Zefki mulai duduk di samping Raceh dan menatap wajah istrinya. Dia pun bergumam dalam hati, "Mungkin dia kecapekan hari ini."Seperti kebiasaannya yang lalu-lalu, Zefki kembali menatap wajah istrinya dan mengusap pipinya dengan perlahan. Dia menatap bibir Raceh lebih dalam, ada kerinduan yang mendalam di hatinya untuk kembali mencicipi bibir Raceh.Zefki mulai merapikan anak rambut Raceh yang berantakan yang menutupi wajah istrinya itu, perlahan Zefki mendekatkan wajahnya untuk dapat mengecap bibir Raceh yang manis. Zefki seakan lupa jika saat ini, dia sedang berada di rumah mertuanya.Tanpa Zefki sadari, Grace yang haus, ingin mengisi kembali botol minumnya di dapur.Grace pun melangkah ke luar dari kamarnya, namun saat melewati ruang keluarga, dia melihat Zefki yang akan mencium Raceh, seketika dia kaget melihat adegan yang hampir sempurna itu. Saking kagetnya botol tempat minumnya terjatuh di lantai dan menimbulkan suara keras, seperti benda jatuh di bawah lantai.Sontak Zefki kem
Hampir seminggu sudah, Zefki dan Raceh menginap di rumah orang tuanya. Setiap malam Zefki selalu pulang larut malam untuk menghindari istrinya.Setiap dia pulang dan masuk kamar, Raceh telah dalam keadaan tidur.Hari ini hari terakhir mereka di rumah mertuanya, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Keduanya masih tampak tertidur lelap.Waktu telah menunjukkan pukul enam pagi, cuaca terasa dingin karena hujan yang mengguyur sejak tadi malam, menyisakan rintik-rintik gerimis. Kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidur mereka.Zefki yang merasa kedinginan berbalik menghadap istrinya dan memeluknya dengan erat, sedangkan Raceh seakan terbuai dengan pelukan Zefki, saat ini dia sedang bermimpi dipeluk oleh suaminya sendiri. Raceh tidak sadar jika Zefki memang benar, sedang memeluk dirinya dengan erat.Zefki semakin erat memeluk Raceh. Dia pun mulai menggerakkan jarinya di sekujur tubuh istrinya, lalu membelainya dengan hangat.Raceh yang berpikir sedang bermimpi juga ikut terbuai dengan
Setelah ancamannya berhasil kepada kedua temannya.Zefki pun berlalu dari situ dan terus menggenggam tangan Raceh.Zefki bersama istrinya menuju ke sebuah gerai es krim.Raceh senang bukan kepalang saat suaminya mengajaknya ke sana. Dia pun memesan rasa es krim kesukaannya.Setelah memesan es krim kesukaannya, Zefki menyuruh istrinya untuk mencari tempat duduk. Sedangkan dia berada di barisan antrian."Mas, kamu nggak apa-apa ngantri sendiri?" ujarnya kepada suaminya."Cih, jadi Lo remehin gue?" ujar Zefki tak kalah sengit."Bukan begitu, Mas. Ini ngantrinya lumayan panjang lho. Ntar Mas bisa capek." seru Raceh lagi."It's okay. Sudah, sana Lo cari tempat duduk," ujarnya lagi.Mendengar ucapan Zefki itu.Raceh mulai mengedarkan pandangannya dan mencari tempat duduk yang pas untuknya dan suaminya.Dia pun memilih duduk di sudut tengah gerai es krim itu.Disaat Raceh sedang menunggu Zefki mengantri, tiba-tiba ada yang memanggil namanya,"Raceh ...." Dia pun menoleh dan melihat jika yan
