Share

Bab 0004

Penulis: Miss.EA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 18:24:39

***

“Tuan, apakah Anda baik-baik saja?” tanya wanita yang merupakan asisten Nathan, Daisy namanya. Ia memiliki postur tubuh mungil, kulit cerah seputih susu, dan … wajah yang sangat cantik.

“Ah, maaf jika saya lancang,” ia tampak gugup ketika ditatap datar oleh Nathan. “Saya hanya mencemaskan keadaan Anda. Sejak tadi … saya melihat Anda tidak fokus. Bahkan, beberapa pertanyaan dari klien cukup lama Anda tangkap.”

Sejenak, Nathan menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Ia menegakkan tubuh, kemudian menyandarkan punggung di sandaran sofa. Saat ini, ia dan Daisy masih berada di dalam sebuah ruangan VVIP di restoran setelah mengadakan pertemuan dengan klien.

Nathan meraup wajahnya dengan kedua tangan, menandakan betapa gelisahnya ia. Sejak pagi tadi, ia belum bisa mengusir bayangan Mary dari pikirannya.

Wanita cantik itu memenuhi pikirannya dan membuatnya khawatir. Rasanya, Nathan ingin pulang saat ini juga untuk menemui kekasihnya itu, memastikan langsung apa yang terjadi dengan Mary.

Namun, Nathan juga tidak ingin egois dengan mencampuradukkan masalah pribadinya dengan pekerjaan. Ia tidak ingin mengecewakan pamannya, Dominic, dengan cara membuat kekacauan dalam sekejap semua rencananya yang sudah lama disusun.

“Aku baik-baik saja,” jawab Nathan kemudian, melirik Daisy sekilas. “Kamu sudah selesai makan?” tanyanya.

Daisy mengangguk pelan. “Sudah, Tuan. Anda sendiri, apakah sudah?”

“Ya, aku sudah selesai,” jawab Nathan, padahal ia tidak menyentuh satupun menu yang tersaji di depannya. Ia tidak berselera, merasa perutnya sangat kenyang.

“Kalau begitu, sebaiknya kita kembali ke hotel. Kamu bisa istirahat dulu sebelum kita melanjutkan pertemuan berikutnya,” kata Nathan.

Daisy mengangguk dengan sigap setelah mendengar ucapan Bosnya itu. Nathan berdiri dari duduknya, meraih ponsel yang terletak di atas meja. Sejenak ia mengetuk layar, berharap mendapatkan pesan dari Mary, namun ternyata tidak ada sama sekali.

Menghela napas berat, Nathan menyimpan benda pipih itu ke dalam saku jasnya dan melangkah keluar dari ruangan VVIP tersebut, diikuti oleh Daisy di belakangnya.

‘Tuan Nathan kenapa ya? Sepertinya tidak mungkin dia baik-baik saja. Pasti ada masalah. Atau … ada hubungannya dengan Nona Mary? Hmm, tapi kemarin mereka baik-baik saja, bukan? Sebelum kami berangkat, Nona Mary juga sempat menghubungiku,’ batin Daisy, bingung sambil melangkah.

Daisy sungguh bingung dengan perubahan sikap Nathan sejak tadi pagi. Di sisi lain, kemarin sebelum ia dan Bosnya itu berangkat, ia sempat mengobrol dengan Mary lewat telepon.

Seperti biasa, wanita itu meminta tolong kepadanya untuk selalu memastikan Nathan makan tepat waktu. Tidak hanya saat Nathan berada di luar kota, tetapi juga setiap harinya, saat di kantor, Mary selalu menghubungi Daisy. Sehingga bisa dibilang Mary dan Daisy memiliki hubungan yang cukup baik meskipun tidak begitu dekat.

Mary menyukai sikap Daisy yang sopan, pun sebaliknya— Daisy mengagumi Mary yang … humble meskipun wanita itu adalah kekasih Bosnya.

***

Di apartemen Mary saat ini, wanita itu duduk termenung di balkon. Mungkin sudah hampir tiga jam ia menghabiskan waktunya di sana tanpa melakukan apa pun.

