Beranda / Romansa / One Night Stand / Bab 8: Kamu Mau Kekasihmu Tau?

Share

Bab 8: Kamu Mau Kekasihmu Tau?

Penulis: Miss.EA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 18:27:05

"Nathan, dia Victor," ucap Dominic. "Kalau Olso, kamu pasti masih ingat siapa dia," tambahnya pelan.

Dengan senyum ramah, Nathan mengulurkan tangan kanannya ke arah Victor, mengajak pria itu untuk bersalaman. "Senang berkenalan denganmu." ucapnya dengan nada ramah.

Victor membalas dengan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Nathan. Ia menatap dalam mata Nathan. 

"Terima kasih," balasnya singkat, dengan suara dingin yang jauh dari kata ramah seperti yang ditunjukkan oleh Nathan. Namun, hal itu tidak mengejutkan yang lain, karena mereka tahu bahwa begitulah karakter Victor.

"Baiklah, kebetulan sekali aku sangat lapar," ucap Dominic setelah Victor dan Nathan melepaskan jabat tangan mereka. Ia melirik pada Hannah. "Apakah makan siang kita sudah siap, sayang?" tanyanya pada sang istri.

"Ya, sudah siap. Kalau begitu, mari kita ke meja makan langsung," ajak Hannah kepada mereka, lalu wanita paruh baya itu meraih lembut tangan Mary. "Ayo, sayang, kita ke meja makan."

Mary mengangguk pelan, mencoba mengulas senyum di wajahnya yang terasa kaku. Ia melangkah lebih dulu bersama Hannah, sementara para pria menyusul di belakang mereka. Di dalam langkahnya, Victor terus menatap tajam punggung Mary.

'Bumi ini sungguh sempit,' batin Victor, penuh makna.

Tiba di meja makan, Nathan sigap menarik salah satu kursi, mempersilakan Mary untuk duduk terlebih dahulu. 

Sementara itu, Victor mengambil posisi yang berseberangan dengan mereka, tepat berhadapan dengan Mary. Pria itu memperhatikan sikap manis dan lembut Nathan ketika memperlakukan Mary.

Pria itu membalas senyuman Mary dengan mengecup lembut atas kepalanya, tanpa menghiraukan kehadiran yang lain di sana. 

Bagi Dominic dan Hannah, perlakuan tersebut adalah hal yang biasa. Namun, masalahnya, di meja makan itu ada dua orang asing, yaitu Victor dan Olso.

‘Hem, si brengsek Victor pasti panas hatinya,’ pikir Olso, menyunggingkan senyum puas ketika melihat Victor menyaksikan langsung bagaimana Mary diperlakukan lembut oleh kekasihnya.

"Silakan, Victor, jangan sungkan," ucap Hannah, mempersilakan kedua pria itu untuk mengambil makanan.

"Terima kasih, Nyonya Hilton," balas Victor dengan suara berat.

Dengan refleks, Mary mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Victor, merasakan debaran jantungnya yang semakin cepat. 

Suara berat pria itu seolah mengingatkannya pada kejadian kemarin. Ia menelan ludah dengan susah payah, berusaha cepat-cepat mengalihkan pandangannya ketika Victor menatapnya dengan tajam.

"Makan sayur?" Nathan melirik pada Mary, dan wanita itu mengangguk. Ia pun sigap mengambil beberapa potong sayur untuk kekasihnya itu. "Mau ayam panggang atau yang bakar?"

"Yang... yang bakar saja, s-sayang," jawab Mary dengan suara yang terbata-bata. Tanpa sengaja, ia melirik ke arah Victor dan menemukan pria itu melirik tajam padanya dengan rahang yang mengetat. Entahlah, Mary tidak mengerti mengapa Victor berekspresi seperti itu.

Dengan penuh perhatian, Nathan mendekatkan menu-menu yang diinginkan oleh Mary. Ia terus memperhatikan wanita itu dan menanyakan apa yang diinginkannya. 

Perlakuan Nathan itu sontak membuat Dominic dan Hannah terheran-heran, karena biasanya Mary yang memperhatikan Nathan di meja makan, bukan sebaliknya.

Namun, mereka pun memaklumi, mungkin karena ada Victor dan Olso, Mary terlihat canggung, sehingga Nathan berinisiatif untuk melayani kekasihnya itu.

"Oh iya..." Hannah jeda sejenak, menatap ke arah Victor dan Olso. "Nanti kalian bisa datang ‘kan ke pernikahan mereka?" ucap Hannah, menetapkan pandangannya kepada mereka berdua.

