Setalah dari pantai, Arumi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Ajeng membantu Ibu nya membuat makan malam.‘’Lihat kakak mu membawa beras banyak banget,dia bilang mau tinggal di sini agak lama jadi dia dibawakan beras sama Ibu nya. Hadeh…ada-ada saja kakak mu ini. “‘’Tak apa Bu. Kebetulan Bapak panen padi, jadi beliau meminta Rum membawa beras buat Ibu di sini.’’ Ucap Arumi yang baru keluar dari kamar.“Kamu sudah Ibu anggap anak sendiri, jangan sungkan. Kamu kemaren juga menitipkan uang lewat Ajeng . Ibu berterima kasih untuk itu.’’Arumi tersenyum kemudian mendekati Bu Wira dan Ajeng.“Rum menyayangi putri Ibu. Jika nanti dia libur kuliah, Izinkan Rum membawanya ke rumah Rum. Akan Rum kenalkan dengan Ibu dan Bapak.’’‘’Tentu Nak, Kamu boleh membawa Ajeng kemana pun.Asal anak nya mau.’’ Ucap Bu Wira sambil tertawa.Setelah selesai memasak, Ajeng pergi mandi dan Arumi membantu menata makanan ke meja makan. Pak Wira juga belum pulang dari kantor, jadi untuk makan
Pagi hari Arumi terbangun suara adzan subuh, dia juga membangunkan Ajeng untuk sholat subuh bersama. Setelah sholat subuh,Ajeng membantu Ibunya di dapur sedangkan Arumi bersiap untuk ke Bukit.''Adek,nanti berangkat jam berapa ?'' tanya Arumi ke Ajeng''Jam setengah sembilan kak. "''Kakak usahakan pulang nanti. Kamu tunggu kakak ya !''Ajeng mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Ajeng mencium tangan Arumi saat Arumi mau berangkat. Arumi agak kaget dengan apa yang dilakukan Ajeng.''Jangan Kaget Nak. Itulah yang dilakukan Ajeng kepada kirana saat akan berangkat kerja.'' ucap Bu wira menjelaskan.Arumi tersenyum kemudian mengelus pucuk kepala Ajeng. " Kakak berangkat Ya !" Gadis itu hanya mengangguk, kemudian Arumi berlalu meninggalkannya.Arumi sengaja berangkat pagi untuk mengelilingi Bukit tersebut. Memang pembangunannya baru proses pondasi. Tapi Arumi senang dengan pekerja nya, baru beberapa hari tapi proses pengerjaannya sudah sejauh ini."Maaf Bu,saya tidak tahu jika Bu Arumi da
Pukul Dua, Arumi memutuskan untuk turun dari Bukit kemudian pulang karena jam tiga nanti , dia harus menjemput Ajeng ke kampus nya. Saat tiba di halaman, dia melihat satu mobil warna merah terparkir di halaman rumah Pak Wira. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam dengan mengucapkan salam. "Assalamualaikum !" Ucap Arumi 'Waalaikumsalam. Nak Arumi sudah pulang? " " Sudah Bu, nanti mungkin balik lagi ke sana. " " Nak Arumi.Ini Gandhi. Dia lelaki yang ingin meminang Ajeng." Ucap Bu Wira. "Jadi ini yang namanya Arumi, cantik dan dewasa. Rapi sayang aku sudah mau meminang Ajeng, jadi maaf saya tidak tertarik dengan Anda." Ucap Gandhi Arumi memutar bola matanya malas. Siapa juga yang mau dengan lelaki aneh macam dia, pikir Arumi "Tapi sepertinya Ajeng juga tidak mau dengan Anda. Apa anda bisa yakin bisa menikahi Ajeng , lebih baik Anda mencari istri lain. Ajeng masih kuliah." Ucap Arumi. "Saya tidak mau. Kirana telah tiada, jadi Ajeng yang akan menjadi pengganti nya
Setelah mengantar Ajeng kuliah,Arumi naik ke bukit ,dia melihatcurug yang sudah terpasang Kincir Air. rumijugamelihatkincirair tersebut di salurkanke dapur pekerja juga kamar mandi umum sehingga pekerja tidak perlu pergi ke sungai dan Kebersihan sungai bisa terjaga karena tidak adanya sampah. Arumi tersenyum senang dengan pekerjaan Yudha.''Bu Arumi, ada yang bisa saya bantu ?'' tanya Yudha yang tiba-tiba berada dibelakang nya.''Tidak ada, Apakah listrik nya sudah cukup dengan adanya kincir air ?''''Alhamdulillah sudah cukup Bu. Dan teman-teman tidakperlu turun ke sungai jika hendak mandi atau yang lainnya,karena sudah saya salurkan air nya ke kamar mandi. Jadi sungainya tidak rusak. Saya sudah kasih pagar pembatas agar mereka tidak turun ke sungai.''Arumi mengangguk kemudian tersenyum "Terima kasih untuk kincir nya, saya suka. Lupakan soal mobil karena memang saya tidak berniat meminta ganti rugi sejak dulu. Makanya saya tidak menghubungimu.''''Terima kasih Bu Arumi.''Arumi men
