Pagi Hari pun telah tiba. Zefki terbangun duluan. Dia melihat Raceh masih tertidur lelap Zefki memperhatikan wajah istrinya pagi itu. Pipinya seketika memanas, terlebih saat bibir Raceh, dia tatap lama. Ingin sekali Zefki kembali mencicipi bibir Raceh yang rasanya semanis buah Cherry. Perlahan dia mencobanya. Zefki kembali membenamkan bibirnya di atas bibir istrinya. Tidak ada penolakan. Zefki malah semakin asyik. Raceh yang sedang tertidur lelap. Seketika terbangun karena ada benda asing yang bergerak di bibirnya. Tubuhnya terasa sedang terhimpit benda berat. Raceh pun mencoba membuka matanya, dan melihat saat ini, jika Zefki sedang menindihnya dan mencium bibirnya dengan sangat rakus. Zefki pun semakin kalap. Dia juga ikut membenamkan bibirnya di leher istrinya, dan bermain lama di sana. Tak lupa dia memberikan tanda kepemilikan yang membekas di leher Raceh. Tangannya mulai bergerilya. Mencoba menyentuh dua gundukan milik istrinya yang besar. Aura Zefki tertutup nafsu pag
Grace pun menutup panggilan dari Zefki. Dia mulai berpikir, "Raceh sakit apa? Kok bisa, sampai dia harus izin tidak masuk kerja selama dua Minggu?" Yang Grace tahu, selama ini Raceh terlihat sehat dan tidak mengidap suatu penyakit yang serius.Grace pun memutuskan jika dia akan menjenguk adiknya tanpa sepengetahuannya, dan Zefki juga tadi menyetujui idenya itu. Dengan berdalih jika dia akan memberi kejutan kedatangannya kepada adiknya.Grace sengaja melakukan itu, karena dia tahu sifat Raceh yang berusaha tetap tegar didepan semua orang. Walaupun dia sedang berada dalam masalah.Atas perintah Zefki, Grace dijemput oleh asisten Sutan di kantornya. Sepanjang perjalanan Asisten Sutan terus melirik ke arah belakang melalui kaca depan mobil. "Ternyata ... kakak dari Nona Raceh, cantik juga. Seandainya masih jomlo ..." pikirnya di dalam hati.Grace pun merasakan jika Asisten Sutan mencuri-curi pandang ke arahnya dari tadi. Tapi Raceh malah cuek saja dan terkesan jutek. Mungkin dari segi
"Dafa? Dia siapa, Ra? tanya Grace bingung.Raceh pun menceritakan semuanya kepada sang kakak. Akhirnya Grace ingat siapa Dafa yang dimaksud oleh adiknya.Grace kembali teringat beberapa tahun lalu. Saat Dafa dan keluarganya akan pindah ke luar kota. Grace yang memiliki perasaan terpendam kepada pria itu, mencoba mengungkapkan perasaannya dan menemui laki laki itu di taman. Namun dia sangat kecewa karena Dafa tidak membalas perasaannya. Malah pria itu mengatakan jika dia telah memiliki seorang gadis yang dirinya sukai. Mendengar hal itu, Grace pun menangis di depan pria yang disukainya itu."Kak ... kakak kok melamun?" sontak lamunannya terganggu saat Raceh bicara."Nggak apa-apa kok, Ra." ujarnya gugup. "Jadi ... Kak Dafa sekarang berada di Jakarta?" ujarnya, lagi."Ia, Kak. Sekarang tuh, Kak Dafa jadi dokter ahli gizi untuk mengatur menu makanan yang aku makan. Mas Zefki yang tunjuk. Tahu nggak sih, Kak. Masa Mas Zefki melarang aku berkomunikasi dengan Kak Dafa. Padahal aku penasar
Disaat Raceh hendak melangkah ke dalam kamar mandi, seketika pintu kamar mandi terbuka. Zefki keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan tubuh bagian bawahnya hanya ditutupi handuk.Raceh menyapa suaminya dan berkata,"Mas ... kok baru pulang? Dari tadi aku hubungi Mas, tapi ponsel Mas tidak aktif."Mendengar perkataan Raceh, Zefki segera melirik istrinya. Lalu berkata, "Apa Bik Yati belum memberitahukan Lo, jika hari ini gue sibuk?""Sudah sih, Mas. Hanya saja ponsel mu, tadi nggak bisa dihubungi. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa, Mas." ujarnya, lagi."Lo lihat gue sekarang kan? Gue sudah di depan Lo saat ini. Kenapa Lo nyariin gue? Apa Lo ingin mengulang yang tadi pagi?" Zefki lalu melangkah mendekati istrinya.Raceh seketika kaget saat suaminya mulai melangkah ke arahnya. Apalagi saat ini, Zefki hanya menggunakan handuk. Dada dan otot-ototnya terpampang nyata di depan mata Raceh. Karena merasa sangat ketakutan, dia pun melangkah menuju ke dalam kamar mandi."Nggak kok, M
