Satu pilihan yang mungkin berat bagi Assa ketika ayahnya meminta dirinya untuk menyerahkan Leonidas pada keluarganya. Alfredo tidak ingin lagi Assa berurusan dengan Mark di luar bisnis. Ketika melihat Leonidas seperti dirinya melihat sosok Alyssa yang memang selama ini selalu bersama anak lelaki itu.Di kamar Leonidas ada Bertha dan Diana yang tengah mengemasi pakaian dan juga mainan Leonidas. Sementara pemiliknya duduk di atas tempat tidur. Assa yang berdiri diambang pintu menghela nafas, kenyataan bahwa dirinya terlalu fokus dengan Alyssa juga menjadi masalah hingga beberapa hari ini mengabaikan Leonidas.Pilihannya memang harus segera membawa Leonidas kembali pada keluarganya. Leonidas menatap Assa yang sudah lebih dulu menatapnya. "Apa di sana ada bibi Alyssa? Apa aku akan bertemu dengannya lagi?”“Hmmm,” Assa hanya bisa mengangguk. Sejak Assa memutuskan untuk memulangkan Leonidas sejak saat itu juga dia berbohong pada bocah lelaki itu perihal keberadaan Alyssa. Jika Leonidas ingi
Mark duduk bersama Belinda dan juga Jane. Terdiam memperhatikan Leonidas yang murung karena tak mendapati Alyssa di kediaman Mark. Anak lelaki itu juga merasa kecewa karena Assa meninggalkannya. Kini Leonidas hanya duduk sambil memberi makan dua bebek dalam kandang.“Apa iya kita harus mencabut tuntutan kita pada Edmund dengan melihat kondisi Loe sekarang rasanya aku tidak rela Ayah, ” Jane berkata menyerukan keputusan Mark.“Memangnya siapa yang rela, Jane? Ayah juga tidak rela, tapi jika itu adalah cara agar keluarga kita bisa bersama mengapa tidak kita penuhi saja kemauan Edmund.”Jane menghela nafasnya. Sejak mendengar keputusan Mark untuk mencabut tuntutannya pada Edmund, sejak saat itu Jane mencari cara agar tuntutan itu tetap diteruskan tapi, Jane juga tak mengelak bahwa dirinya takut dengan Takeda ke rumahnya kemarin.“Bukankah kita bisa melaporkan juga pada polisi bahwa Edmund mengancam kita? Kita bisa gunakan kamera pengawas ketika Takeda datang.”Jika saja rekaman itu ada M
Secara mendadak masyarakat dikagetkan dengan pemberitaan bebasnya Edmund. Belum jelas benar alasan penangkapannya, kini masyarakat bertanya-tanya tentang kenapa Edmund dibebaskan. Kabar burung menyebar tak tentu. Beberapa menduga bahwa itu adalah gimick yang dibuat untuk mendompleng penjualan produk terbaru mereka. Setiap orang mempunyai spekulasi sendiri-sendiri tentang kasus Edmund.Mark benar-benar mencabut laporan. Tim penyidik pun tak bisa berbuat apa-apa ketika atasan mereka secara langsung menyetujui pencabutan laporan Mark. Sedangkan Arthur sebagai ketua penyidik merasa hal tersebut sangat janggal meski tidak terima tapi karena atasannya memerintah untuk segera menghentikan maka Arthur pun melakukan hal tersebut.Berita tersebut disaksikan oleh Assa di kediamannya. Aksa cukup tahu bagaimana cara Edmund dalam bekerja pria yang dikenalnya dulu Saat kuliah itu mempunyai tabiat yang buruk. Jadi pada akhirnya asam memaklumi jika Mark melakukan pencabutan atas laporannya, belum lagi
Monemvasia, Yunani. Di Laconia ada sebuah kota bernama Monemvasia yang berada di sebuah pulau yang dihasilkan akibat gempa. Kota tersebut hanya memiliki satu akses jalan keluar dan masuk yang terhubung dengan daratan Laconia. Pulau tersebut berada di lepas pesisir timur Peloponnese. Rumah-rumah dibangun dari bata-bata semi finishing. Pulau yang berupa tebing batu itu seolah menjadi benteng bagi Monemvasia pintu masuk berupa gapura kecil adalah menjadi satu-satunya jalan keluar untuk seluruh penduduk dan para turis. Jalan-jalan Setapak menjadi penghubung antara rumah ke rumah lainnya. Rumah Alyssa berada sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rumah-rumah lainnya tepatnya berada di dekat tebing dan juga bukit-bukit dari pulau tersebut. Ketika jendela kamarnya dibuka maka Alyssa akan langsung melihat rumah-rumah penduduk di bawah rumahnya dan juga luasnya laut yang biru.Alyssa berdiri di teras rumahnya memandang pada luasnya laut yang biru sambil mengusap perutnya. Dia baru mengeta
