Disaat Raceh hendak melangkah ke dalam kamar mandi, seketika pintu kamar mandi terbuka. Zefki keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan tubuh bagian bawahnya hanya ditutupi handuk.Raceh menyapa suaminya dan berkata,"Mas ... kok baru pulang? Dari tadi aku hubungi Mas, tapi ponsel Mas tidak aktif."Mendengar perkataan Raceh, Zefki segera melirik istrinya. Lalu berkata, "Apa Bik Yati belum memberitahukan Lo, jika hari ini gue sibuk?""Sudah sih, Mas. Hanya saja ponsel mu, tadi nggak bisa dihubungi. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa, Mas." ujarnya, lagi."Lo lihat gue sekarang kan? Gue sudah di depan Lo saat ini. Kenapa Lo nyariin gue? Apa Lo ingin mengulang yang tadi pagi?" Zefki lalu melangkah mendekati istrinya.Raceh seketika kaget saat suaminya mulai melangkah ke arahnya. Apalagi saat ini, Zefki hanya menggunakan handuk. Dada dan otot-ototnya terpampang nyata di depan mata Raceh. Karena merasa sangat ketakutan, dia pun melangkah menuju ke dalam kamar mandi."Nggak kok, M
Raceh lalu menelpon ibunya. Sambil duduk di atas ranjang, dia menunggu panggilan telepon darinya di angkat oleh ibunya. Terdengar suara sambungan telepon,Mami Santi"Halo, Ra. Apa kabar, Nak? Mami kangen sama kamu." Raceh"Aku baik baik saja, Mi. Mami, sebentar lagi aku ke sana ya!"Mami Santi"Lho, Ra. Kamu nggak masuk kerja?" Raceh"Nggak, Mi. Aku masih cuti seminggu lagi. Makanya nih aku sempetin nginap ke rumah Mami. Aku juga kangen sama Papi dan juga kak Grace.""Baiklah, Ra. Jangan lupa kamu kasi tahu suamimu jika kamu mau main ke sini." Ucap Nyonya Santi mengingatkan anaknya. Lalu sambungan telepon terputus.Raceh lalu bersiap-siap untuk berangkat ke rumah orang tuanya. Dirinya berencana akan menghabiskan waktu selama seminggu di sana.Dia pun bergumam dalam hati, "Jika sekarang aku memberitahukan kepada Mas Zefki, pasti dia nggak akan mengizinkan aku ke sana. Mending aku kabari dia saat aku sudah sampai di rumah Mami. Ya ... itu lebih baik!" Lalu dia pun memantapkan hatin
Zefki masih menunggu kabar dari Asisten Sutan, sambil memutar rekaman itu berulang-ulang. Auranya berubah gelap dan dipenuhi rasa emosi.ingin rasanya Zefki menghancurkan satu gedung ini. Namun kedua temannya mencoba membujuknya agar tetap sabar dan menunggu informasi dari Asisten Sutan.Selang beberapa lama, orang suruhan Asisten Sutan memberikan informasi alamat di mana dokter Dafa tinggal.Keempat pria itu pun segera menuju ke alamat itu. Asisten Sutan yang menyetir mobil kali ini."Bisa ngebut nggak sih, Lo!" ujar Zefki marah.Karena Menurutnya Asisten Sutan membawa mobil dengan kecepatan sedang."Jalanan lagi macet, Tuan Muda. Jika saya ngebut, bisa-bisa kita menabrak mobil yang berada di depan." seru Asistem Sutan, menjelaskan."Bro ... sabar, kita pasti akan sampai. Lo tenang saja. Rileks ...." ujar Eko dan Edwin secara bergantian. Mencoba meredakan emosi Zefki."Lo berdua bilang agar gue harus tenang? Bagaimana caranya gue tenang jika sampai saat ini, gue tidak tahu keberadaan
Sejenak Asisten Sutan berpikir, lalu kemudian berkata, "Begini, Tuan Muda. Menurut saya, Nona Raceh mungkin sudah bosan berada di rumah terus. Apa lagi kemarin, Nona Grace datang berkunjung. Mungkin saja Nona Muda juga kangen dengan orang tuanya. Makanya Nona Raceh menjadi nekat ke luar rumah." ujarnya panjang lebar."Tapi kenapa dia nggak hubungi gue? Bisa-bisanya dia berani ke luar rumah tanpa pamit ke gue! Gue ini suaminya!" ujar Zefki, marah."Tuan Muda, sebaiknya kita segera ke rumah orang tua Nona Muda. Tadi saat saya berada di super market, saya sudah menghubungi Nona Grace untuk menanyakan lebih jelas keberadaan Nona Muda, dan memang benar, saat ini Nona Raceh sedang berada di rumah orang tuanya."Zefki seketika menjadi heran. Mendengar perkataan Asisten Sutan."Hei! Lo kok bisa tahu nomor ponselnya Si Grace, itu?" tanyanya Zefki, sangat penasaran."Jawab yang gue tanya woi!" serunya, lagi.Wajah Asisten Sutan menjadi sedikit pucat, saat sang atasan ingin lebih tahu."Itu .
