Share

Bab 5. Melepaskan

last update Last Updated: 2024-06-06 10:23:38

Marwah diam tak menjawab apa yang Nada tanyakan. 

"Nada juga mau Mas Dirga bahagia, Mah, dan kebahagiaan itu bukan bersama Nada.” 

"Maafin Mama Nad ... Maafin Mama ... Maaf Mama tidak bisa mendidik Dirga, Maaf telah membuat kamu terluka separah ini," ucap Marwah sembari menghapus air mata di pipinya, 

Mata Nada mulai berkaca-kaca lagi. "Mama gak salah kok. Nada malah seneng, setidaknya Nada pernah bahagia sama Mas Dirga. Kita pernah saling jatuh cinta dan memadu kasih," ucap Nada, ia menyentuh perutnya yang masih datar.

‘Kita bahkan akan menjadi orangtua,’ batin Nada berucap.

Sambil masih terisak, Nada kembali berucap. “Nanti kalo Mas Dirga udah pulang, bilang sama dia, Nada udah siapin semuanya di kamar. Nada pamit ya. Assalamualaikum," pamit Nada mencium punggung tangan Marwah.

***

Semarang. 

Nada duduk sendirian di kamarnya dengan tatapan kosong. Ia masih memikirkan pria yang akan menjadi ayah dari buah hatinya itu. Ia merindukan Dirga, ia rindu senyum dan tawa pria itu. Ia masih tak menyangka jika kisahnya dengan Dirga hanya berjalan singkat.

“Sekarang dia pasti lagi sama perempuan itu….”

Nada jadi membayangkan waktu mereka di awal pernikahan dulu. Dirga sangat manja, tidak mau keluar dari kamar ketika akhir pekan.

Dan sekarang, mungkin pria itu sedang melakukan hal yang sama dengan madunya. Membayangkannya, membuat Nada sesak. 

“Siapa?” suara ibunya tiba-tiba terdengar.

Dian, ibunya Nada, masuk ke kamar, lalu duduk di samping Nada. Ia melihat mata putrinya yang berkaca-kaca. Semenjak pulang kemarin Lusa, Dian sering sekali memergoki putrinya yang diam-diam menangis. 

“Hm? Ng–nggak, Mi,” jawab Nada. 

“Jujur sama Ummi, kamu sedang ada masalah kan dengan Dirga? Kenapa?” tanya Dian.

Nada diam sebentar sebelum akan menjawab. Membuka mulut malah membuat tenggorokannya tercekat.

“M–Mas Dirga ….” ucap Nada dengan suara yang gemetar. 

“Dirga kenapa? Dia menyakiti kamu? Mengangkat tangannya sama kamu jadi kamu memilih pulang ke sini karena tidak tahan?” tanya Dian.

Nada yang menunduk itu menggelengkan kepalanya. “Nada mungkin lebih memilihkan disakiti fisik daripada batin seperti ini.” 

“Terus?” 

Nada mengambil ponsel, ia lantas memperlihatkan sebuah foto pada sang ibu.

“Astaghfirullahaladzim! Dirga … dia menikah lagi?” tanya Dian menatap sang putri dengan tatapan kaget. 

Nada menatap sang ibu dengan air mata yang sudah berurai. Kemudian mengangguk. 

“Iya, sama Delisha…..” 

Nada langsung terisak sesegukan. Dian yang merasakan sakit yang dirasakan sang putri sontak memeluk Nada. 

“Harusnya kalau dia gak mau dijodohin, ngomong dari awal! Kita semua tidak ada yang memaksa! Bukan malah menyakiti kamu seperti ini!” ucap Dian kesal. “Kamu tenang saja, besok Ummi temui ibunya!” 

Nada terduduk tegak dan menatap sang ibu. Kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata.

“Jangan, Ummi kan gak tau apa-apa!”

“Terus? Mau diam saja?” tanya Dian emosi.

Nada menundukkan kepala. “Nada ingin berpisah saja, Nada gak mau jadi orang ketiga di cinta mereka. Nada mau fokus dengan kehamilan Nada saja.” 

Mata Dian kembali terbelalak. “Kamu … hamil?” 

Nada mengangguk.

