Rombongan Bian kembali ke kantor dengan kemejanya yang telah berubah warna, akibat tumpahan jus buah stroberi. Mereka pun memulai pekerjaan masing-masing. Namun disaat Raceh hendak mengerjakan pekerjaannya. Ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata panggilan dari 'Si Tuan Angkuh alias Zefki.Raceh pun mengangkat ponselnya.Raceh"Halo, Tuan Muda. Ada apa, Anda menelepon saya?"Zefki"Nanti malam, Papi dan Mami go back to Berlin. Jadi kita disuruh ke bandara nganterin mereka." Raceh"Baik, Tuan Muda. Terima kasih, sudah dulu ya, saya banyak pekerjaan." Lalu Raceh pun menutup panggilan itu dan memulai kembali melakukan pekerjaannya."Sialan! Dia menutup telepon dari gue! Padahal gue belum selesai ngomong!" Ujar Zefki, marah. Terdengar tawa Eko yang menggelegar mengejek nasib sahabatnya yang dicuekin oleh istrinya sendiri."Makanya, Bro. Jika Lo suka, bilang suka! Jangan kayak gini, Lo malah tersiksa sendiri." Tukas Eko sambil mencomot cup cake, yang ada di hadapan Zefki. Sejak pulang
Hari ini, hari Senin tepat akan diadakan meeting rutin, yang di pimpin oleh divisi umum. Pak Raka sebagai manager umum mulai memaparkan semua kegiatan dan hal-hal yang telah dicapai oleh divisinya. Mata Zefki tak pernah lepas dari Raceh yang dari tadi sibuk berdiskusi dengan teman-teman satu divisinya. Tak terkecuali, Bian. Hal itu, sontak membuat Zefki semakin emosi. Namun dia mencoba profesional dalam pekerjaan.Beberapa pertanyaan Zefki lontarkan saat sesi diskusi. Namun karena tim yang solid dan persiapan yang matang. Tim dari divisi umum mampu menjelaskan semuanya. Raceh juga ikut serta memberi penjelasan kepada Zefki mengenai kegiatan di divisi umum. Diam-diam sang suami kagum dengan kepintaran Raceh dan juga timnya. Namun jika Zefki ingat bagaimana Raka maupun Bian mencoba menarik perhatian istrinya. Tanpa sadar dia menjadi marah. Namun Zefki mencoba untuk meredamnya dan mencari cara bagaimana membalas keduanya, karena berani menggoda istrinya.Asisten Sutan berbisik kepada
Zefki kembali masuk ke dalam kamar dan meletakkan plastik besar yang berisi beberapa pembalut yang baru saja dirinya beli sendiri dari supermarket. Dia rela melakukan hal bodoh ini demi istrinya yang tadi dibentak habis-habisan, olehnya. Zefki keluar dari kamar menuju ruang kerjanya, yang pintunya langsung terhubung dengan kamar pribadinya.Dia pun duduk di meja kerjanya dan mulai membuka laptop, lalu menghubungkannya dengan cctv yang ada di kamar. Zefki melakukan itu untuk memantau keadaan istrinya yang tadi telah dirinya buat menangis. Jauh dari lubuk hatinya, dia sangat merasa bersalah terhadap istrinya. Namun emosi yang meledak-ledak membuatnya kehilangan arah dan berlaku kasar kepada sang istri.Pintu kamar mandi terbuka, Raceh ke luar dengan jubah mandinya, mata bengkak, wajah sembab, dan agak pucat. Dia menuju tempat tidur dan membuka bungkusan plastik besar yang ada di atasnya. Raceh sangat kaget melihat begitu banyak pembalut dengan berbagai merk. Dia lalu mengambil satu