Keduanya masih di gerai es krim. Mereka menikmati es krim itu dalam diam, tepatnya hanya Raceh yang menikmati es krim tersebut sedangkan Zefki sibuk dengan ponselnya.Setelah beberapa saat terdiam Raceh memulai pembicaraan, "Mas, es krimnya kok nggak di makan? Ntar semakin mencair lho?" ujarnya kepada suaminya."Gue sudah kenyang," jawab Zefki."Oh ... ya? Ya sudah kalau gitu, Mas. Biar aku saja yang memakanya, mubazir juga jika es krimnya di buang. Habis enak banget sih, Mas!" ujar Raceh senang. Tanpa persetujuan dari suaminya, dia pun mengambil es krim itu dan memulai memakannya.Raceh mulai menghabiskan es krim itu, dengan sangat lahap, dan hal itu di perhatikan oleh Zefki. Diam-diam dia malah mengambil beberapa pose istrinya yang sedang melahap es krimnya.Zefki lalu bergumam dari dalam hatinya, "Dia kok cantik banget, sih? Saat menikmati es krim itu?" gumamnya dalam hati.Lalu tiba-tiba Zefki sadar. "Shit! Ada apa denganku!" Zefki lalu mencoba melarikan pikirannya yang mulai
Saat mereka memasuki restoran, tiba tiba saja ada seorang wanita yang menyapa Zefki."Zefki ... kamu Zefki Harold, kan?" Zefki segera menoleh ke arah orang yang memanggilnya.Zefki lalu memasang wajah datarnya saat tahu, jika yang memanggilnya adalah Vania. Sedangkan Raceh yang tangannya berada digenggaman suaminya. Mencoba untuk melepaskannya. Namun Zefki malah semakin mempererat genggamannya."Gue, Vania! Temen kuliah Lo dulu, masa sih, Lo lupa sama gue? Padahal kan dulu kita lumayan dekat juga." ujarnya meyakinkan."Cih! jaga bicara Lo! Jangan sembarangan bicara!" ujar Zefki tegas.Sekilas Zefki mulai mengingat masa lalunya dulu. Vania adalah teman kuliahnya, anaknya tomboy dan ceplas-ceplos. Bisa di bilang, Zefki berhutang budi dengannya. Karena dulu, gadis itu pernah menolongnya. Saat dia dikeroyok oleh preman, ketika mereka kuliah di luar negeri.Akan Tetapi ada satu kekurangan Vania yang dari dulu Zefki tidak sukai. Gadis itu sering gonta-ganti laki-laki dan bisa dikategorikan
Zefki dan Raceh telah sampai di rumah sejak setengah jam lalu, mereka pun sudah bergantian untuk mandi.Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar tepatnya di atas tempat tidur. Zefki bingung, apakah dia tidur di sofa lagi kah atau tidur di samping istrinya."Mas, aku tidur duluan ya, takutnya besok aku telat bangun, kan besok aku sudah mulai kerja. Selamat malam, Mas," seru sang istri.Setelah berkata seperti itu Raceh pun segera berbaring di tempat tidur membelakangi suaminya. Dia sengaja melakukan itu karena Raceh tahu jika suaminya pasti memilih untuk tidur di sofa.Melihat istrinya yang tidur duluan membuat Zefki tidak tega melihat istrinya yang tidur sendirian di atas ranjang. Dan dia juga sudah terbiasa akan kehadiran istrinya di sampingnya saat tidur.Namun egonya lebih tinggi menguasai hatinya, Zefki pun mengambil bantal dan selimut daru dalam lemari lalu beranjak menuju ke sofa, setelah sebelumnya dia menyelimuti istrinya terlebih dahulu.Melihat tingkah suaminya itu. Rac
Mereka sedang sarapan bersama saat ini, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.Raceh terlihat gelisah karena jam segini, biasanya dia sudah sampai di divisinya dan memulai pekerjaannya.Sementara Zefki terlihat santai mengunyah makanannya. Sedangkan Raceh telah selesai sarapan dari tadi. Tapi dia takut untuk memulai pembicaraan karena melihat wajah suaminya yang masam dan tidak bersahabat.Namun mau tidak mau, Raceh harus menyapa suaminya itu, jika dia tidak mau terlambat di hari pertama dirinya mulai bekerja lagi."Mas, aku boleh menumpang di mobil Mas?" ujarnya ragu-ragu. Karena selama ini, Raceh berangkat ke kantor lebih sering naik taksi ketimbang satu mobil dengan suaminya. Dia melakukan itu untuk menghindari gosip di kantor, mengenai hubungannya dengan Zefki yang notabene adalah CEO sekaligus suaminya sendiri.Raceh berpikir, Zefki sendiri yang mengatakan kepadanya dulu untuk merahasiakan pernikahan mereka."Tumben Lo mau berangkat bareng gue." ujarnya ketus sambil mengelap bibirny
