"Makin pinter istri Aa ngajinya. Semangat ya hafalannya," puji Naufal setelah mendengarkan setoran hafalan sang istri. Kegiatan rutin yang mereka lakukan setiap sore berada di belakang rumah dengan pemandangan kebun singkong sembari mengetes hafalan Oncom. Wanita yang kini hidupnya berubah sembilan puluh derajat itu merasa lebih nyaman, lebih tenang dan lebih bermanfaat dalam menjalani hidup. Mereka tidak menempati rumah pemberian anak Onta karena banyaknya kegiatan malam di pesantren. Namun, sesekali mereka menginap di sana jika ingin suasana baru. Rumah itu dijadikan warung sembako cukup besar atau yang disebut agen oleh masyarakat dengan harga yang cukup miring. Modalnya semua dari tabungan Oncom tanpa bantuan dari Naufal, dijaga oleh dua orang santri yang mengabdi di pesantren. "Tapi kadang-kadang suka lupa lagi," keluh Oncom.Hafalannya baru sampai surat Ad-Duha selama dua bulan terakhir karena Oncom masih harus menyelesaikan kursusnya. Sekarang bahasa inggrisnya pun sudah lum
Saat dirinya memutuskan untuk tinggal di pesantren Firda memang harus siap dengan segala kegiatan yang sudah terjadwal dengan baik. Seperti saat ini dirinya dibangunkan pada pukul setengah tiga dini hari untuk mengikuti kegiatan rutin yaitu sholat malam, apalagi dirinya yang harus menjadi panutan bagi para santri. "Ini kita beneran jam segini harus ikut ke masjid?" tanya Firda setelah ia siap dengan mukenanya."Ya iyalah, tapi kita di majelis bukan di masjid. Malam ini jadwalnya Bu Nyai yang jadi imam," jawab Marsih membuat Firda semangat.Ia harus mengambil shaf di belakang calon mertuanya itu agar mendapatkan kesan baik. Dirinya memang belum dikenalkan pada ustadzah lain juga pada para santri dan hal itu akan dilakukan sekarang membuatnya semangat. "Ya udah hayu sekarang kita berangkat," ajaknya tidak sabar.Mereka berjalan untuk menuju majlis khusus tempat sholat para santriwati. Firda baru melihat ternyata kehidupan malam bukan hany
"Assalamualaikum, Sayang. Istri Aa kenapa ini tumben tidur lagi?"Naufal kembali setelah sholat subuh, melihat istrinya tertidur langsung dihampiri dengan rasa khawatir. Biasanya setelah sholat subuh istrinya akan berada di dapur untuk membuat sarapan sederhana dengan bahan yang ada di kulkas."Enggak tau Neng lagi males ngapa-ngapain. Neng mau tidur ya," balas Oncom dengan memeluk pinggang suaminya yang masih duduk."Enggak enak badan ya? Pusing?" tanya Naufal khawatir dengan memeriksa kening istrinya."Enggak, cuma males aja. Pengen tidur ngantuk," balasnya dengan manja. "Ya udah tidur lagi aja. Aa mau siap-siap dulu ada pelajaran pagi ini buat anak kelas tujuh. Neng mau sarapan apa?"Mendengar suaminya mendapatkan jadwal mengajar pagi membuat Oncom mengurungkan keinginannya untuk kembali tidur. Rasanya tidak suka saat sang suami menyiapkan semuanya sendiri setelah ia mengerti artinya melayani imam dunia akhiratnya.