Raceh lalu menelpon ibunya. Sambil duduk di atas ranjang, dia menunggu panggilan telepon darinya di angkat oleh ibunya. Terdengar suara sambungan telepon,Mami Santi"Halo, Ra. Apa kabar, Nak? Mami kangen sama kamu." Raceh"Aku baik baik saja, Mi. Mami, sebentar lagi aku ke sana ya!"Mami Santi"Lho, Ra. Kamu nggak masuk kerja?" Raceh"Nggak, Mi. Aku masih cuti seminggu lagi. Makanya nih aku sempetin nginap ke rumah Mami. Aku juga kangen sama Papi dan juga kak Grace.""Baiklah, Ra. Jangan lupa kamu kasi tahu suamimu jika kamu mau main ke sini." Ucap Nyonya Santi mengingatkan anaknya. Lalu sambungan telepon terputus.Raceh lalu bersiap-siap untuk berangkat ke rumah orang tuanya. Dirinya berencana akan menghabiskan waktu selama seminggu di sana.Dia pun bergumam dalam hati, "Jika sekarang aku memberitahukan kepada Mas Zefki, pasti dia nggak akan mengizinkan aku ke sana. Mending aku kabari dia saat aku sudah sampai di rumah Mami. Ya ... itu lebih baik!" Lalu dia pun memantapkan hatin
Zefki masih menunggu kabar dari Asisten Sutan, sambil memutar rekaman itu berulang-ulang. Auranya berubah gelap dan dipenuhi rasa emosi.ingin rasanya Zefki menghancurkan satu gedung ini. Namun kedua temannya mencoba membujuknya agar tetap sabar dan menunggu informasi dari Asisten Sutan.Selang beberapa lama, orang suruhan Asisten Sutan memberikan informasi alamat di mana dokter Dafa tinggal.Keempat pria itu pun segera menuju ke alamat itu. Asisten Sutan yang menyetir mobil kali ini."Bisa ngebut nggak sih, Lo!" ujar Zefki marah.Karena Menurutnya Asisten Sutan membawa mobil dengan kecepatan sedang."Jalanan lagi macet, Tuan Muda. Jika saya ngebut, bisa-bisa kita menabrak mobil yang berada di depan." seru Asistem Sutan, menjelaskan."Bro ... sabar, kita pasti akan sampai. Lo tenang saja. Rileks ...." ujar Eko dan Edwin secara bergantian. Mencoba meredakan emosi Zefki."Lo berdua bilang agar gue harus tenang? Bagaimana caranya gue tenang jika sampai saat ini, gue tidak tahu keberadaan
Sejenak Asisten Sutan berpikir, lalu kemudian berkata, "Begini, Tuan Muda. Menurut saya, Nona Raceh mungkin sudah bosan berada di rumah terus. Apa lagi kemarin, Nona Grace datang berkunjung. Mungkin saja Nona Muda juga kangen dengan orang tuanya. Makanya Nona Raceh menjadi nekat ke luar rumah." ujarnya panjang lebar."Tapi kenapa dia nggak hubungi gue? Bisa-bisanya dia berani ke luar rumah tanpa pamit ke gue! Gue ini suaminya!" ujar Zefki, marah."Tuan Muda, sebaiknya kita segera ke rumah orang tua Nona Muda. Tadi saat saya berada di super market, saya sudah menghubungi Nona Grace untuk menanyakan lebih jelas keberadaan Nona Muda, dan memang benar, saat ini Nona Raceh sedang berada di rumah orang tuanya."Zefki seketika menjadi heran. Mendengar perkataan Asisten Sutan."Hei! Lo kok bisa tahu nomor ponselnya Si Grace, itu?" tanyanya Zefki, sangat penasaran."Jawab yang gue tanya woi!" serunya, lagi.Wajah Asisten Sutan menjadi sedikit pucat, saat sang atasan ingin lebih tahu."Itu .
Lalu Raceh pun datang dari dapur dengan membawa sekotak obat dan es batu di dalam wadah, kemudian duduk di sebelah suaminya.Semua orang di ruangan itu masih terdiam melihat apa yang akan Raceh lakukan selanjutnya.Dia duduk lebih mendekat ke arah suaminya. Lalu mulai mengobati luka Zefki dengan mengoleskan es batu yang sudah dirinya bungkus dengan kain kasa. Wajah sang suami terlihat meringis menahan sakit.Tiba-tiba Tuan Fidel berkata, "Nak Zef, biar Raceh mengobati lukamu dulu. Setelah itu kita makan malam bersama." Zefki hanya mengangguk pelan sambil menahan sakit."Ayo, Mi. Kita ke dalam dulu." ujarnya kepada istrinya. Sedangkan Grace melangkah keluar menuju teras, yang diikuti oleh Asisten Sutan."Auch ... sakit tahu ...!" ujarnya, pelan menahan sakit."Sabar yah, Mas?" serunya lembut, sambil meniup-niup luka suaminya. Sontak hal itu membuat tubuh Zefki serasa geli. Wajahnya tertiup napas Raceh yang wangi."Sial! Kok alat tempur gue jadi bangun!" gumamnya dalam hati.Seketika