“Kurang ajar si Dirga itu!” 

*** 

Hari demi hari Nada lalui di kampung ibunya. Memang tidak mudah, tapi ia berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya. Ia sadar kalau lebih banyak orang yang menyayanginya di sini.

“Remaja masjid di sini aktif lho, Nad. Ummi juga baru tau kemarin dari Qia,” ucap Dian bersemangat.

Nada dan Dian sedang berjalan bersama setelah pulang menghadiri Tabligh Akbar. Sejak berada di sini, Dian selalu membawa Nada ke dalam kajian-kajian agama agar anaknya tidak diam di rumah terus.

“Beberapa akhi-akhi ada yang anterin ukhti-ukhtinya pulang karena kan malem pulangnya. Jadi mereka itu sebelum masuk masjid, sama yang ada di sana ditanya, pulangnya sama siapa gitu. Kalau sendirian, ada yang anterin,” ibunya kembali bercerita. 

Nada tersenyum tipis. “Akhi-akhi? Ukhti-ukhti? Pfffttt ….” Nada tertawa pelan. 

Akhirnya ia bisa tertawa sejenak setelah stress menghadapi masalah rumah tangganya. 

“Ck! Ummi serius Nada!” sahut Dian dengan mata yang memicing. “Kamu ikutan sana remaja masjid. Siapa tau kan nanti ada salah satu laki-laki yang suka sama kamu.” 

“Jadi ikutan remaja masjid cuma buat begitu? Bukan buat cari ilmu?”

“Ya kan siapa tau aja, Nad. Ini anak remaja masjid lho. Akhlaknya pasti bagus, buktinya dia ikut yang bermanfaat.” 

Nada hanya menggelengkan kepala. Padahal putusan pengadilan belum ada, statusnya secara resmi masih menjadi istri seorang Dirga.

Lagipula, para remaja masjid pun belum tentu benar-benar sholeh.

‘Seperti Mas Dirga… aku takut dikecewakan lagi,’ gumam Nada dalam hati.

“Aku mau datang, tapi kalau niatnya untuk memikat laki-laki nggak ya, Mi!” ucap Nada pada akhirnya karena sang ummi terus mengoceh.

“Kalau Pak Ustadz-nya mau sama kamu gimana?” 

Nada baru saja membuka mulut hendak menjawab. Namun, getaran ponsel di saku gamisnya sudah lebih dulu terasa. Ia lantas menghentikan langkah dan merogoh saku celananya mengambil ponsel.

Terlihat pesan masuk dari nomor yang tak ia kenali lagi. Nomor itu terlihat mengirimi sebuah foto. Akhir-akhir ini sering kali nomor tak dikenal masuk, dan Nada langsung memblokir nomor itu. 

Namun sekarang, ia dilanda rasa penasaran, Nada akhirnya menyentuh nomor itu dan melihat foto yang kini terpampang di pesan chat.

“Astagfirullah!” Nada sontak berucap dengan tangan yang bergetar.

Related chapters

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 6. Maaf

    “Astagfirullah….”Deg!Hati Nada berdenyut nyeri ketika melihat layar ponselnya.Terlihat sebuah foto yang memperlihatkan Dirga sedang berada di meja makan, lengkap dengan lauk pauk yang tersaji di atas meja. Dengan jelas Nada juga melihat jika meja makan itu adalah meja makan di rumah yang sebelumnya ia dan Dirga tinggali.Sebuah pesan di bawah foto itulah yang membuat tangan Nada bergetar.[Aku baru saja masak untuk suami kita, Nad. Dia terlihat semangat makan masakan aku. Heheee ….]Tanpa bertanya siapa yang mengiriminya pesan pun, Nada tahu kalau itu adalah Delisha. Kenapa wanita itu terus mengusiknya? Bukankah dia sudah bahagia menikah dengan Dirga?Sambil menahan air matanya, a lantas menyentuh titik 3 di pojok atas dan langsung menekan tulisan blokir.“Siapa, Nak?” tanya Dian.“Orang gak penting, Mi. Udah ayo, pulang,” ucap Nada seraya tersenyum.***Sementara itu, di lain tempat, beberapa hari yang lalu. "Assalamualaikum," salam Dirga begitu masuk ke rumahnya."Wa'alaikumsala

