Rahang Samuel mengeras ketika melihat video yang dikirimkan padanya tanpa nama itu. Sebuah flashdisk sampai ke tangannya. Ada di depan pintu rumah tempatnya tinggal sementara. Samuel yang penasaran membuka file di layar laptopnya. Segala hal yang dia ingin ketahui terlihat jelas dalam rekaman kamera pengawas dan rekaman dasbor mobil mendiang istrinya.Meski diliputi amarah, Samuel berusaha tenang mengendalikan dirinya. Samuel harus bicara langsung pada atasannya itu untuk memastikan segalanya. Maka dia bergegas keluar dari rumahnya dengan membawa barang buktinya. Jelas sekali dada Samuel bergemuruh, dia seperti dikhianati habis-habisan oleh Alfredo.Samuel memacu mobilnya dengan cepat menuju kantor Alfredo. Hal yang tidak pernah dia disangka-sangka sebelumnya ternyata terlibat dalam kasus kecelakaan yang menewaskan istrinya. Seperti sang putri, Samuel juga mengurutkan kejadian demi kejadian setelah kecelakaan itu. Sekarang mengerti benar mengapa selama ini dia sangat kesulitan mencari
“Sial!” Assa berteriak marah karena ketika kembali ke Mansions dia tak mendapati Alyssa. Assa memang menerima laporan dari Wolf bahwa Samuel datang untuk membawa Alyssa, maka Assa bergegas pulang dari pekerjaannya. Dalam perjalanan dia juga mendapatkan kabar dari ayahnya bahwa Samuel sudah mengetahui semuanya.Kemarahan Assa kini bertumpu pada Dastan. Pria itu menendang perut Dastan dengan kuat tak peduli pada Dastan yang sudah lemah dan meringkuk di lantai. “Bodoh! Berani sekali kau membantu Alyssa pergi.”Buk!“Wolf!” panggilnya.“Saya, Tuan Muda.”“Bawa sampah ini keluar,” titah Assa sebelum kemudian berlalu.Wolf segera membawa Dastan keluar dibantu oleh dua menjaga lainnya. Dastan yang berdaya diseret seperti seekor bangkai hewan. Wolf dan rekannya membawa Dastan sampai keluar gerbang, lalu memasukkan pria itu ke mobil. Dastan bisa mendengar Wolf memerintah sang supir untuk membawanya jauh.Sementara di Mansion Assa tengah berkutat dengan laporan yang dibawa Sam dan Argo. Sejak a
Edmund berada di ruang interogasi untuk ditanyai sejumlah pertanyaan terkait laporan Mark terhadapnya. Sunyinya ruangan itu tak membuat Edmund menciut. Duduk di atas kursi besi dengan alas kayu yang keras tak mempengaruhi dirinya. Satu meja di hadapannya menjadi pembatas dengan kursi lainnya.Tangannya diborgol, di atas meja. Kepalanya menunduk dengan mata terpejam. Ketika pintu dibuka dari luar, Edmund masih pada posisinya. Seorang kepala penyidik datang dengan membawa nampan berisi kopi dan buah-buahan kering dalam mangkuk kecil.“Saya dengar Anda sangat menyukai kopi tanpa gula sambil dinikmati dengan buah kering,” tutur kepala penyidik sembari meletakan nampan di atas meja.Edmund mendongak menatap pria paruh baya di hadapannya dengan senyum tipis. “Sepertinya Anda sudah menyelidiki saya lebih jauh sebelum hari ini.”Kepala penyidik bernama Arthur itu menarik kursi untuk dirinya duduk santai. “Kebiasaan saya selalu mencari tahu minuman atau makanan kesukaan tamu-tamu saya di sini,
Assa benar-benar menyusul Alyssa ke Inverness namun sayangnya dia tidak bisa mendapatkan alamat rumah yang ditinggali Alyssa dengan cepat. Dia baru mendapatkannya ketika matahari terbit, saat itu dirinya sudah terlambat. Rumah yang disinggahi Alyssa dan Samuel sudah sepi. Assa tak mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan mereka.“Kau menemukan keberadaan Dastan?” tanya Assa pada Sam yang diminta mencari tahu tentang kondisi Dastan.Sam menggeleng. “Saya membawanya ke rumahnya, tapi semalam saat saya datangi rumah dan tokonya tutup. Neneknya bahkan tidak ada di sana.”“Neneknya tinggal bersama adik perempuannya di London. Cari tahu dimana mereka tinggal," perintah Assa. “Baik.”Assa segera masuk ke mobilnya. Dia duduk di belakang dengan gelisah. “Jeff, apakah kau mendapatkan informasi dari Hanna tentang keberadaan Alyssa?”“Saya sudah menghubunginya tapi, dia tampaknya tidak tahu apa yang tengah terjadi sekarang,” jawab Jeff memberikan keterangan pada Tuan Mudanya yang tampak k