Hanna masih memikirkan kondisi Alyssa saat ini. Dia benar-benar tidak mempunyai gambaran kemana Samuel membawa Alyssa pergi. Meski begitu Hanna tetap membuka toko kue peninggalan mendiang ibu kandung Alyssa. Selain karena dirinya yang memang juga membuat kue, Hanna merasa sangat menyayangkan jika toko kue tersebut ditutup.Hanna akan datang pagi-pagi sekali sebelum dirinya pergi ke kantor tempatnya bekerja sebagai seorang banker. Pada Sabtu dan Minggu, Hanna akan menghabiskan waktunya di toko kue seperti hari ini. Dua pegawainya libur tapi, Hanna masih bisa membuka toko kue meski seorang diri.Ketika lonceng di atas pintu berdenting, Hanna dengan ramah tersenyum dan menyambut pelanggan pertamanya. “Selamat pagi, sela....”Ucapan Hanna terhenti ketika mengetahui yang datang adalah Jeff, supir sekaligus orang kepercayaan Assa. Tentu saja Hanna tahu apa tujuan dari pria itu yang pagi-pagi sudah datang ke toko kue.“Alyssa belum menghubungiku. Jika itu adalah maksud dan tujuanmu datang ke
Mereka sampai di Bandara lima belas menit kemudian. Di sana sudah ada pesawat jet pribadi milik Assa yang menunggu. Selain itu wolf dan Assa juga sudah ada di dalamnya, Jeff langsung membawa Hanna masuk dan memberikan ponsel itu kepada Wolf untuk ditautkan dengan perangkat yang terhubung dengan Google Map agar bisa melacak keberadaan Alyssa selama di Yunani."Apakah Alyssa sudah menghubungimu? "Tanya Asa kepada Hannah yang baru saja masuk ke dalam zat pribadinya. Hanna mengangguk membenarkan apa yang Assa tanyakan. "Dia baru saja menghubungiku saat dalam perjalanan, dia bilang dia baik-baik saja tapi, dia tidak memberitahuku dimana alamat pasti dia tinggal.""Dia menghubungimu saja itu sudah lebih dari cukup. Nanti saat tiba di Yunani Cobalah kau untuk menghubunginya lagi Wolf akan melacak itu dari sana."Hanna mengambil tempat duduk paling belakang, meski begitu tempatnya sangat luas. Dia terkagum-kagum dengan interior pesawat, seumur hidup baru kali ini Hanna menaiki jet pribadi ya
Samuel masuk ke rumahnya dengan terburu-buru, dia langsung mencari Alyssa dan Dastan. Mereka berada di ruang makan tengah menikmati makan siang. Samuel kemudian berkata kepada keduanya. "Dastan tolong bantu Alyssa kemasi barang-barangnya kita pergi dari sini."Alyssa terlihat bingung dengan situasi sekarang. “Sebenarnya ada apa ayah? Kenapa kita harus pergi lagi?”“Assa dalam perjalanan kemari,” Samuel terdiam teringat akan sesuatu. “Apa kau menghubungi Hanna?”“Mereka melacak keberadaan kita dari nomor ponsel kita yang aktif saat menghubungi seseorang.”“Ayah tahu dari siapa?”“Seseorang memberi tahu ayah, Alyssa.”Alyssa melihat Samuel yang sibuk kesana, kemari memasukan beberapa barang ke tas, dan itu membuat Alyssa sangat lelah dengan keadaan sekarang. “Ayah, kita tidak perlu menghindarinya. Aku yang akan menghadapi Assa.”“Tidak, Alyssa. Kau tidak tahu bagaimana dia jika sudah berkeinginan.""Ayah, aku lelah.”Mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Alyssa, Samuel langsun
Samuel kemudian menghampiri Dastan begitu dia selesai bicara dengan pria itu. Kursi di hadapan Dastan ditarik pelan agar dirinya bisa duduk berhadapan dengan Dastan yang tengah menikmati makanan yang baru saja disajikan di atas mejanya. Dastan meletakan sendok, dan mulai menatap Samuel dengan serius.“Paman tahu bukan kalau pria itu adalah kaki tangan Edmund? Kenapa Paman terlibat pembicaraan dengannya?”“Edmund memberikan bukti terkait video itu kecelakaan itu. Setengah dari video itu ada padanya,” Samuel kemudian memberikan ponselnya pada Dastan. “lihatlah ini.”Dastan mengambil ponsel Samuel untuk melihat apa yang terekam dari kamera pengawas. Tombol play ditekan, di sana video mulai dimainkan. Ada truk besar di belakang mobil Alfredo, lalu truk itu kehilangan keseimbangan. Saat hampir menabrak mobil Alfredo, lebih dahulu Alfredo membanting setir mobilnya hingga berpindah jalur dan bertabrakan dengan mobil yang dinaiki istri Samuel.“Jadi mobil besar di belakang yang memicu kecelak