Share

Bab 3. Pilih Salah Satu

‘Apa yang dia katakan? Aku? Penghalang?’

Nada menatap kepergian Delisha dengan air mata yang menggenang. Nada terus menangis hingga sesenggukan setelah kepergian Delisha. 

Farhan, nama yang tadi Delisha sebutkan adalah seorang senior laki-laki yang sempat mengisi hatinya saat SMA dulu. Dia lelaki yang baik, sholeh, dan tampan. Namun, karena Delisha bilang dia menyukainya, Nada pun tidak berani mengungkapkan perasaannya.

Itu sudah kejadian lama, bahkan Nada sudah hampir melupakan perasaan itu.

Ia hanya mencintai suaminya, Dirga. Namun, laki-laki itu ternyata malah mencintai wanita lain.

***

“Assalamualaikum,” salam Dirga begitu masuk ke rumahnya.

Nada yang sejak tadi duduk di sofa ruang tengah itu sontak pandangannya beralih pada pintu saat mendengar suara Dirga yang mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam," jawab Nada tersenyum ramah. 

Ia lantas beranjak dari duduknya dan menghampiri sang suami. Mengambil alih tas yang di pegang suaminya dan mempersilahkan suaminya masuk. 

"Mas mau makan dulu? Atau mandi dulu?" tanya Nada bersikap seperti biasa, seolah tak terjadi apa pun. Walau jujur saja hatinya masih sangat sakit dan hancur.

Bagaimana tidak, suaminya meminta agar ia mengizinkannya menikah lagi. Dan wanita simpanannya, datang padanya untuk jangan egois.

"Nanti aja, Mas mau bicara sama kamu," ucap Dirga.

Saliva Nada terasa tertahan di tenggorokan. Dadanya kembali terasa sesak, ia bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Dirga.

Nada membuang rasa sakit di hatinya, ia kembali memasang senyuman lagi. Kemudian berkata, "Iya, kita bicara, tapi nanti setelah kamu mandi dan makan. Kita akan bicara dengan perut kamu yang sudah terisi."

"Nad—"

"Mandi dulu, Mas," sela Nada memotong.

Dirga tak lagi menjawab, ia menatap Nada sebentar kemudian berlalu pergi seraya menghembuskan napas.

Bukan hanya Dirga saja yang menghela napas, tetapi Nada juga.

Setelah melihat Dirga yang berjalan menaiki anak tangga, Nada menaruh tas kerja Dirga di atas meja ruang tengah. Kemudian, dia berjalan ke arah dapur untuk menghangatkan lauk pauk yang sudah ia masak siang tadi.

30 menit kemudian.

Dirga yang baru saja selesai mengisi perutnya itu menatap Nada. "Nad? Aku sama Delisha udah mutusin kalau kita mau—"

"Aku izinkan kamu menikah lagi," sela Nada memotong ucapan suaminya cepat. 

Pandangannya melihat lurus ke arah nasi di piring yang tinggal setengahnya lagi. Tak berani menatap sang suami karena takut air mata tumpah membasahi pipi dan ia tak sanggup mengatakan kata lebih lanjut.

Selera makannya pun dengan seketika hilang. Sebenarnya selera makannya sudah hilang sejak saat ia tahu suaminya ingin menikah lagi. Tetapi ia paksa makan demi bayi dalam kandungannya.

Dirga cukup terbelalak. "Kamu ... serius?" tanya Dirga.

Nada menelan saliva yang tertahan di tenggorokan. Ia mengangguk dan berkata, "Tapi ...."

"Tapi apa?" tanya Dirga cepat. "Aku harus bersikap adil? Atau ... kamu tidak mau serumah dengan Delisha? Kamu tidak mau Delisha tinggal di rumah ini?" tanya Dirga menatap Nada dengan tatapan sangat serius.

Nada menelan saliva. Suaminya nampak sangat bersemangat sekali setelah ia berbicara. Membuat dadanya semakin terasa sesak.

Nada menggelengkan kepala. "Aku sama sekali tidak masalah kalau nanti dia mau tinggal di rumah ini. Atau bahkan dia tidur di kamar kita juga aku tidak masalah."

Dirga kembali terbelalak.

"Tapi… aku yang gak bisa tinggal di rumah ini."

"Kamu minta rumah baru? Nad, kamu—"

"Selesaikan hubungan kamu dengan aku, kembalikan aku pada ibuku, baru kamu boleh menikah lagi dan membawa istri barumu ke rumah ini," sela Nada memotong.

Dirga terdiam, dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak! Aku gak akan ceraiin kamu!" ucap Dirga.

"Kalau begitu pilih salah satu. Karena sampai mati pun aku gak mau dimadu."

"Tapi aku jatuh cinta pada Delisha, Nad!"

"Ya nikahi dia!” ini pertama kalinya Nada menaikan nada suaranya. 

Ia pun melanjutkan, “Barusan aku sudah mengatakan jika aku mengizinkan kamu menikah lagi. Aku juga tidak mau menjadi orang yang egois karena menghalangi kalian. Aku juga tidak mau menjadi orang yang jahat karena membiarkan kalian terus menumpukkan dosa, tapi sebelum kalian menikah, ceraikan aku!"

Dirga kembali menggelengkan lagi kepalanya. "Aku menginginkan kalian!"

"Kamu egois, Mas!"

"Iya aku tau aku egois! Tapi aku sayang sama kalian berdua. Aku gak bisa ninggalin satu di antara kalian. Lagipula, bukankah tidak masalah jika pria mempunyai istri lebih dari satu? Dan lagi, Delisha tidak menuntut lebih! Dia bahkan rela dinikahi siri dan tetap tinggal di rumah kontrakannya."

"Aku tidak mau berbagi suami!” sahut Nada tegas. “Aku tidak mau saat kita berpelukan atau bahkan berhubungan suami istri, tiba-tiba aku ingat kalau kamu juga melakukan hal yang sama pada wanita lain. Hatiku gak setegar itu, Mas!”

Nada berdiri, menatap Dirga dengan wajah memerah karena emosi. “Jadi pilih salah satu. Aku ... atau dia!" Nada beranjak, berjalan ke arah tangga menuju lantai atas.

"Aku tidak bisa memilih satu di antara kalian! Aku tidak akan menceraikan kamu dan aku akan tetap menikahi Delisha secara siri!" ucap Dirga dengan nada suara yang cukup keras.

Nada yang mendengar tidak peduli, ia terus melangkahkan kaki menuju kamarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status