Beberapa hari berikutnya keadaan Alyssa sudah lebih baik. Dia terlihat lebih segar dari sebelumnya. Matanya berseri indah ketika menatap Assa. Itulah hal yang paling membuat Assa bahagia. Tatapan mata Alyssa benar-benar membuat dirinya merasa sangat hidup. Tatapan hangat yang mampu membuat Assa melenyapkan segala masalah yang membelit dirinya. Hal yang sangat disyukuri Assa saat ini adalah kehadiran Alyssa dalam hidupnya. Hari ini Lucy meminta mereka untuk datang ke Essex tanpa penolakan. Assa yang semulai keberatan itu pun akhirnya setuju setelah Lucy memohon padanya. Assa tidak tahu apa tujuan Lucy meminta dirinya dan Alyssa untuk datang ke sana, namun untuk menenangkan hati ibunya akhirnya pagi ini Assa berkemas dengan beberapa pakaian yang dia masukkan ke dalam ransel hitamnya. “Assa boleh aku bertanya sesuatu?”“Tanyakanlah.”“Tentang Argo. Bukankah kawanannya di tangkap, lalu apakah Argo masih bebas berkeliaran di luar sana?”Membicarakan Argo rupanya membuat Assa bisa menang
Melanjutkan perjalanannya di Essex, Lucy setelah dari makam mendiang suaminya membawa Alyssa dan Assa untuk makan siang di sebuah restoran dekat dermaga yang dahulu pernah menjadi tempat bertemunya Lucy dan juga Ishak. Restoran tersebut ternyata milik neneknya Assa. Lucy mengambil tempat duduk dekat jendela. Tempat favoritnya dengan Ishak.“Restoran ini milik nenekmu,” jelas Lucy pada Assa dan Alyssa yang menatapnya terkejut. “Sekarang jadi milik ibu, hanya saja dikelola oleh orang lain. Ayah dan ibu bertemu di sini. Kamu mengetahui cerita mereka?”“Hmmm,” Assa mengangguk. “Ibu dulu kuliah di University of Essex, saat itu tengah melarikan diri dari rumah. Ibu tidak ingin kuliah di Amerika. Keputusan ibu disetujui asalkan ibu mencari biaya kuliah sendiri. Akhirnya ibu sepakat, lalu ibu mulai mencari pekerjaan salah satunya di tempat ini.”Lucy mengisahkan hidupnya yang berjuang karena tidak ingin bergantung hidup dari orang tuanya. Di Essex, Lucy benar-benar menunjukkan kemandiriann
Dunia tidak selalu dipenuhi dengan hal-hal indah yang memuaskan ekspektasi. Terkadang harus runtuh dalam satu kedipan mata bahagia yang tengah digenggam. Kisah hidup tak pernah selalu seindah dongeng-dongeng buatan yang memberikan gambaran palsu tentang kehidupan di masa anak-anak. Alyssa menyadari benar bahwa dongeng seperti Putri Salju, Cinderella atau Rapunzel yang bertemu dengan pangerannya tidak berakhir dengan kalimat Happly Ever After. Ditelaah lebih jauh lagi ada banyak versi menyakitkan dari kisah mereka, versi yang disembunyikan agar orang-orang tetap meyakini bahwa kisah mereka berakhir indah.Menatap pada dua anak kecil bermata sipit itu membuat hati Alyssa miris. Betapa dunia kecil mereka sudah dihadapkan dengan kisah pahit kematian orang tuanya. Tidak ada dongeng-dongeng palsu yang disuguhkan pada mereka, sebab getir kehidupan sudah lebih dulu menyapa. Alyssa merasa dirinya jauh lebih beruntung, meski ditinggalkan ibunya dulu dalam sebuah kecelakaan. Dua anak kecil dalam
Sedikit mengungkap kehidupan Takeda, pria itu di lingkungannya dikenal sebagai seorang petani. Takeda tinggal di Hokkaido, mencintai Negara namun dia dikhianati. Ayah Takeda menjadi kambing hitam atas kasus korupsi petinggi Jepang. Itu pula yang menjadi alasan Takeda memilih jalannya menjadi pembunuh bayaran, sebab ketika kasus itu terjadi ibunya harus meninggal karena serangan stroke. Takeda juga harus kehilangan kakak perempuannya yang meninggal karena diperkosa oleh orang-orang yang menjanjikan akan membantu ayah mereka bebas, namun semua itu hanya bualan. Negaranya tak bisa melindungi Takeda dan keluarganya. Bukan terlahir dari keluarga kaya raya, Takeda tak bisa mempertahankan kehormatan keluarga karena kalah dengan uang dan kedudukan. Takeda muda mulai belajar bela diri, berlatih samurai dengan salah satu petani Hokaido yang merupakan pecinta seni samurai. Takeda tumbuh dalam kekejaman dunia, menjadikan dirinya lebih kejam dari dunia memperlakukannya. Namun Takeda tetap bisa me
