Pada situasi tertentu hari yang dilalui terasa begitu lama, namun dalam situasi lainnya hari berlalu dengan cepat. Tanpa terasa pernikahan Alyssa dan Assa sudah di depan mata. Gaun pengantin sudah siap digunakan, penata rias sudah datang untuk mempercantik wajah Alyssa dengan make up. Pernikahan yang benar-benar sederhana karena Assa hanya mengundang beberapa orang saja dari rekan-rekan bisnisnya. Tak ingin keramaian yang terlalu, meski uang Assa tidak akan habis untuk mengadakan pesta yang besar.Bahkan untuk bridesmaid saja Alyssa tidak pusing memikirkan hal itu. Baginya Hanna, Diana dan Bertha saja sudah cukup. Merekalah yang selama beberapa bulan belakangan ini bersama Alyssa, tak masalah meski posisi Diana dan Bertha adalah asisten rumah tangganya. Alyssa menganggap mereka teman sama seperti Hanna. Gaun yang disiapkan untuk ketiganya berwarna peach dengan model yang berbeda. Sedangkan Helga yang sudah dianggap orang tua mengenakan gaun yang berwarna sama dengan Lucy, Belinda, Jan
kabar pernikahan Assa terdengar sampai ke telinga Lena, meskipun tak ada media berita yang benar-benar menyiarkan pernikahan tersebut secara langsung. Assa tidak mengundang awak media manapun untuk meliput pernikahannya. Foto-foto pernikahan yang didapat hanya bersumber dari orang-orang terdekatnya. Seperti Lucy yang membagikan potret pernikahan saat pemberkatan di gereja, dan juga Jane yang membagikan fotonya bersama kedua pengantin saat pesta malam harinya.Lena menghela nafasnya, merelakan Assa bukanlah hal yang mudah. Apalagi hasil tes urine yang dilakukannya pagi tadi menunjukkan bahwa dia positif hamil. Percintaannya dengan Assa malam itu menghadirkan apa yang Lena mau, meski demikian Lena tidak meminta Assa untuk bertanggung jawab secara langsung. Hari ini dia berencana memberitahu Assa bahwa dia akan kembali ke Rusia. Lena berbaring menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan kehidupannya jika tanpa belas kasih dari Lucy, maka tak akan pernah ada dirinya yang sekarang. Lena se
Natal tinggal dua hari lagi. Alyssa sudah menyiapkan dekorasi Natal dan juga bahan-bahan untuk membuat kue-kue khas Natal. Pohon Natal sudah berdiri di sudut ruangan dekat perapian. Alyssa membiarkan Aoyama dan Sora untuk menghiasnya. Mereka akan merayakan Natal bersama-sama di Mansion milik Assa. Selama ini Mansion tersebut selalu sepi ketika Natal, tapi tahun ini rupanya akan ramai. Bahkan Mark dan keluarganya juga akan datang saat hari Natal tiba.Assa bergabung bersama mereka. “Aoyama apa kau ingin ikut untuk melihat rumah ayahmu di Vitoria?”“Apa kakek dan paman Takeda juga ikut?”“Ya, mereka akan ikut.”“Baiklah kalau begitu aku ikut. Sora tetap di sini bersama bibi Alyssa dan nenek,” katanya pada adik perempuannya.“Aku akan tetap di sini menghias pohon Natal,” kata Sora membalas ucapan Aoyama.Assa kemudian berpamitan pada Alyssa. Dia memang harus mengantar langsung Fujiwara untuk melihat properti milik Satoshi, lalu alasannya mengajak Aoyama adalah karena dia anak lelaki. Aoy
Assa sampai di mansion sebelum makan malam di mulai. Dia langsung masuk ke kamarnya, dimana Alyssa berada. Wanita itu baru saja selesai mandi, Assa mendekati dari belakang Alyssa yang tengah bercermin. Aroma sabun yang menguar dari tubuh Alyssa menarik naluri Assa sebagai seorang pria. Dia mencium lekukan leher Alyssa, menghirup aromanya dengan mata terpejam.“Wangimu sangat enak. Aku menyukainya,” kata Assa memuji istrinya. Dia kemudian mengambil jarak, dan melepaskan kemejanya.“Apa kamu ingin mandi? Aku akan menyiapkan airnya untukmu.”“Aku ingin mandi denganmu.”“Aku sudah mandi, Assa.”“Apa salahnya kamu mandi lagi? Bukankah itu bagus mandi bersama suaminya yang tampan ini,” balas Assa dengan percaya dirinya.Alyssa berdecak, tapi pipinya merona ketika Assa sudah benar-benar melepas kemejanya, menyisakan bentuk tubuhnya yang menggoda. Hal itu disadari benar oleh Assa, jadi timbul keinginan dalam diri Assa untuk menggoda Alyssa. Pria itu kembali mendekat, matanya tajam menatap Aly
