Share

Penampilan Perdana

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 19:30:55

Romeo menuruni dua anak tangga sekaligus sambil membawa kotak kado berbalut pita emas di tangannya. Kado itu ia siapkan khusus untuk Tuan Cahyadi yang akan merayakan ulang tahun ke-60.

Isi dari kado tersebut adalah sepasang pena Montblanc Meisterstück edisi terbatas, lengkap dengan ukiran nama Tuan Cahyadi di bagian penutupnya. Mencerminkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap sosok yang menjadi panutan di dunia bisnis.

Di lantai satu, Diva telah menunggu. Tatapan mata wanita itu tidak bisa berpaling dari Romeo yang terlihat gagah, dan memancarkan wibawa seorang laki-laki yang telah meraih banyak pencapaian. Aroma parfum Midnight Onyx yang dipakainya menyebar halus ke seluruh ruangan, menambah daya tarik pria itu.

Diva menelan ludah, mencoba meredam debaran jantungnya. Parfum itu membuat pikirannya melayang. Apakah Romeo memakai parfum yang ia berikan sebagai hadiah ulang tahun? Atau lelaki itu memilih hadiah dari orang misterius yang mengirimkan parfum se

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
duh bikin deg2an aja, kyk Suri. lanjut kk thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Persaingan Abadi

    Di ballroom hotel, suasana telah ramai dengan tamu-tamu yang berdatangan. Romeodan Diva baru saja tiba, berjalan melalui karpet merah yang membawa mereka ke meja penerima tamu. Romeo menuliskan namanya di buku tamu dengan cepat, sedangkan Diva lebih memilih untuk menebar senyum ke segala arah. Beberapa pasang mata mulai tertuju pada Diva. Bisik-bisik terdengar dari beberapa tamu yang saling beradu pendapat tentang siapa wanita cantik itu. Mereka mengenali Diva sebagai aktris film pendatang baru yang sedang bersinar.“Bukankah dia Diva Adinda, aktris film ‘Melodi Cinta’ yang sedang terkenal itu?” bisik salah seorang tamu.Senyuman Diva semakin melebar. Rasa puas mengalir dalam dirinya karena menjadi pusat perhatian para tamu. Ia mengangkat dagu sedikit lebih tinggi, berjalan di samping Romeo bak seorang putri raja. Di dekat pintu masuk, terdapat sebuah photobooth dengan dinding latar hitam-emas bertuliskan angka "60" dan nama ‘Cahyadi Lesmana’. Buru-buru, Diva mengajak Romeo berfoto

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Lepas Kendali

    Acara semakin meriah ketika seorang MC naik ke panggung dengan mikrofon dalam genggaman. Suaranya yang lantang menggema di ballroom megah itu, memecah riuh percakapan para tamu yang sedang menikmati hidangan pembuka. "Hadirin sekalian, selamat malam. Kami berterima kasih atas kehadiran Anda di malam istimewa ini, perayaan ulang tahun Tuan Cahyadi Lesmana yang ke-60,” ujar sang MC membuka acara.“Sebelum kita mulai rangkaian acara malam ini, mari kita dengarkan kata sambutan dari tamu istimewa Tuan Cahyadi. Dia adalah seorang arsitek muda berbakat, yang dua tahun lalu berhasil menggemparkan dunia arsitektur dengan karya yang visioner. Setelah lama menghilang dari sorotan, kini dia telah kembali. Hadirin, mari kita sambut, Dewi Infinity!" Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan. Tamu-tamu berdiri, memberikan penghormatan pada nama besar yang baru saja diumumkan. Sagara dan Diva ikut bertepuk tangan, meskipun wajah mereka lebih menunjukkan rasa penasaran daripada kekaguman. Berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Apakah Dia Mengenaliku?

