Raceh pun menghela napas pasrah.Mengikuti kemauan orang tuanya. Namun tiba-tiba Asisten Sutan berkata, "Tapi jika Nona Raceh, ingin bermalam di sini tidak apa-apa. Saya akan kembali untuk mengambil beberapa pakaian Tuan Muda."Kedua orang tua Raceh pun menjadi kaget, jika Zefki akan bermalam di rumah mereka. Karena belum ada persiapan. Terutama jika Zefki tidur di kamar Raceh. Ranjang yang ada di kamarnya sangat kecil tidak muat jika ditiduri oleh dua orang.Namun mereka terlambat untuk keberatan, karena Asisten Sutan telah buru-buru pergi mengambil pakaian Zefki.Raceh pun senang, akhirnya keinginannya terkabul untuk menginap di rumah orang tuanya. Lalu Nyonya Santi berlalu dari situ, untuk membersihkan kamar mereka. Karena malam ini Zefki dan Raceh akan tidur di kamar Tuan dan Nyonya Pratista.Nyonya Santi lalu memanggil Raceh ke kamar mereka. "Ada apa, Mi?" ujarnya."Ra, malam ini kamu dan Nak Zefki tidur di kamar Papi dan Mami, ya?" seru Nyonya Santi sambil menutup gorden jend
Esok paginya mereka bangun dengan perasaan senang, karena keduanya tadi bersamaan bangun dengan posisi saling berpelukan, namun karena keduanya sama-sama salah tingkah, mereka pun bersamaan saling melepas pelukan satu sama lain.Zefki segera menuju ke dalam kamar mandi setelah sebelumnya Raceh telah mempersiapkan air panas untuk mandi suaminya.Lalu di dalam kamar, Raceh mulai mempersiapkan pakaian kerja untuk suaminya. Setelah itu, dia buru-buru ke dapur membantu mempersiapkan sarapan di pagi itu.Zefki lalu keluar dari kamar dengan rapi. Memakai pakaian yang tadi Raceh pilih. Dia sudah ditunggu, di meja makan. Di sana telah duduk kedua mertuanya, Grace dan juga Raceh. Namun Zefki sangat kaget saat tahu jika Asisten Sutan juga ikut bergabung di meja makan."Selamat pagi, Tuan Muda." ucapnya sambil tersenyum ke arah Zefki.Zefki hanya melihat asistennya dengan wajah datar."Cih! Gerak cepat juga nih, Si Sutan!" gumamnya dalam hati."Selamat pagi, Nak Zef." seru ayah dan ibu mertuanya
Kedua orang wanita itu kembali sibuk memilih furniture untuk kamar masing-masing.Berbeda dengan Grace, dia seakan terhipnotis saat Asisten Sutan telah sampai di halaman rumah dan menjemputnya. Sepertinya Grace mulai terpesona kepadanya.Saat ini, mereka dalam perjalanan menuju toko Furniture. Sesampai di toko itu, Asisten Sutan mulai membantu Grace untuk memilih keperluan kamarnya.Grace menyukai semua warna, dia wanita yang Colourful sehingga tidak susah baginya memilih apa saja yang dia perlukan.Mereka lagi-lagi terlihat layaknya pasangan pengantin muda yang sedang memilih furniture untuk rumah barunya dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang diam-diam mengabadikan kebersamaan mereka saat ini.Setelah semua selesai, Asisten Sutan memerintahkan orang dari toko furniture itu untuk segera mengerjakan kamar Grace. Sedangkan mereka berdua saat ini sedang berada di sebuah kafe. Asiten Sutan lalu mengajak Grace untuk nongkrong di kafe favoritnya sambil menikmati minuman es coklat. Ke
Zefki mulai duduk di samping Raceh dan menatap wajah istrinya. Dia pun bergumam dalam hati, "Mungkin dia kecapekan hari ini."Seperti kebiasaannya yang lalu-lalu, Zefki kembali menatap wajah istrinya dan mengusap pipinya dengan perlahan. Dia menatap bibir Raceh lebih dalam, ada kerinduan yang mendalam di hatinya untuk kembali mencicipi bibir Raceh.Zefki mulai merapikan anak rambut Raceh yang berantakan yang menutupi wajah istrinya itu, perlahan Zefki mendekatkan wajahnya untuk dapat mengecap bibir Raceh yang manis. Zefki seakan lupa jika saat ini, dia sedang berada di rumah mertuanya.Tanpa Zefki sadari, Grace yang haus, ingin mengisi kembali botol minumnya di dapur.Grace pun melangkah ke luar dari kamarnya, namun saat melewati ruang keluarga, dia melihat Zefki yang akan mencium Raceh, seketika dia kaget melihat adegan yang hampir sempurna itu. Saking kagetnya botol tempat minumnya terjatuh di lantai dan menimbulkan suara keras, seperti benda jatuh di bawah lantai.Sontak Zefki kem
