Kedua orang wanita itu kembali sibuk memilih furniture untuk kamar masing-masing.Berbeda dengan Grace, dia seakan terhipnotis saat Asisten Sutan telah sampai di halaman rumah dan menjemputnya. Sepertinya Grace mulai terpesona kepadanya.Saat ini, mereka dalam perjalanan menuju toko Furniture. Sesampai di toko itu, Asisten Sutan mulai membantu Grace untuk memilih keperluan kamarnya.Grace menyukai semua warna, dia wanita yang Colourful sehingga tidak susah baginya memilih apa saja yang dia perlukan.Mereka lagi-lagi terlihat layaknya pasangan pengantin muda yang sedang memilih furniture untuk rumah barunya dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang diam-diam mengabadikan kebersamaan mereka saat ini.Setelah semua selesai, Asisten Sutan memerintahkan orang dari toko furniture itu untuk segera mengerjakan kamar Grace. Sedangkan mereka berdua saat ini sedang berada di sebuah kafe. Asiten Sutan lalu mengajak Grace untuk nongkrong di kafe favoritnya sambil menikmati minuman es coklat. Ke
Zefki mulai duduk di samping Raceh dan menatap wajah istrinya. Dia pun bergumam dalam hati, "Mungkin dia kecapekan hari ini."Seperti kebiasaannya yang lalu-lalu, Zefki kembali menatap wajah istrinya dan mengusap pipinya dengan perlahan. Dia menatap bibir Raceh lebih dalam, ada kerinduan yang mendalam di hatinya untuk kembali mencicipi bibir Raceh.Zefki mulai merapikan anak rambut Raceh yang berantakan yang menutupi wajah istrinya itu, perlahan Zefki mendekatkan wajahnya untuk dapat mengecap bibir Raceh yang manis. Zefki seakan lupa jika saat ini, dia sedang berada di rumah mertuanya.Tanpa Zefki sadari, Grace yang haus, ingin mengisi kembali botol minumnya di dapur.Grace pun melangkah ke luar dari kamarnya, namun saat melewati ruang keluarga, dia melihat Zefki yang akan mencium Raceh, seketika dia kaget melihat adegan yang hampir sempurna itu. Saking kagetnya botol tempat minumnya terjatuh di lantai dan menimbulkan suara keras, seperti benda jatuh di bawah lantai.Sontak Zefki kem
Hampir seminggu sudah, Zefki dan Raceh menginap di rumah orang tuanya. Setiap malam Zefki selalu pulang larut malam untuk menghindari istrinya.Setiap dia pulang dan masuk kamar, Raceh telah dalam keadaan tidur.Hari ini hari terakhir mereka di rumah mertuanya, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Keduanya masih tampak tertidur lelap.Waktu telah menunjukkan pukul enam pagi, cuaca terasa dingin karena hujan yang mengguyur sejak tadi malam, menyisakan rintik-rintik gerimis. Kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidur mereka.Zefki yang merasa kedinginan berbalik menghadap istrinya dan memeluknya dengan erat, sedangkan Raceh seakan terbuai dengan pelukan Zefki, saat ini dia sedang bermimpi dipeluk oleh suaminya sendiri. Raceh tidak sadar jika Zefki memang benar, sedang memeluk dirinya dengan erat.Zefki semakin erat memeluk Raceh. Dia pun mulai menggerakkan jarinya di sekujur tubuh istrinya, lalu membelainya dengan hangat.Raceh yang berpikir sedang bermimpi juga ikut terbuai dengan
Setelah ancamannya berhasil kepada kedua temannya.Zefki pun berlalu dari situ dan terus menggenggam tangan Raceh.Zefki bersama istrinya menuju ke sebuah gerai es krim.Raceh senang bukan kepalang saat suaminya mengajaknya ke sana. Dia pun memesan rasa es krim kesukaannya.Setelah memesan es krim kesukaannya, Zefki menyuruh istrinya untuk mencari tempat duduk. Sedangkan dia berada di barisan antrian."Mas, kamu nggak apa-apa ngantri sendiri?" ujarnya kepada suaminya."Cih, jadi Lo remehin gue?" ujar Zefki tak kalah sengit."Bukan begitu, Mas. Ini ngantrinya lumayan panjang lho. Ntar Mas bisa capek." seru Raceh lagi."It's okay. Sudah, sana Lo cari tempat duduk," ujarnya lagi.Mendengar ucapan Zefki itu.Raceh mulai mengedarkan pandangannya dan mencari tempat duduk yang pas untuknya dan suaminya.Dia pun memilih duduk di sudut tengah gerai es krim itu.Disaat Raceh sedang menunggu Zefki mengantri, tiba-tiba ada yang memanggil namanya,"Raceh ...." Dia pun menoleh dan melihat jika yan