"Tentu saja, gue punya ide untuk memberi mereka pelajaran!" ujar Zefki geram.Asisten Sutan langsung tahu jika yang dimaksud mereka oleh Zefki adalah Raka dan Bian. Selain menjadi asisten pribadinya, Sutan juga merangkap sebagai penasihat pribadi Zefki dan belakangan ini tugasnya jadi bertambah menjadi penasihat cinta, sang tuan muda."Sekretaris Risa, masuk!" Zefki mengarahkan suaranya di mikrofon yang terhubung langsung di ruangan Sekretaris Risa. Lalu kemudian, sang sekretaris pun memasuki ruangan CEO. Bulu kuduknya serasa merinding karena suhu AC di ruangan itu sangat rendah ditambah dengan wajah sang CEO yang dipenuhi aura emosi."Kalian berdua dengarkan ini baik-baik dan catat poin-poin yang perlu. Perayaan ulang tahun perusahaan untuk tahun ini akan diadakan di daerah Lembang Bandung. Semua karyawan harus ikut tanpa kecuali, berangkat Jumat siang dan pulang Minggu sore. Transportasi dan akomodasi di tanggung semua oleh perusahaan.Rancang acara sesuka dan semau Lo berdua. Buat
Raceh, terlihat ke luar masuk kamar mandi, dari tadi dia muntah-muntah. Raceh berpikir sepertinya dirinya tidak salah makan.Saat ini Zefki sedang sibuk di kantor karena beberapa waktu yang lalu, dia menambah libur mereka.Raceh resmi berhenti bekerja karena semua orang sudah tahu jika dia adalah istri sah Zefki dan atas masukan Nyonya Clement, Raceh disarankan untuk berhenti bekerja sementara waktu, menunggu untuk mendapatkan posisi baru di perusahaan.Raceh kembali berbaring, kepalanya mulai pusing. Dia merasakan badannya sakit semua. Di rumah hanya ada sang bibik. Kedua mertuanya sedang berada di luar kota. Raceh mencoba untuk tidur, dan menahan rasa pusing yang dari tadi menyerangnya.Zefki yang sangat sibuk di kantor, melupakan untuk menghubungi istrinya. Dia telah larut dalam pekerjaannya yang menumpuk.Terlebih lagi, Sekretaris Risa mengambil cuti karena sedang berbulan madu dengan Eko, suaminya.Vania yang hanya lulusan SMA terpaksa ikut bergabu
Liburan keduanya ditambah oleh Sang CEO karena katanya mereka butuh istirahat karena capek selama bulan madu di Turki.Padahal itu semua adalah akal-akalan Zefki saja untuk lebih banyak waktu bersama istrinya di dalam kamar. Sedangkan di perusahaan, Tuan Kenan mulai kewalahan dengan banyaknya pekerjaan putranya yang menumpuk. Alhasil, Hans yang sudah resmi menjadi Asisten Zefki terpaksa lembur bersama Sekretaris Risa menemani Tuan Kenan menyelesaikan pekerjaan Zefki yang menumpuk itu.Eko teman Zefki yang telah resmi menjadi kekasih Sekretaris Risa juga ikut-ikutan membantu meringankan beban Tuan Kenan. Namun sebenarnya tujuan Eko untuk menjaga kekasihnya Risa dari godaan asisten baru Zefki.Padahal sebenarnya Hans telah memiliki kekasih yang sengaja dia tidak publikasi karena pekerjaannya sebelumnya sebagai pengawal pribadi Zefki.Tuan Kenan baru sampai di rumah pukul dua belas malam. Dia ingin membicarakan hal ini kepada Zefki, putranya. Agar lebih cepa