Pada situasi tertentu hari yang dilalui terasa begitu lama, namun dalam situasi lainnya hari berlalu dengan cepat. Tanpa terasa pernikahan Alyssa dan Assa sudah di depan mata. Gaun pengantin sudah siap digunakan, penata rias sudah datang untuk mempercantik wajah Alyssa dengan make up. Pernikahan yang benar-benar sederhana karena Assa hanya mengundang beberapa orang saja dari rekan-rekan bisnisnya. Tak ingin keramaian yang terlalu, meski uang Assa tidak akan habis untuk mengadakan pesta yang besar.Bahkan untuk bridesmaid saja Alyssa tidak pusing memikirkan hal itu. Baginya Hanna, Diana dan Bertha saja sudah cukup. Merekalah yang selama beberapa bulan belakangan ini bersama Alyssa, tak masalah meski posisi Diana dan Bertha adalah asisten rumah tangganya. Alyssa menganggap mereka teman sama seperti Hanna. Gaun yang disiapkan untuk ketiganya berwarna peach dengan model yang berbeda. Sedangkan Helga yang sudah dianggap orang tua mengenakan gaun yang berwarna sama dengan Lucy, Belinda, Jan
kabar pernikahan Assa terdengar sampai ke telinga Lena, meskipun tak ada media berita yang benar-benar menyiarkan pernikahan tersebut secara langsung. Assa tidak mengundang awak media manapun untuk meliput pernikahannya. Foto-foto pernikahan yang didapat hanya bersumber dari orang-orang terdekatnya. Seperti Lucy yang membagikan potret pernikahan saat pemberkatan di gereja, dan juga Jane yang membagikan fotonya bersama kedua pengantin saat pesta malam harinya.Lena menghela nafasnya, merelakan Assa bukanlah hal yang mudah. Apalagi hasil tes urine yang dilakukannya pagi tadi menunjukkan bahwa dia positif hamil. Percintaannya dengan Assa malam itu menghadirkan apa yang Lena mau, meski demikian Lena tidak meminta Assa untuk bertanggung jawab secara langsung. Hari ini dia berencana memberitahu Assa bahwa dia akan kembali ke Rusia. Lena berbaring menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan kehidupannya jika tanpa belas kasih dari Lucy, maka tak akan pernah ada dirinya yang sekarang. Lena se
Natal tinggal dua hari lagi. Alyssa sudah menyiapkan dekorasi Natal dan juga bahan-bahan untuk membuat kue-kue khas Natal. Pohon Natal sudah berdiri di sudut ruangan dekat perapian. Alyssa membiarkan Aoyama dan Sora untuk menghiasnya. Mereka akan merayakan Natal bersama-sama di Mansion milik Assa. Selama ini Mansion tersebut selalu sepi ketika Natal, tapi tahun ini rupanya akan ramai. Bahkan Mark dan keluarganya juga akan datang saat hari Natal tiba.Assa bergabung bersama mereka. “Aoyama apa kau ingin ikut untuk melihat rumah ayahmu di Vitoria?”“Apa kakek dan paman Takeda juga ikut?”“Ya, mereka akan ikut.”“Baiklah kalau begitu aku ikut. Sora tetap di sini bersama bibi Alyssa dan nenek,” katanya pada adik perempuannya.“Aku akan tetap di sini menghias pohon Natal,” kata Sora membalas ucapan Aoyama.Assa kemudian berpamitan pada Alyssa. Dia memang harus mengantar langsung Fujiwara untuk melihat properti milik Satoshi, lalu alasannya mengajak Aoyama adalah karena dia anak lelaki. Aoy
Assa sampai di mansion sebelum makan malam di mulai. Dia langsung masuk ke kamarnya, dimana Alyssa berada. Wanita itu baru saja selesai mandi, Assa mendekati dari belakang Alyssa yang tengah bercermin. Aroma sabun yang menguar dari tubuh Alyssa menarik naluri Assa sebagai seorang pria. Dia mencium lekukan leher Alyssa, menghirup aromanya dengan mata terpejam.“Wangimu sangat enak. Aku menyukainya,” kata Assa memuji istrinya. Dia kemudian mengambil jarak, dan melepaskan kemejanya.“Apa kamu ingin mandi? Aku akan menyiapkan airnya untukmu.”“Aku ingin mandi denganmu.”“Aku sudah mandi, Assa.”“Apa salahnya kamu mandi lagi? Bukankah itu bagus mandi bersama suaminya yang tampan ini,” balas Assa dengan percaya dirinya.Alyssa berdecak, tapi pipinya merona ketika Assa sudah benar-benar melepas kemejanya, menyisakan bentuk tubuhnya yang menggoda. Hal itu disadari benar oleh Assa, jadi timbul keinginan dalam diri Assa untuk menggoda Alyssa. Pria itu kembali mendekat, matanya tajam menatap Aly
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi
Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t