Hampir seminggu sudah, Zefki dan Raceh menginap di rumah orang tuanya. Setiap malam Zefki selalu pulang larut malam untuk menghindari istrinya.Setiap dia pulang dan masuk kamar, Raceh telah dalam keadaan tidur.Hari ini hari terakhir mereka di rumah mertuanya, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Keduanya masih tampak tertidur lelap.Waktu telah menunjukkan pukul enam pagi, cuaca terasa dingin karena hujan yang mengguyur sejak tadi malam, menyisakan rintik-rintik gerimis. Kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidur mereka.Zefki yang merasa kedinginan berbalik menghadap istrinya dan memeluknya dengan erat, sedangkan Raceh seakan terbuai dengan pelukan Zefki, saat ini dia sedang bermimpi dipeluk oleh suaminya sendiri. Raceh tidak sadar jika Zefki memang benar, sedang memeluk dirinya dengan erat.Zefki semakin erat memeluk Raceh. Dia pun mulai menggerakkan jarinya di sekujur tubuh istrinya, lalu membelainya dengan hangat.Raceh yang berpikir sedang bermimpi juga ikut terbuai dengan
Setelah ancamannya berhasil kepada kedua temannya.Zefki pun berlalu dari situ dan terus menggenggam tangan Raceh.Zefki bersama istrinya menuju ke sebuah gerai es krim.Raceh senang bukan kepalang saat suaminya mengajaknya ke sana. Dia pun memesan rasa es krim kesukaannya.Setelah memesan es krim kesukaannya, Zefki menyuruh istrinya untuk mencari tempat duduk. Sedangkan dia berada di barisan antrian."Mas, kamu nggak apa-apa ngantri sendiri?" ujarnya kepada suaminya."Cih, jadi Lo remehin gue?" ujar Zefki tak kalah sengit."Bukan begitu, Mas. Ini ngantrinya lumayan panjang lho. Ntar Mas bisa capek." seru Raceh lagi."It's okay. Sudah, sana Lo cari tempat duduk," ujarnya lagi.Mendengar ucapan Zefki itu.Raceh mulai mengedarkan pandangannya dan mencari tempat duduk yang pas untuknya dan suaminya.Dia pun memilih duduk di sudut tengah gerai es krim itu.Disaat Raceh sedang menunggu Zefki mengantri, tiba-tiba ada yang memanggil namanya,"Raceh ...." Dia pun menoleh dan melihat jika yan
Keduanya masih di gerai es krim. Mereka menikmati es krim itu dalam diam, tepatnya hanya Raceh yang menikmati es krim tersebut sedangkan Zefki sibuk dengan ponselnya.Setelah beberapa saat terdiam Raceh memulai pembicaraan, "Mas, es krimnya kok nggak di makan? Ntar semakin mencair lho?" ujarnya kepada suaminya."Gue sudah kenyang," jawab Zefki."Oh ... ya? Ya sudah kalau gitu, Mas. Biar aku saja yang memakanya, mubazir juga jika es krimnya di buang. Habis enak banget sih, Mas!" ujar Raceh senang. Tanpa persetujuan dari suaminya, dia pun mengambil es krim itu dan memulai memakannya.Raceh mulai menghabiskan es krim itu, dengan sangat lahap, dan hal itu di perhatikan oleh Zefki. Diam-diam dia malah mengambil beberapa pose istrinya yang sedang melahap es krimnya.Zefki lalu bergumam dari dalam hatinya, "Dia kok cantik banget, sih? Saat menikmati es krim itu?" gumamnya dalam hati.Lalu tiba-tiba Zefki sadar. "Shit! Ada apa denganku!" Zefki lalu mencoba melarikan pikirannya yang mulai
Saat mereka memasuki restoran, tiba tiba saja ada seorang wanita yang menyapa Zefki."Zefki ... kamu Zefki Harold, kan?" Zefki segera menoleh ke arah orang yang memanggilnya.Zefki lalu memasang wajah datarnya saat tahu, jika yang memanggilnya adalah Vania. Sedangkan Raceh yang tangannya berada digenggaman suaminya. Mencoba untuk melepaskannya. Namun Zefki malah semakin mempererat genggamannya."Gue, Vania! Temen kuliah Lo dulu, masa sih, Lo lupa sama gue? Padahal kan dulu kita lumayan dekat juga." ujarnya meyakinkan."Cih! jaga bicara Lo! Jangan sembarangan bicara!" ujar Zefki tegas.Sekilas Zefki mulai mengingat masa lalunya dulu. Vania adalah teman kuliahnya, anaknya tomboy dan ceplas-ceplos. Bisa di bilang, Zefki berhutang budi dengannya. Karena dulu, gadis itu pernah menolongnya. Saat dia dikeroyok oleh preman, ketika mereka kuliah di luar negeri.Akan Tetapi ada satu kekurangan Vania yang dari dulu Zefki tidak sukai. Gadis itu sering gonta-ganti laki-laki dan bisa dikategorikan