    Sebelum Suri melangkah turun, Tuan Cahyadi tiba-tiba naik ke atas panggung. “Terima kasih atas kehadiran Anda sekalian di acara ulang tahun saya,” katanya dengan suara lantang, penuh semangat. Semua tamu mengalihkan perhatian mereka ke pria tua itu, memberikan tepuk tangan penghormatan. “Malam ini adalah malam istimewa bagi saya,” lanjut Tuan Cahyadi dengan senyum bangga. “Karena saya tidak hanya merayakan ulang tahun, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperkenalkan salah satu generasi muda yang berbakat. Dia adalah Dewi Infinity.”Suri merasakan sorotan lampu sekali lagi terpusat padanya. Perasaan gugup kembali menjalar, tetapi dia tetap berdiri tegak, coba untuk menenangkan diri. “Tepat dua tahun lalu, Dewi Infinity seharusnya menerima penghargaan sebagai pemenang utama kompetisi arsitek nasional. Namun, karena musibah kecelakaan, dia tidak bisa hadir untuk menerima penghargaan tersebut. Malam ini, dia telah kembali dalam kondisi sehat, dan siap untuk bekerja sama dengan par

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Deep Kiss

    Di dalam toilet hotel yang sepi, Suri menatap bayangan dirinya di cermin. Sambil merapikan gaun, ia memastikan topeng emasnya masih terpasang sempurna. Tidak boleh ada celah sedikit pun yang bisa mengungkapkan identitasnya. Suri menarik napas panjang, berusaha menguatkan diri sebelum kembali ke pesta mewah di ballroom. Namun, begitu ia keluar dari toilet, langkahnya terhenti. Romeo berdiri di ujung lorong, bersandar santai ke dinding dengan tangan disilangkan di dada. Tatapannya begitu gelap dan tajam, seperti seekor elang yang tengah mengincar mangsanya. “Sampai kapan kamu akan menghindariku, Dewi Infinity?” tanya Romeo dingin. Suaranya rendah, hampir seperti bisikan.“Saya tidak tahu apa yang Anda maksud. Silakan keluar, ini toilet wanita,” ujar Suri mencoba tetap tenang, melawan ketegangan yang merambat di punggungnya. Suri mundur perlahan, bermaksud ingin berbalik ke toilet lagi. Namun, Romeo sudah melangkah maju, menutup jarak di antara mereka. Sebelum ia sempat melarikan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Terbakar Cemburu

    Secara refleks, Romeo mengusap bibirnya. Pastilah bekas ciumannya dengan Suri masih sedikit membekas. Untuk menghindari berbagai pertanyaan yang tak perlu dari DIva, Romeo dengan cepat menyusun alasan.“Aku tadi minum anggur merah. Mungkin itu sebabnya.” Diva tidak sepenuhnya percaya, tetapi ia tidak mendesak lebih jauh. Dengan senyum yang dipaksakan, ia meraih tissue dari atas meja lalu menyerahkannya kepada Romeo.“Kak, jangan tinggalkan aku lagi. Aku merasa seperti orang bodoh duduk sendirian di sini.” Romeo hanya menanggapi dengan anggukan, matanya masih terus mencari sosok Suri di tengah kerumunan. Hatinya dipenuhi tekad. Ada rasa hangat sekaligus marah yang bercampur menjadi satu, tatkala melihat istrinya ada di pesta ini.‘Kita akan segera bertemu,’ gumam Romeo dalam hati.Sementara itu, di meja buffet, Suri menunduk dalam-dalam, menyembunyikan wajahnya dari pandangan tamu lain.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bertukar Pasangan

    Cahaya yang menerangi ballroom kini perlahan meredup, meninggalkan suasana temaram yang hangat. Hanya tersisa sinar lampu gantung kristal yang berkilauan, menciptakan atmosfer yang intim dan romantis. Para pelayan hotel dengan sigap mulai menyingkirkan meja-meja makan, memberikan ruang yang luas di tengah ballroom.MC dengan penuh semangat mengumumkan, “Para tamu yang terhormat, untuk melanjutkan malam istimewa ini, kami akan memulai acara dansa berpasangan. Kami mengundang Tuan Cahyadi, sang bintang malam ini, untuk maju ke tengah ballroom bersama istri tercinta.”Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan, menambah semarak malam. Tuan Cahyadi melangkah ke tengah ruangan, diiringi oleh istrinya yang anggun. Mereka saling menggenggam tangan, wajah mereka memancarkan cinta yang tak lekang oleh waktu. Musik romantis nan lembut mulai mengalun, sebuah komposisi piano yang menenangkan hati. Mereka mulai berdansa, gerakan mereka penuh keharmonisan untuk merayakan cinta mereka.Para tamu tersenyum,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Permainan Cinta di Lantai Dansa

