Edmund berada di ruang interogasi untuk ditanyai sejumlah pertanyaan terkait laporan Mark terhadapnya. Sunyinya ruangan itu tak membuat Edmund menciut. Duduk di atas kursi besi dengan alas kayu yang keras tak mempengaruhi dirinya. Satu meja di hadapannya menjadi pembatas dengan kursi lainnya.Tangannya diborgol, di atas meja. Kepalanya menunduk dengan mata terpejam. Ketika pintu dibuka dari luar, Edmund masih pada posisinya. Seorang kepala penyidik datang dengan membawa nampan berisi kopi dan buah-buahan kering dalam mangkuk kecil.“Saya dengar Anda sangat menyukai kopi tanpa gula sambil dinikmati dengan buah kering,” tutur kepala penyidik sembari meletakan nampan di atas meja.Edmund mendongak menatap pria paruh baya di hadapannya dengan senyum tipis. “Sepertinya Anda sudah menyelidiki saya lebih jauh sebelum hari ini.”Kepala penyidik bernama Arthur itu menarik kursi untuk dirinya duduk santai. “Kebiasaan saya selalu mencari tahu minuman atau makanan kesukaan tamu-tamu saya di sini,
Assa benar-benar menyusul Alyssa ke Inverness namun sayangnya dia tidak bisa mendapatkan alamat rumah yang ditinggali Alyssa dengan cepat. Dia baru mendapatkannya ketika matahari terbit, saat itu dirinya sudah terlambat. Rumah yang disinggahi Alyssa dan Samuel sudah sepi. Assa tak mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan mereka.“Kau menemukan keberadaan Dastan?” tanya Assa pada Sam yang diminta mencari tahu tentang kondisi Dastan.Sam menggeleng. “Saya membawanya ke rumahnya, tapi semalam saat saya datangi rumah dan tokonya tutup. Neneknya bahkan tidak ada di sana.”“Neneknya tinggal bersama adik perempuannya di London. Cari tahu dimana mereka tinggal," perintah Assa. “Baik.”Assa segera masuk ke mobilnya. Dia duduk di belakang dengan gelisah. “Jeff, apakah kau mendapatkan informasi dari Hanna tentang keberadaan Alyssa?”“Saya sudah menghubunginya tapi, dia tampaknya tidak tahu apa yang tengah terjadi sekarang,” jawab Jeff memberikan keterangan pada Tuan Mudanya yang tampak k
Tim penyidik yang menangani kasus Edmund tampak kerepotan ketika pengacara pengusaha tersebut memberikan sejumlah bukti atas tidak bersalahnya Edmund atas apa yang dituduhkan Mark padanya. Terlebih lagi bukti-bukti tersebut juga cukup kuat sebagai alibi.“Di sini dijelaskan bahwa klien Anda bekerja sama dengan seniman asal Jepang. Edmund memberikan sejumlah uang pada Himura sebagai kesepakatan untuk menyembunyikan Leonidas di kediaman Himura.” tutur pengacara Mark di depan penyidik.Di tempat itu juga ada Edmund dan pengacaranya. Pengacara bernama Jhon itu kemudian berkata. “Benar memang ada kerja sama antara Tuan Edmund dan Himura akan tetapi, itu hanya pada sebatas jual beli lukisan karena Tuan Edmund salah satu pengagum Himura. Anda bisa melihat bukti transaksinya pada lembar yang sudah saya lampirkan.”Memang benar jika melihat beberapa bukti yang terlampir. Sejumlah pertanyaan terus dilemparkan pada Edmund tapi, pria itu terus mengelak. Pihak Mark sendiri tidak bisa terus-terusa
Satu pilihan yang mungkin berat bagi Assa ketika ayahnya meminta dirinya untuk menyerahkan Leonidas pada keluarganya. Alfredo tidak ingin lagi Assa berurusan dengan Mark di luar bisnis. Ketika melihat Leonidas seperti dirinya melihat sosok Alyssa yang memang selama ini selalu bersama anak lelaki itu.Di kamar Leonidas ada Bertha dan Diana yang tengah mengemasi pakaian dan juga mainan Leonidas. Sementara pemiliknya duduk di atas tempat tidur. Assa yang berdiri diambang pintu menghela nafas, kenyataan bahwa dirinya terlalu fokus dengan Alyssa juga menjadi masalah hingga beberapa hari ini mengabaikan Leonidas.Pilihannya memang harus segera membawa Leonidas kembali pada keluarganya. Leonidas menatap Assa yang sudah lebih dulu menatapnya. "Apa di sana ada bibi Alyssa? Apa aku akan bertemu dengannya lagi?”“Hmmm,” Assa hanya bisa mengangguk. Sejak Assa memutuskan untuk memulangkan Leonidas sejak saat itu juga dia berbohong pada bocah lelaki itu perihal keberadaan Alyssa. Jika Leonidas ingi
