Beranda / Pernikahan / Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku / Bab 26. Tidak Mau Melepaskan

Share

Bab 26. Tidak Mau Melepaskan

Penulis: Shinee Dandelion
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku ingin bicara serius denganmu, Mas," ucap Nada dengan raut wajah yang tegang menatap pria yang kini sedang berdiri di hadapannya.

"Mau masuk dulu?" tawar Fathir. Ia dan Nada memang berbicara di teras rumah.

Nada menggelengkan kepala.

"Kita bukan pasangan yang halal, tidak baik untukku masuk ke rumah seorang pria hanya seorang diri saja. Sedang aku tahu kamu di sini tinggal sendirian. Jadi di sini saja, lagipula aku tidak akan lama," ucap Nada terlihat tegas tetapi hatinya tidak sama sekali. Ia begitu sangat gugup menghadapi Fathir. Ia sampai memainkan jari jemarinya karena saking gugupnya.

Jujur saja ia bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Tidak sampai hati mengatakan isi hatinya pada Fathir karena takut dianggap mempermainkan hati.

Tapi jika terus berdiam diri saja, malah hatinya yang semakin sakit dan ia tersiksa. Ia tidak mau menghabiskan hidup dengan pria yang tidak ia inginkan.

Bukankah seumur hidup itu terlalu lama jika dijalani bersama orang yang tidak kita ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 27. Selesai!

    "Aku ... tidak mau melepaskan kamu." "Hah?" Nada menatap Fathir dengan tatapan kaget.Tidak mau melepaskan? Apa dia juga sama keras kepalanya seperti Dirga? Ck! Kemarin ia membuat masalah semakin besar begitu? Nada menghela napas panjang, menunduk pasrah dan bingung menghadapi masalah yang ia buat sendiri. Ia mengutuk diri! Kenapa kemarin ia harus membuat suaminya cemburu segala? Benar kata uminya, ia terlalu kekanak-kanakan."Pfftttt ...." Fathir tertawa pelan.Mendengar Fathir tertawa pelan, sontak membuat Nada kembali menatap pria itu lagi. Kenapa dia malah tertawa?"Aku hanya bercanda," ucap Fathir. "Hah?" "Jujur saja rasanya memang berat sekali melepaskan kamu. Aku sudah sejatuh itu padamu, Nad, tapi ya mau bagaimana lagi? Hatimu bukan untukku. Sudah aku bilang aku tidak mau menghabiskan hidup dengan wanita yang tidak menginginkanku. Jadi ya masa aku menelan mentah-mentah ucapanku." "Ck! Aku kan sedang bicara serius dengan kamu, Mas! Kenapa malah bercanda?!" "Ini biar ti

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 28. Tidak Diharapkan?

    "Maaass?!" panggil Nada dengan mata terbelalak saat melihat sang suami yang terbaring di atas ranjang. Yang membuatnya kaget ialah ia yang melihat ada noda darah di atas bantal putih yang suaminya baringi. "Mas? Maaasss!" panggil Nada menepuk pelan pipi sang suami. Ia yang sudah kaget itu kini semakin kaget saat merasakan tubuh suaminya yang begitu hangat. "Maaass? Bangun," ucap Nada dengan raut wajah yang panik. Dia lantas mengambil ponsel dan menghubungi ibu mertuanya agar bisa segera membantunya.Setelah menghubungi ibu mertuanya, Nada lantas pergi ke dapur, berniat mengambil air untuk mengompres kening suaminya. Berharap panas suhu tubuhnya menurun sambil menunggu kedatangan ibu mertuanya. Beberapa saat kemudian. "Nad? Nadaaa?" Pandangan Nada lantas beralih pada pintu kamarnya. "Di sini, Mah, di kamar," ucap Nada setengah berteriak. "Dirga kenapa?" tanya Marwah begitu membuka pintu kamar. "Gak tau, kita bawa saja ke rumah sakit. Mungkin karena lukanya tidak diobati." "Ya s

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 29. Mengundang

    Nada menatap suaminya dengan tatapan kesal. Kehadirannya seolah tak diharapkan oleh sang suami karena Dirga malah langsung mengalihkan pandangan seolah enggan melihat wajahnya.Dengan jelas Nada juga melihat Dirga yang malah menghela napas setelah menatapnya. "Kamu gak suka aku pulang?" tanya Nada saat sudah berdiri di samping ranjang. Raut wajahnya terlihat kesal. Ingin rasanya ia memukul kepala suaminya yang terluka. Agar pria itu kesakitan! Sama seperti hatinya yang kini sakit karena malah diacuhkan."Kemarin aja ngejar-ngejar, sekarang giliran aku kejar balik kamu malah ngeselin kayak gini. Jadi nyesel aku pulang ke sini!" lanjut Nada lagi, "Padahal aku juga udah panik banget tadi pagi. Walau capek dan ngantuk, aku tetap nemenin kamu di sini. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang?" Dirga yang tadi mengalihkan pandangan ke arah lain itu kini mulai menatap Nada yang berdiri di sampingnya. Dia menatap Nada dengan raut wajah yang terlihat bingung. Yakin tidak yakin dengan penglihatan

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 30. Kenapa Dia Datang?

