Share

Rival Utama

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-12-15 16:42:05

Ketika Suri sudah duduk di meja kafe, pandangan mata dari orang-orang di sekitarnya masih mengikuti. Sungguh, situasi ini membuatnya seperti ikan di dalam akuarium.

Untuk mengusir rasa tak nyaman, Suri menggenggam ponsel sambil menundukkan kepala. Ia berusaha fokus pada layar, tetapi tatapan para pengunjung tetap tertuju padanya. Mungkin mereka merasa heran sekaligus penasaran, karena ia berhasil mendapatkan meja yang nyaman di tengah antrean yang begitu panjang.

Beberapa kali, Suri menoleh ke arah pintu, berharap Raysa segera datang untuk menyelamatkannya. Hingga tak lama berselang, sosok Raysa muncul, matanya menyapu ruangan dengan sedikit kebingungan.

Melihat kedatangan Raysa, Suri melambaikan tangan ke arah sahabatnya itu. Raysa segera menghampiri, langkahnya dipercepat.

“Suri, kamu hebat sekali bisa mendapatkan meja di sini,” puji Raysa begitu ia duduk. Wajahnya tampak cerah, senang bercampur heran. “Apa kamu kenal dengan pegawai atau supervisor kafe ini?”

Suri tersenyum tipis
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menggapai Cahaya

    Mata Suri berbinar penuh semangat. Dengan tekad baru, ia mengarahkan sopir taksi untuk membawanya ke sebuah toko peralatan melukis yang dulu sering ia kunjungi. Tempat itu telah lama menjadi pelabuhan kreativitasnya sebelum ia terjebak dalam sangkar emas. Toko kecil di sudut jalan itu masih seperti yang ia ingat. Papan nama kayu dengan tulisan "Rumah Warna" terlihat usang tetapi tetap hangat, seolah menyambut siapa pun yang datang dengan harapan. Ketika bel di pintu berbunyi, seorang pria paruh baya keluar dari balik meja kasir. "Suri!" serunya dengan nada tak percaya. "Benarkah ini kamu?" Suri tertawa kecil, sedikit tersipu. "Benar, Pak Harun. Saya kembali." Pak Harun, pemilik toko itu, tersenyum lebar. "Sudah lama sekali! Saya pikir kamu sudah berhenti melukis." "Memang sempat berhenti," Suri mengakui, sambil menyusuri rak-rak penuh kuas, cat minyak, cat air, dan berbagai perlengkapan lainnya. "Tapi, sekarang saya merasa ingin mulai lagi." Pak Harun mengangguk paham. "Me

    Last Updated : 2024-12-16
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Gadis Pemimpi

    Selesai makan, Suri dan Raysa bekerja sama membereskan meja makan dan mencuci piring. Kemudian, mereka ke kamar untuk memilih aksesoris yang akan dipakai ke pesta. Raysa mengeluarkan sebuah kotak besar yang penuh dengan berbagai model kalung, anting, dan gelang. “Kita lihat mana yang cocok dengan gaunmu,” ujar Raysa sambil mengangkat sebuah kalung mutiara, . Suri tak bisa menahan tawa melihat aksi Raysa yang sibuk memamerkan koleksinya.“Kamu mengeluarkan semua ini hanya untuk aku?” tanya Suri sambil tertawa kecil.“Iya, Suri. Aku adalah orang pertama yang mendukungmu untuk membalas perbuatan Romeo. Kamu harus tampil sempurna di pesta itu,” balas Raysa sambil mengedarkan pandangannya ke tumpukan aksesoris di dalam kotak.Namun, seiring waktu, raut wajah Raysa berubah menjadi bingung. “Hmm... tunggu sebentar. Mana yang warnanya ungu?” gumamnya sambil memilah-milah aksesoris.Setelah beberapa saat mencari, Raysa berdecak kesal. “Tidak ada. Aku harus mencari lagi,” ujar Raysa sambil m

    Last Updated : 2024-12-16
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pura-pura Takut