Mark duduk bersama Belinda dan juga Jane. Terdiam memperhatikan Leonidas yang murung karena tak mendapati Alyssa di kediaman Mark. Anak lelaki itu juga merasa kecewa karena Assa meninggalkannya. Kini Leonidas hanya duduk sambil memberi makan dua bebek dalam kandang.“Apa iya kita harus mencabut tuntutan kita pada Edmund dengan melihat kondisi Loe sekarang rasanya aku tidak rela Ayah, ” Jane berkata menyerukan keputusan Mark.“Memangnya siapa yang rela, Jane? Ayah juga tidak rela, tapi jika itu adalah cara agar keluarga kita bisa bersama mengapa tidak kita penuhi saja kemauan Edmund.”Jane menghela nafasnya. Sejak mendengar keputusan Mark untuk mencabut tuntutannya pada Edmund, sejak saat itu Jane mencari cara agar tuntutan itu tetap diteruskan tapi, Jane juga tak mengelak bahwa dirinya takut dengan Takeda ke rumahnya kemarin.“Bukankah kita bisa melaporkan juga pada polisi bahwa Edmund mengancam kita? Kita bisa gunakan kamera pengawas ketika Takeda datang.”Jika saja rekaman itu ada M
Secara mendadak masyarakat dikagetkan dengan pemberitaan bebasnya Edmund. Belum jelas benar alasan penangkapannya, kini masyarakat bertanya-tanya tentang kenapa Edmund dibebaskan. Kabar burung menyebar tak tentu. Beberapa menduga bahwa itu adalah gimick yang dibuat untuk mendompleng penjualan produk terbaru mereka. Setiap orang mempunyai spekulasi sendiri-sendiri tentang kasus Edmund.Mark benar-benar mencabut laporan. Tim penyidik pun tak bisa berbuat apa-apa ketika atasan mereka secara langsung menyetujui pencabutan laporan Mark. Sedangkan Arthur sebagai ketua penyidik merasa hal tersebut sangat janggal meski tidak terima tapi karena atasannya memerintah untuk segera menghentikan maka Arthur pun melakukan hal tersebut.Berita tersebut disaksikan oleh Assa di kediamannya. Aksa cukup tahu bagaimana cara Edmund dalam bekerja pria yang dikenalnya dulu Saat kuliah itu mempunyai tabiat yang buruk. Jadi pada akhirnya asam memaklumi jika Mark melakukan pencabutan atas laporannya, belum lagi
Monemvasia, Yunani. Di Laconia ada sebuah kota bernama Monemvasia yang berada di sebuah pulau yang dihasilkan akibat gempa. Kota tersebut hanya memiliki satu akses jalan keluar dan masuk yang terhubung dengan daratan Laconia. Pulau tersebut berada di lepas pesisir timur Peloponnese. Rumah-rumah dibangun dari bata-bata semi finishing. Pulau yang berupa tebing batu itu seolah menjadi benteng bagi Monemvasia pintu masuk berupa gapura kecil adalah menjadi satu-satunya jalan keluar untuk seluruh penduduk dan para turis. Jalan-jalan Setapak menjadi penghubung antara rumah ke rumah lainnya. Rumah Alyssa berada sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rumah-rumah lainnya tepatnya berada di dekat tebing dan juga bukit-bukit dari pulau tersebut. Ketika jendela kamarnya dibuka maka Alyssa akan langsung melihat rumah-rumah penduduk di bawah rumahnya dan juga luasnya laut yang biru.Alyssa berdiri di teras rumahnya memandang pada luasnya laut yang biru sambil mengusap perutnya. Dia baru mengeta
Hanna masih memikirkan kondisi Alyssa saat ini. Dia benar-benar tidak mempunyai gambaran kemana Samuel membawa Alyssa pergi. Meski begitu Hanna tetap membuka toko kue peninggalan mendiang ibu kandung Alyssa. Selain karena dirinya yang memang juga membuat kue, Hanna merasa sangat menyayangkan jika toko kue tersebut ditutup.Hanna akan datang pagi-pagi sekali sebelum dirinya pergi ke kantor tempatnya bekerja sebagai seorang banker. Pada Sabtu dan Minggu, Hanna akan menghabiskan waktunya di toko kue seperti hari ini. Dua pegawainya libur tapi, Hanna masih bisa membuka toko kue meski seorang diri.Ketika lonceng di atas pintu berdenting, Hanna dengan ramah tersenyum dan menyambut pelanggan pertamanya. “Selamat pagi, sela....”Ucapan Hanna terhenti ketika mengetahui yang datang adalah Jeff, supir sekaligus orang kepercayaan Assa. Tentu saja Hanna tahu apa tujuan dari pria itu yang pagi-pagi sudah datang ke toko kue.“Alyssa belum menghubungiku. Jika itu adalah maksud dan tujuanmu datang ke