    "Aku datang kemari karena ingin mengundang kamu." "Hm? Me–mengundang? Secepat itu?" Nada tersenyum dan mengangguk. Melihat raut wajah suaminya yang terlihat shock, kemudian terlihat sedih membuatnya senang. Ia memang tidak kapok dengan apa yang terjadi kemarin. Masih saja ingin melihat suaminya cemburu. Tapi, mereka sedang berduaan di dalam ruangan yang tertutup, harusnya aman. "Ke–kenapa harus jauh-jauh datang kemari hanya untuk mengundang?" tanya Dirga, "Kamu kan bisa mengirimi aku pesan atau telfon. Tidak harus seniat ini sampai datang kemari hanya untuk mengundang aku. Membuat sakit saja!" Dirga bergumam di kalimat terakhir sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain. Membuat Nada yang melihatnya gemas. Ia lalu menjawab, "Ya karena aku ingin melihat wajah menyedihkan kamu." Dirga sontak menatap Nada. "Kamu balas dendam? Ini bukan kamu banget!" "Semua orang kan bisa berubah," ucap Nada sembari tersenyum.Melihat Nada yang malah tersenyum membuat Dirga ingin kesal dan marah

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 31. Salahku Apa?

    "Kenapa dia datang kemari?" tanya Nada dengan suara yang pelan berbisik dan ia berucap dengan gigi yang menggertak. "Aku tidak tahu, Sayang," jawab Dirga pelan seraya melingkarkan tangannya memeluk pinggang Nada. Sengaja ia lakukan agar dilihat oleh wanita yang datang. Siapa lagi kalau bukan Delisha. Delisha yang melihat sontak geram, kesal bukan main melihat Dirga yang memeluk Nada. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Dirga pada Delisha. Ia meraih telapak tangan Nada dan mengecupnya beberapa kali. Mata Nada tertuju pada Delisha, melihat raut wajah orang ketiga di rumah tangganya yang terlihat kesal saat sang suami bersikap manja padanya. Melihatnya membuat Nada begitu puas. Jika dulu ia tidak berani menatap Delisha dengan kepala tegak. Kali ini ia menatap wanita itu dengan berani. Bersikap lemah lembut malah akan membuat wanita itu seenaknya. "Menjenguk kamu," jawab Delisha menghampiri ranjang dimana Dirga terduduk. "Tadi begitu sampai ke rumah kamu, tetangga bilang kalau kamu di baw

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 32. Tidak dengan Anaknya, Haruskah dengan Ayahnya?

    "Kenapa kamu begitu membenci aku sampai melakukan fitnah seperti ini? Salahku apa?!" "Salahmu adalah menyukai semua yang aku suka! Dulu Farhan dan sekarang Dirga! Kamu merebut semua yang aku suka!" "Dulu aku mengalah ya, Delisha! Aku lepaskan dia untuk kamu! Dan aku tidak pernah merebut Mas Dirga dari kamu! Sebelum dengan kamu, aku yang lebih dulu bertemu dengan Mas Dirga. Justru kamu yang selalu merebut! Dulu mungkin aku mengalah karena dia belum menjadi milikku. Tapi tidak dengan yang sekarang. Mas Dirga milikku dan aku tidak akan memberikannya padamu! Selamanya dia akan menjadi milikku!" tegas Nada. Kedua tangan Delisha mengepal kuat. Menatap Nada dengan tatapan benci. Sementara Dirga, dia malah tersenyum puas mendengar sang istri berbicara. Ia senang sekali mendengarnya."Apalagi sekarang aku sedang mengandung anak Mas Dirga. Aku semakin tidak akan melepaskan dia untukmu." Mata Delisha dengan seketika terbelalak. "Ka–kamu hamil?" tanya Delisha.Nada tersenyum dan mengangguk. "

