Zefki masih menunggu kabar dari Asisten Sutan, sambil memutar rekaman itu berulang-ulang. Auranya berubah gelap dan dipenuhi rasa emosi.ingin rasanya Zefki menghancurkan satu gedung ini. Namun kedua temannya mencoba membujuknya agar tetap sabar dan menunggu informasi dari Asisten Sutan.Selang beberapa lama, orang suruhan Asisten Sutan memberikan informasi alamat di mana dokter Dafa tinggal.Keempat pria itu pun segera menuju ke alamat itu. Asisten Sutan yang menyetir mobil kali ini."Bisa ngebut nggak sih, Lo!" ujar Zefki marah.Karena Menurutnya Asisten Sutan membawa mobil dengan kecepatan sedang."Jalanan lagi macet, Tuan Muda. Jika saya ngebut, bisa-bisa kita menabrak mobil yang berada di depan." seru Asistem Sutan, menjelaskan."Bro ... sabar, kita pasti akan sampai. Lo tenang saja. Rileks ...." ujar Eko dan Edwin secara bergantian. Mencoba meredakan emosi Zefki."Lo berdua bilang agar gue harus tenang? Bagaimana caranya gue tenang jika sampai saat ini, gue tidak tahu keberadaan
Sejenak Asisten Sutan berpikir, lalu kemudian berkata, "Begini, Tuan Muda. Menurut saya, Nona Raceh mungkin sudah bosan berada di rumah terus. Apa lagi kemarin, Nona Grace datang berkunjung. Mungkin saja Nona Muda juga kangen dengan orang tuanya. Makanya Nona Raceh menjadi nekat ke luar rumah." ujarnya panjang lebar."Tapi kenapa dia nggak hubungi gue? Bisa-bisanya dia berani ke luar rumah tanpa pamit ke gue! Gue ini suaminya!" ujar Zefki, marah."Tuan Muda, sebaiknya kita segera ke rumah orang tua Nona Muda. Tadi saat saya berada di super market, saya sudah menghubungi Nona Grace untuk menanyakan lebih jelas keberadaan Nona Muda, dan memang benar, saat ini Nona Raceh sedang berada di rumah orang tuanya."Zefki seketika menjadi heran. Mendengar perkataan Asisten Sutan."Hei! Lo kok bisa tahu nomor ponselnya Si Grace, itu?" tanyanya Zefki, sangat penasaran."Jawab yang gue tanya woi!" serunya, lagi.Wajah Asisten Sutan menjadi sedikit pucat, saat sang atasan ingin lebih tahu."Itu .
Lalu Raceh pun datang dari dapur dengan membawa sekotak obat dan es batu di dalam wadah, kemudian duduk di sebelah suaminya.Semua orang di ruangan itu masih terdiam melihat apa yang akan Raceh lakukan selanjutnya.Dia duduk lebih mendekat ke arah suaminya. Lalu mulai mengobati luka Zefki dengan mengoleskan es batu yang sudah dirinya bungkus dengan kain kasa. Wajah sang suami terlihat meringis menahan sakit.Tiba-tiba Tuan Fidel berkata, "Nak Zef, biar Raceh mengobati lukamu dulu. Setelah itu kita makan malam bersama." Zefki hanya mengangguk pelan sambil menahan sakit."Ayo, Mi. Kita ke dalam dulu." ujarnya kepada istrinya. Sedangkan Grace melangkah keluar menuju teras, yang diikuti oleh Asisten Sutan."Auch ... sakit tahu ...!" ujarnya, pelan menahan sakit."Sabar yah, Mas?" serunya lembut, sambil meniup-niup luka suaminya. Sontak hal itu membuat tubuh Zefki serasa geli. Wajahnya tertiup napas Raceh yang wangi."Sial! Kok alat tempur gue jadi bangun!" gumamnya dalam hati.Seketika
