Home / CEO / On CEO's Bed / 4. Assa Zachary

Share

4. Assa Zachary

Author: Yellowflies
last update Last Updated: 2023-07-09 16:31:47

Assa Zachary Welsh adalah seorang pewaris tunggal Welsh Company yang sudah sangat lama menginginkan seorang Alyssa. Gadis yang selalu memenuhi mimpi-mimpinya. Tepat di depan matanya kini Alyssa berbaring dengan tenang setelah dokter datang dan merawatnya lagi.

“Helga! bisakah kau menggantikan pakaiannya dengan pakaian tidur agar dia bisa beristirahat dengan nyenyak?"

Helga menghela lelah nafasnya. Sejak kedatangan Alyssa, tuan mudanya itu belum juga pergi ke perusahaan untuk bekerja. Ketika Alyssa pingsan di depan mansions Assa langsung memerintahkan pengawalnya membawa Alyssa ke rumah yang ada di belakang mansion dan meminta dokter keluarganya untuk datang tanpa tetapi.

“Baiklah tapi, setelah ini Anda harus berjanji untuk pergi ke kantor, Tuan Muda.”

“Bukankah ada ayah di sana? Lalu untuk apa aku datang?”

Assa tidak bisa dibujuk seperti anak kecil yang jika diiming-imingi permen maka, akan langsung menurut. Helga sudah kehabisan alasan untuk disampaikan pada tuan besarnya perihal putra semata wayangnya yang enggan melangkahkan kakinya untuk ke kantor.

“Hari ini Anda pertemuan dengan Mark  and Moo Enterprises, Tuan Muda. Jika Anda tidak datang maka, perjanjian dengan mereka akan otomatis batal dan perusahaan akan merugi lebih dari lima ratus pounds, dan saya tidak ingin disalahkan untuk hal ini.”

Ucapan Helga berhasil membuat Assa terkekeh. Wanita itu sejak kecil tak pernah bosan merecoki hidupnya. “Helga, kau bukan sekretarisku, jadi tidak perlu ikut campur urusan pekerjaan. Tugasmu adalah di rumah.”

Helga melirik pada seseorang yang berdiri di ambang pintu, Argo sekretaris seorang Assa yang datang ke rumah hanya agar bisa membawa tuannya itu ke kantor, tapi gagal karena Assa lebih betah memandangi lelapnya Alyssa di tempat tidur, maka berakhirlah Argo dengan memohon pada Helga untuk membujuk Assa.

Argo yang di ambang pintu merapatkan kedua telapak tangannya di atas dada sebagai tanda memohon pada Helga agar Assa mau pergi ke kantor. Argo yang lebih muda dari Assa itu sering kali kalah berdebat dengan tuannya.

Lagi-lagi Helga dibuat menghela nafas lelah. “Baik kalau begitu, saya akan kembali ke kediaman tuan besar dan tidak akan mengurus Anda ataupun Alyssa lagi. Selamanya!”

Ancam Helga berhasil membuat Assa berdiri. “Hah! Kau seperti ibu, pandai mengancam. Baiklah aku akan pergi, tapi rawat Alyssa baik-baik. Dia harus tetap ada di sini.”

Helga tersenyum menang, “Tentu. Dengan senang hati, Tuan Muda. Sekarang silahkan ikut Argo dan pergilah ke kantor.”

Jelas saja Assa langsung berpaling menatap Argo yang tersenyum canggung padanya. Assa menggerutu. “Kalian berdua benar-benar bersekongkol untuk menjatuhkan ku.”

“Kalau saya berusaha menjatuhkan Tuan Muda, mungkin sudah sejak lama saya dorong Anda dari balkon rumah Anda yang megah ini,” komentar Argo menanggapi ucapan Assa.

“Sudahlah, ayo pergi.”

Ketukan-ketukan sepatu Assa nyaring terdengar mengisi ruangan. Argo berjalan di sisi membuka gadget berisi daftar kegiatan Assa. “Sebelum rapat dengan Mark and Moo lebih dulu Anda ada kunjungan ke yayasan tuan muda,”

“Hmmm,” balas Assa malas.