Mary terus melamun. Pikirannya kosong. Kejadian semalam sukses menghancurkan hidupnya. Bagaimana tidak, semua harapannya telah dihancurkan oleh pria yang sangat dibencinya selama ini. Victor Marson.

‘Kalau Nathan pulang nanti, mungkin sebaiknya aku bicara sama dia. Memutuskan hubungan ini secara baik-baik mungkin adalah langkah yang tepat,’ batin Mary.

‘Apalagi yang bisa aku harapkan sedangkan kondisiku saja seperti ini? Apa yang bisa aku banggakan di hadapan Nathan, sedangkan diriku sehina ini?’

‘Tidak … aku tidak pantas lagi bersamanya. Dia itu terlalu baik, terlalu sempurna untuk wanita kotor seperti aku ini.’

‘Dia berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada aku. Apalah aku ini? Wanita yang … semalam habis diperkosa. Mana mungkin Nathan akan bersanding dengan wanita bekas dari pria lain seperti aku ini.’

‘Tidak! Mary, sadarlah. Sadar diri itu penting. Jangan harapkan apapun lagi. Jangan buat malu dirimu sendiri dengan mengharapkan hubunganmu dengan Nathan akan baik-baik saja.’

‘Selesaikan secepatnya dan lepaskan Nathan. Biarkan dia bebas menentukan jalan hidupnya. Biarkan dia menemukan penggantimu. Jangan egois, Mary.’

Sekali lagi, Mary menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Dadanya terasa sesak, terhimpit rasa yang tidak tertahankan. Teramat menyakitkan.

Detik berikutnya, ia bangkit dari duduknya, memutar tubuh, lalu masuk ke dalam kamar, menutup rapat pintu balkon dan menguncinya.

Dengan langkah lemah, Mary menuju ranjang. Ia membaringkan tubuhnya yang lelah di atas kasur dengan posisi miring, menarik selimut ke atas tubuh seraya menutup mata, mencoba untuk tidur. Mary berharap dapat melupakan semua yang terjadi.

**

Beberapa jam kemudian…

Tepat jam 12 malam, Nathan tiba dari luar kota. Sesampainya di bandara, Nathan meminta supirnya untuk mengantar Daisy ke apartemen wanita itu, disaat yang sama ia segera menuju club untuk bertemu dengan Mary.

Nathan berharap bisa bertemu sebentar dengan wanita itu, hanya sekadar memastikan bahwa Mary dalam keadaan baik. Mengenai alasan mengapa wanita itu tidak menjawab panggilannya atau membalas pesannya sejak kemarin, Nathan berencana membahasnya nanti— sebab ia sadari bahwa saat ini adalah waktu kekasihnya bekerja.

Setelah menempuh perjalanan dari bandara menuju club, akhirnya Nathan sampai di tempat tersebut. Ia turun dari mobil dan segera melangkah lebar masuk ke dalam club.

Suasana yang menyambutnya saat masuk tentu saja bising. Dentuman musik terasa memekakkan telinga, namun Nathan tak peduli dengan semua itu karena ia hanya ingin bertemu dengan kekasihnya.

“Mary di mana?” tanya Nathan kepada salah seorang bartender di bar, setelah mengangkat tangan tanda bahwa ia menolak minum.

“Mary tidak masuk malam ini. Dan dia juga tidak ada kabar,” jawab pria tersebut, salah satu rekan kerja Mary.

Mendengar jawaban pria itu, Nathan sontak mengerutkan kening. “Tidak masuk?” ulangnya sekedar memastikan.

“Iya, betul, dia tidak masuk,” jawab pria itu sambil mengangkat bahu. “Biasanya, kalau dia sedang sakit atau ada keperluan, dia selalu ngabarin. Tapi untuk malam ini, tidak sama sekali,” terangnya panjang lebar.

Nathan mengangguk pelan. “Oke, thanks!” Tanpa menunggu respons dari lawan bicaranya, Nathan segera memutar tubuh, meninggalkan bar dengan langkah lebar.