    Last Updated : 2024-06-20
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 7. Surat Dari Calon Mantan Istri

    Setelah melihat foto USG dan benda pipih yang menyatakan jika sang istri ternyata sedang hamil, Dirga lantas mengambil selembar surat yang berada di atas meja. Ia membukanya dan mulai membaca. Teruntuk kamu, ayah dari anakku. Assalamualaikum, Mas. Saat kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak lagi disampingmu dan sudah pergi. Maaf jika aku pergi tanpa berpamitan karena aku yakin, jika aku berpamitan pun kamu tidak akan mengizinkan. Jadi terpaksa aku pergi saat kamu sedang tidak di rumah. Hmmm ... maaf ya, Mas, kalau selama menjadi istri kamu, aku belum bisa menjadi istri seperti yang kamu inginkan sampai pada akhirnya kamu memilih mencintai wanita lain. Saat kamu mengatakan itu, jujur saja aku marah. Istri mana yang tidak marah dan sakit saat mengetahui suaminya mencintai wanita lain dan bahkan ingin menghalalkan wanita itu. Maaf, Mas. Aku tidak sanggup. Kamu tetap keras dengan keputusan kamu, aku pun begitu. Sampai mati pun aku tetap tidak ingin dimadu. Terserah kamu mau m

    Last Updated : 2024-06-26
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 8. Masak Untuk Suami Kita

    "Sial!" gumam Dirga saat sambungan teleponnya terputus. Saat akan menghubungi sang istri kembali, suara ketukan pintu sudah lebih dulu terdengar. Dirga lantas berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Kenapa aku hubungi susah terus sih, Mas? Kamu kemana aja?" tanya wanita yang tak lain ialah Delisha. Ia lantas langsung menerobos masuk."Kamu mau apa? Istriku sedang tidak di rumah," ucap Dirga. "Aku tau! Memangnya kenapa kalau dia gak ada di rumah? Bagus malahan, kita jadi lebih leluasa," ucap Delisha. Ia berjalan ke arah meja makan. Berniat menaruh beberapa lauk yang ia bawa."Aku takut menjadi fitnah, Delisha! Kita pria dan wanita yang bukan mahram. Akan bagaimana pandangan tetangga yang melihat nanti?" Dirga mengikuti Delisha. "Halah! Masa bodo dengan yang namanya tetangga! Lagian jaman sudah modern, masa cuma datang bertamu aja jadi fitnah. Harusnya mereka gak usah kepo! Di luar negeri malah banyak kok mereka yang belum menikah tinggal bersama. Tetangga gak ada tuh yang kepo!" D

    Last Updated : 2024-07-01
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 9. Ceraikan Istrimu, Aku akan Mengkhitbahnya.

    "Kamu foto aku? Kamu kirim pada Nada?" tanya Dirga menghampiri Delisha. Tadi ia melihat Delisha yang diam-diam mengarahkan ponsel padanya, kemudian terlihat senyum-senyum sendiri. Membuatnya jadi curiga. Ia lantas berniat mengambil ponsel yang sedang di pegang oleh Delisha. Namun, dengan cekatan wanita itu langsung memasukkannya ke dalam tas."Apa sih, Mas? Nada, Nada, Nada! Aku males ya denger namanya! Kenapa yang ada di pikiran kamu itu Nada terus?" Delisha berpura-pura kesal untuk mengalihkan perhatian Dirga agar tak mengambil ponselnya. "Aku tidak menghubungi perempuan itu! Lagian nomorku juga di blok! Aku gak bisa ngehubingin dia!" ucap Delisha dengan nada yang ketus. Dirga diam sebentar tak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak, jika nomornya saja sudah di blok, apalagi nomor Delisha. "Hal yang wajar kalau yang ada di pikiranku itu Nada karena dia istriku! Justru jika aku memikirkan kamu lah yang salah karena kamu jelas haram untuk aku pikirkan!" ucap Dirga bersuara."Kalau

    Last Updated : 2024-07-03
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 10. Terus Mengejarmu Walau Resikonya Besar

