Devanda terdiam. Dia seperti benar-benar tercerahkan oleh setiap kalimat Senorita. Sepertinya dia harus mempertahankan pelayan itu. Jadi setiap ada hal yang kurang Devanda pahami mengenai kehidupan ketiga ini, dia akan menanyakannya kepada Senorita. Sehingga tidak akan terlalu putus asa dengan keputusan Tuhan.
Hah … aku tidak percaya bahwa perkataan Senorita hari ini benar-benar membuatku kepikiran. Andriyan berubah? Itu tidak mungkin, kan? Apalagi aku juga masih ingat dulu dia bilang kalau akan setia jika memiliki istri. Apa keputusanku untuk memilih Andriyan salah?
Andriyan baru saja masuk kamar. Hal pertama yang dia perhatikan pastilah sang istri yang tampak banyak pikiran. “Apa yang sedang kamu pikirkan?”
Devanda langsung menghela napas berat. Bagaimana mungkin dia bisa tidak terbiasa jika setiap hari melihat pria ini dalam kamar yang sama? Tidak bisakah mereka pisah kamar atau mela
Sampai tengah malam, Devanda sama sekali tidak bisa tidur. Dia sangat bingung dengan situasinya. Kini Andriyan terlelap, dengan posisi memeluk tubuh wanita itu. Rasanya sangat nyaman sekali pria ini karena dia tidak bergerak sedikit pun. Devanda yang sudah pegal dengan berat hati mengalah dan membiarkan Andriyan terus memeluknya.Entah mengapa isi kepala Devanda saat ini sangat buntu. Dia tidak tau lagi dengan cara apa untuk membuat kelekatan Andriyan padanya menghilang, sebab tampaknya perasaan pria itu padanya semakin bertambah. Mengingat nyanyian yang ditunjukkan pria itu tadi kepadanya.Sesekali Devanda melirik wajah Andriyan yang seperti tidak ada beban itu. Apakah suatu saat akan benar-benar ada waktu di mana dia dan Andriyan tidak lagi berjumpa dalam waktu yang lama? Mungkin Devanda akan mengingat Andriyan dengan baik, sebagai suami terbaik dalam ketiga kali kehidupannya.***“Nyonya!”Devanda mende
Tidak mungkin … setelah beberapa minggu dia sengaja tidak memprovokasiku, sekarang kami akan melakukannya lagi.Andriyan mulai menciumi leher Devanda dari belakang, dengan tangan yang meremas kedua buah dada Devanda.Ini mungkin karena kemarin dia sangat mengkhawatirkanku. Kalau sekarang kamu melakukannya lagi tanpa ragu, itu artinya kamu sudah memastikan kondisiku sudah lebih baik. Kehidupan ketiga ini sangat aneh, aku mendapatkan suami yang sangat memperhatikan kondisiku. Berbeda dengan Jonathan dulu yang akan melakukannya kapan pun dia menginginkannya, tidak peduli saat itu aku sakit atau tidak, yang penting kebutuhan biologisnya terpenuhi …Mengingat masa lalu memang cukup menyakitkan, ya.Tapi, sifat Andriyan juga tidak bisa begini terus. Kami bukannya akan tinggal bersama selamanya. Jadi, dia tidak boleh terbiasa denganku.“Devand
