Arumi menerima chat dari kantor pusat bahwa proyek telah selesai,Arumi diminta kembali untuk serah terima dan bertepatan dengan sidang cerai yang kedua. "Kenapa kak ?" "Besok kakak harus pulang, ada acara serah terima. Juga ada sidang perceraian dengan suami kakak.'' ''Apa kakak lama di sana ?'' Ajeng mendekati Arum kemudian memeluk nya dari samping. "Jangan lama-lama di sana,pekerjaan kakak di sini belum selesai kan ?'' ''Kenapa ? Kakak kan pulang ke rumah kakak.'' ''hemm...!" ''Dengar, kakak akan pulang beberapa hari. Kakak ingin cari rumah untuk kita yang dekat dengan kantor kakak. Setelah Kakak dapat rumah, kakak akan jemput kamu ke sini sekaligus selesaikan kerjaan kakak. Paham ?'' ''Berapa hari ?'' ''Kakak gak tahu sayang,Kan gak gampang juga cari rumah." "Kak,Bapak dan Ibu minta Ajeng buat ambil bea siswa di kampus itu. Besok Ajeng mau tanda tangan.Tapi Ajeng juga berat ninggalin Bapak sama Ibu. " ''Demi pendidikan Adek,mereka rela Adek tinggal. Jadi Adek
Arumi berkemas untuk pulang,baru empat hari di sini dan pekerjaanya belum selesai proses peninjauan. Observasi proyek baru juga belum selesai,Arumi harus pulang untuk serah terima gedung perkantoran yang telah rampung.''Kakak hati-hati di sana , dijalan juga hati-hati.Kalu sudah sampai jangan lupa kabarin."''Iya, adekku yang cantik.Kamu juga hati-hati di sini,jaga Bapak sama Ibu. Kalau ada apa apa telpon kakak dan minta tolong sama Yudha. Kakak percaya sama dia,karena dia mau bertanggung jawab sama mobil kakak. Bahkan mau dipotong gajinya. Tapi Kakak gak tega samadia,lagipula dia bantu pekerja buat kincir air untuk pembangkit listrik sama menyalurkan air ke dapur dan kamar mandi jadi mereka gak kesulitan harus ke sungai."''Iya,sepertinya dia orang baik.''''Semoga saja dia bisa di percaya.'' ucap ArumiSetelah berpamitan dengan Pak Wira dan Bu Wira,Arumi berangkat ke kota nya. Dia harus mengendarai mobil sendiri, berada dibalik kemudi sudah biasa baginya karena sering membantu PakL
Arumi menghadiri sidang perceraiannya,sedangkan Arman berkendala untuk datang. Urusan pekerjaan membuatnya tidak bisa hadir di persidangan. Di Persidangan sebelumnya lelaki itu juga tidak bisa hadir sehingga hari ini hakim mengabulkan gugatan cerai Arumi."Alahamdulillah....!'' ucap Arumi dan kedua orang tuanya.Sedangkan di kantor, Arman mendapat kabar bahwa Hakim sudah mengabulkan gugatan Arumi.''Bre***ek ! Kalau aku cerai dengan Arumi,otomatis Riana akan minta aku melamar nya kemudian menikahinya. Aku harus keluar uang lagi untuk menikahinya,mas kawin ,seserahan,dan biaya lainnya. Kalau sama Riana mana cukup sepuluh juta. Orang tuanya kayaraya,pasti mereka menginginkan mahar yang banyak.'' Aldi mendengar gumaman Arman, tapi dia sudah tidak mau menasehati lagi karena hasilnya sama saja. Dia hanya berharap Arman bisa sadar dengan kelakuannya. Arman menelpon Shinta dan mengabarkan bahwa dirinya sudah bercerai.''Bagus donk kalau sudah ketuk palu. Dia kan yang keluarkan semua biaya,
Setelah acara serah terima dan sidang perceraian telah selesai,Arumi mencari rumah yang dekat dengan perusahaan pusat.Dia inginmengajak Ajeng tinggal bersamanya dikota ini. Perumahan ini adalah perumahan yang Arumi bangun dulu. Dia memenangkan tender untuk perumahan ini.''Saya tidak menyangka kalau kan tinggal di sini Pak.'' ucapnya kepada pemilik properti tersebut.''Hahah...dulu perumahan ini anda yang bangun, dan sekarang anda yang akan menempatinya. Saya berikan diskon untuk anda untuk rumah ini. Kapan anda akan menempatinya ?''''Mungkin Saya akan mengisi rumah ini Pak dengan perabotan terlebih dahulu. Saya juga belum bisa stay kalau perabotnya belum lengkap.''''Tentu Bu Arumi, rumah ini juga sudah banyak yang menghuni,jadi tak perlu takut masalah keamanan. Jika anda cocok,mari kita tanda tangani surat jual belinya.''''Mari Pak !"Rumah yang Arumi beli memang tidak terlalu besar, rumah berlantai dua dan memiliki tiga kamar tidur dengan ukuran tujuh kali delapan meter persegi.