“Rapat akan dimulai setelah makan siang, dan dijadwalkan selesai pukul tiga sore. Setelahnya Anda harus menghadiri Gala Dinner dan menerima penghargaan dari Genius Youth.”

Assa berhenti melangkah dan berbalik memandang Argo dengan sengit. “Kau sama saja tidak bisa diajak bekerja sama,” lalu kembali berjalan.

“Maaf Tuan tapi, saya sudah bekerja sama dengan Anda ketika saya berusia lima tahun.”

“Ah! Iya benar, kau bocah yang lima tahun lebih muda dariku tapi, kau juga lebih banyak mengatur hidupku seperti Helga.”

Argo hanya mendengarkan ocehan Assa sambil terus berjalan. Sedangkan hitam sudah menunggu mereka. Assa masuk dan duduk di belakang, sementara Argo di depan bersama sopir pribadi Assa, Jeff.

“Jeff, jangan dengarkan apa pun yang diucapkan oleh Argo,” ucap Assa begitu duduk nyaman di belakang.

“Saya mungkin tidak mendengarkan ucapan Argo tapi, saya mendengarkan ucapan tuan besar,” balas Jeff yang membuat Argo terkekeh dan tentu Assa menggeram kesal karena Jack tidak membelanya.

***

Welsh Company sebuah korporasi layanan keamanan swasta itu mempunyai dua gedung yang menjulang tinggi. Assa bukanlah seorang anak yang bersembunyi di balik kekayaan orang tuanya. Apa yang diwariskan padanya memang sangat pantas untuk Assa yang juga seorang lulusan militer. Assa piawai memainkan senjata, membahas taktik dan juga mahir berkelahi.

Hanya saja rupanya menipu. Wajah Assa terlalu terlihat muda untuk pria berusia tiga puluh dua tahun tapi, kharismanya sebagai seorang pemimpin jelas tidak terelakkan. Assa terlalu memesona dalam setiap langkahnya. Tak sedikit wanita langsung jatuh hati padanya.

Bahkan ketika kakinya menapaki lobi gedung banyak sorot mata langsung tertuju padanya. Assa melirik Argo. “Bukankah sudah aku peringatkan untuk menusuk mata mereka yang masih menatapku seperti itu?”

Argo tersenyum kecil. “Jika semua mata yang ada di sini ditusuk maka, siapa yang bekerja untuk Welsh, Tuan Muda?”

“Sialan.”

“Kita langsung ke ruang rapat, semua sudah menunggu.”

“Hmmm,”

Ruang rapat berada di lantai lima. Begitu sampai di depan lift, Argo dengan cekatan langsung menekan angka tersebut, dan masuk begitu lift terbuka. Assa sedikit mengambil jarak dari Argo.

“Kenapa?” tanya Argo kesal.

“Kau tahu sendiri bukan bahwa di luar sana ada banyak isu yang mengatakan kalau kita berkencan. Aku tidak mau itu merusak image-ku.”

“Kalaupun aku harus berkencan dengan lelaki, tentu itu bukan Anda, Tuan Muda.”

“Ya, sebaiknya memang jangan aku.”

Mereka sampai di lantai lima, melangkah menuju ruang rapat. Dua pengawal di depan pintu membukakan pintu untuk Assa dan Argo. Semua sudah duduk menunggu kedatangan mereka. Assa langsung mengambil tempat tapi, suara retakan kaca mengalihkan perhatian.

Argo yang menyadari ada sebuah peluru menembus kaca gedung itu langsung mendorong kursi Assa agar tak mengenai tuan mudanya itu. Keduanya terjatuh di lantai dengan suara yang nyaring. Gerakan refleks Argo itu menghasilkan sebuah tenaga yang kuat hingga keduanya membentur dinding dengan keras.

Prang!

Peluru itu mengenai vas di atas meja dekat di dinding. Semua mata menatap kaget dengan kejadian secepat kilat itu. Kedua pengawal di luar langsung masuk begitu mendengar kegaduhan dari dalam. Keduanya dengan sigap membantu Assa dan Argo berdiri.

Assa berdiri, tajam matanya menatap keluar jendela. Ada gedung lainnya di sana. “Sam, cari tahu siapa yang berusaha membunuh saya hari ini!” perintahnya pada Sam salah satu pengawalnya.