    “Jadi menikahlah dengan Delisha dan ceraikan Nada! Aku akan mengkhitbah dia setelah iddah-nya selesai.”Mendengar Ryan berkata demikian, Dirga lantas beranjak dari duduknya, ia mendekati Ryan dan memegang kuat kerah baju pria itu.“Aku tidak akan pernah menceraikan Nada! Aku tidak akan pernah melepaskan Nada untuk siapapun!” ucap Dirga menggertakkan gigi.Ryan menepis kasar tangan Dirga di kerah bajunya. “Jangan rakus jadi laki-laki! Ceraikan Nada! Biar aku yang membahagiakan dia! Aku tidak akan melukainya meski dia tak mencintaiku nanti! Aku yakin cinta akan tumbuh di hatinya!”Dirga semakin menggertakkan giginya kesal menatap Ryan, dadanya sudah kembang kempis menahan marah. “Berhenti mengatakan omong kosong! Aku tidak akan pernah menceraikan istriku, dia akan selamanya menjadi istri dan ibu dari anak-anakku! Bukan kamu!” ucap Dirga.“Pffttt, menjadi istrimu selamanya? Faktanya sekarang dia malah pergi darimu, Dirga. Jadi segera selesaikan pernikahan kalian, aku akan benar-benar men

    Last Updated : 2024-07-04
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 11. Istriku Di Khitbah

    “Aku merindukanmu,” ucap Dirga. Sejak tadi pandangannya tak lepas dari ponsel yang sejak tadi ia pegang. Demi apa pun, jauh dengan Nada ternyata rasanya sakit sekali. Ia begitu sangat kesepian. Sudah hampir seminggu lebih ia tak melihat wajah sang istri yang teduh juga menggemaskan. Dan tak juga mendengar suaranya yang enak di dengar. Ia merindukan semua tentang Nada.Dirga sudah meminta izin pada pihak sekolah untuk libur lebih dulu agar ia bisa menyusul Nada ke Semarang, tetapi tidak mendapatkannya karena ujian semester sedang berlangsung. Sedang ia adalah salah satu wali kelas di salah satu kelas. Sebenarnya bisa saja ia meminta tolong pada guru lain untuk mengambil sebagian tugasnya, tetapi guru lain pun sama sibuknya. Satu-satunya orang yang bisa ia mintai tolong ialah Ryan, sayangnya ia enggan meminta tolong pada pria itu karena tadi pagi, dengan terang-terangan pria itu memintanya untuk menceraikan Nada dan dia mengatakan akan menikahi istrinya. Suami mana yang tidak marah

    Last Updated : 2024-07-05
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 12. Di Khitbah Ustadz

    "Nada?" panggil Dirga lirih. Tetapi ucapannya sama sekali tak di dengar dan istrinya itu sudah lebih dulu masuk ke mobil.Dirga lantas mengejar. Setelah sekian menit ia mencari taksi, akhirnya ia mendapatkannya juga dan dengan segera ia langsung menuju ke rumah Nada. Hingga tak berselang lama kemudian. Taksinya itu akhirnya berhenti juga tepat di depan rumah Nada. Dan sebuah mobil yang tak pernah Dirga lihat pun sudah lebih dulu terparkir di depannya. Dirga yakin jika mobil itu pasti adalah mobil milik pria yang tadi berbicara dengan Nada. Dengan segera Dirga turun dari mobil, sampai pada akhirnya ia berhasil menginjakkan kaki di depan teras rumah Nada dan ia memilih untuk bersembunyi di balik pintu mendengar pembicaraan mereka dari dalam. “Saya tidak masalah jika harus menunggu Nada sampai nanti dia melahirkan. Saya juga bersedia menerima Nada dan bayinya. Insya Allah, saya akan menyayangi anak Nada seperti menyayangi anak sendiri.” Mata Dirga kembali terbelalak saat mendengarnya

    Last Updated : 2024-07-05
  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 13. Diperjuangkan Ustadz