    Keluar dari bar, Romeo memutuskan pulang ke mansion. Ia berjalan cepat membuka pintu utama, berharap bisa segera naik ke kamar dan melupakan hari yang melelahkan. Kepalanya juga terasa berat, entah karena efek alkohol atau karena ia kurang tidur akhir-akhir ini. Namun, pemandangan di ruang tamu membuat Romeo menghentikan langkah. Ia melihat Diva duduk di sofa dengan piyama satin berwarna pastel. Nyonya Valerie, ibunya, duduk di sebelah Diva sambil tersenyum lebar. Romeo langsung mengerutkan dahi, matanya menyipit tajam. “Diva? Apa yang kamu lakukan malam-malam begini?” tanyanya tajam.Diva menoleh dengan santai. “Mulai sekarang, aku akan tinggal di sini, Kak Romeo,” jawabnya seraya memilin ujung rambut dengan jari telunjuk.“Tinggal di sini? Kenapa?”“Karena Mama yang meminta,” jawab Nyonya Valerie. Perempuan paruh baya itu memasang ekspresi penuh keprihatinan. “Diva sedang diteror oleh salah satu penggemarnya, dia merasa dibuntuti setiap hari. Lebih aman jika Diva tinggal bersama

    Last Updated : 2024-12-17
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Gelisah

    Suri muntah sedikit, tetapi cukup membuat tubuhnya melemas. Berpegangan pada tepi wastafel, ia menyalakan keran dan membasuh wajah beberapa kali. Perlahan, Suri mengatur napas sembari memperhatikan pantulan wajahnya di cermin."Apa ini efek dari obat yang aku minum?" gumamnya pelan. Lambungnya memang lebih sensitif sejak menjalani operasi tumor dan bedah plastik. Terlebih, ia harus meminum banyak obat setiap hari.Hanya saja, ini terasa berbeda. Ia merasakan kegelisahan yang tak dapat dijelaskan.Saat berjalan ke ruang tamu, pikirannya tiba-tiba melayang pada sesuatu yang selama ini ia abaikan. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, ia belum datang bulan. Suri mengernyit, mencoba mengingat apa yang dikatakan dokter sebelumnya. Dokter memang memberitahu bahwa siklus menstruasinya akan terganggu akibat obat-obatan pasca operasi. Namun tetap saja, rasa khawatir mulai menyelinap di hati Suri. “Tidak mungkin .…” Suri menelan ludah, menolak membiarkan pikirannya melangkah lebih jauh.

    Last Updated : 2024-12-17
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Wanita Bertopeng

    Senyum Suri memudar, dan ia menunduk sejenak sebelum menjawab. “Saya mengalami kecelakaan mobil. Papa saya meninggal dalam kecelakaan itu, dan saya terluka parah. Setelah sembuh, saya menikah dan memutuskan untuk tidak bekerja lagi.” Wajah Tuan Cahyadi berubah serius. “Saya turut berduka, Suri. Itu pasti masa yang sangat sulit untukmu.” “Benar, Paman. Tapi, sekarang saya ingin melanjutkan karier sebagai arsitek. Saya sedang dalam proses perceraian,” pungkas Suri apa adanya.Tuan Cahyadi mengangguk pelan, sementara Nyonya Helena menyentuh tangan Suri dengan lembut. “Kami mengerti. Jangan khawatir, Suri. Kamu memiliki bakat yang luar biasa. Kami akan membantumu mendapatkan pekerjaan,” ujar Helena dengan senyum tulus. Tuan Cahyadi melanjutkan, “Besok di pesta ulang tahun saya, kamu akan memberikan sambutan pembuka. Saya akan memperkenalkanmu kepada para pengusaha properti dan arsitek terkemuka. Kamu bisa memulai lagi dari sana.”Suri merasa haru. “Terima kasih banyak, Paman, Tante

    Last Updated : 2024-12-17
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tampil Cantik

    Pencarian topeng yang sempurna menjadi agenda pertama Suri di pagi hari. Meski awalnya sulit menemukan yang cocok, akhirnya Suri berhasil mendapatkan topeng elegan berwarna emas dengan hiasan bulu halus. Suri memandang topeng itu dengan senyum tipis. “Kurasa ini cukup bagus, Ray. Aku bisa tampil di depan para tamu, tanpa mereka perlu tahu siapa aku sebenarnya," ucap Suri meminta pendapat sahabatnya. Raysa, yang sedang sibuk memilih aksesori, mengangguk kecil. “Iya, topeng ini serasi dengan gaunmu. Yakinlah, malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan untukmu, Suri.” Suri mengangguk, merasa lebih percaya diri dari sebelumnya. Setelah mendapatkan topeng, Raysa mengarahkan mobilnya ke rumah Suri untuk mengambil gaun pesta. Dalam perjalanan, ia tak henti-hentinya mengingatkan Suri supaya menghafalkan kata sambutan, agar bisa berbicara dengan lancar. “Aku masuk dulu untuk mengambil gaun, Ray,” ujar Suri saat mobil Raysa sudah berhenti di depan rumahnya. "Cepat sedikit, ya! Kit

