Share

Bab 41. Penolong

Air mata Laila lolos begitu saja. Ia menangis seraya menunduk.

"Kak Shaka...," ucapnya begitu lirih.

"Siapa kau, hah! Dengar! Lebih baik kau pergi atau kami semua akan menjadikanmu mayat dan membawanya pada ibumu!" teriak salah satu pria berbadan kekar itu. Ia masih memegang bahu Laila kuat-kuat.

"Lelaki bodoh seperti dia bisa apa?" ujar pria lain dengan tampang sombongnya.

"Paling-paling setelah ini dia akan menjadi daging kecil yang bertebaran di jalanan. Hahahah!"

Preman itu tertawa terbahak-bahak, sedangkan Laila ia hanya menangis menatap Shaka di depan sana. Dia ... tengah bersedekap dada menghiraukan remehan dari pria itu.

"Baiklah. Sudah selesai tertawanya?" Shaka. Pria itu kini bertanya santai. Kepalanya ia putar ke kiri-kanan sampai menimbulkan bunyi.

Kriek Kriek

Tidak hanya di situ, Shaka menggerakan jarinya lima sekaligus, ikut menimbulkan bunyi. Sedangkan para preman menatap tajam setelah berhenti dari tawanya.

"Beraninya kau!!" geram salah satu dari mereka.

"Silahkan maju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status