Devanda memakan lagi roti suapan dari Andriyan. Dari tadi dia memang duduk dengan anteng di atas kasur dan hanya Andriyan yang bergerak. Tanpa disadarinya, ada perasaan aneh yang mulai mengalir hangat memenuhi dadanya. Hingga menjadi kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut.Berada di dekat Andriyan memang tidak akan pernah ada kata terbiasa. Bahkan sampai saat ini, aku masih merasa aneh dan janggal. Tapi perasaan aneh kali ini berbeda, apa ya? Aku pun tidak mengerti, batin Devanda yang terus memperhatikan Andriyan.Setiap gerakan tangan Andriyan yang menyuapinya, tatapan teduhnya yang membuat siapa pun merasa nyaman untuk berada di dekatnya, hingga kekehannya ketika melihat mulut Devanda comot … ini adalah …Devanda menyadari tatapan ini, juga perlakuan yang Andriyan berikan padanya.“Ayo aaa Vanda.” Andriyan tersenyum hangat, memancarkan rasa nyaman yang luar biasa.Tatapan pria
Andriyan masih mengabaikan kedatangan Rasel. Mumpung Devanda sedang membersihkan diri dan dia memiliki banyak waktu untuk mengajak Mayja berbincang. Sebab biasanya sebagai asisten pribadi, perempuan ini akan selalu berada di sisi Devanda sepanjang waktu. Sangat sulit membicarakan ini di belakang Devanda.Andriyan hanya tidak ingin Devanda merasa malu atau semakin berusaha menyembunyikan kelemahannya kepada Andriyan. Padahal apa pun sisi Devanda, Andriyan akan selalu menemaninya dan senantiasa berada di sisinya.“Apakah Devanda juga tau pernyataan dokter yang mengatakan bahwa dia bisa mati mendadak kapan saja dengan gejala langka itu? Apa dia juga sudah tau itu sejak awal?”Sebenarnya, meski dia berniat jujur untuk bekerjasama dengan Andriyan demi keselamatan Devanda, ada beberapa hal yang masih ingin Mayja jaga. Ini adalah sisi loyalitas yang tersisa darinya setelah mengungkapkan rahasia yang Devanda minta jaga kepada A
Mayja terus memperhatikan Rasel dengan tatapan sengitnya. Dia tidak paham mengapa pria ini hanya diam dan tidak bicara apa pun setelah mencubitnya. Dia juga memberikan penjelasan aneh mengenai perbuatan yang baru saja dia lakukan.“Sepertinya ada yang salah dengan kepalamu, Rasel.” Mayja menempelkan tangannya ke kening Rasel, berniat mengecek suhu tubuhnya apabila panas berarti tidak beres kepalanya. Sebab biasanya hanya orang sakit yang bertingkah aneh dan tidak wajar.Rasel semakin tegang disentuh begini oleh Mayja, apalagi jarak mereka jadi semakin dekat. “Jangan ….”“Jangan apa?” tanya Mayja yang tidak mengertu“Jangan terlalu dekat!” Rasel langsung berlari pergi dari Mayja ketika menemukan celah di sana. Jangan sampai perempuan ini tau bahwa sentuhannya memberikan efek sebesar ini padanya.Kepergian Rasel menciptakan tanda tanya besar di kepala Mayja. Dia jad
“Nona--”“Sssh!” Devanda menghentikan Mayja agar tidak bergerak dulu. Sejujurnya ini kali pertama Devanda mendengarkan rumor buruk terkait Andriyan. Selama ini dia selalu tau yang baik-baik saja terkait pria itu. Jadi ketika tiba-tiba mendengar hal buruk yang berkaitan dengannya rasanya cukup aneh.“Saya tidak percaya bahwa pria yang tidak mewarisi apa pun dari Keluarga Prakarsastra berani menginjakkan kaki di pertemuan elit ini.”“Aku berani bertaruh kalau dia memohon pada pemilik hotel agar tampak keren di mata istrinya, hahaha! Mana mungkin dia memiliki kenalan orang elit begini kalau tidak ada backingan keluarga.”“Keluarga Prakarsastra saja katanya sudah muak dengannya!”“Astaga, benarkah? Memalukan sekali. Kalau begitu biar kuhubungi istriku agar tidak mendekati istrinya. Aku khawatir akan muncul rumor buruk jika aku berada di pihak mereka.”