    Last Updated : 2024-12-18
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Malam Kebangkitan

    Raysa memarkir mobilnya di depan sebuah ruko dengan cat dinding berwarna putih gading. Papan neon bercahaya bertuliskan "Lavina Beauty Studio", lengkap dengan logo mawar menyala terang di hadapan mereka. Suri menatap pintu kaca salon itu yang telah berganti dengan model geser otomats."Salon ini jadi lebih bagus," ujar Suri takjub."Iya, dulu hanya ada empat kursi dan meja rias sederhana. Tempat ini adalah pelarian kita setelah selesai ujian,” ujar Raysa tertawa ringan.Begitu melangkah ke dalam, mereka disambut oleh seorang pegawai muda yang berdiri di meja resepsionis."Selamat datang di Lavina Beauty Studio. Ada yang bisa kami bantu?"“Kami ingin memesan make-up dan hair do, tapi harus ditangani oleh Kak Arjuna. Kami dulu langganan di salon ini,” jawab Raysa mantap.Pegawai itu mengantar mereka ke area kursi yang tertata rapi. Tak lama kemudian, muncul seorang pria dengan dandanan modis dan rambut hitam berkilau. Dia bernama Arjuna—MUA terbaik salon itu.“Kak Arjuna, masih ingat ka

    Last Updated : 2024-12-18
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Penampilan Perdana

    Romeo menuruni dua anak tangga sekaligus sambil membawa kotak kado berbalut pita emas di tangannya. Kado itu ia siapkan khusus untuk Tuan Cahyadi yang akan merayakan ulang tahun ke-60.Isi dari kado tersebut adalah sepasang pena Montblanc Meisterstück edisi terbatas, lengkap dengan ukiran nama Tuan Cahyadi di bagian penutupnya. Mencerminkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap sosok yang menjadi panutan di dunia bisnis.Di lantai satu, Diva telah menunggu. Tatapan mata wanita itu tidak bisa berpaling dari Romeo yang terlihat gagah, dan memancarkan wibawa seorang laki-laki yang telah meraih banyak pencapaian. Aroma parfum Midnight Onyx yang dipakainya menyebar halus ke seluruh ruangan, menambah daya tarik pria itu.Diva menelan ludah, mencoba meredam debaran jantungnya. Parfum itu membuat pikirannya melayang. Apakah Romeo memakai parfum yang ia berikan sebagai hadiah ulang tahun? Atau lelaki itu memilih hadiah dari orang misterius yang mengirimkan parfum se

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Berubah Manja

    "Bagaimana hari pertamamu bekerja?" tanya Raysa dengan nada antusias. "Apakah Romeo tidak mengenalimu sama sekali?" Suri melepaskan tasnya, menghela napas sebelum menjawab, "Tidak. Dia tidak mengenaliku." Raysa mengernyit, tampak tidak puas dengan jawaban singkat itu. "Lalu, bagaimana rasanya bekerja untuk suamimu sendiri?" Suri tersenyum miris. "Melelahkan," jawabnya jujur. "Aku harus sabar menghadapi Romeo yang sekarang. Dia lebih dingin, ketus, dan sedikit menyebalkan." Raysa terkekeh pelan, kemudian menepuk bahu Suri untuk memberikan semangat.“Kenapa tidak sekalian mengaku bahwa kamu adalah istrinya?”Suri menggeleng pelan. "Jangan dulu," katanya lirih. "Aku masih ingin menguji Romeo. Aku ingin tahu perasaannya padaku.” Raysa terdiam, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, semoga kamu berhasil. Aku pulang dulu, ya. Besok aku akan datang jam tujuh.” Setelah mengantar Raysa ke pintu, Suri berjalan menuju kamarnya. Ia membersihkan diri di kamar mandi, sebelum menyusui kedua bayi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dia Masih Mencintaiku

    Tubuh Suri menegang. Perlahan, ia menoleh dan mendapati Romeo berdiri di dekat meja makan dengan ekspresi datar.Menelan ludah, Suri memutar otak secepat mungkin. Ia harus menemukan alasan yang masuk akal—dan cukup meyakinkan—agar Romeo tidak curiga. "Yang tidak boleh dikatakan adalah ... saya baru selesai makan siang,” jawab Suri. Meski terdengar konyol, tetapi hanya jawaban ini yang terlintas di benaknya.Dahi Romeo berkerut. "Kenapa harus disembunyikan?" tanyanya, jelas bingung. "Aku bukan atasan kejam yang melarang karyawan untuk makan." "Bukan begitu maksud saya," ralat Suri berusaha terdengar santai. "Anda tadi baru saja memarahi saya gara-gara ketiduran, dan mungkin Anda akan semakin marah kalau saya makan.”Romeo tidak langsung menanggapi. Beberapa saat kemudian, ia hanya mendengus kecil sebelum membalikkan tubuhnya sembari menggenggam tongkat."Kembali ke ruang kerja. Aku menunggumu.”Mendengar perintah itu, Suri mengelap tangannya dengan handuk sebelum mengikuti langkah