Raceh pun menghela napas pasrah.Mengikuti kemauan orang tuanya. Namun tiba-tiba Asisten Sutan berkata, "Tapi jika Nona Raceh, ingin bermalam di sini tidak apa-apa. Saya akan kembali untuk mengambil beberapa pakaian Tuan Muda."Kedua orang tua Raceh pun menjadi kaget, jika Zefki akan bermalam di rumah mereka. Karena belum ada persiapan. Terutama jika Zefki tidur di kamar Raceh. Ranjang yang ada di kamarnya sangat kecil tidak muat jika ditiduri oleh dua orang.Namun mereka terlambat untuk keberatan, karena Asisten Sutan telah buru-buru pergi mengambil pakaian Zefki.Raceh pun senang, akhirnya keinginannya terkabul untuk menginap di rumah orang tuanya. Lalu Nyonya Santi berlalu dari situ, untuk membersihkan kamar mereka. Karena malam ini Zefki dan Raceh akan tidur di kamar Tuan dan Nyonya Pratista.Nyonya Santi lalu memanggil Raceh ke kamar mereka. "Ada apa, Mi?" ujarnya."Ra, malam ini kamu dan Nak Zefki tidur di kamar Papi dan Mami, ya?" seru Nyonya Santi sambil menutup gorden jend
Esok paginya mereka bangun dengan perasaan senang, karena keduanya tadi bersamaan bangun dengan posisi saling berpelukan, namun karena keduanya sama-sama salah tingkah, mereka pun bersamaan saling melepas pelukan satu sama lain.Zefki segera menuju ke dalam kamar mandi setelah sebelumnya Raceh telah mempersiapkan air panas untuk mandi suaminya.Lalu di dalam kamar, Raceh mulai mempersiapkan pakaian kerja untuk suaminya. Setelah itu, dia buru-buru ke dapur membantu mempersiapkan sarapan di pagi itu.Zefki lalu keluar dari kamar dengan rapi. Memakai pakaian yang tadi Raceh pilih. Dia sudah ditunggu, di meja makan. Di sana telah duduk kedua mertuanya, Grace dan juga Raceh. Namun Zefki sangat kaget saat tahu jika Asisten Sutan juga ikut bergabung di meja makan."Selamat pagi, Tuan Muda." ucapnya sambil tersenyum ke arah Zefki.Zefki hanya melihat asistennya dengan wajah datar."Cih! Gerak cepat juga nih, Si Sutan!" gumamnya dalam hati."Selamat pagi, Nak Zef." seru ayah dan ibu mertuanya
Kedua orang wanita itu kembali sibuk memilih furniture untuk kamar masing-masing.Berbeda dengan Grace, dia seakan terhipnotis saat Asisten Sutan telah sampai di halaman rumah dan menjemputnya. Sepertinya Grace mulai terpesona kepadanya.Saat ini, mereka dalam perjalanan menuju toko Furniture. Sesampai di toko itu, Asisten Sutan mulai membantu Grace untuk memilih keperluan kamarnya.Grace menyukai semua warna, dia wanita yang Colourful sehingga tidak susah baginya memilih apa saja yang dia perlukan.Mereka lagi-lagi terlihat layaknya pasangan pengantin muda yang sedang memilih furniture untuk rumah barunya dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang diam-diam mengabadikan kebersamaan mereka saat ini.Setelah semua selesai, Asisten Sutan memerintahkan orang dari toko furniture itu untuk segera mengerjakan kamar Grace. Sedangkan mereka berdua saat ini sedang berada di sebuah kafe. Asiten Sutan lalu mengajak Grace untuk nongkrong di kafe favoritnya sambil menikmati minuman es coklat. Ke
Zefki mulai duduk di samping Raceh dan menatap wajah istrinya. Dia pun bergumam dalam hati, "Mungkin dia kecapekan hari ini."Seperti kebiasaannya yang lalu-lalu, Zefki kembali menatap wajah istrinya dan mengusap pipinya dengan perlahan. Dia menatap bibir Raceh lebih dalam, ada kerinduan yang mendalam di hatinya untuk kembali mencicipi bibir Raceh.Zefki mulai merapikan anak rambut Raceh yang berantakan yang menutupi wajah istrinya itu, perlahan Zefki mendekatkan wajahnya untuk dapat mengecap bibir Raceh yang manis. Zefki seakan lupa jika saat ini, dia sedang berada di rumah mertuanya.Tanpa Zefki sadari, Grace yang haus, ingin mengisi kembali botol minumnya di dapur.Grace pun melangkah ke luar dari kamarnya, namun saat melewati ruang keluarga, dia melihat Zefki yang akan mencium Raceh, seketika dia kaget melihat adegan yang hampir sempurna itu. Saking kagetnya botol tempat minumnya terjatuh di lantai dan menimbulkan suara keras, seperti benda jatuh di bawah lantai.Sontak Zefki kem
