Semula Alyssa berpikir tentang Assa yang akan langsung membawanya kembali, tapi ini sudah beberapa hari sejak Alyssa melihat Sam dan Wolf ada di depan toko Dastan, tapi Assa tak kunjung menampakkan diri untuk membawanya pulang. Bahkan sudah dua hari ini Sam dan Wolf tidak terlihat di depan toko. Terhitung sudah enam hari Alyssa menetap di tempat Dastan. Alyssa juga sudah kenal dengan Elizabeth, wanita yang Dastan sebut nenek. Alyssa cepat akrab dengan Elizabeth yang hari ini sengaja datang ke tempat Dastan dengan membawa makanan yang dibuat khusus untuk Alyssa. Wanita tua itu sangat senang mengetahui ada seorang gadis yang tinggal bersama cucunya. “Rasanya senang ada cucu perempuan di rumah karena bisa diajak memasak atau menyulam. Tidak seperti Dastan yang selalu sibuk dengan dunianya,” ujar Elizabeth saat memasak bersama Alyssa di dapur. Sedangkan Dastan ada di depan menjaga toko. “Bukankah nenek mempunyai Mia sebagai cucu perempuan?” Alyssa menimpali ucapan Elizabeth sembari me
Meski dirasa tak tentu jalan hidupnya kini, Alyssa berusaha mencerna jalan takdir hidupnya. Setelah kejadian siang di toko Dastan ada rasa takut yang membuat Alyssa lebih berhati-hati dalam bertindak. Namun dia tetap menuntut sebuah penjelasan dari Assa.Alyssa duduk di hadapan Assa, di ruang kerja pria itu setelah menerobos masuk. “Saya ingin bicara.”“Silakan.”“Setelah melewati hari yang mengenaskan, saya rasa Anda pasti tahu sesuatu tentang mereka dan juga Jane. Tolong beritahu saya agar saya punya alasan untuk tetap tinggal di sini dan tidak berusaha kabur lagi.”Sejenak Assa berpikir. Tajam matanya memperhatikan detail ekspresi Alyssa. Wajah gadis itu terlihat lembut auranya tapi, sorot matanya menuntut sebuah ketegasan, dan Assa hampir tidak pernah menemukan pancaran aura sebagus Alyssa.“Bagian mana dulu yang ingin kau tahu?”Sejak kabur dari rumah Jane, wanita itulah yang paling membuat Alyssa penasaran. “Jane, kenapa d
Hal pertama yang Alyssa rasakan ketika membuka matanya adalah hembus nafas Assa yang tidur mendekapnya. Alyssa tidak langsung beranjak atau menjauh dari Assa. Dia sedikit memiringkan posisi tidurnya guna bisa melihat rupa Assa lebih dekat dan jelas. Ada keinginan untuk membelai wajah itu namun Alyssa mengurungkan niatnya ketika mata Assa terbuka.“Apa kau sedang mengagumiku?”“Tidak,” jawab Alyssa cepat.Assa tersenyum, tentu saja tidak percaya. Tangannya menarik pinggang Alyssa mendekat. “Mengaku saja, Alyssa.”“Aku baru saja bangun saat kau bangun,” balas Alyssa sembari tangannya berusaha menyingkirkan lengan Assa dari pinggangnya.Tapi Assa kian menarik mendekat bahkan tanpa ragu mencium bibir Alyssa. Memberikan tekanan manis di atas bibir mungil itu. “Itu hukuman untuk rubah kecil yang nakal.”Mata Alyssa mengerjap lucu, syok bercampur kesal menjadi satu seketika. Assa yang menyadari Alyssa masih terbengong itu menjentikkan j
Kehadiran Alyssa di mansion milik Assa Zachary menjadi warna berbeda. Tempat yang biasanya kaku dan selalu terlihat tegang itu, kini terasa konyol. Seperti ketika pagi-pagi Alyssa berdebat dengan Bertha dan Diana di dapur, lalu tak berselang lama Alyssa berdebat dengan tukang kebun.Alyssa meminta sedikit lahan kosong pada tukang kebun untuknya bisa menanam beberapa bunga selagi menunggu greenhouse yang diinginkan selesai dibangun. Tukang kebun menyarankan Alyssa untuk mengisi polybag dengan tanah dan menanam bibitnya di polybag yang berisi tanah itu agar ketika green house-nya Alyssa tinggal memindahkannya tapi, Alyssa kukuh ingin menanam langsung di tanah."Bukankah nanti akan Nona pindahkan ke green house? Jadi sebaiknya Nona menggunakan media polybag dulu,” tutur si tukang kebun yang lebih paham cara menanam dibandingkan Alyssa.Alyssa menatap tukang kebun itu dengan tajam. “Apa saya bilang kalau nanti bunganya akan dipindahkan?”Tukang kebun