Jam lima pagi Arumi berangkat ke Desa. Dia ingin menemui Ajeng dan juga urusan pekerjaan. Untuk Riana, Arumi mengirimkan vidio perselingkuhan Arman di rekaman cctv yang pernah dia simpan. Selanjutnya biar Riana yang putuskan.Setelah sampai di rumah Ajeng, Arumi langsung ke Bukit karena siang ini Pak Wira memanen sayuran yang tidak di manfaatkan para pekerja. Bu Wira juga berada di sana sehingga tidak tahu bahwa Arumi datang."Nak Rum gak kasih kabar mau datang,.''"Kejutan Bu. Lagi pula mendadak ke sini nya. Ini sayurannya mau dijual atau bagaimana Bu ?""Iya Nak,kalau gak segera di panen takutnya gak laku di jual. Kebun ini kan lua,isinya juga sayur semua.Nanti yang mau beli mau datang sore ini.''"Semoga laku banyak ya Bu. Rum mau kesana dulu sama para pekerja. kalau Ibu capek,nanti sore gak usah masak. Biar Rum beli di luar saja buat makan malam kita."Arumi kemudiaan menemui mandor bangunan dan Yudha. Dia inginmengucapkanterima kasih kepada Yudha karena telah membantunya.''Mungk
Wanita mana yang mau diselingkuhi, juga Wanita mana yang mau di bedakan dengan keluarga suami nya gak ada yang mau. Jika seseorang mencintai wanitanya, maka dia akan rela melakukan apa saja demi Wanita yang dia cintai. Bukan hanya harta yang cukup yang di inginkan seorang istri tetapi juga perhatian dari suami. Menomor satukan dirinya di antara yang lain. Tapi jika seorang lelaki memperlakukan istrinya dengan zalim maka perlu di tanyakan rasa cintanya bahkan kebaikan hatinya.Setelah pekerjaan Arumi selesai di Proyek kedua di Desa itu, dia pulang bersama Ajeng ke kota. Arumi juga membawa serta Yudha bersama mereka. Kali ini Yudha akan menjadi asisten pribadinya, sehingga kemana pun Arumi pergi dia akan ikut. "Waah...rumahnya cantik sekali kak....Kamar Ajeng juga. Makasih kak !'' Ajeng berhambur ke pelukan ArumiYudha menurunkan semua barang bawaan dan membawanya masuk ke rumah.''Yudha, Karena kamu laki-laki,jadi kita tidak bisa tingal serumah. Tapi kamu akan tinggal bersama di mes
''Mbak Shinta ketemu Arumi kemaren Man. Mbak kira dia tinggal di rumah mewah itu, ternyata dia hanya mengajar les di sana. "''Mana mungkin mbak, Arumi punya rumah bagus, rumah bapak ibu saja hanya terbuat dari papan kayu. dan model masih Zaman dahulu, belum modern.'' jawab Arman.''Arman benar shin. mereka kan hanya petani biasa. Ibu sudah berkali kalia datang ke sana. Mana mungkin mereka sanggup beli rumah sebagus itu.'' ucap Bu Ida.Mereka saat ini sedang berkumpul di rumah Ibu nya, Yuni sedang ada tugas kuliah di rumah temannya. Padajal mereka tidak tahu apa yang di lakukan Yuni diluar sana. Yuni diberi kebebasan oleh mereka, tanpa tahu apa yang dilakukan Yuni.''Makanya Mbak pastikan ke rumah itu. Eh....tahu nya dia cuma ngajar les. Mbak kira Arumi tinggal di sana.''''Mana mungkin Beli rumah bagus, rumah Lukman saja reot kayu semua.'' timpal Bu IdaMereka tidak tahu jika rumah Pak Lukman terbuat dari papan jati berkualiatas tinggi. Jika di jual harganya melebihi rumah modern s