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menggoda Atasan

    "Apakah kamarku nyaman sekali, sampai kamu tertidur begitu lama?" Suara bariton yang dalam itu berbisik begitu dekat di telinga Suri, menembus lelapnya tidur yang membuainya dalam mimpi.Suri sontak membuka mata, terkejut bukan main. Dadanya berdebar hebat, seakan ada palu yang menghantam tulang rusuknya dari dalam. Kelopak matanya masih berat, tetapi kesadarannya langsung kembali begitu saja saat ia menyadari situasi yang tengah terjadi. Terbangun dengan gerakan tiba-tiba, bola mata Suri membesar dalam keterkejutan. Napasnya tertahan sejenak. Entah ini ilusi atau kenyataan, tetapi wajah Romeo kini berada sangat dekat dengannya. Ketika mata Suri benar-benar terbuka, pandangannya bertemu dengan sepasang mata hazel pria itu. Meski ia tahu Romeo tidak dapat melihat dengan jelas, ada sesuatu dalam tatapan kosong itu yang membuatnya gelisah. Di dalam sana, jantung Suri bertalu tanpa irama yang jelas. Posisinya yang tidur berhadapan dengan Romeo begitu canggung, membuatnya tidak nyama

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kau Membuat Aku Mengingatnya

    Melihat arah tatapan Romeo, Suri baru menyadari bahwa kemejanya masih terbuka, memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang sensitif. Sontak, dada Suri berdebar kencang. Entah kenapa, tatapan pria itu membuatnya merasa seolah sedang diamati. Namun, seharusnya ini tidak menjadi masalah karena pandangan Romeo masih samar.Dengan cepat, Suri merapikan kancing kemejanya, tetapi sengaja menyisakan sedikit ruang untuk menguji Romeo. Ternyata, sesudah ia menutupnya, tatapan Romeo masih tetap berada di titik yang sama.Jadi, ini hanya kebetulan. Romeo tidak benar-benar melihat.Suri menghela napas lega, menyadari betapa ia terlalu mencemaskan sesuatu yang tidak perlu. Ia tersenyum miris, menertawakan dirinya sendiri yang begitu panik, padahal kenyataannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mengumpulkan keberanian, Suri kemudian melangkah mendekat dan membantu Romeo duduk di tepi tempat tidur."Bagian mana dari tubuh Tuan Romeo yang sakit?"Romeo menyandarkan kepala ke dinding, ekspresinya tampa

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Cinta Lama Bersemi Kembali

    Suri menahan napas sejenak, dadanya bergemuruh mendengar Romeo mempertanyakan identitasnya. Tatapan redup Suri menelisik wajah Romeo, meski pandangan pria itu masih tertutup kegelapan. Tidak, ini terlalu cepat. Romeo belum boleh mengetahui siapa dirinya, sebelum ia berhasil mengembalikan cinta dan kepercayaan dalam diri pria itu. Suri segera mengendalikan diri, menahan laju napasnya agar tidak terdengar terlalu berat. Dengan sekuat tenaga, ia menahan getaran di suaranya dan berkata dengan nada datar.“Tuan Romeo, tentu saja saya adalah Altea, sepupu Yonas. Memangnya Tuan berpikir saya siapa?” jawab Suri balas bertanya. “Tapi … kamu sangat mirip dengan …,” ujar Romeo tak melanjutkan ucapannya.“Mirip siapa, Tuan? Apakah dia saudara, teman, atau mungkin ... pasangan Anda?” lanjut Suri sengaja memancing Romeo.Romeo termenung sejenak, seolah pikirannya dipenuhi oleh kenangan yang berkecamuk. Rahangnya mengeras, lalu ia melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan Suri. Gerakannya

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Siapa Kamu Sebenarnya?