Salju turun lebat malam. Samuel setelah makan malam bersama Alyssa diminta untuk menemui Mark di salah satu kedai kopi. Dua pria itu duduk berhadapan dengan cangkir kopi yang masih mengepul panas. Samuel sudah bisa menduga arah pembicaraan Mark ketika memintanya untuk bertemu. Tidak ada urusan pekerjaan yang harus dibicarakan, maka Samuel yakin bahwa ini adalah perkara Jane.“Bagaimana perasaanmu terhadap putriku, Samuel?”Benar dugaannya. Samuel sudah mempunyai jawaban pasti ketika dia menerima pertanyaan itu. “Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa untuknya. Kau tahu sendiri saya bahkan tidak bisa mengurus anak saya dengan benar, apalagi Jane.”“Kau sudah mengatakan langsung padanya?”“Saya berusaha, hanya saja Jane selalu menghindar ketika saya ingin serius membicarakan hal tersebut. Saya tahu Jane tidak ingin mendengar apapun yang saya katakan tentang hubungan kita, karena dia tahu saya tidak bisa bersamanya.”Mark menghela nafasnya. Dia tidak bisa memaksa Samuel, namun ketika meliha
Alyssa ketika membuka matanya mendapati dirinya tidur seorang diri. Assa sudah bangun lebih dulu darinya. Ketika pintu dibuka dia mengarahkan matanya ke sana, Assa masuk dengan membawa nampan berisi sarapan untuk Alyssa. Diletakannya nampan tersebut di atas meja dekat tempat tidur, lalu Assa duduk di sisi untuk mencium kening Alyssa.“Selamat pagi, sayang.”“Apa kamu bangun sepagi ini?”“Ya, aku tahu kamu sangat lelah jadi aku bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untukmu,” jawab Assa. Jelas sekali dia merasa sangat harus bertanggung jawab atas tindakannya semalam pada Alyssa.“Baguslah karena kamu menyadari perbuatanmu itu.”Assa tersenyum kecil, mencium bibir Alyssa dengan cepat. “Jadi mau sarapan, atau kamu yang akan menjadi sarapanku pagi ini?”“Menyebalkan!” Alyssa bangun sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.Assa mengambil meja lipat untuk digunakan di atas tempat tidur dan meletakkan nampan berisi sarapan yang dibuatnya. “Nyonya Fujiwara mengajariku membuat sup Kenchinjir
Malam Natal di kediaman lama Alfredo yang dijadikan tempat Assa menyembunyikan Argo tampak sangat sepi, meski sebenarnya Assa menempatkan beberapa orang untuk berjaga setiap malamnya. Mereka berada di pos masing-masing, berjaga dengan santai. Dua orang penjaga di depan gerbang tiba-tiba tumbang ketika mereka disekap dari belakang oleh dua orang yang menyuntikan sesuatu ke leher mereka.Lalu tubuh mereka disembunyikan di balik pepohonan. Salju turun lebat malam ini, jelas sekali membuat penduduk setempat enggan untuk keluar dari rumah mereka. Ditambah lagi ini adalah malam Natal, mereka lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing di rumah. Dua orang yang masuk secara sembunyi-sembunyi itu mendekati tempat Argo di sekap.Keduanya masuk lewat pintu belakang dengan melewati sisi rumah secara mengendap-endap. Di dapur ada penjaga tua yang biasa ditemui Assa. Pria tua itu dengan membuat teh, namun tiba-tiba dia suntik lehernya dari belakang. Pria itu kejang-kejang, dan ta
Nyatanya sering kali terjadi hal-hal yang tidak pernah diharapkan. Salah satunya kebakaran rumah Alfredo di malam Natal. Setelah diselidiki lebih jauh dugaan Assa memang benar bahwa kebakaran itu disengaja. Setelah api padam pihak kepolisan memeriksa, mereka menemukan sisa-sisa dari perangkat ledak dengan daya kecil, namun cukup untuk menghancurkan satu rumah. Selain jasad pria tua yang ditemukan, dua penjaga lainnya juga ditemukan di aantara tumpukan salju. Mereka tewas karena sianida yang disuntikan lewat leher mereka.Assa harus mengurus kematian mereka ke kantor polisi dan juga memberitahu keluarga mereka. Selain itu Assa juga memberikan jaminan pada keluarga korban. Jeff membantu Assa menyelesaikan hal tersebut. Pria itu kini berdiri menatap api yang sudah padam beberapa jam yang lalu. Dinginnya udara dan salju turun membaantu sisa-sisa puing terbakar cepat menjadi dingin. Tak ada yang tersisa dari rumah kenangan milik Alfredo itu.“Tuan Muda, pulanglah. Kami akan menyelesaikan i
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi
Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t