Nyatanya sering kali terjadi hal-hal yang tidak pernah diharapkan. Salah satunya kebakaran rumah Alfredo di malam Natal. Setelah diselidiki lebih jauh dugaan Assa memang benar bahwa kebakaran itu disengaja. Setelah api padam pihak kepolisan memeriksa, mereka menemukan sisa-sisa dari perangkat ledak dengan daya kecil, namun cukup untuk menghancurkan satu rumah. Selain jasad pria tua yang ditemukan, dua penjaga lainnya juga ditemukan di aantara tumpukan salju. Mereka tewas karena sianida yang disuntikan lewat leher mereka.Assa harus mengurus kematian mereka ke kantor polisi dan juga memberitahu keluarga mereka. Selain itu Assa juga memberikan jaminan pada keluarga korban. Jeff membantu Assa menyelesaikan hal tersebut. Pria itu kini berdiri menatap api yang sudah padam beberapa jam yang lalu. Dinginnya udara dan salju turun membaantu sisa-sisa puing terbakar cepat menjadi dingin. Tak ada yang tersisa dari rumah kenangan milik Alfredo itu.“Tuan Muda, pulanglah. Kami akan menyelesaikan i
Pagi saat Natal tiba. Aoyama, Sora dan Leonidas tersenyum bahagia ketika Alyssa menunjukkan hadiah-hadiah untuk mereka yang berada di bawah pohon Natal. Pagi ini juga mereka kedatangan Mark dan istrinya, bahkan Jane datang. Mereka saling bertukar hadiah dengan ucapan Natal. Rasanya seperti sebuah Natal yang sempurna untuk keluarga mereka, meski sebenarnya saling menyimpan luka masing-masing.Seperti Jane yang datang memaksakan diri untuk bisa menikmati Natal bersama dengan mengabaikan luka di hatinya. Berpura-pura biasa saja di hadapan Samuel. Ada juga Aoyama, bocah kecil yang menutupi kesedihan hatinya demi sang adik. Natal kali ini ramai di sekitarnya, namun hatinya menangis karena tak orang tuanya di sisinya. “Ini untukmu,” ucap Leonidas memberikan sebuah hadiah untk Aoyama, lalu memberikan hadiah lainnya pada Sora. “Dan ini untuk mu.”“Wah! Aku mendapatkan banyak hadiah tahun ini!” sorak Sora senang. Dia melompat kegirangan sambil memeluk hadiah dari Leonidas.Kebahagiaan anak-a
Alyssa kedatangan seseorang yang sudah lama tidak dia dengar kabarnya. Dastan, pria itu datang dengan raut wajah yang cemas. “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya kemudian pada Alyssa yang berdiri di ambang pintu.“Dastan? Kau… kenapa baru datang?”“Apa kau baik-baik saja?” Dastan mengulangi pertanyaannya.Alyssa mengangguk, namun juga terlihat bingung. “Iya, aku baik-baik saja. Ada apa Dastan? Apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku ingin bicara dengan Assa. Dia ada?”“Dia sedang pergi bersama Jeff, katanya mau mengunjungi Elliot di penjara.”Tidak lama mobil Assa sampai di Mansion. Dastan langsung menghampiri Assa bahkan sebelum pria itu keluar dari mobil. Assa ketika turun menatap Dastan dengan bingung. Belum sempat dia bertanya, Dastan sudah lebih dulu berkata. “Kau harus menangkap Lena. Dia sangat berbahaya.”“Lena? Dia ada di Rusia.”“Tidak! Dia tidak ada di Rusia.”“Apa maksudmu? Aku sendiri yang mengantarnya ke bandara,” jelas Assa menampik apa yang Dastan katakan.Dastan kemudian men
Jenazah Samuel sudah berada di ruang Otopsi dan sedang ditangani tim Forensik untuk menemukan penyebab kematiannya. Selain luka lebam di hampir sekujur tubuhnya, mereka juga menemukan beberapa tulang yang retak pada bagian tangan, tulang rusuk dan juga tulang punggungnya. Ada luka sayatan yang dalamnya tidak kurang dari lima milimeter di bagian wajah, dimulai dari dekat daun telinga sampai sudut bibir. Assa akan segera menerima laporan tersebut lewat Arthur. Namun kini pria itu lebih dulu meminta pihak kepolisian untuk memblokir, dan mencari Argo termasuk Lena. Beberapa polisi sudah ditempatkan pada titik jalan tertentu untuk melakukan pemeriksaan dan pencarian tersangka. Arthur membantu Assa dengan baik sejak pertama kali kasus yang melibatkan Argo dan Alfredo terjadi.“Terima kasih sudah membantuku,” ujar Assa sebelum pergi dari kantor kepolisian.“Sama-sama,” balas Arthur. “Aku akan terus menginformasikan setiap perkembangan kasusnya. Assa, tenanglah. Kau harus fokus dengan keadaa
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H