“Baik Tuan Muda!”

Argo memungut peluru yang jatuh di lantai bersama pecahan keramik dari vas bunga. “SS two, V seven Subsonic.”

Assa mendekati Argo, dia mengulurkan tangannya agar Argo memberikan peluru itu padanya. Argo meletakan itu di telapak tangan Assa sambil berdiri. Lalu kedua mata mereka menatap pada yang menghadiri rapat hari ini.

Berjalan ke meja rapat Assa berkata pada semua yang datang hari ini. “Terima kasih untuk sambutannya. Ini membuat saya harus mengeluarkan uang lagi untuk mengganti kaca gedung dengan kaca anti peluru,” mata Assa lalu tajam memandang pada pemilik Mark and Moo. “Rapat kita lanjutkan.”

Salah satu dari mereka berkata. “Apa tidak sebaiknya ditunda dulu dan menyelidiki siapa yang melakukan hal itu pada Anda?”

“Tidak perlu, ada Sam dan juga Wolf yang akan melakukan itu untukku. Tugasku adalah menyelesaikan pekerjaan hari ini.”

Assa kemudian memberikan peluru itu pada Sam. Wolf melakukan tugasnya menggunakan teropong mengamati gedung yang jaraknya satu kilo meter di seberang sana. Itu adalah gedung yang belum selesai dibangun. Di sana hanya terlihat senjata yang digunakan untuk menembak Assa tanpa ada tuannya.

Seseorang dalam rapat meremas tangannya sendiri karena kesal. Seseorang yang sejak tadi tak lepas dari mata seorang Argo.

 

Related chapters

  • On CEO's Bed   5. Mansion

    Daun-daun bergoyang saling bergesekan begitu angin menyapa mereka. Sesekali ranting yang sudah terlalu panjang itu mengetuk-ngetuk kaca. Mengusik lelapnya Alyssa. Kembali terbangun dalam keadaan yang jauh lebih. Tidak lagi merasakan denyutan hebat seperti semula di kepalanya.Alyssa menggerakkan kepalanya ke kiri melihat pada ranting yang mengetuk-ngetuk kaca jendelanya. “Apa kau ingin masuk? Sebaiknya jangan, jika kau masuk sepertinya tidak akan bisa keluar.”Alyssa frustasi hingga mengajak ranting pohon bicara. Pelan-pelan dia bergerak bangun, bersandar pada kepala ranjang lalu melihat tangannya yang kembali ditusuk jarum guna menyalurkan cairan ke tubuhnya.Dua pelayan masuk dengan mendorong troli makanan. Membawanya mendekat pada Alyssa. “Kalian siapa?”Salah satu dari mereka menjawab. “Kami pelayan Anda, Nona.”“Maksudku, nama kalian siapa?”“Saya Bertha, dan dia adalah Diana. Kami ditugaskan untuk menjaga dan merawat Nona.”“Termasuk mengganti pakaianku ini?” tanya Alyssa lagi s

    Last Updated : 2023-07-09
  • On CEO's Bed   6. Nasib Alyssa

    Assa menarik nafas, lalu menghembuskan perlahan berusaha untuk tenang menghadapi kaburnya Alyssa. Pria itu benar-benar tak habis pikir dengan Alyssa. “Dia belum jauh, Argo perintahkan semuanya untuk mencari Alyssa. Bagi menjadi dua tim, gunakan juga anjing pelacak.”“Baik Tuan Muda!” Argo bergegas melaksanakan perintah Assa. Dia keluar dari mansion dan menghampiri para penjaga. Mereka langsung rapi berdiri tegak siap menerima perintah dari Argo. “Kita bagi menjadi dua tim. Cari Alyssa di hutan dan juga perkebunan, bawa beberapa anjing pelacak. Pastikan Alyssa ditemukan sebelum malam.”“Siap!”Karena begitu sudah terlatih mereka langsung bisa membagi tim, menyebar sesuai dengan apa yang diperintahkan. Sementara Assa tengah duduk di ruang tamu sambil mengganti sepatunya. Argo geleng kepala melihat tingkah tuannya itu.“Di luar mereka sedang tergesa mencari Alyssa, tapi Anda masih santai begini?”Assa berdiri, melepas jasnya. “Kamu pikir akan nyaman masuk ke hutan dengan sepatu kerja. M