    "A–apa? Kamu ... hamil?" tanya Fathir. Ia menatap Nada dengan tatapan kaget. "Tapi ... Dek Qia bilang, kamu ... single." "Hmmm ... otw single. Aku sedang dalam proses bercerai dengan suamiku." "Aaaahh ...." Fathir mengangguk paham. Nada diam tak berucap lagi. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Jadi ia memilih untuk diam saja. "Kenapa?" tanya Fathir."Maksudnya?" "Kenapa kalian berpisah?" tanya Fathir ingin tahu, "Dan ... berapa lama kalian berumah tangga?" "Baru jalan tiga bulan. Dan kenapa berpisah, mungkin karena aku kurang cantik dan wanita yang dia cinta lebih cantik. Aku pun sadar sih, aku masih muda tapi seperti ibu-ibu, sedang wanita yang dia cintai begitu cantik, modern dan kekinian." Nada tersenyum miris, ia menggaruk tengkuk lehernya yang tertutup kain khimar. "Aku tidak pandai mempercantik diri." "Hah? Dia meninggalkan kamu karena itu? Alasan macam apa itu?" tanya Fathir. Dari apa yang Nada katakan, ia bisa mengambil kesimpulan jika alasan mereka berpisah karen

    Last Updated : 2024-07-06

Latest chapter

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   105.

    Marwah tak henti-hentinya menangis. Bagaimana tidak, pria yang hidup dengannya hampir 30 tahun itu kini mengkhianati cinta dengan menikah lagi tanpa sepengetahuannya.Dan yang lebih gila, sang suami menikahi wanita yang lebih pantas menjadi putrinya. Lebih gila lagi, wanita itu adalah wanita yang hampir saja merusak rumah tangga putra mereka dan sempat menjadi simpanan putra mereka. Hatinya hancur, sakit tak terkira. Dadanya terasa sesak, nyeri seperti ribuan jarum berhasil menusuk hatinya. Tenggorokannya juga tercekat, hingga rasanya sulit sekali menarik napas dan menghirup udara. Ia begitu sangat sulit bernapas seperti ikan yang dilempar ke daratan."Mah?" panggil Dendi. Pandangan Marwah lantas beralih pada asal suara. Dilihatnya sang suami yang baru saja membuka pintu. Marwah yang sejak tadi duduk di tepi ranjang seraya terisak itu sontak beranjak dan berkata, "Kamu? Mau apa kamu ke sini, huh?" tanya Marwah dengan nada yang ketus. Nada suaranya juga terdengar gemetar."Aku minta

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   104. Balas Dendam Part 2

    "Mau apa kamu ke sini?" Nada berbicara dengan ketus saat melihat Delisha yang baru saja datang. Delisha tak menjawab, ia malah memutar kedua bola matanya malas saat Nada bertanya. "Maaass?" ucapnya memanggil suaminya semakin mengacuhkan. Nada yang merasa geram itu lantas mendekati Delisha, kemudian memegang pergelangan tangan Delisha dan menariknya keluar. "Mau apa kamu? Lepas!" ucap Delisha dengan nada yang ketus saat Nada menariknya kasar. Sedang Nada, ia tidak peduli, ia malah semakin kasar menarik Delisha untuk keluar. Karena jujur saja, ia benar-benar geram dan muak sekali menghadapi Delisha yang kini tingkahnya semakin di luar batas. "Sayang?" panggil Dirga mengikuti sang istri yang berjalan keluar. Nina dan Ryan juga mengikuti langkah kaki Nada yang berjalan keluar. "Pelan-pelan, aku sedang hamil!" ketus Delisha, ia melepas dengan kasar tangan Nada saat mereka sudah berada di ruang depan. "Bagaimana kalau aku terjatuh dan bayiku kenapa-kenapa, huh?" "Bagus kalau

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   103. Berkaca Dirilah

    Dendi sama sekali tidak memperdulikan ucapan Delisha yang melarangnya untuk pulang. Walau wanita itu terus berteriak hingga membuat gendang telinganya terganggu, Dendi terus melangkah pergi. Setelah hampir 30 menit berada di perjalanan, akhirnya mobil yang Dendi kemudikan berhenti juga di depan sebuah halaman. Ia lantas keluar dari mobil dan masuk."Assalamualaikum," salam Dendi begitu masuk rumah. Dilihatnya rumah yang terlihat ramai dengan anak dan juga menantunya. Terkecuali putri sulungnya. Alih-alih mendapatkan sambutan baik dari anak dan menantunya, ia malah di tatap dengan tatapan sinis. Apalagi Nina, putrinya itu menatapnya dengan tatapan yang terlihat benci penuh amarah."Mau apa Papa ke sini?" tanya Nina dengan nada yang ketus. Menatap sang ayah dengan tatapan benci. Karena jujur saja ia sama sekali tidak menyangka dan juga tak percaya jika sang ayah yang selama ini ia hormati, ia segani dan ia anggap sebagai panutannya dan bahkan ia berharap bisa mempunyai suami yang pers