"Tentu saja, Nyonya. Dengan senang hati. Suatu kebanggaan bagi kami bisa hadir di pesta pernikahan salah satu keluarga Hilton," jawab Olso, tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Victor.

Hannah tersenyum puas mendengar jawaban pria itu. "Ah, terima kasih, Olso," ucapnya. Olso mengangguk pelan dan melempar senyum sebagai tanda hormat. 

"Jangan lupa ya, sayang... Mereka ini ‘kan tidak tinggal di sini, jadi kamu harus ingat agar mereka tetap bisa hadir di pernikahan Mary dan Nathan nanti," ucap Hannah kepada Dominic. 

Pria itu mengangguk pelan, melirik pada istrinya sambil melemparkan senyum.

'Rasakan itu, Victor. Si cantik Mary akan menikah dengan si tampan Tuan Nathan. Kau akan hidup selamanya dengan jalang-jalangmu,' batin Olso, terbahak puas dalam hati.

Setelah makan siang selesai, Dominic dan yang lainnya menuju ruang tengah, sementara Hannah dan Mary berada di dapur.

"Jadi Aunty bikin kue lagi?" tanya Mary, sembari memperhatikan Hannah yang menyiapkan beberapa toples cookies coklat untuknya.

"Iya, sayang," jawab Hannah, melirik sebentar pada Mary dengan senyum lebar sebelum kembali fokus pada kegiatannya. 

"Tadi pagi, Aunty membuatnya. Sekalian dengan punya Jihan. Yang kemarin itu kita buat bersama sudah Aunty antarkan kemarin ke rumah Jihan. Ternyata dia sangat suka, dan katanya tidak membuatnya mual. Lalu tadi pagi dia telepon, bilang kuenya sudah mau habis, padahal itu banyak sekali, sayang," cerita Hannah, diikuti dengan tawa bersama Mary.

"Aku rasa berat badannya semakin naik, Aunty," ucap Mary, lalu tertawa.

"Sepertinya begitu, pipinya juga berisi," sahut Hannah sambil mengedikkan bahu. "Ya, meskipun kenaikan berat badan itu adalah hal yang normal dan umum bagi Ibu hamil."

"Michael pasti semakin gemas padanya," sambung Mary, dan keduanya kembali tertawa. Di saat-saat seperti ini, Mary merasa sedikit terlupakan dari permasalahan yang sedang menimpanya.

"Ini buat kamu. Boleh juga dibawa ke tempat kerja sebagai cemilan di sela-sela kesibukan," ucap Hannah sambil menyerahkan paper bag yang berisi beberapa toples kue di dalamnya.

Mary menyambut dengan senyum. "Terima kasih, Aunty, tapi ini sangat banyak. Apa sebaiknya untuk Jihan saja? Untukku satu atau dua toples saja."

"Nggak kok, sayang. Punya Jihan juga sudah banyak. Ini sudah Aunty buat khusus untuk kamu."

"Terima kasih, Aunty."

"Sama-sama, sayang," balas Hannah dengan senyum yang terlihat sangat tulus. "Ya sudah, ayo kita ke ruang tengah bergabung dengan mereka," ajak Hannah setelah mereka selesai dengan kegiatan di dapur.

"Aunty duluan saja ya. Aku mau ke toilet sebentar. Paper bag-nya biarkan disini dulu," ucap Mary. Hannah mengangguk pelan sebagai respon dan membiarkannya pergi ke toilet.

Beberapa menit berlalu, Mary tiba di toilet khusus tamu. Ia membuka pintu dan masuk. Namun, begitu pintu toilet tertutup, ia tiba-tiba menyadari kehadiran orang lain di sana.

"K-Kamu...?" mata Mary sontak terbelalak ketika bertemu tatap dengan Victor yang juga berada di toilet yang sama.

Mary menelan ludah dengan susah payah, lalu mundur dan memutar tubuhnya, siap keluar dari tempat tersebut. Namun sialnya, lengan kekar pria itu dengan sigap meraih pinggang rampingnya, menarik tubuhnya kembali, lalu menutup pintu dan menguncinya.

"Silakan berteriak kalau kamu mau kekasihmu tahu, Mary."