    Last Updated : 2023-07-26
  • On CEO's Bed   7. Sangkar Emas

    Alyssa menggeliat di atas tempat tidur, tapi sesuatu terasa membebani perutnya. Matanya melihat pada tangan kekar yang menjadi alasan berat di atas perutnya. Alyssa menyingkirkan tangan itu dengan kasar tapi, Assa kembali memeluknya. Lebih erat.“Lepaskan saya!”“Bukan kamu sendiri yang semalam minta dipeluk?”Mata Alyssa kian terbuka lebar. “Ahahaha! Itu tidak mungkin, saya tidak pernah meminta siapapun memeluk saya.”Assa melepaskan pelukannya, lalu bergerak untuk bisa duduk bersandar pada kepala ranjang. “Semalam kamu bermimpi, kamu menangis dan minta dipeluk.”Apa yang Assa katakan tidak bisa langsung dipercayai Alyssa, tapi pikirannya mengingat sesuatu. Semalam memang mimpi buruknya datang menghantuinya lagi setelah sekian lama tapi, apakah benar sampai menangis dan minta dipeluk. “Anda pasti mengarang cerita,” ujar Alyssa mengelak pernyataan Assa akan dirinya semalam.“Apa perlu aku tunjukkan rekaman kamera dari kamar ini?”Alyssa langsung duduk begitu mendengar ada kamera di

    Last Updated : 2023-07-26
  • On CEO's Bed   8. Kabur Lagi

    Alyssa merasa kondisinya jauh lebih. Perutnya juga sudah diisi penuh. Alyssa masih mengibarkan bendera perang baik pada Helga ataupun pada Bertha dan juga Diana. Sejak pagi Alyssa sangat menyusahkan ketiganya. Mulai dari makan yang katanya tidak mau, tapi akhirnya Alyssa meminta makanan yang tidak ada. Mau tidak mau Bertha dan Diana meminta chef di rumah untuk memasak ulang, tapi Alyssa ingin mereka bertiga yang memasak.Entah itu soal rasanya ataupun soal porsinya. Selain soal makanan Alyssa juga protes perihal air yang disiapkan Diana untuk mandi. “Saya ingin mandi susu dengan taburan kelopak bunga mawar dan harus berjumlah seratus tangkai.”Diana memberitahu hal itu pada Helga, dan tentu saja apa yang Alyssa mau dituruti, tapi ketika bak mandi sudah siap seperti yang diminta, Alyssa lagi-lagi protes karena katanya airnya terlalu dingin. Alyssa ingin mandi dengan air hangat.Tujuannya jelas ingin membuat mereka lelah dengan tingkahnya lalu dibebaskan tapi, tentu saja hal itu tidak a

    Last Updated : 2023-07-26
  • On CEO's Bed   9. Tersesat

    Ada seorang wanita baik hati yang mau meminjamkan Alyssa ponsel sehingga gadis itu bisa menghubungi Jane dan meminta tolong pada mantan pacar ayahnya itu untuk dijemput. Jane bersedia menjemput Alyssa. Sekarang Alyssa duduk di dekat bangku taman. Dia bersembunyi di antara pohon-pohon sebab takut Assa bisa menemukannya.Alyssa menunggu dengan cemas kedatangan Jane. Di setiap kali ada mobil melintas dia akan buru-buru bersembunyi tapi, mobil yang melintas kali ini adalah mobil Jane sehingga Alyssa keluar dari persembunyiannya. Jane menghentikan mobilnya di tepi jalan dekat taman.“Astaga! Alyssa!” seru Jane begitu keluar dari mobil dan mendapati Alyssa yang kacau.“Aku akan jelaskan tapi, tolong sekarang kita pergi dulu.”“Baiklah,” ujar Jane dan segera kembali masuk ke mobil. Jane benar-benar terlihat khawatir dengan kondisi Alyssa. “Apa kau sudah makan?”“Belum.”Satu-satu yang sekarang Jane pikirkan adalah memberi Alyssa makan. Mobilnya melaju cepat mencari restoran cepat saji yang m