Setelah semuanya pulang, tinggal Zefki yang berada di dalam kamar. Dia pun duduk di sisi tempat tidur. Pintu kamar terbuka, terlihat Bik Yati yang membawa nampan. Di atasnya ada bungkusan plastik berisi obat untuk Raceh dan segelas air putih.Bik Yati meletakkannya di atas meja yang ada di dekat sofa. Lalu berkata, "Tuan Muda, apakah saya berjaga juga di sini?""Tidak perlu Bik. Bibik tidur saja. Akan tetapi ponsel tetap aktif, ya? Siapa tahu, saya membutuhkan bantuan Bibik, jika Raceh bangun.""Baik, Tuan Muda." sahutnya. Bik Yati pun berlalu dari situ.Zefki duduk di sisi tempat tidur dan menunggu Raceh, jika saja terbangun. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Mata Zefki mulai terasa berat, dan dia pun mengantuk. Karena kantuk yang menyerangnya. Zefki pun berbaring di sebelah istrinya. Dia menghadap ke arah Raceh dan memperhatikan wajah istrinya yang sedikit pucat. Seketika dada Zefki berdesir pelan memandang wajah Raceh yang sedang tertidur. Dia pun mengusap-usapkan ja
Setelah Raceh selesai mandi, dia pun masuk kembali ke dalam kamar dan memakai baju rumah. Karena mulai hari ini, dirinya, cuti. Terdengar bunyi ketukan di pintu kamar. Raceh pun melangkah menuju pintu, dan melihat ada Bik Yati yang sedang membawa nampan berisi makanan berat, untuknya pagi itu. Ada nasi putih, ayam goreng dan beberapa lembar beef steak, beserta sayur-sayuran hijau dan segelas susu. Melihat makanan sebanyak itu, membuat Raceh bengong seketika.Bik Yati melangkah masuk lalu menyapanya. "Selamat pagi, Nona Muda. Ini sarapan untuk Anda, Nona." ucap Bik Yati, lalu meletakan nampak besar itu di atas meja di depan sofa."Bik, bagaimana saya menghabiskan semua sarapan ini? Ini terlalu banyak. Saya juga lagi datang bulan, Bik. Biasanya nafsu makan saya sedikit terganggu." Raceh menimpali perkataan Baik Yati.Sementara itu Zefki muncul dari ruang kerjanya dengan memakai pakaian rumah."Bik, tolong kamar mandi di ruang kerja saya dibersihkan. Karena agak sedikit kotor lantain
Sepulangnya Dafa dari kediaman Harold. Sepasang suami istri itu pun, melangkah masuk ke dalam kamar.Raceh melirik suaminya yang sikapnya berubah drastis menjadi dingin, duduk di sofa dan sibuk dengan laptopnya. Sedangkan Raceh kembali melanjutkan aktifitasnya menonton televisi, drama Korea yang telah dia tonton sebelumnya.Zefki mulai mencari profil tentang dokter Dafa di mesin pencari media sosial. Namun dia tidak mendapatkannya. Zefki sedikit jengkel karena tidak berhasil mengetahui apapun tentang orang itu. Dia lalu melirik istrinya. Karena penasaran, Zefki pun bertanya kepada istrinya,"Hei, kenapa doker itu bisa kenal sama Lo?" Raceh segera mengecilkan volume televisi dan melihat ke arah suaminya."Maksud, Mas. Kak Dafa, ya?""Entah lah siapa itu, namanya!" ujarnya jengkel, karena sang istri tidak kunjung menjawab pertanyaannya."Mulai lagi deh. Kumat, dia." Raceh bergumam dalam hati."Kak Dafa, itu. Kakak kelas ku saat di bangku SMA," ujarnya.Lalu Raceh pun menjelaskan jika
Malam harinya disaat waktu tidur. Raceh menunggu Zefki yang sedang berada di ruang kerjnya. Namun sang suami tak juga kunjung masuk ke dalam kamar.Raceh bermaksud untuk berbicara dengan suaminya, jika dia mau berbagi tempat tidur dengan sang suami. Karena Raceh sadar Zefki adalah suaminya. Dia juga tidak tega melihat suaminya setiap malam tidur di sofa, sedangkan kamar yang di tempati Raceh ini, sebelumnya adalah milik Zefki, sepenuhnya.Karena terlalu lama menunggu, Raceh pun ketiduran. Sedangkan Zefki di ruang kerjanya sedang mengecek ulang laporan yang dikirim oleh Asisten Sutan dari kantor, untuk ditandatangani olehnya. Terkadang Zefki melihat cctv kamar untuk memastikan jika Raceh sudah tidur. Barulah dia masuk ke kamar dan memilih tidur di sofa. Zefki melakukan itu, karena dia tidak dapat menahan godaan kemolekan tubuh istrinya. Dia takut tidak dapat mengendalikan dirinya jika tidur di samping Raceh. Sedangkan sampai saat ini, Zefki masih belum yakin dengan perasaannya terhada