    Dengan sengaja, Romeo membawa Suri menjauh dari pasangan lain. Ia meletakkan tangan Suri di lehernya, mengarahkan gerakan wanita itu selayaknya boneka yang harus mengikuti perintah sang empunya. Suri terlihat kaku, tubuhnya menegang kala Romeo menatapnya dari jarak dekat."Kenapa gugup?" bisik Romeo dengan nada sarkatis, mendekatkan wajahnya ke telinga Suri. "Padahal tadi kamu begitu menikmati berdansa bersama Sagara.""Tuan Romeo, saya tidak ingin membuat keributan di sini," jawab Suri pelan, suaranya bergetar menahan emosi.Romeo tersenyum samar, tetapi tatapannya tetap sedingin bongkahan salju."Inikah fungsi dari topeng yang kamu pakai? Supaya leluasa mendekati pria lain selain suamimu?"Suri menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh. Ia tahu Romeo sengaja memprovokasinya, tetapi ia tidak akan memberikan Romeo kepuasan itu."Hentikan," lirih Suri hampir tak terdengar di antara alunan musik.Namun Romeo tak bergeming. Tangannya semakin erat di pinggang Suri, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Posesif

    Sagara melangkah mundur, memberi ruang bagi Suri untuk pergi. Tanpa membuang waktu, Suri menggandeng tangan Raysa, lalu berbalik menuju meja Tuan Cahyadi. Dia merasa perlu berpamitan sebagai bentuk penghormatan kepada pria baik hati itu.Namun saat tiba di meja Tuan Cahyadi, alangkah terkejutnya Suri melihat Romeo dan Diva juga ada di sana.“Kebetulan sekali, kalian berpamitan secara bersamaan,” ujar Tuan Cahyadi sambil melirik Romeo dan Suri bergantian.“Romeo, apa kamu tertarik bekerja sama dengan Dewi Infinity? Saya melihat kalian berdua tadi berdansa,” lanjut Tuan Cahyadi penuh semangat.“Jika dia berminat, saya pasti akan merekrutnya,” jawab Romeo sambil melayangkan tatapan penuh arti kepada Suri. Tuan Cahyadi tersenyum puas mendengar itu, seolah-olah ia baru saja berhasil membuat rencana besar. Sementara itu, Suri hanya diam. Ia merasa tidak perlu meladeni ucapan Romeo yang sengaja mempermainkan dirinya. Melihat Suri tidak nyaman, Raysa mengirimkan tatapan tajam kepada Romeo.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Demi Suamiku

    Lampu merah yang menyala, tak menjadi penghalang bagi mobil putih dengan tanda palang merah di bagian atapnya untuk terus melaju dengan kecepatan penuh. Di dalamnya, tubuh Romeo terbaring di atas tandu. Selang oksigen sudah terpasang di hidungnya.Seorang paramedis berusaha menekan luka di dada Romeo dengan kain kasa tebal untuk mengurangi pendarahan. Monitor kecil di sebelahnya memperlihatkan detak jantung yang masih berjalan, meskipun melemah.Suri duduk di samping tandu itu, menggenggam tangan Romeo yang mulai terasa dingin. Tangisnya tak kunjung reda, air mata terus mengalir membasahi wajahnya yang pucat. Sungguh, ia tak akan sanggup kehilangan suami, sesudah ia ditinggalkan oleh sang ayah untuk selamanya. “Kenapa … kamu mengorbankan diri demi aku?” tutur Suri dengan air mata yang mengalir deras.Ia meremas jemari Romeo lebih erat, berharap suaminya memberi respons, meskipun hanya sekadar gerakan kecil. Namun, Romeo tetap diam, tak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Andai saja bi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bertahanlah, Sayang

    Di dalam minimarket, ponsel Suri bergetar di dalam tasnya. Ia segera mengambilnya dan melihat nama yang tertera di layar—Romeo.Secepatnya, Suri mengangkat panggilan tersebut. “Halo, Sayang, aku belum sampai di rumah.”“Suri, kamu di mana?” Suara Romeo terdengar lembut dan ceria.Suri mengernyit bingung. “Aku… sedang berbelanja di salah satu minimarket di Spring Season. Kenapa, Sayang?”“Aku ada di depan kantormu, tetapi security bilang kamu sudah pulang,” kata Romeo dengan nada sedikit menggoda.Suri terkejut mendengar perkataan Romeo yang terdengar ambigu. “Di depan kantorku? Maksudnya kamu sudah pulang dari luar negeri?”Romeo tertawa kecil. “Iya, Sayang, aku sudah kembali. Ini kejutan yang aku maksud.”Senyum merekah di wajah Suri. Tak pernah terpikir olehnya bahwa suaminya akan pulang lebih cepat dari yang ia bayangkan. Ia pun merasa bahagia sekaligus sedikit bersalah, karena tidak ada di tempat saat Romeo datang mencarinya. “Aku kira kamu baru datang besok pagi. Tahu begini, ak