    Last Updated : 2023-08-05
  • On CEO's Bed   10. Sementara

    Assa duduk tenang di kursinya melihat pada rekaman kamera pengawas yang ada di beberapa jalan dan juga toko-toko. Setelah semalaman baru diketahui kini keberadaan Alyssa. Pria itu memerintahkan Sam dan Wolf untuk mengawasi Alyssa dari kejauhan. Dua orang itu melaporkan tentang dengan siapa Alyssa tinggal.Assa sedikit tenang begitu mendengar informasi tentang Dastan, Pria pemilik toko kelontong itu yatim piatu sejak kecil, dibesarkan oleh neneknya dan mengurus toko warisan orang tuanya. Tidak ada catatan kriminal tentang Dastan, hal itu yang membuat Assa tenang. Jadi untuk satu atau dua hari dia akan membiarkan Alyssa bebas dahulu.Fokus Assa sekarang adalah menyelidiki Jane dan juga tiga penagih hutang itu. Argo menemani Assa, juga memberitahu beberapa hal terkait orang yang tengah Assa selidiki. Seperti yang sudah-sudah mereka tidak akan melepaskan lawan dengan begitu mudah.“Jadi Jane adalah mantan kekasih Samuel yang sengaja dipacari untuk mencari informasi tentang kebakaran gudan

    Last Updated : 2023-08-05
  • On CEO's Bed   11. Membawa Pulang

    Semula Alyssa berpikir tentang Assa yang akan langsung membawanya kembali, tapi ini sudah beberapa hari sejak Alyssa melihat Sam dan Wolf ada di depan toko Dastan, tapi Assa tak kunjung menampakkan diri untuk membawanya pulang. Bahkan sudah dua hari ini Sam dan Wolf tidak terlihat di depan toko. Terhitung sudah enam hari Alyssa menetap di tempat Dastan. Alyssa juga sudah kenal dengan Elizabeth, wanita yang Dastan sebut nenek. Alyssa cepat akrab dengan Elizabeth yang hari ini sengaja datang ke tempat Dastan dengan membawa makanan yang dibuat khusus untuk Alyssa. Wanita tua itu sangat senang mengetahui ada seorang gadis yang tinggal bersama cucunya. “Rasanya senang ada cucu perempuan di rumah karena bisa diajak memasak atau menyulam. Tidak seperti Dastan yang selalu sibuk dengan dunianya,” ujar Elizabeth saat memasak bersama Alyssa di dapur. Sedangkan Dastan ada di depan menjaga toko. “Bukankah nenek mempunyai Mia sebagai cucu perempuan?” Alyssa menimpali ucapan Elizabeth sembari me

    Last Updated : 2023-08-05
  • On CEO's Bed   Menerima

    Meski dirasa tak tentu jalan hidupnya kini, Alyssa berusaha mencerna jalan takdir hidupnya. Setelah kejadian siang di toko Dastan ada rasa takut yang membuat Alyssa lebih berhati-hati dalam bertindak. Namun dia tetap menuntut sebuah penjelasan dari Assa.Alyssa duduk di hadapan Assa, di ruang kerja pria itu setelah menerobos masuk. “Saya ingin bicara.”“Silakan.”“Setelah melewati hari yang mengenaskan, saya rasa Anda pasti tahu sesuatu tentang mereka dan juga Jane. Tolong beritahu saya agar saya punya alasan untuk tetap tinggal di sini dan tidak berusaha kabur lagi.”Sejenak Assa berpikir. Tajam matanya memperhatikan detail ekspresi Alyssa. Wajah gadis itu terlihat lembut auranya tapi, sorot matanya menuntut sebuah ketegasan, dan Assa hampir tidak pernah menemukan pancaran aura sebagus Alyssa.“Bagian mana dulu yang ingin kau tahu?”Sejak kabur dari rumah Jane, wanita itulah yang paling membuat Alyssa penasaran. “Jane, kenapa d

    Last Updated : 2023-08-16

Latest chapter

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status