Pagi hari, keduanya bangun dengan saling pandang penuh cinta. Terlebih Zefki yang masih belum saja puas menjelajah tubuh istrinya yang sungguh sangat membuatnya candu. Dia ingin mengulang pertempuran mereka tadi malam, untuk itu Zefki melakukanya lagi pagi ini. Raceh yang menyadari tangan suaminya mulai tidak tenang dibalik selimut, membuat desiran-desiran aneh tercipta dari bibirnya. "Mas Zef. Tenang dulu tangannya. Badanku lengket semua, Mas. Aku mau mandi dulu, Mas. Sudah, dong." Zefki bukannya, menghentikan tangannya malah saat ini, dia semakin menggempur Raceh dengan serangan-serangan maha dahsyat. Raceh mulai merasa nelangsa dan kacau. Dia seperti ingin melayang tinggi di udara, semakin mengepakkan sayapnya lagi dan lagi, seiring makin cepatnya Zefki berpacu di inti tubuhnya. Dia kembali merasakan sensasi yang sangat dahsyat. Hingga akhirnya, dia mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Raceh segera memeluk tubuh
Setelah selesai bermain kuda-kudaan, mereka pun sarapan yang lagi-lagi tertunda atau lebih tepatnya mereka sedang menikmati makan siang, karena saat ini sudah menunjukkan pukul satu siang waktu Turki.Setelah selesai makan, Raceh yang kelelahan segera pamit untuk berbaring sebentar di ranjang, tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya.Raceh merasa kesal kepada suaminya yang berkata hanya satu ronde, tapi pada kenyataannya, Zefki terus menggempur istrinya berkali-kali.Raceh yang kewalahan melayani suaminya, segera mengatakan jika dia kelaparan. Setelah mengetahui jika istrinya lapar, barulah Zefki menghentikan permainan panasnya.Alhasil saat ini Raceh ketiduran kembali.Dia pun berpikir akan bertambah lagi hari-hari yang hanya dilaluinya di dalam kamar.Namun Zefki seolah tahu jika istrinya sedang kesal kepadanya, segera meraih salah satu koper yang mereka bawa dari Jakarta dan mengisinya dengan pakaian mereka.Setelah itu, dia memanggil pelayan dan me
Terdengar suara desahan memenuhi ruangan kamar hotel itu. Benar saja, setelah mereka menyelesaikan dinner. Zefki kembali merayu istrinya untuk kembali bermain kuda-kudaan.Raceh yang sudah terisi kembali energinya, mengiyakan ajakan suaminya itu, dan terjadilah saat ini Zefki menunggangi istrinya, dengan senjata pamungkasnya yang terus bertempur di dalam gua sempit dan lembab milik Raceh.Entah sudah berapa kali Zefki mengajak istrinya mencapai puncak nirwana. Namun dia selalu tidak pernah puas. Waktu sudah menunjukkan dini hari saat itu. Karena kelelahan Raceh sampai ketiduran dan tidak tahu kapan Zefki menyelesaikan misinya.Sang suami masih asyik bermain sendiri, sedangkan Raceh sudah tidak dapat membuka matanya lagi karena sudah sangat kelelahan.Menyadari istrinya sudah tertidur, dia segera menuntaskan misi terakhirnya lalu menyelimuti Raceh. Kemudian dia ikut bergabung tidur sambil memeluk istrinya itu.Sedangkan sang istri benar-benar sudah tertidur dan k
Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Turki. Keduanya masih tertidur lelap tanpa sehelai benang pun.Tubuh mereka hanya dibalut oleh selimut tebal.Udara terasa dingin pagi itu.Matahari sudah mulai tinggi menaiki angkasa, namun kedua sejoli yang sudah ambruk kehabisan energi karena pertempuran semalam suntuk yang dilakoni keduanya masih terbuai di alam mimpi.Perlahan Raceh terbangun dan membuka matanya. Tubuhnya terasa lemah dan tak bertenaga.Terlebih lagi dia merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.Raceh lalu membuka selimut dan mendapati jika dirinya masih telanjang.Dia mengedarkan pandangannya. Terdengar bunyi dengkuran Zefki yang teratur.Raceh juga mengetahui jika suaminya itu juga tidak mengenakan sehelai benang pun.Raceh mencoba duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.Dia melihat jika di sisi tempat tidur ada kemeja suaminya. Dia meraih kemeja Zefki dan mencoba memakainya.Raceh memakai ke