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bahaya Mengintai

    Di apartemennya, Diva baru saja menggeliat di tempat tidur. Kebiasaannya bangun siang membuatnya enggan beranjak. Akan tetapi, dering ponsel memaksanya untuk meraih perangkat itu dengan malas.Begitu melihat nama di layar, Diva segera menjawab dengan suara lembut.“Halo, Tante Valerie?""Diva, Tante ingin bertanya. Apakah kamu yang mengirimkan foto-foto Suri ke mansion? Kami baru saja menerima sebuah paket tak bernama berisi foto-foto itu."Rasa malas Diva hilang seketika, berganti dengan senyum lebar yang tersungging di wajahnya. "Iya, Tante. Aku menyewa orang untuk memata-matai Suri,” katanya penuh antusiasme. “Apakah Nyonya Miranda sudah melihatnya? Bagaimana reaksinya?”Ada jeda sejenak sebelum Nyonya Valerie menjawab. "Ya, Mama Miranda sudah melihat foto-foto itu. Tangannya gemetar, bahkan dia hampir pingsan.""Bagus! Itu artinya Beliau sangat marah. Lalu, apakah Suri akan dipanggil hari ini dan dipaksa untuk bercerai dari Kak Romeo?” tanya Diva tak sabar.Nyonya Valerie mendesah

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ini Kesempatan Kita

    Aira membuka amplop besar itu dengan rasa penasaran. Begitu matanya menangkap isi di dalamnya, tubuhnya langsung membeku. Deretan foto-foto yang terjatuh ke pangkuannya menampilkan sosok Suri bersama seorang pria yang terlihat mesra. Di dalam foto pertama, Suri dan pria itu tampak sedang makan siang bersama di sebuah kafe. Senyum mereka begitu akrab, seolah tidak ada jarak. Dalam foto lain, pria itu merangkul Suri, memegang tangannya bahkan memeluknya di halaman rumah tanpa rasa malu.Aira merasa napasnya tersendat. “Tidak mungkin… Suri?” bisiknya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Tangannya gemetar saat menggenggam foto-foto itu. Selama ini, ia memang tidak menyukai Suri, tetapi ia tidak pernah menyangka sang kakak ipar akan melakukan perselingkuhan. Nyonya Miranda yang sejak tadi memperhatikan cucunya, melangkah perlahan. Ia mendekat sambil mencengkeram tongkatnya dengan erat. Garis wajahnya yang mulai menua memancarkan ketegasan.“Ada apa, Aira?”Aira tersen

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Paket Tak Bernama

    Hati Suri terasa lebih ringan usai melihat kondisi sang tante, yang akhirnya bersedia menjalani pengobatan. Ia meletakkan tasnya di sofa, lalu bergegas menuju kamar mandi. Air hangat menyentuh kulitnya, menghapus penat yang melekat setelah seharian bekerja. Selesai mandi, Suri mengenakan piyama berbahan katun lembut dan berjalan menuju ruang makan. Di atas meja, terdapat semangkuk sup ayam dengan potongan wortel dan kentang, sepiring nasi putih, serta sari buah segar yang disiapkan pelayan. Suri duduk dan mulai menyantap makanan dengan tenangDi tengah suapan makan malamnya, ponselnya yang tergeletak di meja bergetar. Suri mengambilnya dan melihat nama Raysa terpampang di layar. Ia segera menjawab panggilan itu dengan senyum."Halo, Raysa.""Suri, aku mau berbagi sesuatu!" suara Raysa terdengar penuh kebahagiaan di seberang sana.Suri menaruh sendoknya, penasaran dengan kabar yang akan disampaikan sahabatnya itu. "Apa itu? Suaramu terdengar sangat bahagia."Raysa tertawa kecil sebel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mirip Pasangan Kekasih