Alyssa baru saja selesai mandi. Bertha dan Diana ada di kamarnya membawa sederet gaun malam yang menggantung di rak dorong. beberapa high heels pun sudah disiapkan oleh keduanya.“Malam ini tuan muda akan mengajak Anda makan malam, jadi kami menyiapkan beberapa pakaian yang sesuai dengan Nona.”“Makan malam seperti yang di film-film?” tanya Alyssa penasaran. Dia terlalu banyak menonton film romantis yang mempunyai adegan makan malam di restoran mewah. Otaknya membayangkan adegan makan malam dalam film Pretty Woman, tapi Alyssa cepat-cepat melenyapkan bayangan romantis dari otaknya. “Apa harus menggunakan gaun semewah itu?"“Makan malamnya akan berlangsung di Bumpkins restaurant,” jawab Diana membuat Alyssa melotot tak percaya.“Bukankah itu restoran mewah yang kabarnya bahkan didatangi oleh keluarga kerajaan?""Benar, Nona.""Kalian keluarlah, saya bisa melakukannya sendiri.""Tapi Nona…” ucapan Bertha terhenti
Alyssa benar-benar dipertemukan dengan Alfredo Welsh dan juga istrinya Lucy Sandra Welsh. Hal yang membuat Alyssa tak menyangka adalah sepasang suami istri itu menerima dirinya dengan baik. Bahkan Lucy memberikan pelukan erat dan memuji kecantikannya. Dipuji cantik oleh Lucy sudah barang tentu membuat Alyssa tersipu malu. Kini mereka duduk di satu meja dengan ruangan khusus yang dipesan hanya untuk mereka. Selain mereka, ada juga Helga dan Argo yang datang ke acara makan malam yang Assa sebut keluarga. Acara yang selalu dijadwalkan oleh Lucy secara khusus. “Saya senang karena bisa bertemu dengan dirimu langsung, sebelumnya saya hanya mendengar cerita tentangmu dari Samuel,” ungkap Alfredo pada Alyssa dengan perasaan tak menentu. “Benarkah ayah sering bercerita tentangku pada Anda?” “Iya, dia seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya. Maafkan saya karena sudah membuat ayahmu sangat sibuk dan sering meninggalkanmu sendirian di rumah.”“Ah, tidak apa-apa,” balas Alyssa dengan seul
Setelah selesai menonton Assa tidak langsung membawa Alyssa pulang. Pria itu mengajak Alyssa berjalan-jalan menikmati malam di London. Paling tidak apa yang Assa lakukan sekarang bisa mengurangi rasa jenuh Alyssa yang selama berhari-hari terkurung di mansionnya.Kali ini Assa tak melepaskan genggaman tangan Alyssa barang sedetikpun. Menyusuri Edgware Road, mereka bisa menemukan banyak penjual makanan yang buka dua puluh empat jam. “Apa aku boleh membeli Nachos?""Silakan.”Selain Nachos ada juga makanan khas Turki yang menarik perhatian Alyssa. Dia menunjuk itu dan Assa menurutinya. Sepertinya perut Alyssa masih sanggup menampung banyak makanan lainnya. Assa tak habis pikir karena dirinya sudah sangat kenyang.Ada kursi-kursi dan meja di depan restoran yang berjajar di pinggir jalan. Assa mengambil tempat untuk dirinya dan juga Alyssa. “Biasanya aku ketika pulang kerja tidak melihat-lihat suasana malam di sekitarku, aku akan langsung pulang dan tidur. Sekarang bisa merasakan suasana
Assa datang bersama Alfredo menghadiri lelang tender pesawat tempur yang diadakan oleh berbagai instansi keamanan nasional dari berbagai negara. Sebagai pemilik perusahaan keamanan yang juga merangkap sebagai perusahaan persenjataan, jelas Assa tertarik ketika diundang untuk menghadiri acara tersebut.Assa hadir bukan sebagai vendor yang akan mempresentasikan produk mereka pada para petinggi keamanan nasional yang hadir hari ini. Posisinya sama seperti petinggi keamanan nasional yang sedang mencari jenis pesawat tempur terbaru untuk armada keamanan mereka. Assa juga bisa menjadi investor untuk beberapa vendor yang bisa menarik hatinya.Ada beberapa kamera wartawan yang menyoroti Assa ketika melangkah masuk ke gedung pertemuan. CEO muda yang digadang-gadang menjadi pesaing besar Blue Eyes itu namanya kian mentereng karena Assa berhasil menyabet pengusaha sukses versi majalah Forbes selama dua tahun terakhir ini.Meski banyak yang mengatakan bahwa keberuntungan Assa ada berkat Alfredo,