POV RevistaRasanya sekujur tubuhku sakit usai malam tadi. Apa lagi saat aku mengguyur tubuhku dengan air ketika mandi. Yah, ini sangat menyebalkan. Lagi-lagi aku harus berpura-pura menjadi siswi SMA dan berangkat ke sekolah.Untunglah luka dan memar di tubuhku di bagian dalam yang tak terlihat. Awwh, aku mengerang kesakitan setiap kali berjalanan. Aku tidak leluasa berjalan saat bagian tengah selangkanganku terasa sakit dan linu. Dion sialan itu memang pria bejat. Perlakuan kasarnya membuatku tak leluasa berjalan. Meskipun tubuh ini bukanlah milikku, tetapi orang yang dapat merasakan rasa sakit tetaplah aku. Ah, rasanya ingin membolos sekolah saja. Akan tetapi, berdiam di rumah pun tak ada gunanya. Justru telingaku akan panas jika terus mendengar ocehan mantan mertuaku yang tak henti mencari-cari kesalahanku."Eh, dasar anak kurang ajar!" cerca Ida.Nah, baru saja selesai ngomong. Manusia itu sudah memergokiku kala aku menuruni tangga rumah. Aku sengaja menulikan telingaku, seakan ta
Ketua geng yang bernama Zena, menjambak rambut Revista sembari menyeretnya ke gudang sekolah. Di dalam gudang itu sudah ada 3 orang laki-laki yang tengah menunggu di dalam sana. Kedua mata mereka membola tatkala melihat Zena tengah membawakan mangsa baru untuk mereka.Ketiga siswa laki-laki itu juga termasuk geng anak nakal. Geng motor jalanan yang senang menindas anak-anak lemah tak berdaya. Mereka sering tawuran dengan anak geng motor sekolah lain. Tidak sedikit pula dari mereka yang kerap mengancam dengan kekerasan, juga telah menghamili para siswi. Para siswi yang hamil itu terpaksa bunuh diri karena menahan rasa malu dan tidak berani mengatakan yang sejujurnya terhadap guru, termasuk orangtua mereka sendiri. Ketiga siswa itu bernama Egi, Wandi, dan Vino."Yuhu ... dapat mangsa dari mana lagi kamu, Zen?" ucap Wandi yang bersorak girang kala melihat Revista yang diseret menghadap mereka.'Apaan lagi ini? Nasibku sungguh sial. Bisa-bisanya jadi bahan bullyan para anak nakal ini,' ba
"Apa itu sakit?" tanya Randi sembari mengoleskan obat di wajah Revista."Tidak, goresan kecil bukan apa-apa," jawabnya berusaha terlihat tegar."Pembohong besar. Kau tidak harus berkelahi dengan mereka. Aissh ... bodohnya. Aku memang tidak berguna. Harusnya aku yang menolongmu, malah kau yang menolongku." Randi menyalahkan dirinya. "Oh, ya. Sejak kapan kau belajar beladiri? sepertinya kau sangat hebat," tanyanya penasaran.'Tentu saja aku belajar saat menjadi Gea,' batinnya, "entahlah. Sudah cukup lama. Jika kau bersalah, bagaimana jika kau membantuku?" pintanya."Kau ingin meminta bantuanku? tentu saja aku akan menyetujuinya. Apa yang kauinginkan, katakan saja. Aku akan berusaha mewujudka. semuanya." Randi tampak sangat berinisatif."Ah ... itu ... ."Revista tiba-tiba melucuti pakaiannya di hadapan Randi, hingga reflek membuatnya memalingkan wajahnya karena malu. Namun, rasa penasarannya berontak, dan akhirnya netranya menilik ke arah Revista."Apa yang terjadi? apa mereka yang suda
Seulas senyum terukir di wajah seorang wanita yang baru saja turun dari taksi di persimpangan jalan. Dengan membawa bekal di tangannya, dia berjalan menuju kantor tempat suaminya bekerja. Langkah demi langkah dia jalani dengan hati gembira."Mas Dion pasti suka dengan kebab yang kubuatkan," ucapnya seraya berjalan memasuki perusahaan tempat suaminya bekerja. Sayangnya, senyum yang tadinya terukir indah di wajahnya berubah pudar tatkala melihat suaminya yang tengah bermesraan dengan wanita lain di dalam ruang kerjanya.Pintu ruang kerjanya sedikit terbuka dan dari celah itu, dia tak sengaja mengintip perihal mengejutkan yang terjadi di dalam ruangan kerja suaminya. Betapa hancur hatinya ketika melihat suami yang sangat dicintainya tengah bercumbu mesra dengan wanita lain yang tampak jauh lebih muda darinya. Dia sengaja bersembunyi di balik pintu karena terlalu syok untuk menghadapinya.Gea adalah istri sah Dion yang telah dinikahinya selama 10 tahun. Selama mereka menikah, Dion selalu
