Setelah semuanya pulang, tinggal Zefki yang berada di dalam kamar. Dia pun duduk di sisi tempat tidur. Pintu kamar terbuka, terlihat Bik Yati yang membawa nampan. Di atasnya ada bungkusan plastik berisi obat untuk Raceh dan segelas air putih.Bik Yati meletakkannya di atas meja yang ada di dekat sofa. Lalu berkata, "Tuan Muda, apakah saya berjaga juga di sini?""Tidak perlu Bik. Bibik tidur saja. Akan tetapi ponsel tetap aktif, ya? Siapa tahu, saya membutuhkan bantuan Bibik, jika Raceh bangun.""Baik, Tuan Muda." sahutnya. Bik Yati pun berlalu dari situ.Zefki duduk di sisi tempat tidur dan menunggu Raceh, jika saja terbangun. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Mata Zefki mulai terasa berat, dan dia pun mengantuk. Karena kantuk yang menyerangnya. Zefki pun berbaring di sebelah istrinya. Dia menghadap ke arah Raceh dan memperhatikan wajah istrinya yang sedikit pucat. Seketika dada Zefki berdesir pelan memandang wajah Raceh yang sedang tertidur. Dia pun mengusap-usapkan ja
Setelah Raceh selesai mandi, dia pun masuk kembali ke dalam kamar dan memakai baju rumah. Karena mulai hari ini, dirinya, cuti. Terdengar bunyi ketukan di pintu kamar. Raceh pun melangkah menuju pintu, dan melihat ada Bik Yati yang sedang membawa nampan berisi makanan berat, untuknya pagi itu. Ada nasi putih, ayam goreng dan beberapa lembar beef steak, beserta sayur-sayuran hijau dan segelas susu. Melihat makanan sebanyak itu, membuat Raceh bengong seketika.Bik Yati melangkah masuk lalu menyapanya. "Selamat pagi, Nona Muda. Ini sarapan untuk Anda, Nona." ucap Bik Yati, lalu meletakan nampak besar itu di atas meja di depan sofa."Bik, bagaimana saya menghabiskan semua sarapan ini? Ini terlalu banyak. Saya juga lagi datang bulan, Bik. Biasanya nafsu makan saya sedikit terganggu." Raceh menimpali perkataan Baik Yati.Sementara itu Zefki muncul dari ruang kerjanya dengan memakai pakaian rumah."Bik, tolong kamar mandi di ruang kerja saya dibersihkan. Karena agak sedikit kotor lantain
Sepulangnya Dafa dari kediaman Harold. Sepasang suami istri itu pun, melangkah masuk ke dalam kamar.Raceh melirik suaminya yang sikapnya berubah drastis menjadi dingin, duduk di sofa dan sibuk dengan laptopnya. Sedangkan Raceh kembali melanjutkan aktifitasnya menonton televisi, drama Korea yang telah dia tonton sebelumnya.Zefki mulai mencari profil tentang dokter Dafa di mesin pencari media sosial. Namun dia tidak mendapatkannya. Zefki sedikit jengkel karena tidak berhasil mengetahui apapun tentang orang itu. Dia lalu melirik istrinya. Karena penasaran, Zefki pun bertanya kepada istrinya,"Hei, kenapa doker itu bisa kenal sama Lo?" Raceh segera mengecilkan volume televisi dan melihat ke arah suaminya."Maksud, Mas. Kak Dafa, ya?""Entah lah siapa itu, namanya!" ujarnya jengkel, karena sang istri tidak kunjung menjawab pertanyaannya."Mulai lagi deh. Kumat, dia." Raceh bergumam dalam hati."Kak Dafa, itu. Kakak kelas ku saat di bangku SMA," ujarnya.Lalu Raceh pun menjelaskan jika
Malam harinya disaat waktu tidur. Raceh menunggu Zefki yang sedang berada di ruang kerjnya. Namun sang suami tak juga kunjung masuk ke dalam kamar.Raceh bermaksud untuk berbicara dengan suaminya, jika dia mau berbagi tempat tidur dengan sang suami. Karena Raceh sadar Zefki adalah suaminya. Dia juga tidak tega melihat suaminya setiap malam tidur di sofa, sedangkan kamar yang di tempati Raceh ini, sebelumnya adalah milik Zefki, sepenuhnya.Karena terlalu lama menunggu, Raceh pun ketiduran. Sedangkan Zefki di ruang kerjanya sedang mengecek ulang laporan yang dikirim oleh Asisten Sutan dari kantor, untuk ditandatangani olehnya. Terkadang Zefki melihat cctv kamar untuk memastikan jika Raceh sudah tidur. Barulah dia masuk ke kamar dan memilih tidur di sofa. Zefki melakukan itu, karena dia tidak dapat menahan godaan kemolekan tubuh istrinya. Dia takut tidak dapat mengendalikan dirinya jika tidur di samping Raceh. Sedangkan sampai saat ini, Zefki masih belum yakin dengan perasaannya terhada