    Suri melangkah mengikuti Axel ke dalam kamar yang beraroma obat. Di atas ranjang berkanopi putih, seorang wanita paruh baya terbaring lemah. Wajahnya yang dulu penuh wibawa kini tampak pucat dan tirus.Lingkaran hitam di bawah matanya semakin menegaskan betapa sakitnya ia selama ini. Napasnya terdengar berat, dan tangannya yang dulu tampak berisi kini terlihat ringkih dan berurat.Suri terkejut melihat kondisi tantenya yang begitu rapuh. Ada rasa iba yang tiba-tiba menyelubungi hatinya. Walau masih ada bekas luka atas apa yang terjadi di masa lalu, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa wanita di depannya ini adalah keluarga.Axel mendekati ranjang terlebih dahulu, membangunkan sang ibu dengan suara lembut. "Mama, aku membawa Suri ke sini. Dia ingin menjenguk Mama."Mata wanita itu terbuka perlahan, tampak terkejut dan tidak percaya. Dengan usaha yang terlihat menyakitkan, ia mencoba bangun dari posisinya. Suri segera melangkah maju, tangannya menopang tubuh sang tante. "Jangan,

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Butuh Pertolonganmu

    Tepat pukul dua belas, Suri melangkah masuk ke Kafe Eclesia, tempat yang telah ia sepakati dengan Axel. Aroma kopi yang khas bercampur dengan wangi roti panggang menyambutnya, memberikan suasana hangat di tengah kepenatan. Matanya segera menangkap sosok pria yang duduk di sendirian di meja nomor sebelas, menunggunya dengan wajah penuh harap. Axel segera berdiri begitu melihat Suri datang. Ia berjalan ke pintu masuk dengan senyum mengembang, lalu meraih tangan Suri dan menariknya ke dalam pelukan.Suri sempat terkejut, tubuhnya menegang sejenak, tetapi ia tidak menolak. Ia menganggap pelukan itu sebagai ungkapan persaudaraan semata. Bagaimanapun, Axel adalah putra dari sang tante, walaupun hubungan mereka memiliki riwayat yang pelik. "Aku senang kamu datang," ujar Axel sambil melepas pelukannya. Ia kemudian menggandeng tangan Suri, membimbingnya menuju meja yang telah ia pesan sebelumnya.Suri duduk dengan sopan, menarik tangannya secara perlahan dari genggaman Axel. Matanya menatap

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Lamaran Kilat

    Raysa baru saja menyelesaikan pertemuan dengan salah satu calon pembeli apartemen. Setelah merapikan berkas-berkasnya, ia menghela napas sejenak sebelum bersiap menemui klien berikutnya—seseorang yang berniat membeli unit penthouse eksklusif dengan luas lebih dari 250 meter persegi di pusat kota. Pertemuan mereka dijadwalkan berlangsung di sebuah kafe, yang terletak di dekat area pengembangan apartemen.Setibanya di kafe, Raysa memesan secangkir kopi latte dan duduk di salah satu meja yang menghadap ke jendela. Ia mengecek kembali dokumen properti sambil menunggu kliennya datang.Namun, alih-alih sosok asing yang muncul, Raysa justru mendapati seorang pria yang sangat dikenalnya.Kenzo.Matanya melebar, tubuhnya menegang. Kenzo berjalan santai mendekatinya, mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung, memperlihatkan pergelangan tangan kokohnya. Senyum khasnya yang penuh percaya diri membuat Raysa semakin kesal."Apa yang kamu lakukan di sini?" Raysa langsung berdiri dari kursinya,

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tanpa Suamiku

    Hampir tiga minggu berlalu sejak pengakuan Romeo tentang kondisinya di depan keluarga. Sejak itu, Nyonya Miranda semakin sering mengundang mereka ke mansion, sekadar untuk makan malam bersama atau berjalan-jalan menikmati udara segar. Sementara itu, Nyonya Valerie, meskipun masih bersikap sinis, tampaknya belum melakukan apapun yang mengusik kehidupan rumah tangga putranya.Hanya saja, saat ini Suri sedang merasa kesepian. Romeo harus pergi ke luar negeri selama lima hari untuk melakukan kesepakatan kerja sama proyek pembangunan mal. Hari ini baru memasuki hari kedua, tetapi Suri sudah merindukan suaminya dengan begitu dalam. Sepulang dari kantor, ia hanya duduk termenung di kamar, memeluk erat boneka beruang besar pemberian Romeo. Walaupun tubuhnya lelah usai seharian meninjau proyek kota mandiri, Suri sama sekali tidak mengantuk.Biasanya, di malam-malam seperti ini, Suri terlelap dalam pelukan suaminya, merasakan kehangatan dan perlindungannya. Namun kini, ranjang tempatnya berbar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status