Arumi menerima chat dari kantor pusat bahwa proyek telah selesai,Arumi diminta kembali untuk serah terima dan bertepatan dengan sidang cerai yang kedua. "Kenapa kak ?" "Besok kakak harus pulang, ada acara serah terima. Juga ada sidang perceraian dengan suami kakak.'' ''Apa kakak lama di sana ?'' Ajeng mendekati Arum kemudian memeluk nya dari samping. "Jangan lama-lama di sana,pekerjaan kakak di sini belum selesai kan ?'' ''Kenapa ? Kakak kan pulang ke rumah kakak.'' ''hemm...!" ''Dengar, kakak akan pulang beberapa hari. Kakak ingin cari rumah untuk kita yang dekat dengan kantor kakak. Setelah Kakak dapat rumah, kakak akan jemput kamu ke sini sekaligus selesaikan kerjaan kakak. Paham ?'' ''Berapa hari ?'' ''Kakak gak tahu sayang,Kan gak gampang juga cari rumah." "Kak,Bapak dan Ibu minta Ajeng buat ambil bea siswa di kampus itu. Besok Ajeng mau tanda tangan.Tapi Ajeng juga berat ninggalin Bapak sama Ibu. " ''Demi pendidikan Adek,mereka rela Adek tinggal. Jadi Adek
Arumi berkemas untuk pulang,baru empat hari di sini dan pekerjaanya belum selesai proses peninjauan. Observasi proyek baru juga belum selesai,Arumi harus pulang untuk serah terima gedung perkantoran yang telah rampung.''Kakak hati-hati di sana , dijalan juga hati-hati.Kalu sudah sampai jangan lupa kabarin."''Iya, adekku yang cantik.Kamu juga hati-hati di sini,jaga Bapak sama Ibu. Kalau ada apa apa telpon kakak dan minta tolong sama Yudha. Kakak percaya sama dia,karena dia mau bertanggung jawab sama mobil kakak. Bahkan mau dipotong gajinya. Tapi Kakak gak tega samadia,lagipula dia bantu pekerja buat kincir air untuk pembangkit listrik sama menyalurkan air ke dapur dan kamar mandi jadi mereka gak kesulitan harus ke sungai."''Iya,sepertinya dia orang baik.''''Semoga saja dia bisa di percaya.'' ucap ArumiSetelah berpamitan dengan Pak Wira dan Bu Wira,Arumi berangkat ke kota nya. Dia harus mengendarai mobil sendiri, berada dibalik kemudi sudah biasa baginya karena sering membantu PakL
Arumi menghadiri sidang perceraiannya,sedangkan Arman berkendala untuk datang. Urusan pekerjaan membuatnya tidak bisa hadir di persidangan. Di Persidangan sebelumnya lelaki itu juga tidak bisa hadir sehingga hari ini hakim mengabulkan gugatan cerai Arumi."Alahamdulillah....!'' ucap Arumi dan kedua orang tuanya.Sedangkan di kantor, Arman mendapat kabar bahwa Hakim sudah mengabulkan gugatan Arumi.''Bre***ek ! Kalau aku cerai dengan Arumi,otomatis Riana akan minta aku melamar nya kemudian menikahinya. Aku harus keluar uang lagi untuk menikahinya,mas kawin ,seserahan,dan biaya lainnya. Kalau sama Riana mana cukup sepuluh juta. Orang tuanya kayaraya,pasti mereka menginginkan mahar yang banyak.'' Aldi mendengar gumaman Arman, tapi dia sudah tidak mau menasehati lagi karena hasilnya sama saja. Dia hanya berharap Arman bisa sadar dengan kelakuannya. Arman menelpon Shinta dan mengabarkan bahwa dirinya sudah bercerai.''Bagus donk kalau sudah ketuk palu. Dia kan yang keluarkan semua biaya,
Setelah acara serah terima dan sidang perceraian telah selesai,Arumi mencari rumah yang dekat dengan perusahaan pusat.Dia inginmengajak Ajeng tinggal bersamanya dikota ini. Perumahan ini adalah perumahan yang Arumi bangun dulu. Dia memenangkan tender untuk perumahan ini.''Saya tidak menyangka kalau kan tinggal di sini Pak.'' ucapnya kepada pemilik properti tersebut.''Hahah...dulu perumahan ini anda yang bangun, dan sekarang anda yang akan menempatinya. Saya berikan diskon untuk anda untuk rumah ini. Kapan anda akan menempatinya ?''''Mungkin Saya akan mengisi rumah ini Pak dengan perabotan terlebih dahulu. Saya juga belum bisa stay kalau perabotnya belum lengkap.''''Tentu Bu Arumi, rumah ini juga sudah banyak yang menghuni,jadi tak perlu takut masalah keamanan. Jika anda cocok,mari kita tanda tangani surat jual belinya.''''Mari Pak !"Rumah yang Arumi beli memang tidak terlalu besar, rumah berlantai dua dan memiliki tiga kamar tidur dengan ukuran tujuh kali delapan meter persegi.