"Apa ini?" Dion tiba-tiba menghampiri Gea sembari melemparkan phonsell milik Gea ke hadapannya. Roman wajah Dion tampak buruk dan terlihat murka. Dari layar phonsell, tampak jelas sebuah foto yang memperlihatkan Dion dan Elana tengah bercumbu mesra. Menyadari Dion telah menangkapnya, Gea akhirnya tak bisa menyembunyikannya lagi. Setelah melihat Dion berselingkuh dengan Elana, Gea tidak ingin menjadi pihak yang lemah. Dia mulai melakukan aksi perlawanannya secara diam-diam untuk membalaskan dendamnya. Dia mulai menguntit dan memotret secara sembunyi-sembunyi setiap kali Dion dan Elana bertemu. "Apa dia secantik itu?" sindir Gea."Apa maksudmu?" Dion terlihat sangat marah terhadap Gea karena sudah jelas Gea mengetahuinya, tetapi Gea dengan sengaja berpura-pura tidak tahu. Seakan Gea telah mempersiapkan rencana tersembunyi."Punya hak apa kau bertanya padaku? Harusnya aku yang menanyakan itu. Hanya karena kau tahu aku mencintaimu, bukan berarti kau bisa melakukan ini padaku. Aku tidak
Pada malam pertengkaran Gea dengan Dion, Gea tidak menyangka jika malam itu adalah malam terakhirnya. Malam itu, Gea salah meminum obat dan membuatnya mati keracunan. Keesokan harinya setelah kepergiannya, keluarganya pun mengadakan pemakaman. Selain keluarganya dari pihak suaminya dan putranya yang masih belia, dia tidak memiliki keluarga lagi.Gea adalah putri tunggal dari keluarga konglomerat. Karena kepergian keluarganya mendahuluinya, dia menjadi satu-satunya pewaris sah yang mewarisi harta kekayaan keluarganya. Takdir tak bisa ditebak. Siapa yang menyangka bahwa dia pada akhirnya menjemput keluarganya. Satu-satunya pewaris harta yang sah adalah putranya. Namun karena usianya masih terlalu muda, maka semua harta yang dimiliki Gea jatuh ke tangan Dion yang menyandang status sebagai suami sahnya.Baru 2 minggu kepergian Gea berlalu, Dion sudah mulai merencanakan acara pernikahannya dengan Elana. Kebetulan yang tak bisa diprediksi, hingga membuat semua orang curiga dan menyebarkan
"Bukankah aku sudah mati? kenapa aku bisa hidup lagi?" Revista bergumam karena tidak percaya dengan keajaiban yang telah dia alami."Ada apa denganmu? apa kau merasa tidak nyaman?" tanya pria yang sejak tadi merasa tingkah laku Revista terlihat aneh.Revista reflek menatap pria yang berdiri di sampingnya. Pandangannya mulai tampak jelas tatkala menatapnya. Pria itu masih sangat muda, seumuran siswa SMA. Dia anak yang sangat tampan."Siapa kau?" tanya Revista penuh dengan kewaspadaan."Ah, maaf. Aku adalah orang yang menyelamatkanmu. Pertama kali menemukanmu, kau sudah terluka parah. Jadi, aku langsung membawamu ke rumah sakit," jelasnya."Kau ... kau yang menyelamatkanku?" tanya Revista ragu-ragu."Benar, itu aku," jawabnya sembari memancarkan keramahan di wajahnya. "Karena kau sudah siuman, bisakah aku meminta nomor telephon keluargamu?" pintanya.Di detik itu, Revista tertegun tanpa bisa berkata-kata ketika pemuda itu menyinggung tentang keluarga. Dia sadar bahwa dirinya adalah Gea,
"Berhenti di sana!" Suara seseorang yang menghentikan secara tiba-tiba.Revista yang kala itu tengah bersembunyi pun terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika dia bermaksud untuk beranjak pergi dari sana. Sementara orang yang mencegahnya pergi ternyata adalah Elana yang tak sengaja melihatnya bersembunyi."Adik?" Elanabelum yakin karena dia hanya melihat bagian punggung Revista.'Adik? apa maksudnya?' Revista bertanya-tanya dalam batinnya.Kemudian, Revista mencekal lengan Revista dan memaksanya untuk berbalik menatapnya. "Sudah kuduga. Ini kamu, Rev!" ujarnya dengan semangat tatkala melihat wajah familiar di hadapannya.Revista semakin bingung ketika Elana tiba-tiba memeluknya dengan erat. Sementara hatinya merasa sangat jijik kala mendapati seorang wanita selingkuhan suaminya yang justru memeluknya saat ini.Gea sedikit pun tak menduga bahwa ia akan terlahir kembali di tubuh saudari kandung seorang wanita selingkuhan suaminya yang berkomplotan membunuhnya. Dia sangat yakin jika