Tim penyidik yang menangani kasus Edmund tampak kerepotan ketika pengacara pengusaha tersebut memberikan sejumlah bukti atas tidak bersalahnya Edmund atas apa yang dituduhkan Mark padanya. Terlebih lagi bukti-bukti tersebut juga cukup kuat sebagai alibi.“Di sini dijelaskan bahwa klien Anda bekerja sama dengan seniman asal Jepang. Edmund memberikan sejumlah uang pada Himura sebagai kesepakatan untuk menyembunyikan Leonidas di kediaman Himura.” tutur pengacara Mark di depan penyidik.Di tempat itu juga ada Edmund dan pengacaranya. Pengacara bernama Jhon itu kemudian berkata. “Benar memang ada kerja sama antara Tuan Edmund dan Himura akan tetapi, itu hanya pada sebatas jual beli lukisan karena Tuan Edmund salah satu pengagum Himura. Anda bisa melihat bukti transaksinya pada lembar yang sudah saya lampirkan.”Memang benar jika melihat beberapa bukti yang terlampir. Sejumlah pertanyaan terus dilemparkan pada Edmund tapi, pria itu terus mengelak. Pihak Mark sendiri tidak bisa terus-terusa
Satu pilihan yang mungkin berat bagi Assa ketika ayahnya meminta dirinya untuk menyerahkan Leonidas pada keluarganya. Alfredo tidak ingin lagi Assa berurusan dengan Mark di luar bisnis. Ketika melihat Leonidas seperti dirinya melihat sosok Alyssa yang memang selama ini selalu bersama anak lelaki itu.Di kamar Leonidas ada Bertha dan Diana yang tengah mengemasi pakaian dan juga mainan Leonidas. Sementara pemiliknya duduk di atas tempat tidur. Assa yang berdiri diambang pintu menghela nafas, kenyataan bahwa dirinya terlalu fokus dengan Alyssa juga menjadi masalah hingga beberapa hari ini mengabaikan Leonidas.Pilihannya memang harus segera membawa Leonidas kembali pada keluarganya. Leonidas menatap Assa yang sudah lebih dulu menatapnya. "Apa di sana ada bibi Alyssa? Apa aku akan bertemu dengannya lagi?”“Hmmm,” Assa hanya bisa mengangguk. Sejak Assa memutuskan untuk memulangkan Leonidas sejak saat itu juga dia berbohong pada bocah lelaki itu perihal keberadaan Alyssa. Jika Leonidas ingi
Mark duduk bersama Belinda dan juga Jane. Terdiam memperhatikan Leonidas yang murung karena tak mendapati Alyssa di kediaman Mark. Anak lelaki itu juga merasa kecewa karena Assa meninggalkannya. Kini Leonidas hanya duduk sambil memberi makan dua bebek dalam kandang.“Apa iya kita harus mencabut tuntutan kita pada Edmund dengan melihat kondisi Loe sekarang rasanya aku tidak rela Ayah, ” Jane berkata menyerukan keputusan Mark.“Memangnya siapa yang rela, Jane? Ayah juga tidak rela, tapi jika itu adalah cara agar keluarga kita bisa bersama mengapa tidak kita penuhi saja kemauan Edmund.”Jane menghela nafasnya. Sejak mendengar keputusan Mark untuk mencabut tuntutannya pada Edmund, sejak saat itu Jane mencari cara agar tuntutan itu tetap diteruskan tapi, Jane juga tak mengelak bahwa dirinya takut dengan Takeda ke rumahnya kemarin.“Bukankah kita bisa melaporkan juga pada polisi bahwa Edmund mengancam kita? Kita bisa gunakan kamera pengawas ketika Takeda datang.”Jika saja rekaman itu ada M
Secara mendadak masyarakat dikagetkan dengan pemberitaan bebasnya Edmund. Belum jelas benar alasan penangkapannya, kini masyarakat bertanya-tanya tentang kenapa Edmund dibebaskan. Kabar burung menyebar tak tentu. Beberapa menduga bahwa itu adalah gimick yang dibuat untuk mendompleng penjualan produk terbaru mereka. Setiap orang mempunyai spekulasi sendiri-sendiri tentang kasus Edmund.Mark benar-benar mencabut laporan. Tim penyidik pun tak bisa berbuat apa-apa ketika atasan mereka secara langsung menyetujui pencabutan laporan Mark. Sedangkan Arthur sebagai ketua penyidik merasa hal tersebut sangat janggal meski tidak terima tapi karena atasannya memerintah untuk segera menghentikan maka Arthur pun melakukan hal tersebut.Berita tersebut disaksikan oleh Assa di kediamannya. Aksa cukup tahu bagaimana cara Edmund dalam bekerja pria yang dikenalnya dulu Saat kuliah itu mempunyai tabiat yang buruk. Jadi pada akhirnya asam memaklumi jika Mark melakukan pencabutan atas laporannya, belum lagi