Saat ini keduanya sedang menikmati makan malam yang sedikit telat karena sudah hampir pukul sepuluh malam.Keduanya makan dalam diam, dan terlihat sangat canggung. Namun Raceh mencoba untuk bersikap biasa saja padahal hatinya terus deg-degan dari tadi.Berbeda dengan Zefki yang tidak bisa mengendalikan dirinya melihat istrinya, Raceh yang sangat cantik malam ini. Dari dia tadi tidak dapat berpaling dan memandang wajah istrinya terus.Seolah-olah Raceh adalah magnet yang tidak bisa lepas dari matanya.Setelah selesai makan, keduanya kembali bergantian ke kamar mandi entah mau ngapain.Untuk mengusir kecanggungan, Raceh menyalakan televisi yang ada di kamar itu.Sedangkan Zefki sedang berada di dalam kamar mandi lagi.Dia mencoba mengendalikan alat tempurnya yang sudah berdiri tegak. Zefki mencoba bersikap sok cool. Dia ke luar dari kamar mandi, lalu menyapa istrinya yang sedang asyik menonton di sofa."Lagi nonton apa?" seru Zefki sambil duduk di sampi
Pagi itu di meja makan,"Bagaimana keberangkatan kalian ke Turki, apakah sudah beres semuanya?" Nyonya Clement bertanya kepada Zefki dan Raceh tentang bulan madu mereka."Sudah kok, Mi." seru Raceh."Terus kamu bagaimana, Zef? Apakah kamu juga sudah siap, menjebol gawang istrimu?" Mendengar perkataan sang ibu itu sontak Zefki menjadi keselek dan terbatuk-batuk. Lalu dia berkata, "Apaan sih, Mami ngomongnya?""Ya, Mami hanya mengingatkan kalian saja kok. Kalau perlu Mami juga mau ikut ke Turki, iya kan Pi?" ujarnya kepada Tuan Kenan"Ngapain Mami ke sana? Gangguin mereka gitu? Mami ini kayak nggak pernah muda aja. Biarkan mereka menghabiskan waktu berdua. Bukankah Mami ingin cepat-cepat punya cucu kan? Nah mending Mami sama Papi di sini. Kita tinggal menunggu hasil kerja keras mereka berdua selama di Turki, okay?" Tuan Kenan mencoba membujuk istrinya dan dibalas anggukan oleh Nyonya Clement."Apaan sih Mami dan Papi. Makin ngaco saja ngomongnya," uj
Saat ini Zefki sudah masuk ke dalam kamar, dia melihat Raceh yang sedang tidur siang. Zefki ingin segera memeluk istrinya itu. Namun dia mencium aroma tubuhnya terlebih dahulu. Sepertinya Zefki butuh untuk membersihkan diri dan mandi. Dia pun segera mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air. Sebenarnya Zefki ingin berendam namun rasa rindunya kepada Raceh lebih besar dari pada hal apapun saat ini. Setelah selesai mandi, Zefki segera berpakaian dan naik di atas tempat tidur dan langsung memeluk istrinya. Raceh seketika terganggu tidurnya, karena ada benda empuk yang sedang memeluknya saat ini. Dia menghirup dalam-dalam aroma yang ke luar dari benda itu dan mulai berpikir, " Sepertinya ini wangi Mas Zef." Dengan mata masih terpejam dan setengah sadar Raceh mulai meraba-raba benda itu dengan tangannya. Mulai dari atas dan dia langsung berpikir, "Sepertinya benda ini manusia." Karena penasaran, Raceh mencoba membuka matanya yang