Hampir seminggu sudah, Zefki dan Raceh menginap di rumah orang tuanya. Setiap malam Zefki selalu pulang larut malam untuk menghindari istrinya.Setiap dia pulang dan masuk kamar, Raceh telah dalam keadaan tidur.Hari ini hari terakhir mereka di rumah mertuanya, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Keduanya masih tampak tertidur lelap.Waktu telah menunjukkan pukul enam pagi, cuaca terasa dingin karena hujan yang mengguyur sejak tadi malam, menyisakan rintik-rintik gerimis. Kedua pasangan itu masih terlelap dalam tidur mereka.Zefki yang merasa kedinginan berbalik menghadap istrinya dan memeluknya dengan erat, sedangkan Raceh seakan terbuai dengan pelukan Zefki, saat ini dia sedang bermimpi dipeluk oleh suaminya sendiri. Raceh tidak sadar jika Zefki memang benar, sedang memeluk dirinya dengan erat.Zefki semakin erat memeluk Raceh. Dia pun mulai menggerakkan jarinya di sekujur tubuh istrinya, lalu membelainya dengan hangat.Raceh yang berpikir sedang bermimpi juga ikut terbuai dengan
Raceh, terlihat ke luar masuk kamar mandi, dari tadi dia muntah-muntah. Raceh berpikir sepertinya dirinya tidak salah makan.Saat ini Zefki sedang sibuk di kantor karena beberapa waktu yang lalu, dia menambah libur mereka.Raceh resmi berhenti bekerja karena semua orang sudah tahu jika dia adalah istri sah Zefki dan atas masukan Nyonya Clement, Raceh disarankan untuk berhenti bekerja sementara waktu, menunggu untuk mendapatkan posisi baru di perusahaan.Raceh kembali berbaring, kepalanya mulai pusing. Dia merasakan badannya sakit semua. Di rumah hanya ada sang bibik. Kedua mertuanya sedang berada di luar kota. Raceh mencoba untuk tidur, dan menahan rasa pusing yang dari tadi menyerangnya.Zefki yang sangat sibuk di kantor, melupakan untuk menghubungi istrinya. Dia telah larut dalam pekerjaannya yang menumpuk.Terlebih lagi, Sekretaris Risa mengambil cuti karena sedang berbulan madu dengan Eko, suaminya.Vania yang hanya lulusan SMA terpaksa ikut bergabu
Liburan keduanya ditambah oleh Sang CEO karena katanya mereka butuh istirahat karena capek selama bulan madu di Turki.Padahal itu semua adalah akal-akalan Zefki saja untuk lebih banyak waktu bersama istrinya di dalam kamar. Sedangkan di perusahaan, Tuan Kenan mulai kewalahan dengan banyaknya pekerjaan putranya yang menumpuk. Alhasil, Hans yang sudah resmi menjadi Asisten Zefki terpaksa lembur bersama Sekretaris Risa menemani Tuan Kenan menyelesaikan pekerjaan Zefki yang menumpuk itu.Eko teman Zefki yang telah resmi menjadi kekasih Sekretaris Risa juga ikut-ikutan membantu meringankan beban Tuan Kenan. Namun sebenarnya tujuan Eko untuk menjaga kekasihnya Risa dari godaan asisten baru Zefki.Padahal sebenarnya Hans telah memiliki kekasih yang sengaja dia tidak publikasi karena pekerjaannya sebelumnya sebagai pengawal pribadi Zefki.Tuan Kenan baru sampai di rumah pukul dua belas malam. Dia ingin membicarakan hal ini kepada Zefki, putranya. Agar lebih cepa