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 33. Kembali Bekerja

    Beberapa hari kemudian. "Kita panggil Mama saja ya, Mas?" "Nggak!" sahut Dirga cepat, "Kamu gak inget terakhir kali Mama bicara gak ada berhenti-hentinya! Aku males denger ocehan dia! Kalau dia ke sini, aku bisa habis lagi." "Anggap saja siraman rohani," jawab Nada. "Ceramah Mama tuh gak akan ada habisnya! Sebelum pulang dia pasti akan terus banyak mengomel. Udah! Kamu yang obatin, aku begini juga karena nolongin kamu ya waktu itu." "Ya tapi aku ngeri liat lukanya. Gak bisa aku! Aahhh ... atau kita panggil Umi saja?" "Pfftttt ... masa dari Semarang ke Jakarta Umi cuma mau bantuin gantiin perban doang. Yang bener aja! Sayang ongkosnya. Mending dipake jajan seblak." "Dari sekian banyak makanan kenapa harus seblak? Kan bisa spaghetti, ayam goreng, atau apa gitu yang elit." "Seblak lebih menggoda, sama seperti ...." "Menggoda seperti apa? Seperti Delisha?" sahut Nada dengan mata yang memicing. "Suudzon! Seperti bibir kamu! Sangat menggoda." Dirga menatap sang istri yang duduk di

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 34. Berhati-hatilah

    Dirga dan Delisha saling beradu pandang saat berhadapan di ambang pintu ruang guru. Delisha yang akan keluar itu menatap Dirga dengan tatapan marah, ia memutar kedua bola matanya malas kemudian berjalan melewati Dirga begitu saja. Sementara Dirga, alisnya nampak terangkat, kemudian meneruskan langkah juga tak peduli. Ia justru senang dengan sikap Delisha yang acuh padanya, tidak banyak bicara meminta untuk dinikahi. Ia jadi tak harus banyak beraksi juga menghadapi wanita itu. Ryan yang sejak tadi duduk di kursinya itu alisnya bertaut. Ia lantas bertanya setelah Dirga duduk di kursi yang berada tepat di sampingnya. "Berantem?" tanya Ryan. Dengan tatapan sinis, Dirga menoleh. Ia memang masih marah dan kesal pada temannya itu sejak saat Ryan meminta ia melepaskan Nada dan dia berniat akan menikahi istrinya menggantikannya. "Udahan! Aku sudah memutuskan hubungan dengan dia," jawab Dirga ketus, "Aku juga tidak akan pernah bercerai dengan Nada dan kami sepakat bersama! Jadi jan

Bab terbaru

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   105.

    Marwah tak henti-hentinya menangis. Bagaimana tidak, pria yang hidup dengannya hampir 30 tahun itu kini mengkhianati cinta dengan menikah lagi tanpa sepengetahuannya.Dan yang lebih gila, sang suami menikahi wanita yang lebih pantas menjadi putrinya. Lebih gila lagi, wanita itu adalah wanita yang hampir saja merusak rumah tangga putra mereka dan sempat menjadi simpanan putra mereka. Hatinya hancur, sakit tak terkira. Dadanya terasa sesak, nyeri seperti ribuan jarum berhasil menusuk hatinya. Tenggorokannya juga tercekat, hingga rasanya sulit sekali menarik napas dan menghirup udara. Ia begitu sangat sulit bernapas seperti ikan yang dilempar ke daratan."Mah?" panggil Dendi. Pandangan Marwah lantas beralih pada asal suara. Dilihatnya sang suami yang baru saja membuka pintu. Marwah yang sejak tadi duduk di tepi ranjang seraya terisak itu sontak beranjak dan berkata, "Kamu? Mau apa kamu ke sini, huh?" tanya Marwah dengan nada yang ketus. Nada suaranya juga terdengar gemetar."Aku minta

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   104. Balas Dendam Part 2

    "Mau apa kamu ke sini?" Nada berbicara dengan ketus saat melihat Delisha yang baru saja datang. Delisha tak menjawab, ia malah memutar kedua bola matanya malas saat Nada bertanya. "Maaass?" ucapnya memanggil suaminya semakin mengacuhkan. Nada yang merasa geram itu lantas mendekati Delisha, kemudian memegang pergelangan tangan Delisha dan menariknya keluar. "Mau apa kamu? Lepas!" ucap Delisha dengan nada yang ketus saat Nada menariknya kasar. Sedang Nada, ia tidak peduli, ia malah semakin kasar menarik Delisha untuk keluar. Karena jujur saja, ia benar-benar geram dan muak sekali menghadapi Delisha yang kini tingkahnya semakin di luar batas. "Sayang?" panggil Dirga mengikuti sang istri yang berjalan keluar. Nina dan Ryan juga mengikuti langkah kaki Nada yang berjalan keluar. "Pelan-pelan, aku sedang hamil!" ketus Delisha, ia melepas dengan kasar tangan Nada saat mereka sudah berada di ruang depan. "Bagaimana kalau aku terjatuh dan bayiku kenapa-kenapa, huh?" "Bagus kalau

