" Wening yang melihat semua kejadian itu, seketika menyesali dirinya yang terlanjur bercerita tentang perasaannya pada Rangga pada kakaknya. Dia tak menyangka reaksi kakaknya setelah mendengar ceritanya sampai seperti itu. Kang Mas Jiwo rupanya tertarik pa

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 114 Iri Hati

    Namun Jiwo tak peduli, dia melangkah ke kamar Rangga, saat itu dia melihat Saraswati yang sedang menunggui Rangga minum madu. Hati Jiwo langsung terbakar melihat keakraban mereka berdua. "Rangga, lihat apa yang sudah kamu lakukan terhadapku! Sekarang aku harus membuntungi tanganmu sebagai balasannya! Saraswati, sebaiknya jauhi penjahat itu!" Saraswati langsung pasang badan di depan Rangga melindunginya. "Mau apa kamu Jiwo? Pergilah jangan ganggu dia! Aku akan selalu berada di sampingnya,"Saraswati mengusir Jiwo. Namun Jiwo yang sudah terbakar api cemburu tetap menghampiri Rangga dan menyerangnya. Spontan Saraswati mendorong Jiwo sehingga pemuda itu mundur beberapa langkah. Saraswati kemudian menyerang Jiwo yang mencoba mendekati Rangga. Kini Saraswati dan Jiwo terlibat dalam satu perkelahian di dalam kamar yang sempit. Rangga merasakan tubuhnya sudah membaik maka diapun bangun dari tidurnya. Dia tak ingin Saraswati yang bertarung untuknya dan membuat rumah Ki Bima berantak

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 113 Energi Panas

    Tubuh Rangga semakin panas, dia masih tidak dapat mengendalikan energi Sang Hyang Agni di dalam. Suara teriakan Saraswati sudah tidak terdengar lagi tapi justru hal itu membuatnya cemas. Dalam keadaan tersiksa marena panas, Rangga mencari sosok Saraswati. Matanya tertuju pada dua sosok di tepi sungai. Lampu minyak yang diletakan Saraswati di atas batu, menerangi dua sosok di tepi sungai.Tampak Jiwo sedang melucuti pakaian Saraswati yang hanya diam terpaku tak bisa melawan. Mendidih darah Ramgga melihat Saraswati dilecehkan seperti itu. Tanpa mempedulikan rasa sakitnya, Rangga keluar dari sungai lalu menghampiri Jiwo dengan langkah terhuyung."Lepaskan dia, atau aku akan membunuhmu!"Jiwo menoleh menatap Rangga dengan gusar"Ooh kamu menantangku? Dalam keadaan lemah begini kamu menantangku apa kamu mau cari mati?!"Jiwo melangkah menghampiri Rangga lalu memukulnya. Rangga menangkis pukulan Jiwo namun tangkisannya begitu lemah sehingga ada saatnya Rangga roboh terkena pukulan Jiwo. Di

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 112Cemburu Buta

    Baru berendam beberapa menit, air di sekitarnya sudah tak lagi dingin. Rangga berpindah tempat yang airnya masih dingin. Tapi itupun tak banyak membantu. Saraswati terbangun dari tidurnya karena rasa haus di tenggorokannya. Dia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju ke dapur. Saat itu dia mendapati kamar Rangga sudah terbuka. Dia mengintip ke kamar dan dilihatnya tempat tidur Rangga yang sudah kosong. Perasaan Saraswati mulai tak enak. Dia segera menuju pintu depan, ternyata pintu depan juga sudah terbuka. Saraswati mengambil lampu minyak yang tergantung di dinding, lalu dia keluar rumah mencari Rangga. Matanya menjelajahi setiap sudut halaman dan jalan setapak di depan rumah, tapi bayangan Rangga tak juga tampak. Saraswati memutuskan untuk mengitari lingkungan di sekitar rumah mencari Rangga, namun bayangan Rangga tak juga di temukan. Dia berjalan ke halaman belakang menuju kebun sayur. Saraswati melihat beberapa tanaman sayur roboh terinjak-injak. Mungkin Rangga l