"Cie... Pagi-pagi dapet sarapan dari fans," ledek Oncom.Roti bakar dengan isian pisang dan coklat keju yang diberikan susu kental manis adalah makanan yang dibawakan oleh Firda untuk mereka, atau lebih tepatnya pasti untuk Naufal. "Itu buat Neng aja, Aa mau bikin nasi goreng aja," balas Naufal.Laki-laki itu sangat peka dan ia tahu jika istrinya sedang cemburu. Untuk menjaga mood istrinya tetap baik Naufal memilih tidak memakan makanan yang dibawakan oleh Firda, lagipula ia tidak terbiasa sarapan seperti itu."Kenapa?" "Sarapan kayak gitu cuma nyelip di lambung Sayang enggak bikin kenyang. Aa juga pagi ini ngajar di dua kelas jadi harus full energinya," jawab Naufal dengan alasan yang sangat masuk akal."Tapi ini enak loh, cobain deh."Oncom menyuapkan sepotong roti menggunakan garpu pada mulut suaminya. Menurut Naufal yang tidak terbiasa rasanya aneh tapi tetap ia telan."Lumayan, tapi lidah Aa kampung jadi
Tidak mau istrinya berpikir negatif Naufal memilih menyerahkan tugasnya pada Ustadz Ali yang didampingi Marsih untuk memperkenalkan area pesantren, dari mulai ruang guru hingga ruang kelas dengan dalih dirinya ada jadwal mengajar pagi ini. "Oh iya, Ustadz. Tolong sekalian di jam sebelas nanti umumkan saya mau mengadakan rapat untuk dewan guru. Ada beberapa hal yang harus kita bahas, selama kita rapat para santri ditugaskan untuk melanjutkan hafalan mereka hingga pukul dua siang," ujar Naufal sebelum ia pergi."Baik, Ustadz. Akan saya sampaikan, ada lagi?" tanya Ustadz Ali."Cukup itu saja, terima kasih sebelumnya. Assalamu'alaikum."Naufal pergi dari hadapan tiga orang itu setelah mereka membalas salamnya. Naufal merupakan penanggung jawab pondok pesantren itu. Apa pun yang berkaitan dengan pesantren menjadi tanggungjawabnya. Naufal juga bukan ustadz yang mengajar tetap untuk para santrinya, ia hanya akan mengisi kelas jika guru yang bertugas ber
Di mana-mana yang namanya wanita jika sudah bertemu dengan Pusat perbelanjaan sudah pasti tidak akan bisa tahan. Melihat barang ini bagus, barang itu bagus. Niat ingin membeli satu pada saat di tempat bisa dikalikan menjadi lima apalagi melihat kata diskon terpampang jelas. Itu merupakan hal wajar dan seharusnya jangan dilarang selagi tidak berlebihan dan masih mampu di jangkau, karena menurut salah satu artikel dari halaman blog terkemuka dikatakan ada tujuh hal penyebab wanita suka berbelanja, salah satunya yaitu penghilang stress akibat aktivitas yang dijalani sehari-hari.Sama seperti Oncom, walaupun dulu wanita itu tomboy dan mandiri tapi semenjak menikah ia menjadi feminim dengan suka berbelanja apalagi jika ditemani oleh adik iparnya. Melihat berbagai barang baru dan bagus membuat senyumnya berkembang."Teteh mau beli apa?" tanya Laila begitu mereka sampai di lantai dua tempat pakaian berbagai model. "Aa minta dibeliin gamis couple buat ngisi kajia
Menurut Firda seorang laki-laki yang memimpin rapat menggunakan pakaian formal dengan lapisan jas mahal mungkin sudah biasa, tapi saat melihat Naufal memimpin rapat dengan menggunakan kemeja biasa rasanya sangat memukau yang membuatnya sulit sekali berpaling. Firda ingin berteriak jika ia mencintai Naufal dengan segala yang laki-laki itu punya, hanya saja otaknya masih waras hingga wanita itu bisa menahan diri. Firda tidak sabar masuk ke dalam ruangan untuk memperkenalkan diri sebagai calon istri dari Naufal yang sayangnya hanya angan-angan. "Saya minta pemisahan data antara yatim, piatu, yatim piatu dan siswa kurang mampu yang sudah diperbarui. Satu lagi saya perkenalkan teman baru kita untuk belajar dan mengajar bersama namanya Firda karena beliau tidak mau disebut Ustadzah. Beliau ini akan membantu kita untuk menjadi tenaga pengajar tambahan dalam bidang pengembangan diri dalam waktu yang tidak ditetapkan.Naufal memaparkan sekaligus memperkenalkan Firda sebelu
Hidup terlalu rumit jika harus menjelaskan tentang cinta, karena kata itu hanya bisa dirasakan tanpa bisa dijelaskan. Mencintai wanita yang menurut orang lain tidak selevel dengan kepribadian tidak seimbang merupakan kesalahan di mata masyarakat. Padahal sudah jelas dikatakan dan banyak dirasakan bahwa cinta itu buta, apa pun bentuk seseorang yang dicintai akan tetap terlihat indah di mata yang mencintainya. Karena sejatinya seseorang akan terlihat istimewa di mata orang yang tepat dan mencintainya.Seperti Naufal yang mencintai istrinya, perihal hati tidak bisa dipaksakan karena hati akan berlabuh pada orang yang dicintainya, jadi tidak elok rasanya menghakimi keputusan seseorang hanya karena cinta. Secantik apa pun Firda, seanggun dan seramah apa pun wanita itu tetap kalah cantik dari seorang Arini Wulandari di mata Naufal karena rasa cintanya pada wanita itu."Kalau gitu saya permisi dulu, Ustadz. Saya tunggu laporannya."Melihat Firda dan Riana berjala