Hari ini Arumi mengantar Ajeng dan Yudha ke kampus. Arumi memang berperan sebagai wali mereka di kampus tersebut. Yudha akan melanjutkan kuliahnya di Fakultas hukum . Arumi mengurus semua Administrasi mereka, mulai dari pendaftaran hingga biaya masuk. Sedangkan untuk Ajeng, dia sudah mengantongi Bea Siswa jadi memang masalah keuangan tidak terlalu banyak. Arumi berjalan dengan tegas memasuki Kamous tersebut. Penampilan sederhana tapi tak mengurangi nilai cantik dalam dirinya. Tanpa dia ketahui Yuni memperhatikan dirinya sejak tadi. Dia heran kenapa Arumi bisa di kampusnya.Setelah mengurus semua Administrasi ataupun pendaftaran. Ajeng dan Yudha bisa mengikuti jam kuliah nya."Kakak akan ke kantor,nanti kalau pulang telpon kakak saja. Kalau kalian pulang di jam yang sama kita bisa barengan." Ucap Arumi sambil mengelus pucuk kepala Ajeng."Ibu tidak usah khawatir. Yudha bisa naik ojek nanti jika sudah selesai. Sepertinya kita pulang di jam yang berbeda." Ucap Yudha"Baiklah, setelah da
Hari ini Yuni bertemu dengan Arumi. Ajeng sudah membujuk Arumi untuk mau menemui Yuni,karena Yuni memiliki niat yang baik,maka Arumi menyetujuinya. Arumi duduk di sebuah resto dan Yudha berdiri dengan gagahnya di belakang Arumi. ''Duduklah Yud,kenapa kamu berdiri saja di situ !" ''Ah...iya Bu Arumi , biar saya duduk di belakang Ibu saja.'' ''Hemm...terserah kamu Yud. Apa menurut Kamu Yuni benar benar berubah ?'' ''Tidak ada salahnya Ibu memberi kesempatan kedua kepada Yuni." ''Dia sedang dekat dengan Ajeng, dan mereka seperti adek kakak. Saya hanya gak mau Yuni menyakiti Ajeng. Dan sekarang Arman mulai menggangguku lagi, apalagi Ibu mertuaku sering menelpon . Kapan saya lepas dari mereka.'' ''Selama mereka tidak melukai Ibu, masih bisa di maklumi. Tapi jika sampai mereka melukai Ibu, Saya yang akan berada digarda terdepan untuk melindungi Ibu.'' ucap Yudha "Kenapa kamu baik sekali Yud,kenapa kamu mau melindungi saya ?'' "Iiitu...sudah menjadi tugas saya Bu,karena saya
Yuni datang ke butik BU Risma dengan membawa ijazah SMA miliknya, sebelumnya Risma sudah memberitahu jika Yuni akan datang untuk melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu. Dia di tugaskan melayani pembeli butik tersebut. Jika menjelang sore memang Butik tersebut tergolong ramai. ''Halo Yun, kamu sudah mulai bekerja hari ini ?"Tanya Risma . Saat ini Yuni sedang tidak ada pembeli jadi dia bisa menerima telepon. ''Sudah Bu."''Bisa gak panggilan Bu kamu hilangkan ? , kamu kan bisa panggil aku dengan panggilan lain !"''Heehe...memang mau di panggil apa, Tante ?''''Emang aku nikah sama Om kamu. panggil aku kakak !"''Iya kakak Risma....!""Hemm....!"''Dih...hem doang,kata minta dipanggil kakak....!"''Iya,dek Yuni....! Nanti tungguin kakak ke sana. Nanti aku antar pulang.""Iya Kak. aku mau layani pembeli dulu. Kakak tutup gih telponnya !"''Oke, bekerja yang rajin. Semangat Ya !" ucap Risma Risma menutup panggilannya kemudian kembali dengan Aktivitasnya. Dia senang karena Yuni
Yudha menemui Arumi di ruangannya,karena hari ini dia akan ikut ke proyek bersama Arumi. ''Kamu tadi ketemu Ajeng saat mau pulang ?'' taya Arumi sambil mengambil blazernya''Saya tadi ketemu Ajeng saat istirahat saja Bu. Dan sekarang......!" Yudha menghentikan ucapannya''Kenapa ?'' tanya Arumi''Non Ajeng dekat dengan mantan adek ipar anda, Yuni.""Apa,kenapa kamu tidak melarang nya. Saya takut Yuni menyakitinya." ''Tidak Bu, Yuni sangat baik dengan Non Ajeng. Kemaren Yuni juga yang mengantar