Share

Bab 6. Maaf

“Astagfirullah….”

Deg!

Hati Nada berdenyut nyeri ketika melihat layar ponselnya.

Terlihat sebuah foto yang memperlihatkan Dirga sedang berada di meja makan, lengkap dengan lauk pauk yang tersaji di atas meja. Dengan jelas Nada juga melihat jika meja makan itu adalah meja makan di rumah yang sebelumnya ia dan Dirga tinggali.

Sebuah pesan di bawah foto itulah yang membuat tangan Nada bergetar.

[Aku baru saja masak untuk suami kita, Nad. Dia terlihat semangat makan masakan aku. Heheee ….]

Tanpa bertanya siapa yang mengiriminya pesan pun, Nada tahu kalau itu adalah Delisha. Kenapa wanita itu terus mengusiknya? Bukankah dia sudah bahagia menikah dengan Dirga?

Sambil menahan air matanya, a lantas menyentuh titik 3 di pojok atas dan langsung menekan tulisan blokir.

“Siapa, Nak?” tanya Dian.

“Orang gak penting, Mi. Udah ayo, pulang,” ucap Nada seraya tersenyum.

***

Sementara itu, di lain tempat, beberapa hari yang lalu. 

"Assalamualaikum," salam Dirga begitu masuk ke rumahnya.

"Wa'alaikumsalam."

Dahi Dirga mengernyit saat melihat justru sang ibu yang menjawab salamnya. "Loh, Mah? Kok Mama di sini?" 

Tidak biasanya mamanya datang ke sini tanpa pemberitahuan. Terlebih, Nada tidak terlihat menemaninya di sini. Dirga celingukan, mencari keberadaan sang istri.

"Mama kecewa sama kamu!” ucap Marwah tiba-tiba, membuat Dirga menoleh dengan cepat. 

“Mama udah gagal mendidik kamu! Mama menyekolahkan kamu di Universitas yang kental agama itu biar kamu paham, Dirga!" ucap Marwah sarkas kemudian.

"Maksud Mama apa?" tanya Dirga tak mengerti.

"Mama udah tau semuanya dari Nada!”

Dirga menelan saliva saat menyadari apa yang sang ibu maksud. Tangannya gemetar.

“Nada itu istri yang baik Dirga! Bukan cuma baik dia juga sholeha, pengertian, ramah! Apa yang kurang dari dia, huh?" lanjut Marwah.

Melihat sang ibu yang seperti itu, membuat Dirga tak tega. Ia memang lemah jika berhadapan langsung dengan ibunya. Ia lalu duduk bersimpuh dan menenggelamkan kepalanya di pangkuan sang ibu.

"Maafin Dirga, Mah, tapi ini demi kebaikan kita semua," jawab Dirga

"Makanya jaga mata dan hati kamu! Kuatkan iman kamu supaya bisa jaga pandangan kamu! Seharusnya kamu bisa membatasi pergaulan kamu dengan lawan jenis!” 

“Minta maaf aja percuma Dirga! Gak akan bikin Nada balik ke sini lagi!” 

Dirga terbelalak dan mengangkat kepalanya. “Maksudnya? Nada … ke mana?” 

Marwah tidak menjawab, hanya membuang muka untuk menutupi air matanya.

Wajah Dirga langsung berubah pucat. Ia pun segera berdiri dari lantai dan melihat ke sekitar. Benar, rumah ini sangat sepi. Kenapa ia tidak menyadarinya sedari awal?

"Sekarang Nada mana?" tanya Dirga setengah berteriak karena panik.

“Gak tau! Mama berdoa pas di jalan semoga dia ketemu laki-laki yang 1000 kali lipat baik dari kamu terus mereka jatuh cinta! Biar kamu tahu rasa!” sahut Marwah kesal. Ia lantas beranjak dari duduknya berniat pergi. 

“Mah? Mamaaaaa?” teriak Dirga.

Marwah menoleh. "Lupa, Nada nyiapin sesuatu di kamar untuk kamu. Gak tau apa, kamu lihat aja sendiri!” 

Dirga mematung, melihat kepergian ibunya yang masuk ke kamar tamu.

Kenapa ia tidak menyadari ini sedari awal? Nada yang hanya menyiapkan sarapan tanpa menemaninya, lalu wanita itu hanya berdiam seharian di kamar sampai ia berangkat kerja. Bahkan, tidak ada chat atau telepon seperti biasanya.

Setelah sekian menit, ia lantas beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamar dengan langkah gontai. Matanya langsung tertuju pada meja kerjanya. Ada sebuah kotak kado di sana.

Dirga lantas menghampiri dan duduk di sana. Perlahan membukanya dan dengan seketika matanya terbelalak kaget. 

“Ini … hasil USG?” 

Tertera jelas tanggal foto USG itu diambil, tanggal yang sama ketika ia meminta izin untuk menikah lagi. Dirga jatuh terduduk di lantai.

Mata Dirga mulai berkaca-kaca. Ia lantas kembali melihat isi kado itu lagi. Mengambil benda pipih dari sana dan seketika matanya kembali berkaca-kaca. 

“Garis dua? Nada … beneran hamil? Ya Allah, Nad ….” 

Setetes air mata berhasil menerobos hingga pipinya basah. 

“Maafkan aku, Nad.” Seumur hidup, ini kali pertama Dirga menangis untuk seorang wanita.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status