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   103. Berkaca Dirilah

    Dendi sama sekali tidak memperdulikan ucapan Delisha yang melarangnya untuk pulang. Walau wanita itu terus berteriak hingga membuat gendang telinganya terganggu, Dendi terus melangkah pergi. Setelah hampir 30 menit berada di perjalanan, akhirnya mobil yang Dendi kemudikan berhenti juga di depan sebuah halaman. Ia lantas keluar dari mobil dan masuk."Assalamualaikum," salam Dendi begitu masuk rumah. Dilihatnya rumah yang terlihat ramai dengan anak dan juga menantunya. Terkecuali putri sulungnya. Alih-alih mendapatkan sambutan baik dari anak dan menantunya, ia malah di tatap dengan tatapan sinis. Apalagi Nina, putrinya itu menatapnya dengan tatapan yang terlihat benci penuh amarah."Mau apa Papa ke sini?" tanya Nina dengan nada yang ketus. Menatap sang ayah dengan tatapan benci. Karena jujur saja ia sama sekali tidak menyangka dan juga tak percaya jika sang ayah yang selama ini ia hormati, ia segani dan ia anggap sebagai panutannya dan bahkan ia berharap bisa mempunyai suami yang pers

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   102. Balas Dendam

    "Kenapa kamu datang ke acara pernikahan Nina? Sudah aku bilang untuk jangan bertingkah!" ucap Dendi dengan nada yang ketus pada Delisha. Walau diketusi, Delisha nampak acuh tak acuh. Ia duduk bersandar pada sofa seraya memainkan jari-jari lentiknya dan raut wajahnya terlihat santai seolah tak terjadi apa pun. 'Aku menunggu hari ini dengan tidak sabar, mana mungkin melewatkannya begitu saja,' ucap Delisha di dalam hati, "Dan akhirnya, semua yang terjadi hari ini benar-benar sesuai dengan ekspektasiku. Mereka semua nampak sangat kaget dan si Marwah itu hancur! Setelah urusanku dengan si Marwah itu selesai, tiba nantinya giliranmu Nada," batin Delisha lagi. Senyuman nampak terlihat di bibirnya saat ia sibuk dengan isi hati dalam lamunannya. Melihat Delisha yang malah tersenyum saat ia sedang banyak bicara, Dendi mulai geram dan kesal sekali. "Delisha! Aku sedang berbicara denganmu! Tatap suamimu jika sedang bicara!" "Apa sih? Berisik!" ucap Delisha mulai menatap pria paruh baya yan

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   101. Tidak Habis Pikir

    "Apa? Jadi si Delisha itu sekarang istri dari ...." Ryan menatap Dirga tak percaya setelah mendengar pria itu bercerita tentang apa yang terjadi tadi siang. Kini, mereka semua sedang berkumpul di kediaman rumah Marwah. Nina dan Ryan nampak terlihat sangat shock. Hari di mana seharusnya menjadi hari paling membahagiakan, malah menjadi sebaliknya. Bahkan mereka yang seharusnya malam ini menikmati waktu bersama, harus mengesampingkannya dulu karena masalah yang dibuat oleh Delisha. Mendengar respon Ryan setelah ia bercerita, Dirga mengangguk. "Iya, perempuan sialan itu tadi mengatakannya dan Papa sama sekali tidak mengelak. Dia malah meminta maaf pada Mama, itu artinya yang dikatakan oleh si Delisha itu memang benar." Ryan dan Nina tak bersuara, sama-sama bingung bagaimana harus merespon. Apalagi Nina, ia begitu sangat shock mendengar ayahnya kembali menikah lagi dengan seorang wanita yang lebih pantas menjadi anaknya. "Demi apa pun aku benar-benar tidak habis pikir!" ucap Ryan,

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 100. Status Sebagai Ibu Mertua dan Ibu Tiri

