Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Malam yang berkuasa memeluk Alyssa dalam lelahnya langkah-langkah yang diayun menuju kediamannya. Angin malam berhembus tak tahu diri, hingga Alyssa merapatkan coat lusuhnya. Nafas yang keluar berkali-kali adalah nafas lelah yang meski dihembuskan ternyata tak mampu mengurangi beban hidupnya. Saat kakinya berhenti di depan rumah, Alyssa melihat tiga orang pria berbadan besar berdiri di sana. Ada perasaan takut dalam diri Alyssa ketika mata ketiga pria itu menatapnya. Waswas dalam dirinya, namun Alyssa tetap melangkah mendekat.“Kalian siapa?” tanyanya takut-takut. Mata-mata mereka menatapnya dengan garang. Alyssa memberanikan diri menatap mereka agar tak mudah diintimidasi. Salah satu dari mereka dengan tato Naga di lengan kirinya menghampiri Alyssa. “Apa kau putri dari Samuel Moore?”“I-iya. Kalian siapa?”“Kami datang untuk mengambil uang yang ayahmu janjikan tiga hari yang lalu.”Mata Alyssa awas memperhatikan ketiganya. Rasanya ingin kabur, tapi badan-badan besar mereka rasanya
Hampstead, Bishops Avenue terasa sangat lengang ketika kaki-kaki lelah Alyssa menyusurinya. Sudah sangat larut malam memang untuk mencari sebuah alamat. Alyssa sudah hampir kehabisan daya ketika mencocokkan setiap nomor rumah di sana. Jarak dari rumah ke rumah lainnya cukup memakan tenaga.“Nomor tiga sembilan sudah, berarti setelah ini nomor empat puluh,” Alyssa berbicara pada dirinya sendiri mengingat setiap nomor rumah yang dilewatinya.Tak ada satu pun rumah yang kecil di sini. Lebih pantas disebut mansions dari pada rumah. Ada juga yang rupanya seperti istana, atau gereja yang megah. Alyssa berhenti di depan pagar rumah dengan nomor empat puluh. Pagar yang menjulang tinggi sementara rumah di dalamnya terletak sangat jauh dari pandangan Alyssa.Dua penjaga berdiri di balik pagar. Pakaian mereka serba hitam dengan alat komunikasi di telinga. Alyssa yakin masing-masing dari mereka menyembunyikan pistol di balik jaket kulit yang dikenakan. Alyssa melihat dirinya kini seperti kelinci
Suara Assa terdengar seperti sebuah rayuan manis dari penyair yang membaca setiap untaian kata-kata cinta yang melenakan hati pendengarnya. Rupa parasnya seperti lukisan nyata yang dicipta seniman paling handal di muka bumi. Senyum tipisnya serupa Oase di tengah gurun.Alyssa terpana untuk sesaat, tapi seluruh kewarasannya kembali membawa Alyssa berpijak pada kenyataan bahwa tujuannya menemui Assa adalah untuk membereskan hutang-hutang ayahnya. “Se-selamat pagi Tuan,” balas Alyssa dengan terbata-bata.Assa tersenyum tipis melihat kegugupan Alyssa. “Duduklah, kita bicarakan apa yang ingin kau sampaikan sambil sarapan.”Alyssa setuju, dan Helga segera menarik kursi untuk Alyssa duduk berhadapan dengan Assa. Setelahnya Helga menepuk tangannya, lalu beberapa pelayan datang membawakan sarapan untuk mereka. Lagi-lagi Alyssa dibuat takjub dengan tempat yang sekarang diinjaknya.Aneka makanan untuk sarapan tersaji. Alyssa disuguhi wafel dengan taburan gula halus, madu dan juga potongan str
Assa Zachary Welsh adalah seorang pewaris tunggal Welsh Company yang sudah sangat lama menginginkan seorang Alyssa. Gadis yang selalu memenuhi mimpi-mimpinya. Tepat di depan matanya kini Alyssa berbaring dengan tenang setelah dokter datang dan merawatnya lagi.“Helga! bisakah kau menggantikan pakaiannya dengan pakaian tidur agar dia bisa beristirahat dengan nyenyak?"Helga menghela lelah nafasnya. Sejak kedatangan Alyssa, tuan mudanya itu belum juga pergi ke perusahaan untuk bekerja. Ketika Alyssa pingsan di depan mansions Assa langsung memerintahkan pengawalnya membawa Alyssa ke rumah yang ada di belakang mansion dan meminta dokter keluarganya untuk datang tanpa tetapi. “Baiklah tapi, setelah ini Anda harus berjanji untuk pergi ke kantor, Tuan Muda.”“Bukankah ada ayah di sana? Lalu untuk apa aku datang?”Assa tidak bisa dibujuk seperti anak kecil yang jika diiming-imingi permen maka, akan langsung menurut. Helga sudah kehabisan alasan untuk disampaikan pada tuan besarnya perihal pu
Daun-daun bergoyang saling bergesekan begitu angin menyapa mereka. Sesekali ranting yang sudah terlalu panjang itu mengetuk-ngetuk kaca. Mengusik lelapnya Alyssa. Kembali terbangun dalam keadaan yang jauh lebih. Tidak lagi merasakan denyutan hebat seperti semula di kepalanya.Alyssa menggerakkan kepalanya ke kiri melihat pada ranting yang mengetuk-ngetuk kaca jendelanya. “Apa kau ingin masuk? Sebaiknya jangan, jika kau masuk sepertinya tidak akan bisa keluar.”Alyssa frustasi hingga mengajak ranting pohon bicara. Pelan-pelan dia bergerak bangun, bersandar pada kepala ranjang lalu melihat tangannya yang kembali ditusuk jarum guna menyalurkan cairan ke tubuhnya.Dua pelayan masuk dengan mendorong troli makanan. Membawanya mendekat pada Alyssa. “Kalian siapa?”Salah satu dari mereka menjawab. “Kami pelayan Anda, Nona.”“Maksudku, nama kalian siapa?”“Saya Bertha, dan dia adalah Diana. Kami ditugaskan untuk menjaga dan merawat Nona.”“Termasuk mengganti pakaianku ini?” tanya Alyssa lagi s