    Mendengar nada ketus dan dingin dari Romeo, Suri menahan diri untuk tidak terbawa perasaan. Ia menghela napas pelan, menekan debaran jantungnya yang terus menggila sejak ia tiba di apartemen ini. Dengan tenang, Suri meletakkan bekal makanan itu di atas meja, memastikan posisinya rapi sebelum berbicara dengan suara datar."Saya membawakan sarapan pagi ini atas saran Yonas, Tuan Romeo. Karena, salah satu tugas saya adalah mengatur jadwal makan Anda," ucapnya tanpa menunjukkan ekspresi berlebihan. "Jadi, jangan salah paham. Saya tidak bermaksud memberikan perhatian sama sekali, ini hanyalah bagian dari pekerjaan saya sebagai asisten profesional."Sejenak, suasana menjadi senyap. Suri memperhatikan Romeo yang tampak terdiam, seolah memproses kata-katanya. Matanya yang dulu bersinar hangat kini terlihat misterius, sulit ditebak. Setelah beberapa saat hening, Romeo berkata tanpa intonasi berarti, "Letakkan saja makanan itu di meja. Nanti kalau berminat, aku akan makan."Senyum tipis munc

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Sosok yang Berbeda

    Mobil yang dikendarai Yonas melaju pelan menyusuri jalanan kota. Di kursi penumpang, Suri duduk dengan perasaan tak menentu. Kedua tangannya saling meremas, jemarinya saling menggenggam erat seolah mencari pegangan dari rasa gugup yang kian menggulung dadanya.Di balik kaca jendela, gedung-gedung tinggi kota Velmora berganti dengan pemandangan yang lebih sepi, menandakan mereka semakin dekat dengan apartemen Romeo. Debaran jantung Suri makin kencang, hingga ia merasa Yonas yang menyetir di sebelahnya mungkin bisa mendengar.Mata Suri menatap lurus ke luar jendela, tetapi pikirannya melayang jauh, membayangkan seperti apa pertemuannya dengan Romeo nanti. Sudah berbulan-bulan mereka tidak bertatap muka. Kini, ia kembali dalam hidup Romeo, tetapi dengan identitas yang berbeda.Suri merogoh tasnya dan mengambil kacamata yang sudah ia siapkan. Dengan tangan sedikit gemetar, ia memasang kacamata hitam itu di wajah. Setelahnya, Suri membuka kamera ponsel, menggunakan refleksi layar untuk mem

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bertemu Lagi Dengannya

    Suri menyerahkan kedua bayinya kepada pengasuh, kemudian menatap dokumen yang kini berada dalam genggamannya. Di sana, tertulis nama baru yang harus ia perankan untuk sementara waktu: Altea.Ia membaca dengan saksama setiap detail yang tertulis dalam dokumen itu—Altea, seorang wanita berusia dua puluh tujuh tahun, lulusan arsitektur dan pernah bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di kota Casia.Ia menarik napas dalam, mencoba meresapi peran baru yang akan ia jalani. Perlahan, Suri meletakkan dokumen itu di pangkuannya dan mendongak menatap Yonas.“Jadi, mulai besok, aku adalah Altea.” ucapnya pelan, suaranya masih mengandung sedikit keraguan. Yonas mengangguk. “Benar, Nyonya Suri. Anda harus mengingat setiap detail yang tertulis dalam dokumen ini, sebab jika Tuan Romeo bertanya atau mencurigai sesuatu, Anda bisa menjawab dengan lancar.”Suri menggigit bibirnya, lalu mengangguk pelan. Ia kembali melirik dokumen itu, memastikan dirinya menghafal semua informasi dengan baik.Setel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Identitas Baru

    Suri dan Raysa melangkah memasuki sebuah optik ternama di pusat perbelanjaan. Deretan bingkai kacamata dalam berbagai bentuk, warna, dan desain terpajang rapi di etalase kaca. Suri mengedarkan pandangannya, berusaha menemukan kacamata yang tidak hanya nyaman, tetapi juga cukup efektif untuk mengubah penampilan.Seorang pramuniaga yang ramah segera menyambut mereka dan menawarkan bantuan."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"Suri tersenyum tipis. "Saya sedang mencari kacamata dengan bingkai yang ringan dan tidak terlalu mencolok, tapi tetap terlihat profesional."Pegawai itu mengangguk dan mulai menunjukkan beberapa pilihan. Suri mencoba satu per satu, dari yang berbentuk bulat hingga kotak. Ada yang terlalu besar, ada yang terlalu kecil, ada pula yang membuat wajahnya tampak lebih tajam.Setelah mencoba beberapa pilihan, Suri melihat sebuah kacamata dengan bingkai hitam tipis berbentuk oval. Suri pun mencobanya, lalu menatap pantulan dirinya di cermin.Seketika, wajahnya tampak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status