Kini ia duduk di dalam mobil. Dadanya berdebar kencang serta napasnya yang terengah-engah. “Apa yang terjadi padamu, Mary?” gumamnya seraya mengikat sabuk pengaman. Wajahnya terlihat cemas. Ia sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

Nathan melajukan mobilnya meninggalkan Nightclub tersebut, dan tujuannya kini adalah apartemen Mary. Ia berharap dapat menemukan wanita itu di sana dalam keadaan baik.

Setelah seharian penuh beraktivitas di luar kota, mestinya Nathan merasakan kelelahan yang luar biasa. Namun, semua itu tidak terasa karena rasa khawatirnya terhadap Mary.

‘Aku tidak mengerti mengapa kamu seperti ini. Tapi … aku harap, apapun itu, semoga kamu baik-baik saja, sayang,’ batin Nathan, melirik kaca spion. Ia kemudian menambah kecepatan laju mobilnya, ingin cepat-cepat sampai di apartemen Mary.

***
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
smoga aj Nathan Mao nrima Mary wlu udh tau crta yg sbnr ny.. trs Nathan Mao bls dendam k Victor ats prbuatn ny k Mary
goodnovel comment avatar
Qheyla Nurjannah
semoga Merry mau jujur sama Nathan menceritakan semua kemalangan yang menimpa nya saat Nathan pergi keluar kota ...
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
bakal sulit ini, kasian nathan sama mary jadi korban victor si brenģsek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • One Night Stand   Bab 0005

    *** Setelah menghabiskan waktu sekitar 15 menit dari club, Nathan tiba di apartemen Mary. Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Nathan keluar dengan langkah terburu-buru menuju lift yang akan membawanya ke lantai tempat unit apartemen kekasihnya berada. Setelah tiba di depan lift, Nathan masuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0006

    *** Di atas ranjang, Mary berbaring dengan posisi miring, kedua kakinya ditekuk. Matanya terlihat sembab akibat terlalu banyak menangis. Sejak ditinggalkan oleh Nathan sekitar dua jam yang lalu, yang bisa dilakukan Mary hanyalah menangis. Ia ingin sekali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0007

    *** Jam delapan pagi, cahaya matahari masuk melalui celah-celah tirai jendela kamar Mary. Di atas ranjang, wanita itu tidur pulas, ditemani Nathan yang setia memberikan pelukan hangatnya sepanjang malam. Posisinya yang membelakangi Nathan dan wajahnya yang menghadap ke arah jendela membuat cahaya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0008

    *** Jika sebelumnya Mary selalu antusias saat mengunjungi kediaman Hilton yang mewah dan megah, kali ini terasa berbeda. Ia menyadari ada sesuatu yang tidak nyaman di dalam hatinya ketika berada di tengah keluarga kekasihnya. Keluarga Nathan, yang sangat tulus dan ramah kepadanya, justru membuat M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0009

    *** Sebelumnya, Victor menuju toilet bersama temannya, Olso. Namun, temannya itu sudah selesai terlebih dahulu dan meninggalkannya di toilet untuk kembali ke ruang tengah, bergabung dengan Dominic dan Nathan di sana. Namun, sebuah kebetulan kembali membuat Victor dan Mary terjebak dalam situasi ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0010

    Di tengah langkahnya, Nathan berdoa dalam hati semoga ia tidak melihat hal-hal aneh yang akan membuatnya kecewa dan sakit hati. 'Tidak mungkin semua yang aku pikirkan ini menjadi kenyataan. Lagi pula, mereka tidak saling mengenal. Yeah... Aku hanya stres memikirkan keanehan yang terjadi pada Mary se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0011

    Di depan toilet, Nathan menatap khawatir pada Mary. Ia mendekat, lalu membelai lembut wajah kekasihnya itu. "Kamu baik-baik saja?" tanya Nathan dengan suara pelan. Mary mengangguk, berusaha tersenyum. "Iya, aku baik-baik saja," jawabnya, meskipun dalam hati ia merasa tertekan. "Tadi perutku agak sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 0012