Non Ajeng pulang.''''Tapi tetap saja kamu harus mengawasinya. Saya tidak mau Yuni menyakiti Ajeng. Ya sudah, nanti Saya bicara sama Ajeng. Sekarang kita berangkat Dulu.'' ucap Arumi sambil menghela nafas, dia tetap menghawatirkan Ajeng. ''Ibu tenang saja, saya akan mengawasi terus Non Ajeng. Jika Yuni berani menyakitinya, saya akan kasih Yuni pelajaran.'' ucap Yudha menenangkan ArumiArumi hanya mengangguk, sambil menghela nafas. Tidakmungkin dia mengawasi Ajeng dua puluh empat jam sedangka
Ajeng dan Yudha di antar Arumi ke kampusnya. Di depan Kampus Arumi melihat Yuni turun dari sebuah mobil, kemudian dari pintu kemudi turun seorang wanita berparas cantik "Itu siapa Jeng, yang baru saja turun dari mobil ?" Tanya Arumi''Itu Bu Risma kak, beliau Dekan di kampus ini." Jawab Ajeng''Oh...Ya udah kaian hati hati, belajar yang bener. Yud, Nanti setelah pulang kuliah tolong antar saya ke proyek. Mungkin akhir pekan kita akan ke Bukit.'' ''Benarkah kak , Hore....!''Arumi tersenyum melihat Ajeng bersorak, Dia tahu bahwa gadis itu merindukan kedua orang tuanya. Yudha ikut tersenyum senang karena dia juga mau pulang ketemu dengan kedua orang tuanya.Arumi lalu kembali ke kantornya karena masih ada yang harus dia kerjakan. Juga mempersiapkan yang akan di bawa untuk meeting nanti."Pagi Dek, sudah sarapan kah ?"Ajeng menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Dek" setelah tahu siapa yang bicara, Ajeng mengangkat satu Alisnya. Ada angin apa hingga orang ini memanggil nya dengan se
''Kamu tinggal di sini,karena tidak mungkin aku membawamu pulang ke rumah ku. Di sana ada anak ku.'' ucap Wanita itu sambil membuka pintu kos yang di milikinya. ''Ibu sewa kos ini ?'' tanya Yuni ''Saya tidak sewa karena kos ini punya saya. Masuk dan istirahatlah....!" "Terima kasih sebelumnya, karena Ibu mau menjemput saya." Wanita itu mendekati Yuni dan membawanya agak masuk ke dalam kos. "Kamu tahu bahwa Saya menyukai kamu, dan saya harap Kamu mau menjadi milik ku dan meninggalkan pekerjaan lama kamu. Fokus cukup ke aku saja, aku akan izinkan kamu tinggal di sini semau kamu bahkan selamanya." Ucap Nya sambil tersenyum tipis "Berarti aku tak ubah nya seperti simpanan kamu, hanya bedanya saya perempuan dan anda seorang perempuan. Apa keluarga anda tahu orientasi anda seperti ini ?" Tanya Yuni Dekan itu menatap tajam ke arah Yuni "Jangan bawa bawa keluarga saya. Biarkan itu menjadi urusan saya. dan kamu harus tahu bahwa saya seorang janda, jadi kamu bukan simpanan. Apa be
Arumi pulang dengan membawa tiga kotak martabak pesanan Ajeng. Mendengar suara mobil Arumi berhenti di depan rumah,Ajeng segera mencuci tangannya karena saat ini dia sedang memasak. Kemudian dia berjalan ke depan dan membukakan pintu untuk Arumi. Tapi saat Arumi sudah di depan pintu danhendak membukanya,Ajeng sudah membuka pintu tersebut . Arumi tersenyum saat melihat Ajeng berdiri di depan pintu dengan senyum manis nya. ''Kenapa Adek selalu tahu kalau kakak sudah pulang dan tiba di depan pintu ?'' ''Entah...!"jawabnya dengan senyum lebar. Arumi hanya menggeleng kemudian mengangkat kantong plastik yang berisi martabak pesanan Ajeng. ''Aaaa......makasih kak. Masuk yuk,terus mandi. Ajeng lagi masak, nanti kita makan sama-sama.'' Arumi mengangguk kemudian masuk dan naik ke kamarnya untuk mandi. Ajeng menyiapkan makan malam di meja beserta martabak manis yang Arumi beli. Arumi turun dengan menggunakan celana pendek hitam dan kaoswarna biru langit. Dia melihat hasil karya Ajeng d