Lalu Raceh pun datang dari dapur dengan membawa sekotak obat dan es batu di dalam wadah, kemudian duduk di sebelah suaminya.Semua orang di ruangan itu masih terdiam melihat apa yang akan Raceh lakukan selanjutnya.Dia duduk lebih mendekat ke arah suaminya. Lalu mulai mengobati luka Zefki dengan mengoleskan es batu yang sudah dirinya bungkus dengan kain kasa. Wajah sang suami terlihat meringis menahan sakit.Tiba-tiba Tuan Fidel berkata, "Nak Zef, biar Raceh mengobati lukamu dulu. Setelah itu kita makan malam bersama." Zefki hanya mengangguk pelan sambil menahan sakit."Ayo, Mi. Kita ke dalam dulu." ujarnya kepada istrinya. Sedangkan Grace melangkah keluar menuju teras, yang diikuti oleh Asisten Sutan."Auch ... sakit tahu ...!" ujarnya, pelan menahan sakit."Sabar yah, Mas?" serunya lembut, sambil meniup-niup luka suaminya. Sontak hal itu membuat tubuh Zefki serasa geli. Wajahnya tertiup napas Raceh yang wangi."Sial! Kok alat tempur gue jadi bangun!" gumamnya dalam hati.Seketika
Raceh pun menghela napas pasrah.Mengikuti kemauan orang tuanya. Namun tiba-tiba Asisten Sutan berkata, "Tapi jika Nona Raceh, ingin bermalam di sini tidak apa-apa. Saya akan kembali untuk mengambil beberapa pakaian Tuan Muda."Kedua orang tua Raceh pun menjadi kaget, jika Zefki akan bermalam di rumah mereka. Karena belum ada persiapan. Terutama jika Zefki tidur di kamar Raceh. Ranjang yang ada di kamarnya sangat kecil tidak muat jika ditiduri oleh dua orang.Namun mereka terlambat untuk keberatan, karena Asisten Sutan telah buru-buru pergi mengambil pakaian Zefki.Raceh pun senang, akhirnya keinginannya terkabul untuk menginap di rumah orang tuanya. Lalu Nyonya Santi berlalu dari situ, untuk membersihkan kamar mereka. Karena malam ini Zefki dan Raceh akan tidur di kamar Tuan dan Nyonya Pratista.Nyonya Santi lalu memanggil Raceh ke kamar mereka. "Ada apa, Mi?" ujarnya."Ra, malam ini kamu dan Nak Zefki tidur di kamar Papi dan Mami, ya?" seru Nyonya Santi sambil menutup gorden jend
Esok paginya mereka bangun dengan perasaan senang, karena keduanya tadi bersamaan bangun dengan posisi saling berpelukan, namun karena keduanya sama-sama salah tingkah, mereka pun bersamaan saling melepas pelukan satu sama lain.Zefki segera menuju ke dalam kamar mandi setelah sebelumnya Raceh telah mempersiapkan air panas untuk mandi suaminya.Lalu di dalam kamar, Raceh mulai mempersiapkan pakaian kerja untuk suaminya. Setelah itu, dia buru-buru ke dapur membantu mempersiapkan sarapan di pagi itu.Zefki lalu keluar dari kamar dengan rapi. Memakai pakaian yang tadi Raceh pilih. Dia sudah ditunggu, di meja makan. Di sana telah duduk kedua mertuanya, Grace dan juga Raceh. Namun Zefki sangat kaget saat tahu jika Asisten Sutan juga ikut bergabung di meja makan."Selamat pagi, Tuan Muda." ucapnya sambil tersenyum ke arah Zefki.Zefki hanya melihat asistennya dengan wajah datar."Cih! Gerak cepat juga nih, Si Sutan!" gumamnya dalam hati."Selamat pagi, Nak Zef." seru ayah dan ibu mertuanya
Kedua orang wanita itu kembali sibuk memilih furniture untuk kamar masing-masing.Berbeda dengan Grace, dia seakan terhipnotis saat Asisten Sutan telah sampai di halaman rumah dan menjemputnya. Sepertinya Grace mulai terpesona kepadanya.Saat ini, mereka dalam perjalanan menuju toko Furniture. Sesampai di toko itu, Asisten Sutan mulai membantu Grace untuk memilih keperluan kamarnya.Grace menyukai semua warna, dia wanita yang Colourful sehingga tidak susah baginya memilih apa saja yang dia perlukan.Mereka lagi-lagi terlihat layaknya pasangan pengantin muda yang sedang memilih furniture untuk rumah barunya dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang diam-diam mengabadikan kebersamaan mereka saat ini.Setelah semua selesai, Asisten Sutan memerintahkan orang dari toko furniture itu untuk segera mengerjakan kamar Grace. Sedangkan mereka berdua saat ini sedang berada di sebuah kafe. Asiten Sutan lalu mengajak Grace untuk nongkrong di kafe favoritnya sambil menikmati minuman es coklat. Ke