    "Apa maksud dari ucapanmu, huh?" tanya Nada, ia pun sama bingungnya. Pikiran buruk mulai terlintas di pikirannya. Apalagi melihat Delisha yang dengan berani menyelipkan tangan di siku lengan ayah mertuanya. Sedang ia tahu, jika keluarga suaminya adalah keluarga yang cukup agamis. Jelas tidak mungkin jika sang ayah mertua tetap diam saat di sentuh oleh wanita lain selain mahramnya. Jika demikian, itu artinya ...."Kok kamu masih tanya sih, Nad. Masa apa yang aku lakukan masih belum jelas dan tidak membuat kalian mengerti." "Delisha? Cukup! Kamu pergi dari sini dan jangan membuat keributan!" ucap Dendi."Apa sih, Mas? Kamu diam dan jangan banyak bicara! Aku sudah cukup lama menunggu hari ini tiba!" jawab Delisha. "Mas? Dia memanggil kamu Mas, Pah?! Apa maksudnya ini, huh?" tanya Marwah pada sang suami. Suaranya sedikit gemetar saat berbicara."Papa akan jelaskan nanti saat di rumah, Mah," jawab Dendi."Kenapa harus nanti sih, Mas? Sekarang saja," jawab Delisha dengan senyuman yang se

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 99. Sekarang Bagian dari Keluarga

    "Apa maksudnya keluarga? Jangan aneh-aneh ya, kamu! Pergi kamu dari sini!" usir Marwah dengan nada yang ketus. Raut wajahnya terlihat merah padam menahan marah. "Dasar perempuan tidak tahu diri! Sudah ditolak, masih saja mengejar anakku. Punya malu dong!" "Cih!" Delisha mengalihkan pandangan ke arah lain dan mendecih sinis. Ia juga nampak tersenyum smirk, senyuman jahat nampak terlihat begitu jelas di wajahnya. "Kamu tuh ada masalah apa sih sama aku, Sha? Kamu gak capek apa terus ganggu hidup aku? Aku tuh capek tau ngadepin kamu terus," sahut Nada bersuara. Pandangan Delisha lantas beralih pada Nada. "Sampai mati pun aku akan terus ada di sekitaran kamu, Nad. Aku akan terus menjadi bayang-bayang kamu dan akan terus mengganggu kamu," jawab Delisha, kali ini ia tidak memasang senyuman smirk, tapi senyumnya nampak terlihat sangat manis. Sayangnya, senyuman manis itu malah membuat Nada ngeri melihatnya. "Aku akan terus ada dalam pandanganmu, Nad," lanjutnya lagi. "Teruslah bermimpi,

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 98. Bagian Dari Keluarga

    "Dia di sini?" gumam Dirga saat membaca pesan dari Ryan yang mengatakan jika Delisha kini sedang berada di ruangan yang sama dengannya. "Kenapa, Mas?" tanya Nada saat dengan tak sengaja mendengar gumaman Dirga. Dirga lantas memperlihatkan layar ponselnya pada Nada seraya berkata, "Ryan bilang kalau Delisha ada di sini," jawab Dirga. "Delisha ada di sini? Mau apa di ke sini?" Nada bertanya walau ia tahu jika sang suami pasti tidak tahu jawabannya. "Mas? Bagaimana kalau dia buat masalah di sini." "Kamu jangan jauh-jauh dari aku," ucap Dirga mulai meraih telapak tangan Nada dan menggenggamnya. "Aku curiga dia datang ke sini mau berulah. Dia sama sekali tidak diundang, terus tiba-tiba ada di sini, jelas ini aneh, kan?" Nada diam sebentar sebelum akhirnya menjawab, otaknya nampak bekerja keras hingga akhirnya ia berkata, "Mas? Aku rasa saat aku tidak sengaja melihat dia di rumah sakit tempo hari itu, dia juga pasti melihat aku. Ada kemungkinan dia tahu aku ke dokter kandungan dan dia

  • Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku   Bab 97. Sedang Apa Dia?

    "Yakin yang Nada dan ibumu lihat itu Delisha?" tanya Ryan setelah mendengar cerita yang baru saja Dirga katakan padanya. Dirga mengangguk. "Nada bilang kalau dia yakin itu Delisha, dan dia bilang kalau ibuku juga yakin kalau itu Delisha. Cuma ya belum pasti saja si Delisha itu datang ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan atau ke dokter spesialis yang lain." "Perlukah ku cari tahu?" Dirga menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak usah, untuk apa? Dia bukan urusan kita. Untuk apa kita mengurusi hidup dia? Kita juga punya kesibukan masing-masing. Semisal dia betulan ke dokter kandungan, ya sudah ... kenapa memangnya? Mungkin dia sudah menikah, kan? Atau, semisal dia ke dokter spesialis yang lain, ya biarkan saja. Mungkin dia sakit dan sedang memeriksakan diri. Tidak usah pedulikan dia." "Ya memang, aku juga tidak peduli dia datang ke rumah sakit untuk apa. Tapi masalahnya kita bisa meminta pertanggung jawaban dia atas apa yang dia lakukan pada Nada. Dia membodohi kita dan secara

DMCA.com Protection Status