Dia mungkin terlahir dalam keluarga yang cukup berpengaruh, apalagi dia sangat dekat dengan Jonathan. Tapi daripada Andriyan, dialah yang harus lebih fokus pada karirnya, mengingat dia selalu mengandalkan kekayaan dan kekuasaan orang tua. Sangat berbeda dengan Andriyan yang mengabaikan kekuasaan Keluarga Prakarsastra dan memilih merintis bisnis sendiri ….Andriyan juga menjalani kehidupan yang sama dengan menempa jalan hidupnya sendiri daripada membiarkan nama keluarganya menentukan nasib dirinya. Dia pebisnis yang baik, itulah sebabnya kini dia memanen apa yang dia usahakan dari awal.Rasanya, tidak ada siapa pun yang berhak menilai suamiku seperti itu.“Saya rasa sudah cukup membicarakan suami saya ketika dia bahkan tidak ada di sini. Ah ya, ngomong-ngomong, saya jadi teringat tentang orang-orang di sana tadi. Apakah Anda tau nama mereka atau dari perusahaan mana mereka be
Berkat bantuan Peter, akhirnya Devanda dapat menjauhi kerumunan pria yang berebut perhatiannya itu. Ternyata para karyawan Andriyan sangat aneh. Mereka memiliki obsesi berlebihan pada Devanda. Sebenarnya bagaimana Andriyan menceritakan dirinya kepada para karyawan?“Saya pikir Anda sudah pergi mencari tuan,” ucap Peter yang melihat Devanda kembali dari lorong.Sebenarnya Devanda baru saja dari kamar mandi untuk memperbaiki riasannya. “Ah, saya hanya merapikan diri sebentar. Ngomong-ngomong, saya bersyukur atas sambutan antusias para karyawan, tapi saya sedikit lelah. Terima kasih atas bantuannya barusan.”Devanda memperhatikan sarung tangannya yang berwarna senada dengan gaun ungunya hari ini. Sarung tanganku terasa kotor setelah dicium belasan kali. Rasanya seperti aku adalah ibu mereka yang sedang mereka mintai restu, batin Devanda.“Sepertinya rekan-rekan saya telah menyinggung Anda.
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
Lantas muncul-lah kepingan-kepingan ingatan dari kehidupan pertama. Semua ingatan tentang bagaimana sosok Andriyan terus mewarnai dan memutari hidupnya. Andriyan di kehidupan pertama bagi Devanda sungguh indah. Dia merupakan pria yang sangat bisa diandalkan dan menjadi pelindung hidup Devanda.Tidak berhenti Devanda terkekeh melihat Andriyan yang terus memainkan gitarnya di taman mereka sambil memanggili namanya. Pria yang tidak takut dengan apa pun dan menjadi bagian dari keindahan melodi, itu yang terbenam dalam hati Devanda. Sampai akhirnya satu demi satu peristiwa terjadi yang membuat kecemasan dan ketakutan pada diri pria itu bermunculan.Orang-orang jahat yang tidak suka Andriyan dan Devanda bahagia berkeliling di sekitar mereka untuk bergantian memberikan racun mereka. Tubuh Devanda tiba-tiba tidak seperti normalnya. Dia terus sakit-sakitan dan hanya berdiam di kamar. Meski begitu Devanda selalu menginginkan anak dari Andriyan. Dia ingin melahirkan anak Andriyan padahal kondisi
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Senorita, dengarkan aku. Tolong jangan katakan apa pun, kepada siapa pun, kalau suatu saat kau tiba-tiba melihatku tidak sadarkan diri.”“Sa—saya tidak mungkin berani melakukan itu, Tuan! Nyonya … Nyonya harus tahu, kan?”Andriyan menggeleng. “Jangan! Jangan sampai dia tahu! Cukup pengawal saja agar mereka membawaku ke kamar tamu di ujung,” ucap Andriyan.“Tapi Tu … Tuan!” Senorita terkejut melihat tuannya tiba-tiba kehilangan kesadaran. Dia bingung dan panik atas apa yang harus dilakukan. Memanggil nyonyanya tidak mungkin karena Andriyan baru saja memberikan amanat untuk tidak bercerita pada siapa pun jika dirinya kehilangan kesadaran. Dengan panik, Senorita segera berlari keluar rumah untuk memanggil pengawal. “TUAN-TUAN! TOLONG SAYA!”Karena khawatir, para pengawal segera ikut masuk dan menyiapkan senjata mereka apabila memang terjadi bahaya, tapi ternyata yang mereka lihat adalah tuannya yang tergeletak di atas lantai. “Apa yang terjadi, Senorita?!” tanya mereka yang panik.“Ini