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   102. Balas Dendam

    "Kenapa kamu datang ke acara pernikahan Nina? Sudah aku bilang untuk jangan bertingkah!" ucap Dendi dengan nada yang ketus pada Delisha. Walau diketusi, Delisha nampak acuh tak acuh. Ia duduk bersandar pada sofa seraya memainkan jari-jari lentiknya dan raut wajahnya terlihat santai seolah tak terjadi apa pun. 'Aku menunggu hari ini dengan tidak sabar, mana mungkin melewatkannya begitu saja,' ucap Delisha di dalam hati, "Dan akhirnya, semua yang terjadi hari ini benar-benar sesuai dengan ekspektasiku. Mereka semua nampak sangat kaget dan si Marwah itu hancur! Setelah urusanku dengan si Marwah itu selesai, tiba nantinya giliranmu Nada," batin Delisha lagi. Senyuman nampak terlihat di bibirnya saat ia sibuk dengan isi hati dalam lamunannya. Melihat Delisha yang malah tersenyum saat ia sedang banyak bicara, Dendi mulai geram dan kesal sekali. "Delisha! Aku sedang berbicara denganmu! Tatap suamimu jika sedang bicara!" "Apa sih? Berisik!" ucap Delisha mulai menatap pria paruh baya yan

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   101. Tidak Habis Pikir

    "Apa? Jadi si Delisha itu sekarang istri dari ...." Ryan menatap Dirga tak percaya setelah mendengar pria itu bercerita tentang apa yang terjadi tadi siang. Kini, mereka semua sedang berkumpul di kediaman rumah Marwah. Nina dan Ryan nampak terlihat sangat shock. Hari di mana seharusnya menjadi hari paling membahagiakan, malah menjadi sebaliknya. Bahkan mereka yang seharusnya malam ini menikmati waktu bersama, harus mengesampingkannya dulu karena masalah yang dibuat oleh Delisha. Mendengar respon Ryan setelah ia bercerita, Dirga mengangguk. "Iya, perempuan sialan itu tadi mengatakannya dan Papa sama sekali tidak mengelak. Dia malah meminta maaf pada Mama, itu artinya yang dikatakan oleh si Delisha itu memang benar." Ryan dan Nina tak bersuara, sama-sama bingung bagaimana harus merespon. Apalagi Nina, ia begitu sangat shock mendengar ayahnya kembali menikah lagi dengan seorang wanita yang lebih pantas menjadi anaknya. "Demi apa pun aku benar-benar tidak habis pikir!" ucap Ryan,

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 100. Status Sebagai Ibu Mertua dan Ibu Tiri

    "Apa maksud dari ucapanmu, huh?" tanya Nada, ia pun sama bingungnya. Pikiran buruk mulai terlintas di pikirannya. Apalagi melihat Delisha yang dengan berani menyelipkan tangan di siku lengan ayah mertuanya. Sedang ia tahu, jika keluarga suaminya adalah keluarga yang cukup agamis. Jelas tidak mungkin jika sang ayah mertua tetap diam saat di sentuh oleh wanita lain selain mahramnya. Jika demikian, itu artinya ...."Kok kamu masih tanya sih, Nad. Masa apa yang aku lakukan masih belum jelas dan tidak membuat kalian mengerti." "Delisha? Cukup! Kamu pergi dari sini dan jangan membuat keributan!" ucap Dendi."Apa sih, Mas? Kamu diam dan jangan banyak bicara! Aku sudah cukup lama menunggu hari ini tiba!" jawab Delisha. "Mas? Dia memanggil kamu Mas, Pah?! Apa maksudnya ini, huh?" tanya Marwah pada sang suami. Suaranya sedikit gemetar saat berbicara."Papa akan jelaskan nanti saat di rumah, Mah," jawab Dendi."Kenapa harus nanti sih, Mas? Sekarang saja," jawab Delisha dengan senyuman yang se