"Jadi, Tuan Muda. Nona Raceh hanya mengalami anemia ringan dan tidak perlu dirawat. Saya akan menuliskan kembali penambahan resep vitamin untuknya." Raceh menatap ke arah dokter Clara, dan mencoba mengingatkan perkataannya tadi untuk disampaikan kepada suaminya."Nona Muda juga tidak perlu cuti sampai dua Minggu. Nona Raceh bisa melakukan aktifitas seperti biasa." ucap sang dokter. Raceh menghela napas lega atas penjelasan dari dokter Clara dan berkata dalam hati, "Semoga saja Mas Zefki mau mendengarkan penjelasan dari dokter Clara."Zefki sejenak diam dan lalu memanggil Asisten Sutan untuk menebus obat ke apotek.Sepulangnya dokter Clara. Zefki memilih untuk berada di ruang kerjanya. Jarena dia harus mengikuti meeting penting tentang pembahasan anggaran pembangunan sebuah apartemen di daerah Tangerang.Sedangkan Raceh, memilih untuk berjalan-jalan di sekitar pekarangan rumah yang luas. Raceh melihat seorang tukang kebun yang sedang menata bunga-bunga untuk di tanam kembali. Dari
Raceh, terlihat ke luar masuk kamar mandi, dari tadi dia muntah-muntah. Raceh berpikir sepertinya dirinya tidak salah makan.Saat ini Zefki sedang sibuk di kantor karena beberapa waktu yang lalu, dia menambah libur mereka.Raceh resmi berhenti bekerja karena semua orang sudah tahu jika dia adalah istri sah Zefki dan atas masukan Nyonya Clement, Raceh disarankan untuk berhenti bekerja sementara waktu, menunggu untuk mendapatkan posisi baru di perusahaan.Raceh kembali berbaring, kepalanya mulai pusing. Dia merasakan badannya sakit semua. Di rumah hanya ada sang bibik. Kedua mertuanya sedang berada di luar kota. Raceh mencoba untuk tidur, dan menahan rasa pusing yang dari tadi menyerangnya.Zefki yang sangat sibuk di kantor, melupakan untuk menghubungi istrinya. Dia telah larut dalam pekerjaannya yang menumpuk.Terlebih lagi, Sekretaris Risa mengambil cuti karena sedang berbulan madu dengan Eko, suaminya.Vania yang hanya lulusan SMA terpaksa ikut bergabu
Liburan keduanya ditambah oleh Sang CEO karena katanya mereka butuh istirahat karena capek selama bulan madu di Turki.Padahal itu semua adalah akal-akalan Zefki saja untuk lebih banyak waktu bersama istrinya di dalam kamar. Sedangkan di perusahaan, Tuan Kenan mulai kewalahan dengan banyaknya pekerjaan putranya yang menumpuk. Alhasil, Hans yang sudah resmi menjadi Asisten Zefki terpaksa lembur bersama Sekretaris Risa menemani Tuan Kenan menyelesaikan pekerjaan Zefki yang menumpuk itu.Eko teman Zefki yang telah resmi menjadi kekasih Sekretaris Risa juga ikut-ikutan membantu meringankan beban Tuan Kenan. Namun sebenarnya tujuan Eko untuk menjaga kekasihnya Risa dari godaan asisten baru Zefki.Padahal sebenarnya Hans telah memiliki kekasih yang sengaja dia tidak publikasi karena pekerjaannya sebelumnya sebagai pengawal pribadi Zefki.Tuan Kenan baru sampai di rumah pukul dua belas malam. Dia ingin membicarakan hal ini kepada Zefki, putranya. Agar lebih cepa