“Tidak! Kumohon! Kumohon jangan!” Mayja terus mencoba membuka ikatan tangannya. Dia tidak bisa mati begitu saja. Rasel pun memintanya untuk tetap hidup. Jadi Mayja tidak boleh mati.“Jika tak bersamaku lagi, ingat warna langit favoritku. Jika memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Jika tiba waktunya nanti, yang tak dipaksa yang kan terjadi. Walau memang sudah tak berjalan seiring, jaga diri masing-masing. Sampai bertemu di lain bumi … sampai bertemu di lain hari ….”Mendadak lagu itu terngiang di dalam telinga Mayja. Lagu ini adalah lagu yang Mayja dengar di dalam mimpinya ketika bertemu Rasel. Apa Rasel ada di sini? Apa Rasel akan membantunya? Pandangan Mayja terus mengedar, sedangkan langkah Sandy semakin maju untuk menjatuhkan mereka bersama.Air mata sudah berlinangan di pipi Mayja. Di saat begini dia paling merindukan Rasel yang tidak akan ragu untuk datang setiap dirinya berada dalam bahaya. Namun Mayja sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Ini bod
“Maafkan aku, tapi hasilnya menunjukkan adanya tumor di dalam otakmu, Andriyan. Tumor ini cukup besar dan sudah mencapai stadium akhir. Berdasarkan kondisi tumor yang sudah mencapai stadium akhir dan ukurannya yang cukup besar, prognosisnya memang tidak menggembirakan.”Akhir-akhir ini Andriyan lebih sering melamun jika tidak diajak bicara. Seolah ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Bio yang kini menggantikan posisi Rasel sebagai asisten pribadinya mulai menyadari beberapa keanehan itu.Ia pun meletakkan tangannya di bahu Andriyan. “Ada masalah, Tuan?”“Kapan kita bisa menemukan Sandy?” tanya Andriyan yang pandangannya sama sekali tidak beralih dan masih melamun.“Tuan!”Sontak Andriyan tersentak mendengar teriakan itu. Dia segera menoleh ke arah Bio dengan raut marah. “Kenapa kamu berteriak?!”“Saya hanya khawatir pada Anda yang akhir-akhir ini sering tidak fokus. Padahal baru beberapa waktu lalu saya melaporkan bahwa kami menerima kabar bahwa kini dia berada di Bali. Ada orang
“Takdir sedang berulang. Akan ada konsekuensi dibalik pengulangan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.”Konsekuensi, tampaknya itu yang sedang Andriyan hadapi saat ini. Kejadian di kehidupan kali ini memang banyak mirip di kehidupan pertama, tapi bedanya Devanda yang diserang oleh penyakit mematikan. Entah mengapa rasanya Andriyan lebih tenang jika memikirkan bahwa orang yang diberi penyakit adalah Devanda, bukan dirinya. Sehingga Andriyan hanya perlu menemukan Sandy Gautama agar Devanda tidak lagi dalam bahaya.Tubuh Andriyan terjatuh lemas di bangku tunggu rumah sakit. Dari banyaknya orang yang berlalu-lalang, dia merasa seperti hanya dirinya yang memiliki waktu singkat dan terhenti di tempat. Dia tidak bisa memikirkan apa pun. Mengetahui kabar bahwa akan mati ternyata tidak terlalu menyenangkan saat memiliki seseorang yang berharga. Bukankah tangis Devanda akan begitu kencang berhari-hari setelah kepergiannya nanti?Berbagai hal indah yang masih ingin dibagikan Andriyan pada D
“Anak dan wanita? Kalau melihat dari situasi di sekitarnya, kemarin saat diperiksa Moana itu sedang hamil … hah?!” Devanda langsung menutup mulutnya. Tidak percaya jika apa yang dikatakan Andriyan waktu itu memiliki kemungkinan untuk benar. “Ti—tidak mungkin, kan?”Andriyan mengedikkan kedua bahunya sembari bersedekap dada. Sebenarnya dia mendatangi Jonathan atas permintaan istrinya itu. Padahal berbincang dengan pria itu terasa sangat menyebalkan. Meski Andriyan memang merasakan perubahan yang signifikan darinya.Di lain sisi, Devanda merasa tenang karena Jonathan di penjara. Sehingga ancaman terbesarnya dalam kehidupan ketiga ini bisa dia hindari sejauh-jauhnya. Satu-satunya masalah yang harus Devanda tuntaskan hanya tentang Sandy Gautama yang posisinya masih berkeliaran di luar sana. Kapan pun dia bisa mendatangi Mayja lagi. Itu sebabnya Devanda masih belum bisa merasa sepenuhnya tenang.“Siapa pun wanita dan anak yang Jonathan maksud, semoga saja dia baik-baik saja. Karena tidak a