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 99. Sekarang Bagian dari Keluarga

    "Apa maksudnya keluarga? Jangan aneh-aneh ya, kamu! Pergi kamu dari sini!" usir Marwah dengan nada yang ketus. Raut wajahnya terlihat merah padam menahan marah. "Dasar perempuan tidak tahu diri! Sudah ditolak, masih saja mengejar anakku. Punya malu dong!" "Cih!" Delisha mengalihkan pandangan ke arah lain dan mendecih sinis. Ia juga nampak tersenyum smirk, senyuman jahat nampak terlihat begitu jelas di wajahnya. "Kamu tuh ada masalah apa sih sama aku, Sha? Kamu gak capek apa terus ganggu hidup aku? Aku tuh capek tau ngadepin kamu terus," sahut Nada bersuara. Pandangan Delisha lantas beralih pada Nada. "Sampai mati pun aku akan terus ada di sekitaran kamu, Nad. Aku akan terus menjadi bayang-bayang kamu dan akan terus mengganggu kamu," jawab Delisha, kali ini ia tidak memasang senyuman smirk, tapi senyumnya nampak terlihat sangat manis. Sayangnya, senyuman manis itu malah membuat Nada ngeri melihatnya. "Aku akan terus ada dalam pandanganmu, Nad," lanjutnya lagi. "Teruslah bermimpi,

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 98. Bagian Dari Keluarga

    "Dia di sini?" gumam Dirga saat membaca pesan dari Ryan yang mengatakan jika Delisha kini sedang berada di ruangan yang sama dengannya. "Kenapa, Mas?" tanya Nada saat dengan tak sengaja mendengar gumaman Dirga. Dirga lantas memperlihatkan layar ponselnya pada Nada seraya berkata, "Ryan bilang kalau Delisha ada di sini," jawab Dirga. "Delisha ada di sini? Mau apa di ke sini?" Nada bertanya walau ia tahu jika sang suami pasti tidak tahu jawabannya. "Mas? Bagaimana kalau dia buat masalah di sini." "Kamu jangan jauh-jauh dari aku," ucap Dirga mulai meraih telapak tangan Nada dan menggenggamnya. "Aku curiga dia datang ke sini mau berulah. Dia sama sekali tidak diundang, terus tiba-tiba ada di sini, jelas ini aneh, kan?" Nada diam sebentar sebelum akhirnya menjawab, otaknya nampak bekerja keras hingga akhirnya ia berkata, "Mas? Aku rasa saat aku tidak sengaja melihat dia di rumah sakit tempo hari itu, dia juga pasti melihat aku. Ada kemungkinan dia tahu aku ke dokter kandungan dan dia

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 97. Sedang Apa Dia?

    "Yakin yang Nada dan ibumu lihat itu Delisha?" tanya Ryan setelah mendengar cerita yang baru saja Dirga katakan padanya. Dirga mengangguk. "Nada bilang kalau dia yakin itu Delisha, dan dia bilang kalau ibuku juga yakin kalau itu Delisha. Cuma ya belum pasti saja si Delisha itu datang ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan atau ke dokter spesialis yang lain." "Perlukah ku cari tahu?" Dirga menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak usah, untuk apa? Dia bukan urusan kita. Untuk apa kita mengurusi hidup dia? Kita juga punya kesibukan masing-masing. Semisal dia betulan ke dokter kandungan, ya sudah ... kenapa memangnya? Mungkin dia sudah menikah, kan? Atau, semisal dia ke dokter spesialis yang lain, ya biarkan saja. Mungkin dia sakit dan sedang memeriksakan diri. Tidak usah pedulikan dia." "Ya memang, aku juga tidak peduli dia datang ke rumah sakit untuk apa. Tapi masalahnya kita bisa meminta pertanggung jawaban dia atas apa yang dia lakukan pada Nada. Dia membodohi kita dan secara

DMCA.com Protection Status