    *** "Kau ini kenapa, huh? Tiba-tiba bersikap begini, gegabah tanpa berpikir panjang," Olso berkata sambil menyetir, melirik Victor yang duduk di sampingnya. "Nathan itu keponakan Tuan Dominic, dan dia sangat sayang terhadap keponakannya, seperti putranya sendiri. Dan kau... kau malah dengan beran

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • One Night Stand   Bab 0203

    Mary berdiri di tengah kamar, memandangi suasana yang berantakan—selimut yang tergeletak di lantai, bantal yang tak pada tempatnya, dan meja kecil yang dipenuhi barang-barang. Pandangannya sempat kosong, tetapi ia menarik napas panjang, memutuskan untuk mulai merapikan kamar. Ia mengambil selimut y

  • One Night Stand   Bab 0202

    Lucy dan Olso duduk di sofa di ruang tengah, tampak kebingungan. Mereka saling pandang, mencoba membaca situasi, tetapi tidak berani bertanya apa-apa. Mereka tidak tahu apa-apa soal kecurigaan Mary terhadap Victor, apalagi mengenai keterlibatan suaminya dalam kecelakaan yang menewaskan Nathan. Yang

  • One Night Stand   Bab 0201

    *** Tubuh Dominic seketika membeku, matanya melebar karena keterkejutan yang tak dapat ia sembunyikan. Ponsel di tangannya hampir saja terlepas, tapi Hannah dengan cepat menangkapnya sebelum benar-benar jatuh. “Sayang, ada apa?” tanya Hannah, suaranya penuh kekhawatiran saat ia melihat ekspresi Do

  • One Night Stand   Bab 0200

    Taman itu dipenuhi tanaman hijau subur, bunga-bunga bermekaran dalam berbagai warna—menambah keindahan suasana. Sebuah set kursi dan meja rotan dengan bantalan empuk berada di tengah ruangan, tempat semua orang berkumpul dengan santai. Di atas meja, beberapa cangkir teh telah terisi penuh dengan te

  • One Night Stand   Bab 0199

    *** Usai mandi, Mary dan Victor bergegas bersiap-siap tanpa membuang waktu. Begitu semuanya selesai, mereka meninggalkan kamar yang terlihat berantakan dan langsung turun ke lantai dasar. Tidak seperti biasanya, Mary sengaja tidak merapikan kamarnya lebih dulu. Ia tak ingin membuat Nyonya Zaria, C

  • One Night Stand   Bab 0198

    Mary menggigit bibir bawahnya, mencoba mengendalikan perasaan yang perlahan meledak. Tetapi sentuhan Victor, ciumannya, dan suara napasnya yang dekat begitu menggoda, membuatnya sulit berpikir jernih. Napas Mary semakin berat, dan ia tahu Victor sengaja memperlambat waktu mereka. Tanpa berkata apa-

  • One Night Stand   Bab 0197

    Lucy menghentikan kegiatannya sejenak dan beralih menatap Nyonya Zaria. Senyum ramah mengembang di wajahnya. "Tidak, Bibi," jawab Lucy sopan sambil menggeleng pelan. "Aku hanya menyiapkan sarapan untuk kita saja, yang ada di rumah ini." Mendengar percakapan itu, Chiara yang sedang mengawasi Zack di

  • One Night Stand   Bab 0196

    “Bagaimana bisa?” pikir Daisy dengan sesak yang menyelimuti dadanya. Apakah semua yang mereka lalui hanyalah kebohongan? Apakah malam-malam panjang yang mereka habiskan bersama, tawa, pelukan, bahkan cinta mereka, tak ada artinya bagi Nathan? Ia merasa begitu kecil, seolah semua pengorbanannya sia-

  • One Night Stand   Bab 0195

    *** London, UK... Di dalam kamar yang kacau balau, pakaian berserakan di lantai—sebuah dress merah yang tergeletak kusut, bra yang terlempar ke sudut ruangan, celana dalam, boxer, hingga jas pria yang terbuka kancingnya. Aroma pagi yang intens masih tercium samar, tetapi suasana di dalam kamar itu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status