Yudha menatap Arumi tanpa berkedip saat wanita itu sedang memimpin rapat. Sikap tenang nya,sikap pengendalian diri, juga sikap baik dan ramah tamah nya membawa kekaguman tersendiri bagi Yudha. Dirinya cukup tahu diri, mana mungkin dia bersanding dengan wanita sebaik Arumi . Seseorang yang begitu baik padanya. ''Mas Yudha, anda sudah mencatat semuanya ?'' tanya Arumi tiba-tiba karena Dia tahu Yudha sedang melamun.''Ah...Maaf Bu,sudah saya catat semua.'' ucapnya gugup karena ketahuan melamun.''Bagus,mohon fokus ya. " ''Baik Bu,Maaf !"''Oke, meeting kita akhiri. Jangan lupa poin poinnya tadi. Mas Yudha tolong ke ruangan saya setelah ini !'' pinta Arumi''B...baik Bu Arumi !'"Arumi meninggalkan ruang rapat kemudian di susul oleh karyawan yang lain. Yudha berdiri dan membereskan semua catatannya, kemudian menyusul Arumi ke ruangannya. ''Maaf Bu,ada yang bisa saya bantu ?'' tanya Yudha setelah berdiri di depan ArumiArumi sedang berdiri menghadap jendela, dan membelakangi Yudha. "
Yuni berjalan dengan percaya diri menuju ruang Dekan, Celana skiny jeans dan kemeja yang ngepas di badannya semakin membuat badannya terlihat sangat menggoda di mata lelaki. Banyak Dosen laki-laki yang menyukai Yuni karena memang gadis itu mau di bayar untuk memenuhi fantasi sang Dosen. Tapi Yuni tidak mau menyerahkan kehormatannya kepada lelaki hidung belang,jika pun Yuni dibayar tapi dia hanya mengizinkan lelaki menyentuhnya dari pusar ke atas. "Kamu lama sekali Yuni, sebentar lagi saya harus pergi menjemput anak saya ke sekolah." ucap sang Dekan"Maaf Bu, tadi ada teman yang nanya tugas.'' ucapnyaSang Dekan kemudian menarik Yuni agar duduk di pangkuannya, Ups....tunggu sebentar.....Dekan nya perempuan. Yuni tidak perduli itulaki-laki atau perempuan asal dia mendapatkan bayaran yang sepadan. Memang hanya sang Dekan satu satunya wanita yang dia layani. Sang Dekan kemudian mencium lembut bibir Yuni, memang Yuni akui bahwa di antara ciuman yang pernah Yuni rasakan,hanya sang Dekan
Arman tersenyum puas melihat foto Arumi terbaring di rumah sakit dengan kepala,kaki dan tangan yang di perban. Dan di hidungnya terpasang oksigen. ''Kerjaan kalian bagus sekali, akan aku kirim sisa pembayarannya. Hahahha......!!!" ''Baik Pak Arman, terima kasih." ''Rasakan kamu Arumi,Kamu telah main main denganku,kamu gagalkan lamaranku dengan Riana dan kamu membohongi aku selama ini. Sekarang rasakan akibat nya !" ucapnya Puas karena merasa telah membalas perbuatan Arumi. Sedangkan ketiga preman tersebut menelpon Arumi dan memberitahuakan bahwa Arman percaya dengan foto tersebut. "Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kalian !" ''Kami yang ucapkan banyak terima kasih sama Ibu karena berkat Ibu, kami bisa bersama anak istri kami.'' ''Sama-sama,salam buat anak istrinya Ya.'' ucap Arumi di sebrang sana. Arumi menutup telponnya,Ajeng mendekat kemudian memeluk Arumi. ''Mulai sekarang kakak harus hati-hati. Minta Yudha untuk lebih ketat mengawal kakak.'' ''Yudah kan