Pagi hari, keduanya bangun dengan saling pandang penuh cinta. Terlebih Zefki yang masih belum saja puas menjelajah tubuh istrinya yang sungguh sangat membuatnya candu. Dia ingin mengulang pertempuran mereka tadi malam, untuk itu Zefki melakukanya lagi pagi ini. Raceh yang menyadari tangan suaminya mulai tidak tenang dibalik selimut, membuat desiran-desiran aneh tercipta dari bibirnya. "Mas Zef. Tenang dulu tangannya. Badanku lengket semua, Mas. Aku mau mandi dulu, Mas. Sudah, dong." Zefki bukannya, menghentikan tangannya malah saat ini, dia semakin menggempur Raceh dengan serangan-serangan maha dahsyat. Raceh mulai merasa nelangsa dan kacau. Dia seperti ingin melayang tinggi di udara, semakin mengepakkan sayapnya lagi dan lagi, seiring makin cepatnya Zefki berpacu di inti tubuhnya. Dia kembali merasakan sensasi yang sangat dahsyat. Hingga akhirnya, dia mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Raceh segera memeluk tubuh
Setelah selesai bermain kuda-kudaan, mereka pun sarapan yang lagi-lagi tertunda atau lebih tepatnya mereka sedang menikmati makan siang, karena saat ini sudah menunjukkan pukul satu siang waktu Turki.Setelah selesai makan, Raceh yang kelelahan segera pamit untuk berbaring sebentar di ranjang, tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya.Raceh merasa kesal kepada suaminya yang berkata hanya satu ronde, tapi pada kenyataannya, Zefki terus menggempur istrinya berkali-kali.Raceh yang kewalahan melayani suaminya, segera mengatakan jika dia kelaparan. Setelah mengetahui jika istrinya lapar, barulah Zefki menghentikan permainan panasnya.Alhasil saat ini Raceh ketiduran kembali.Dia pun berpikir akan bertambah lagi hari-hari yang hanya dilaluinya di dalam kamar.Namun Zefki seolah tahu jika istrinya sedang kesal kepadanya, segera meraih salah satu koper yang mereka bawa dari Jakarta dan mengisinya dengan pakaian mereka.Setelah itu, dia memanggil pelayan dan me
Terdengar suara desahan memenuhi ruangan kamar hotel itu. Benar saja, setelah mereka menyelesaikan dinner. Zefki kembali merayu istrinya untuk kembali bermain kuda-kudaan.Raceh yang sudah terisi kembali energinya, mengiyakan ajakan suaminya itu, dan terjadilah saat ini Zefki menunggangi istrinya, dengan senjata pamungkasnya yang terus bertempur di dalam gua sempit dan lembab milik Raceh.Entah sudah berapa kali Zefki mengajak istrinya mencapai puncak nirwana. Namun dia selalu tidak pernah puas. Waktu sudah menunjukkan dini hari saat itu. Karena kelelahan Raceh sampai ketiduran dan tidak tahu kapan Zefki menyelesaikan misinya.Sang suami masih asyik bermain sendiri, sedangkan Raceh sudah tidak dapat membuka matanya lagi karena sudah sangat kelelahan.Menyadari istrinya sudah tertidur, dia segera menuntaskan misi terakhirnya lalu menyelimuti Raceh. Kemudian dia ikut bergabung tidur sambil memeluk istrinya itu.Sedangkan sang istri benar-benar sudah tertidur dan k
Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Turki. Keduanya masih tertidur lelap tanpa sehelai benang pun.Tubuh mereka hanya dibalut oleh selimut tebal.Udara terasa dingin pagi itu.Matahari sudah mulai tinggi menaiki angkasa, namun kedua sejoli yang sudah ambruk kehabisan energi karena pertempuran semalam suntuk yang dilakoni keduanya masih terbuai di alam mimpi.Perlahan Raceh terbangun dan membuka matanya. Tubuhnya terasa lemah dan tak bertenaga.Terlebih lagi dia merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.Raceh lalu membuka selimut dan mendapati jika dirinya masih telanjang.Dia mengedarkan pandangannya. Terdengar bunyi dengkuran Zefki yang teratur.Raceh juga mengetahui jika suaminya itu juga tidak mengenakan sehelai benang pun.Raceh mencoba duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.Dia melihat jika di sisi tempat tidur ada kemeja suaminya. Dia meraih kemeja Zefki dan mencoba memakainya.Raceh memakai ke
