Share

Bab 2. Jangan Egois!

Nada menatap Dirga tak percaya, kenapa suaminya sejahat itu padanya?

“D-Delisha?” bibir Nada terbata.

Dirga dan Delisha memang satu tempat kerja, mereka sama-sama guru di sebuah sekolah internasional. Nada tidak pernah sekalipun mencurigai sahabatnya itu, walaupun berkali-kali mendapati pesan Delisha masuk ke ponsel suaminya.

Ia kira, itu hanya masalah pekerjaan. Saat Dirga sering izin pergi bersama Delisha pun ia tidak terlalu memikirkannya.

“Sejak kapan, Mas… K-kenapa kamu tega….” air mata Nada mengalir, membuatnya tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

Dirga hanya menundukkan kepala. “Mas mohon, izinkan Mas mengkhitbah Delisha, Nad.”

Nada berdiri, sama sekali tidak menjawab permohonan Dirga tersebut. Lantas, ia berbalik memutar tubuh. Ia memilih pergi menaiki tangga menuju kamarnya tanpa menjawab keinginan Dirga.

Tidak akan mencium bau surga bagi para wanita yang meminta cerai pada suaminya tanpa alasan.

Nada menangis sesegukan di kamarnya, kenapa harus sesakit ini? Kenapa harus ada orang ketiga di rumah tangganya.

Sekuat apa pun istri pertama, tetap saja hatinya akan tergores luka jika melihat suaminya masuk ke kamar istri kedua.

Tak pernah Nada bayangkan juga jika suatu hari nanti Delisha masuk ke rumah ini. Kemudian Dirga akan tidur dalam satu kamar yang sama dengan Delisha.

Mereka akan tidur sembari berpelukan seperti yang sering ia lakukan dengan suaminya. Membayangkannya saja sudah membuat hatinya hancur apalagi jika itu benar-benar terjadi.

***

Setelah kejadian kemarin sore saat Dirga meminta mengizinkannya untuk boleh berpoligami, Nada masih belum memberikan jawabannya. Hatinya masih belum bisa menerima.

Ia tidak menyapa suaminya di pagi hari, hanya membuatkan sarapan, sebelum kembali ke kamar tamu. Baru setelah Dirga pergi bekerja, Nada keluar kamar.

Ia berniat menenangkan diri, dan akhirnya memutuskan pergi ke masjid As-Salam, tempat di mana dulu sang suami mengkhitbahnya. Tak berselang lama kemudian, seseorang menghampiri dan duduk di samping Nada tanpa persetujuan.

“Nad,” sapa wanita itu.

Delisha, orang itu Delisha. 

Nada menoleh menatap Delisha sebentar lalu kembali berpura-pura fokus pada Al-Quran yang sejak tadi ia pegang. Tak ada rasa canggung, keraguan apalagi rasa bersalah yang terlihat di wajah wanita itu.

"Maafkan aku Nad. Maaf aku telah lancang mencintai suamimu," ucap Delisha langsung.

Nada berhenti membaca Al-Quran. Ia menggigit bibir bawahnya kuat. Rasa sesak kembali terasa. Nada masih membungkam mulutnya, tak mau bicara apalagi menatap wajah wanita itu lagi.

"Berbagilah denganku, Nad. Aku mohon," ucap Delisha.

Mata Nada mulai berkaca-kaca dan setetes air mata membasahi halaman Al-Quran yang dipegangnya. Nada masih tak habis fikir dengan apa yang wanita itu katakan, tidakkah wanita itu sedikit saja mempunyai rasa malu?

Ingin rasanya Nada menampar dan mencaci maki wanita di sampingnya, tapi akal sehatnya mengatakan jangan! Ia tepat berada di hadapan rumah Allah, mana mungkin ia mencaci ciptaan-Nya tepat di hadapan pencipta-Nya.

"Kami saling mencintai, Nad. Aku mohon, izinkan kami untuk menikah, jangan jadi penghalang cinta kami, Nad.”

Nada mengangkat kepalanya. “Tidakkah kamu punya malu mengatakan itu kepadaku, Del?”

"Kamu tentu mengerti agama kan, Nad? Jika Mas Dirga menemui aku setiap hari, hanya akan menumpukkan dosa! Aku wanita yang jelas haram untuknya, jadi aku memintanya untuk halalkan aku. Aku juga tidak mau terus menumpukkan dosa!"

Nada menutup Al-Quran setelah mengucapkan shadaqallah di dalam hati. Ia menatap Delisha dengan mata yang memerah. Tangannya sudah mencengkeram Al-Quran tersebut.

Nada merasa kasihan dengan janin yang dikandungnya. ‘Maafkan Bunda, Nak. Kamu harus mendengar ucapan menjijikan itu dari mulut wanita ini.’

“Kami saling mencintai,” Delisha masih belum puas, jadi ia berkata lagi. “Lagipula aku tau kamu tidak mencintai Mas Dirga. Aku tau kamu mencintai Kak Farhan. Iya kan?"

Nada sontak menatap sinis ke arah Delisha, ia tak mengerti dengan apa yang Delisha katakan.

“Apa?” sahut Nada.

"Aku mohon, kamu jangan egois! Kamu bahkan gak mencintai Mas Dirga. Jadi, biarkan aku dan Mas Dirga bersama," ucap Delisha, sebelum wanita itu berdiri dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Nada.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status