Keduanya masih di gerai es krim. Mereka menikmati es krim itu dalam diam, tepatnya hanya Raceh yang menikmati es krim tersebut sedangkan Zefki sibuk dengan ponselnya.Setelah beberapa saat terdiam Raceh memulai pembicaraan, "Mas, es krimnya kok nggak di makan? Ntar semakin mencair lho?" ujarnya kepada suaminya."Gue sudah kenyang," jawab Zefki."Oh ... ya? Ya sudah kalau gitu, Mas. Biar aku saja yang memakanya, mubazir juga jika es krimnya di buang. Habis enak banget sih, Mas!" ujar Raceh senang. Tanpa persetujuan dari suaminya, dia pun mengambil es krim itu dan memulai memakannya.Raceh mulai menghabiskan es krim itu, dengan sangat lahap, dan hal itu di perhatikan oleh Zefki. Diam-diam dia malah mengambil beberapa pose istrinya yang sedang melahap es krimnya.Zefki lalu bergumam dari dalam hatinya, "Dia kok cantik banget, sih? Saat menikmati es krim itu?" gumamnya dalam hati.Lalu tiba-tiba Zefki sadar. "Shit! Ada apa denganku!" Zefki lalu mencoba melarikan pikirannya yang mulai
Saat mereka memasuki restoran, tiba tiba saja ada seorang wanita yang menyapa Zefki."Zefki ... kamu Zefki Harold, kan?" Zefki segera menoleh ke arah orang yang memanggilnya.Zefki lalu memasang wajah datarnya saat tahu, jika yang memanggilnya adalah Vania. Sedangkan Raceh yang tangannya berada digenggaman suaminya. Mencoba untuk melepaskannya. Namun Zefki malah semakin mempererat genggamannya."Gue, Vania! Temen kuliah Lo dulu, masa sih, Lo lupa sama gue? Padahal kan dulu kita lumayan dekat juga." ujarnya meyakinkan."Cih! jaga bicara Lo! Jangan sembarangan bicara!" ujar Zefki tegas.Sekilas Zefki mulai mengingat masa lalunya dulu. Vania adalah teman kuliahnya, anaknya tomboy dan ceplas-ceplos. Bisa di bilang, Zefki berhutang budi dengannya. Karena dulu, gadis itu pernah menolongnya. Saat dia dikeroyok oleh preman, ketika mereka kuliah di luar negeri.Akan Tetapi ada satu kekurangan Vania yang dari dulu Zefki tidak sukai. Gadis itu sering gonta-ganti laki-laki dan bisa dikategorikan
Zefki dan Raceh telah sampai di rumah sejak setengah jam lalu, mereka pun sudah bergantian untuk mandi.Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar tepatnya di atas tempat tidur. Zefki bingung, apakah dia tidur di sofa lagi kah atau tidur di samping istrinya."Mas, aku tidur duluan ya, takutnya besok aku telat bangun, kan besok aku sudah mulai kerja. Selamat malam, Mas," seru sang istri.Setelah berkata seperti itu Raceh pun segera berbaring di tempat tidur membelakangi suaminya. Dia sengaja melakukan itu karena Raceh tahu jika suaminya pasti memilih untuk tidur di sofa.Melihat istrinya yang tidur duluan membuat Zefki tidak tega melihat istrinya yang tidur sendirian di atas ranjang. Dan dia juga sudah terbiasa akan kehadiran istrinya di sampingnya saat tidur.Namun egonya lebih tinggi menguasai hatinya, Zefki pun mengambil bantal dan selimut daru dalam lemari lalu beranjak menuju ke sofa, setelah sebelumnya dia menyelimuti istrinya terlebih dahulu.Melihat tingkah suaminya itu. Rac
Mereka sedang sarapan bersama saat ini, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.Raceh terlihat gelisah karena jam segini, biasanya dia sudah sampai di divisinya dan memulai pekerjaannya.Sementara Zefki terlihat santai mengunyah makanannya. Sedangkan Raceh telah selesai sarapan dari tadi. Tapi dia takut untuk memulai pembicaraan karena melihat wajah suaminya yang masam dan tidak bersahabat.Namun mau tidak mau, Raceh harus menyapa suaminya itu, jika dia tidak mau terlambat di hari pertama dirinya mulai bekerja lagi."Mas, aku boleh menumpang di mobil Mas?" ujarnya ragu-ragu. Karena selama ini, Raceh berangkat ke kantor lebih sering naik taksi ketimbang satu mobil dengan suaminya. Dia melakukan itu untuk menghindari gosip di kantor, mengenai hubungannya dengan Zefki yang notabene adalah CEO sekaligus suaminya sendiri.Raceh berpikir, Zefki sendiri yang mengatakan kepadanya dulu untuk merahasiakan pernikahan mereka."Tumben Lo mau berangkat bareng gue." ujarnya ketus sambil mengelap bibirny