Pagi hari, keduanya bangun dengan saling pandang penuh cinta. Terlebih Zefki yang masih belum saja puas menjelajah tubuh istrinya yang sungguh sangat membuatnya candu. Dia ingin mengulang pertempuran mereka tadi malam, untuk itu Zefki melakukanya lagi pagi ini. Raceh yang menyadari tangan suaminya mulai tidak tenang dibalik selimut, membuat desiran-desiran aneh tercipta dari bibirnya. "Mas Zef. Tenang dulu tangannya. Badanku lengket semua, Mas. Aku mau mandi dulu, Mas. Sudah, dong." Zefki bukannya, menghentikan tangannya malah saat ini, dia semakin menggempur Raceh dengan serangan-serangan maha dahsyat. Raceh mulai merasa nelangsa dan kacau. Dia seperti ingin melayang tinggi di udara, semakin mengepakkan sayapnya lagi dan lagi, seiring makin cepatnya Zefki berpacu di inti tubuhnya. Dia kembali merasakan sensasi yang sangat dahsyat. Hingga akhirnya, dia mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Raceh segera memeluk tubuh
Setelah selesai bermain kuda-kudaan, mereka pun sarapan yang lagi-lagi tertunda atau lebih tepatnya mereka sedang menikmati makan siang, karena saat ini sudah menunjukkan pukul satu siang waktu Turki.Setelah selesai makan, Raceh yang kelelahan segera pamit untuk berbaring sebentar di ranjang, tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya.Raceh merasa kesal kepada suaminya yang berkata hanya satu ronde, tapi pada kenyataannya, Zefki terus menggempur istrinya berkali-kali.Raceh yang kewalahan melayani suaminya, segera mengatakan jika dia kelaparan. Setelah mengetahui jika istrinya lapar, barulah Zefki menghentikan permainan panasnya.Alhasil saat ini Raceh ketiduran kembali.Dia pun berpikir akan bertambah lagi hari-hari yang hanya dilaluinya di dalam kamar.Namun Zefki seolah tahu jika istrinya sedang kesal kepadanya, segera meraih salah satu koper yang mereka bawa dari Jakarta dan mengisinya dengan pakaian mereka.Setelah itu, dia memanggil pelayan dan me
Terdengar suara desahan memenuhi ruangan kamar hotel itu. Benar saja, setelah mereka menyelesaikan dinner. Zefki kembali merayu istrinya untuk kembali bermain kuda-kudaan.Raceh yang sudah terisi kembali energinya, mengiyakan ajakan suaminya itu, dan terjadilah saat ini Zefki menunggangi istrinya, dengan senjata pamungkasnya yang terus bertempur di dalam gua sempit dan lembab milik Raceh.Entah sudah berapa kali Zefki mengajak istrinya mencapai puncak nirwana. Namun dia selalu tidak pernah puas. Waktu sudah menunjukkan dini hari saat itu. Karena kelelahan Raceh sampai ketiduran dan tidak tahu kapan Zefki menyelesaikan misinya.Sang suami masih asyik bermain sendiri, sedangkan Raceh sudah tidak dapat membuka matanya lagi karena sudah sangat kelelahan.Menyadari istrinya sudah tertidur, dia segera menuntaskan misi terakhirnya lalu menyelimuti Raceh. Kemudian dia ikut bergabung tidur sambil memeluk istrinya itu.Sedangkan sang istri benar-benar sudah tertidur dan k
Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Turki. Keduanya masih tertidur lelap tanpa sehelai benang pun.Tubuh mereka hanya dibalut oleh selimut tebal.Udara terasa dingin pagi itu.Matahari sudah mulai tinggi menaiki angkasa, namun kedua sejoli yang sudah ambruk kehabisan energi karena pertempuran semalam suntuk yang dilakoni keduanya masih terbuai di alam mimpi.Perlahan Raceh terbangun dan membuka matanya. Tubuhnya terasa lemah dan tak bertenaga.Terlebih lagi dia merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.Raceh lalu membuka selimut dan mendapati jika dirinya masih telanjang.Dia mengedarkan pandangannya. Terdengar bunyi dengkuran Zefki yang teratur.Raceh juga mengetahui jika suaminya itu juga tidak mengenakan sehelai benang pun.Raceh mencoba duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.Dia melihat jika di sisi tempat tidur ada kemeja suaminya. Dia meraih kemeja Zefki dan mencoba memakainya.Raceh memakai ke