"Jadi, Tuan Muda. Nona Raceh hanya mengalami anemia ringan dan tidak perlu dirawat. Saya akan menuliskan kembali penambahan resep vitamin untuknya." Raceh menatap ke arah dokter Clara, dan mencoba mengingatkan perkataannya tadi untuk disampaikan kepada suaminya."Nona Muda juga tidak perlu cuti sampai dua Minggu. Nona Raceh bisa melakukan aktifitas seperti biasa." ucap sang dokter. Raceh menghela napas lega atas penjelasan dari dokter Clara dan berkata dalam hati, "Semoga saja Mas Zefki mau mendengarkan penjelasan dari dokter Clara."Zefki sejenak diam dan lalu memanggil Asisten Sutan untuk menebus obat ke apotek.Sepulangnya dokter Clara. Zefki memilih untuk berada di ruang kerjanya. Jarena dia harus mengikuti meeting penting tentang pembahasan anggaran pembangunan sebuah apartemen di daerah Tangerang.Sedangkan Raceh, memilih untuk berjalan-jalan di sekitar pekarangan rumah yang luas. Raceh melihat seorang tukang kebun yang sedang menata bunga-bunga untuk di tanam kembali. Dari
Pagi Hari pun telah tiba. Zefki terbangun duluan. Dia melihat Raceh masih tertidur lelap Zefki memperhatikan wajah istrinya pagi itu. Pipinya seketika memanas, terlebih saat bibir Raceh, dia tatap lama. Ingin sekali Zefki kembali mencicipi bibir Raceh yang rasanya semanis buah Cherry. Perlahan dia mencobanya. Zefki kembali membenamkan bibirnya di atas bibir istrinya. Tidak ada penolakan. Zefki malah semakin asyik. Raceh yang sedang tertidur lelap. Seketika terbangun karena ada benda asing yang bergerak di bibirnya. Tubuhnya terasa sedang terhimpit benda berat. Raceh pun mencoba membuka matanya, dan melihat saat ini, jika Zefki sedang menindihnya dan mencium bibirnya dengan sangat rakus. Zefki pun semakin kalap. Dia juga ikut membenamkan bibirnya di leher istrinya, dan bermain lama di sana. Tak lupa dia memberikan tanda kepemilikan yang membekas di leher Raceh. Tangannya mulai bergerilya. Mencoba menyentuh dua gundukan milik istrinya yang besar. Aura Zefki tertutup nafsu pag
Grace pun menutup panggilan dari Zefki. Dia mulai berpikir, "Raceh sakit apa? Kok bisa, sampai dia harus izin tidak masuk kerja selama dua Minggu?" Yang Grace tahu, selama ini Raceh terlihat sehat dan tidak mengidap suatu penyakit yang serius.Grace pun memutuskan jika dia akan menjenguk adiknya tanpa sepengetahuannya, dan Zefki juga tadi menyetujui idenya itu. Dengan berdalih jika dia akan memberi kejutan kedatangannya kepada adiknya.Grace sengaja melakukan itu, karena dia tahu sifat Raceh yang berusaha tetap tegar didepan semua orang. Walaupun dia sedang berada dalam masalah.Atas perintah Zefki, Grace dijemput oleh asisten Sutan di kantornya. Sepanjang perjalanan Asisten Sutan terus melirik ke arah belakang melalui kaca depan mobil. "Ternyata ... kakak dari Nona Raceh, cantik juga. Seandainya masih jomlo ..." pikirnya di dalam hati.Grace pun merasakan jika Asisten Sutan mencuri-curi pandang ke arahnya dari tadi. Tapi Raceh malah cuek saja dan terkesan jutek. Mungkin dari segi
"Dafa? Dia siapa, Ra? tanya Grace bingung.Raceh pun menceritakan semuanya kepada sang kakak. Akhirnya Grace ingat siapa Dafa yang dimaksud oleh adiknya.Grace kembali teringat beberapa tahun lalu. Saat Dafa dan keluarganya akan pindah ke luar kota. Grace yang memiliki perasaan terpendam kepada pria itu, mencoba mengungkapkan perasaannya dan menemui laki laki itu di taman. Namun dia sangat kecewa karena Dafa tidak membalas perasaannya. Malah pria itu mengatakan jika dia telah memiliki seorang gadis yang dirinya sukai. Mendengar hal itu, Grace pun menangis di depan pria yang disukainya itu."Kak ... kakak kok melamun?" sontak lamunannya terganggu saat Raceh bicara."Nggak apa-apa kok, Ra." ujarnya gugup. "Jadi ... Kak Dafa sekarang berada di Jakarta?" ujarnya, lagi."Ia, Kak. Sekarang tuh, Kak Dafa jadi dokter ahli gizi untuk mengatur menu makanan yang aku makan. Mas Zefki yang tunjuk. Tahu nggak sih, Kak. Masa Mas Zefki melarang aku berkomunikasi dengan Kak Dafa. Padahal aku penasar