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
wahhh Victor emg bnr² jhat y brni² ny die Mao brbuat g baik k Mary d t4 Dominic
goodnovel comment avatar
Pandu Irfa
nggak bisa buka bab selanjutnya ............
goodnovel comment avatar
Dilla dilawan
woooy victooor...ngapain kamu disana...... kesel yah ternyata pacarnya mary emang lebih baik segalamya drpd kamu??? sampe sengaja bgt nungguin mary di dalam kamar mandi? udah cebok belum? cebok dulu gih.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • One Night Stand   Bab 9: Kecurigaan Nathan

    Sebelumnya, Victor menuju toilet bersama temannya, Olso. Namun, temannya itu sudah selesai terlebih dahulu dan meninggalkannya di toilet untuk kembali ke ruang tengah, bergabung dengan Dominic dan Nathan di sana. Namun, sebuah kebetulan kembali membuat Victor dan Mary terjebak dalam situasi tak diinginkan. Tanpa sengaja, Mary pun masuk ke dalam toilet tempat Victor berada. Betapa terkejutnya wanita itu ketika melihat kehadiran pria bajingan itu di sana! Tanpa berpikir panjang, Mary segera berusaha mundur untuk keluar dari toilet tersebut. Namun sialnya, dia kalah cepat dari Victor, yang sudah mengunci pintu toilet dan memerangkap tubuhnya di antara pintu. Mary membuka bibirnya, hendak mengatakan sesuatu, tetapi Victor sigap membungkam mulutnya dengan sebelah tangan, sementara tangan yang satunya lagi digunakan untuk menahan kedua tangan Mary di atas kepala. "Silakan berteriak kalau kamu mau kekasihmu tahu, Baby." bisik Victor di depan wajah Mary. Pria itu lalu mengulas senyum smirk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 10: Hampir Ketahuan

    Di tengah langkahnya, Nathan berdoa dalam hati semoga ia tidak melihat hal-hal aneh yang akan membuatnya kecewa dan sakit hati. 'Tidak mungkin semua yang aku pikirkan ini menjadi kenyataan. Lagi pula, mereka tidak saling mengenal. Yeah... Aku hanya stres memikirkan keanehan yang terjadi pada Mary sejak semalam. Hanya itu... Ya, hanya itu,' batin Nathan, berusaha meyakinkan hati di tengah langkahnya. Beberapa menit kemudian, ia tiba di depan toilet, menatap ragu pada pintu yang tertutup rapat. Nathan mengangkat tangan untuk mengetuk pintu. Tok tok tok "Mary, apakah kamu di dalam?" seru Nathan dengan suara agak tinggi, mendekat dan menempelkan telinga di pintu. Di sisi lain, Victor yang saat ini masih melumat dan menghisap bibir Mary sontak menghentikan aksinya ketika mendengar suara ketukan pintu dan seruan Nathan di balik pintu. Ia melepaskan tautan bibirnya dengan Mary ketika wanita itu mendorong dadanya. Tanpa memperdulikan dagunya yang basah oleh air liur Victor, Mary menelan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 11: Pembalasan Mary

    Di depan toilet, Nathan menatap khawatir pada Mary. Ia mendekat, lalu membelai lembut wajah kekasihnya itu. "Kamu baik-baik saja?" tanya Nathan dengan suara pelan. Mary mengangguk, berusaha tersenyum. "Iya, aku baik-baik saja," jawabnya, meskipun dalam hati ia merasa tertekan. "Tadi perutku agak sakit... Makanya aku agak lama di toilet," jelas Mary dengan terpaksa berbohong, meskipun sebenarnya ia tidak ingin berbohong, tetapi keadaan memaksanya. "Mau aku belikan obat?" tanya Nathan penuh perhatian. Mary menggeleng cepat. "Tidak usah, sayang. Sekarang sudah tidak sakit lagi. Iya... perutku tidak sakit lagi. Aku baik-baik saja," jawabnya dengan senyum lebar, berharap dapat meyakinkan Nathan. Nathan mengangguk pelan. "Syukurlah kalau begitu." Ia sempat melirik pintu toilet yang sedikit terbuka. Mary menyadari tatapan Nathan dan panik. "Ayo..." ajak Merry buru-buru. Nathan beralih menatapnya. "Atau... kamu mau masuk?" tawar Mary dengan sengaja. Namun, dalam hatinya, ia sangat berha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 12: Siapa yang Kamu Cintai?