Saat ini keduanya sedang menikmati makan malam yang sedikit telat karena sudah hampir pukul sepuluh malam.Keduanya makan dalam diam, dan terlihat sangat canggung. Namun Raceh mencoba untuk bersikap biasa saja padahal hatinya terus deg-degan dari tadi.Berbeda dengan Zefki yang tidak bisa mengendalikan dirinya melihat istrinya, Raceh yang sangat cantik malam ini. Dari dia tadi tidak dapat berpaling dan memandang wajah istrinya terus.Seolah-olah Raceh adalah magnet yang tidak bisa lepas dari matanya.Setelah selesai makan, keduanya kembali bergantian ke kamar mandi entah mau ngapain.Untuk mengusir kecanggungan, Raceh menyalakan televisi yang ada di kamar itu.Sedangkan Zefki sedang berada di dalam kamar mandi lagi.Dia mencoba mengendalikan alat tempurnya yang sudah berdiri tegak. Zefki mencoba bersikap sok cool. Dia ke luar dari kamar mandi, lalu menyapa istrinya yang sedang asyik menonton di sofa."Lagi nonton apa?" seru Zefki sambil duduk di sampi
Pagi itu di meja makan,"Bagaimana keberangkatan kalian ke Turki, apakah sudah beres semuanya?" Nyonya Clement bertanya kepada Zefki dan Raceh tentang bulan madu mereka."Sudah kok, Mi." seru Raceh."Terus kamu bagaimana, Zef? Apakah kamu juga sudah siap, menjebol gawang istrimu?" Mendengar perkataan sang ibu itu sontak Zefki menjadi keselek dan terbatuk-batuk. Lalu dia berkata, "Apaan sih, Mami ngomongnya?""Ya, Mami hanya mengingatkan kalian saja kok. Kalau perlu Mami juga mau ikut ke Turki, iya kan Pi?" ujarnya kepada Tuan Kenan"Ngapain Mami ke sana? Gangguin mereka gitu? Mami ini kayak nggak pernah muda aja. Biarkan mereka menghabiskan waktu berdua. Bukankah Mami ingin cepat-cepat punya cucu kan? Nah mending Mami sama Papi di sini. Kita tinggal menunggu hasil kerja keras mereka berdua selama di Turki, okay?" Tuan Kenan mencoba membujuk istrinya dan dibalas anggukan oleh Nyonya Clement."Apaan sih Mami dan Papi. Makin ngaco saja ngomongnya," uj
Saat ini Zefki sudah masuk ke dalam kamar, dia melihat Raceh yang sedang tidur siang. Zefki ingin segera memeluk istrinya itu. Namun dia mencium aroma tubuhnya terlebih dahulu. Sepertinya Zefki butuh untuk membersihkan diri dan mandi. Dia pun segera mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air. Sebenarnya Zefki ingin berendam namun rasa rindunya kepada Raceh lebih besar dari pada hal apapun saat ini. Setelah selesai mandi, Zefki segera berpakaian dan naik di atas tempat tidur dan langsung memeluk istrinya. Raceh seketika terganggu tidurnya, karena ada benda empuk yang sedang memeluknya saat ini. Dia menghirup dalam-dalam aroma yang ke luar dari benda itu dan mulai berpikir, " Sepertinya ini wangi Mas Zef." Dengan mata masih terpejam dan setengah sadar Raceh mulai meraba-raba benda itu dengan tangannya. Mulai dari atas dan dia langsung berpikir, "Sepertinya benda ini manusia." Karena penasaran, Raceh mencoba membuka matanya yang