Saat ini keduanya sedang menikmati makan malam yang sedikit telat karena sudah hampir pukul sepuluh malam.Keduanya makan dalam diam, dan terlihat sangat canggung. Namun Raceh mencoba untuk bersikap biasa saja padahal hatinya terus deg-degan dari tadi.Berbeda dengan Zefki yang tidak bisa mengendalikan dirinya melihat istrinya, Raceh yang sangat cantik malam ini. Dari dia tadi tidak dapat berpaling dan memandang wajah istrinya terus.Seolah-olah Raceh adalah magnet yang tidak bisa lepas dari matanya.Setelah selesai makan, keduanya kembali bergantian ke kamar mandi entah mau ngapain.Untuk mengusir kecanggungan, Raceh menyalakan televisi yang ada di kamar itu.Sedangkan Zefki sedang berada di dalam kamar mandi lagi.Dia mencoba mengendalikan alat tempurnya yang sudah berdiri tegak. Zefki mencoba bersikap sok cool. Dia ke luar dari kamar mandi, lalu menyapa istrinya yang sedang asyik menonton di sofa."Lagi nonton apa?" seru Zefki sambil duduk di sampi
Pagi itu di meja makan,"Bagaimana keberangkatan kalian ke Turki, apakah sudah beres semuanya?" Nyonya Clement bertanya kepada Zefki dan Raceh tentang bulan madu mereka."Sudah kok, Mi." seru Raceh."Terus kamu bagaimana, Zef? Apakah kamu juga sudah siap, menjebol gawang istrimu?" Mendengar perkataan sang ibu itu sontak Zefki menjadi keselek dan terbatuk-batuk. Lalu dia berkata, "Apaan sih, Mami ngomongnya?""Ya, Mami hanya mengingatkan kalian saja kok. Kalau perlu Mami juga mau ikut ke Turki, iya kan Pi?" ujarnya kepada Tuan Kenan"Ngapain Mami ke sana? Gangguin mereka gitu? Mami ini kayak nggak pernah muda aja. Biarkan mereka menghabiskan waktu berdua. Bukankah Mami ingin cepat-cepat punya cucu kan? Nah mending Mami sama Papi di sini. Kita tinggal menunggu hasil kerja keras mereka berdua selama di Turki, okay?" Tuan Kenan mencoba membujuk istrinya dan dibalas anggukan oleh Nyonya Clement."Apaan sih Mami dan Papi. Makin ngaco saja ngomongnya," uj
Saat ini Zefki sudah masuk ke dalam kamar, dia melihat Raceh yang sedang tidur siang. Zefki ingin segera memeluk istrinya itu. Namun dia mencium aroma tubuhnya terlebih dahulu. Sepertinya Zefki butuh untuk membersihkan diri dan mandi. Dia pun segera mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air. Sebenarnya Zefki ingin berendam namun rasa rindunya kepada Raceh lebih besar dari pada hal apapun saat ini. Setelah selesai mandi, Zefki segera berpakaian dan naik di atas tempat tidur dan langsung memeluk istrinya. Raceh seketika terganggu tidurnya, karena ada benda empuk yang sedang memeluknya saat ini. Dia menghirup dalam-dalam aroma yang ke luar dari benda itu dan mulai berpikir, " Sepertinya ini wangi Mas Zef." Dengan mata masih terpejam dan setengah sadar Raceh mulai meraba-raba benda itu dengan tangannya. Mulai dari atas dan dia langsung berpikir, "Sepertinya benda ini manusia." Karena penasaran, Raceh mencoba membuka matanya yang