    *** "Kau ini kenapa, huh? Tiba-tiba bersikap begini, gegabah tanpa berpikir panjang," Olso berkata sambil menyetir, melirik Victor yang duduk di sampingnya. "Nathan itu keponakan Tuan Dominic, dan dia sangat sayang terhadap keponakannya, seperti putranya sendiri. Dan kau... kau malah dengan beraninya mengganggu kekasih dari keponakannya itu. Mereka akan segera menikah, Victor. Berhentilah berbuat gila, jangan sampai semua tindakanmu itu menghancurkan apa yang selama ini kita bangun. Kepercayaan Tuan Dominic. Hubungan baik kita dengannya jangan sampai hancur hanya karena kau mengejar Mary." Di sisi lain, Victor hanya diam, mendengarkan dengan seksama omelan panjang lebar Olso tanpa berniat membalas. "Aku tidak tahu persis apa alasanmu kali ini. Tapi yang jelas, aku tidak percaya kalau alasannya karena cinta. Kau tidak mungkin mencintai Mary, kan? Sementara Jihan sendiri belum bisa kau lupakan," Olso melanjutkan, tampak belum puas mengomeli temannya itu. Ya, Olso sangat kesal den

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab 13: Kebenaran Malam Itu

    Untuk saat ini, Mary benar-benar belum siap untuk menceritakan semuanya kepada Nathan. Namun, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa kapanpun waktunya tiba, ia pasti akan berkata jujur, karena dengan terus berbohong pun tidak mungkin. Waktu terus berjalan, dan sementara ia dan Nathan akan menikah. Mary merasa tidak akan sanggup melakukannya dalam kondisinya yang sudah seperti ini. Ia merasa hancur dan tidak ada lagi hal yang bisa dibanggakan di hadapan Nathan. Semua itu telah direnggut oleh Victor, pria yang paling dibencinya saat ini. ** Sejak sore hingga malam tiba, Victor sama sekali tidak keluar dari kamar, sehingga Olso bingung dengan semua sikap anehnya itu. Olso juga penasaran, sebenarnya apa yang sedang dilakukan Victor sampai mengunci pintu kamarnya dan tidak membiarkan siapapun masuk. Beberapa kali sebelumnya, Olso sudah mengetuk pintu, ingin membicarakan beberapa hal mengenai pekerjaan mereka, tetapi Victor tetap tidak mau membuka pintu. Dia benar-benar tidak ingin diga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab14: Mary Dalam Bahaya!

    “DIAM! SEMUANYA DIAM! JANGAN ADA YANG BERGERAK!” seorang pria bertubuh kekar memperingatkan semua orang dengan ancaman senjata api di tangan. “Siapa yang berani bergerak, maka akan aku tembak kepalanya!” ancam pria lainnya dengan suara menggelegar, membuat siapa saja bergetar ketakutan. Suasana seketika hening, hanya terdengar deru napas yang terengah-engah. “Cepat, hubungi Bosmu dan minta dia datang ke sini segera!” perintah pria itu kepada manajer club. “Baik… baik, saya akan hubungi segera,” ucap sang manajer dengan suara bergetar ketakutan. Siapa yang tidak takut jika nyawanya sedang terancam seperti ini? Dinginnya ujung senjata api yang ditempelkan di keningnya terasa sangat jelas di kulitnya, membuatnya semakin sulit bernapas. Sang manajer pun segera menghubungi Bosnya, yang tak lain adalah pemilik club ini. Ketika telepon berhasil terhubung, sang manajer tidak sempat berbicara karena ponselnya dirampas, diambil alih oleh pria yang saat ini mengancamnya. Tak banyak yang di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab15: Amarah Victor

    *** "Club ini tutup!" seru seorang pria kepada Victor dan Olso, berusaha menghalangi jalan mereka untuk masuk ke dalam club. Di depan club, ternyata ada dua pria yang berjaga. Sementara itu, petugas yang seharusnya menjaga tempat itu telah mereka bunuh, dan nasib mayatnya entah dibuang ke mana. "Aku tahu ini tengah malam, tapi bisakah jangan membuat lelucon?" sarkas Olso, menatap kedua pria itu dengan tatapan bengis secara bergantian. Di sampingnya, Victor hanya diam, menatap kedua pria itu dengan tatapan datar dan tajam. Setelah jeda sejenak, Olso melanjutkan, "Kau bilang club ini sudah tutup. Kau pikir aku buta sehingga tidak bisa melihat mobil-mobil para pengunjung yang terparkir di sana?" Kedua pria itu sontak saling melirik, memberi isyarat lewat anggukan kepala. Detik berikutnya, dengan gesit mereka mengangkat senjata yang tersembunyi di balik punggung dan mengacungkannya ke arah Olso dan Victor. Namun, dalam hitungan detik, Olso tak kalah sigap. Ia meraih pergelangan tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • One Night Stand   Bab16: Merawat Mary