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 111 Galau

    Gajah Mada tercekat, berita itu membuatnya sedih sekaligus marah. Seseorang telah membunuh Rangga. "Hasta...siapa dia?"tanya Gajah Mada. "Saya mencari informasi ke salah satu murid Mpu Waringin yang selamat. Ketika dia menyebut nama Hasta, saya langsung menyelidiki soal Hasta. Dia adalah salah satu Senopati di pasukan Araraman dan Ra Kembar adalah pamannya,"jawab Tudjo. Gajah Mada terkejut, tak menyangka Hasta ternyata adalah seorang prajurit Majapahit keponakan Ra Kembar. Gajah Mada yang murka langsung berujar "Kurang ajar, prajurit rendahan saja beraninya dia mengganggu Rangga." "Sabar dulu Gusti Patih, kita harus memastikan dulu apakah Rangga memang sudah mati dibunuh Hasta atau dia sebenarnya masih hidup. Jangan sampai anda balas dendam ke orang yang salah,"Wasis mengingatkan. "Tadi sewaktu acara selamatan di rumah Ra Kembar, saya menguping pembicaraan Hasta dan dua anak buah kepercayaannya Tunggul dan Gembong. Menurut informasi murid Mpu Waringin, Tunggul dan Gembong d

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 110 Shankara Lahir

    Tangisan bayi memecah ketenangan di Kasogatan Dharmasuci siang itu. Para bhiksuni di asrama bersuka cita menyambut kehadiran bayi laki-laki anak Siwi. Siwi tersenyum bahagia melihat anaknya terlahir selamat. Santini mendekatkan bayi yang sudah dibersihkan kepada Siwi. "Anaknya laki-laki, kamu sudah punya nama untuk dia?"tanya Santini Siwi menatap wajah anaknya lekat-lekat. Anak itu mirip dengan Hasta bapaknya. Kemudian dia berkata "Anak ini akan kunamai Shankara yang artinya pembawa keberuntungan. Semoga kelak hidupnya akan selalu beruntung." Senandung doa dari para bhiksuni menggema di seluruh relung Kasogatan Dharmasuci. Bersyukur atas kelahiran Shankara serta mendoakan Siwi dan Shankara. ***** Sementara itu Hasta sedang berada di kediaman keluarga Ra Kembar yang saat itu sedang dalam suasana duka. Sebuah acara selamatan sedang diselenggarakan oleh keluarga Ra Kembar. Saat itu rumah keluarga Ra Kembar dipenuhi oleh sanak saudara, teman dan rekan kerja Ra Kembar. Hast

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 109 Bhiksuni Santini

    Pedagang kue itu menjambak rambut Siwi dengan kasar hingga sanggulnya berantakan. "Kamu mau bayar tidak? Kalau tidak kami akan membawamu ke Dhayksa!" "Maaf saya lapar tapi saya tidak punya uang? Saya...saya tidak bisa bayar,"ucap Siwi lirih. Mata Siwi memandang ke sekelilingnya namun tak seorangpun yang membelanya. Salah seorang penonton berseru memprovokasi orang-orang disekitarnya. "Dia bohong, mana ada maling mau ngaku!" "Kita bawa dia ke Dhayksa!"penjual kue bersiap menyeret Siwi pergi. "Tunggu!" Seorang laki-laki dengan pakaian yang indah dengan banyak perhiasan mendatangi Siwi. Laki-laki itu wajahnya tampan dan kulitnya bersih. Dia memakai selendang sutera berwarna hijau serasi dengan kipas dari bulu merak hijau di tangannya. Di belakangnya seorang abdi laki-laki berbadan gempal dan pendek mengikuti di belakangnya. Laki-laki itu meraih dagu Siwi dan meneliti wajahnya. Sejurus kemudian dia tersenyum, kecantikan Siwi masih memancar walaupun penampilannya kumal da

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 108 Pencarian Siwi

    "Gusti Putri Alit adalah putri bungsu Bhre Pajang Sureswari. Dia menghabiskan masa kecilnya di goa Selarong di kediaman keluarga bapaknya,"ungkap Rama. Tertegun Hasta mendengar penjelasan Rama, sejurus kemudian raut wajahnya tampak menyesal. "Sial, urusanku dengan Hasta jadi tambah panjang ditambah lagi aku harus berurusan dengan dia. Bhre Pajang sudah mengusirku, besok aku sudah harus pulang ke Trowulan,"ujar Hasta dengan geram. Rama menenangkan Hasta yang kecewa karena diusir dari Pajang "Kangmas Hasta tidak usah kuatir, masalah Hasta biar aku yang mengurusnya. Bhre Pajang boleh saja minta Rangga dibawa dalam keadaan hidup. Tapi aku tidak terima, Rangga dan teman-temannya sudah membunuh saudara-saudara seperguruanku. Mereka harus menerima balasannya!" Seorang abdi tiba-tiba masuk ke ruangan Hasta dengan tergesa-gesa "Ndoro Hasta, Ki Tunggul ingin bertemu dengan anda. Katanya ada berita penting yang harus segera disampaikan." "Suruh dia masuk!"perintah Hasta. Abdi itu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status