    Di belakang Victor, seorang pria mengangkat sebuah kursi hendak memukulnya. Namun, dengan refleks yang tak bisa diragukan lagi, Victor segera memutar tubuh untuk menghindar dari pukulan lawannya. Bug! Dengan kekuatan penuh, Victor meninju perut pria itu. Bug! Pukulan kedua Victor menghantam tepat di rahang lawannya. Kali ini, kekuatan pukulannya sepuluh kali lipat lebih besar dari sebelumnya, membuat sang lawan tersungkur ke lantai dengan tulang rahang yang patah. DOR! Victor mengakhiri pertarungan dengan menembak pria itu tepat di atas kepalanya. Seketika, nyawanya melayang. Victor melirik sekilas ke arah Mary, dan tatapan mereka bertemu. Ia melihat wanita itu memeluk tubuhnya, tampak ketakutan dan terkejut. Victor membuka jaketnya dengan sigap, melangkah lebar menuju Mary untuk menyerahkan jaketnya. Namun, tiba-tiba seseorang menyerangnya dari belakang. Pria itu memukul punggung Victor, tetapi tidak berhasil membuatnya jatuh. Victor segera berbalik, menatap pria itu dengan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • One Night Stand   Bab 0223

    *** Hari itu penuh dengan aktivitas seru. Mereka menjelajahi jalur hiking pendek yang mudah untuk anak-anak, melewati hutan mangrove yang teduh. Zack bersama Calvin dan Valentin tampak kagum melihat kepiting kecil di sela-sela akar pohon, sementara Katty dan Cassandra sibuk mengumpulkan daun-daun u

  • One Night Stand   Bab 0222

    *** Setibanya di lokasi camping, keluarga Victor dan Mary langsung terpukau oleh keindahan alam yang terbentang di hadapan mereka. Taman itu memiliki pemandangan yang memanjakan mata: pepohonan mangrove yang rimbun, udara segar dengan aroma laut yang khas, dan suara burung-burung yang berkicau merd

  • One Night Stand   Bab 0221

    *** "Katty sudah dibantu oleh Daddy, Mom," jawab Zack sambil menunjuk ke arah luar rumah. Mary hanya mengangguk pelan, merasa lega mendengar semua sudah terkendali. Sementara itu, di halaman depan, Katty yang berusia tiga tahun tampak bersemangat membantu Victor memuat barang-barang ke dalam mobil

  • One Night Stand   Bab 0220

    *** Empat Tahun Kemudian… Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah lima tahun usia pernikahan Mary dan Victor. Kehidupan mereka dipenuhi kebahagiaan, berkat cinta yang terus tumbuh dan keluarga kecil yang mereka bina bersama. Dari pernikahan mereka, Tuhan menganugerahi dua buah hati yang menj

  • One Night Stand   Bab 0219

    *** Victor kemudian menegakkan tubuh, berdiri menjulang di hadapan Mary yang tengah terengah-engah. Kedua tangannya bergerak menurunkan celana serta boxer, kemudian berlanjut dengan kaos hitam yang melapisi tubuh atletisnya. Hingga kini, Victor berdiri dengan tubuh polos tanpa sehelai benang yang m

  • One Night Stand   Bab 0218

    *** "Victor!" pekik Mary terkejut, tubuhnya memantul ringan saat ditempatkan di permukaan kayu yang dingin. Refleks, tangannya mencengkeram bahu kokoh suaminya, mencari keseimbangan. Victor menatapnya lekat, wajahnya begitu dekat hingga Mary bisa merasakan hangat napasnya. Ada intensitas di matany

  • One Night Stand   Bab 0217

    *** Mary mengalihkan pandangannya ke dinding kamar, memperhatikan jam besar di sana. Jarum jam menunjukkan waktu yang sudah cukup larut. Ia menghela napas, menyadari suaminya masih saja sibuk di ruang kerja. "Sudah jam segini, tapi dia masih bekerja," gumamnya pelan, nada suaranya seperti protes ke

  • One Night Stand   Bab 0216

    *** Langit Miami, Florida, kini telah diselimuti kegelapan malam. Mary, baru saja menyelesaikan ritual malamnya setelah menidurkan putra kecilnya, Zack. Anak lelaki itu telah lelap di kamarnya, meninggalkan keheningan di rumah mereka. Mary melangkah masuk ke dalam kamar mandi, membasuh wajahnya d

  • One Night Stand   Bab 0215

    Dominic menghela napas panjang, seolah beban berat terangkat dari pundaknya. “Syukurlah,” gumamnya, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri. Namun, matanya melirik sekilas ke arah Michael, seolah ingin memastikan reaksi menantunya. Michael, yang sedari tadi memperhatikan dengan seksama, memicing

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status