Share

Posesif

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 13:28:23

Sagara melangkah mundur, memberi ruang bagi Suri untuk pergi. Tanpa membuang waktu, Suri menggandeng tangan Raysa, lalu berbalik menuju meja Tuan Cahyadi. Dia merasa perlu berpamitan sebagai bentuk penghormatan kepada pria baik hati itu.

Namun saat tiba di meja Tuan Cahyadi, alangkah terkejutnya Suri melihat Romeo dan Diva juga ada di sana.

“Kebetulan sekali, kalian berpamitan secara bersamaan,” ujar Tuan Cahyadi sambil melirik Romeo dan Suri bergantian.

“Romeo, apa kamu tertarik bekerja sama dengan Dewi Infinity? Saya melihat kalian berdua tadi berdansa,” lanjut Tuan Cahyadi penuh semangat.

“Jika dia berminat, saya pasti akan merekrutnya,” jawab Romeo sambil melayangkan tatapan penuh arti kepada Suri.

Tuan Cahyadi tersenyum puas mendengar itu, seolah-olah ia baru saja berhasil membuat rencana besar. Sementara itu, Suri hanya diam. Ia merasa tidak perlu meladeni ucapan Romeo yang sengaja mempermainkan dirinya.

Melihat Suri tidak nyaman, Raysa mengirimkan tatapan tajam kepada Romeo.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suri adalah Kelemahan Romeo

    Suri membalikkan tubuhnya untuk kesekian kali di atas ranjang, matanya tetap enggan terpejam. Di sebelahnya, Raysa sudah terlelap sejak beberapa jam lalu. Bagi Suri, malam itu seperti perang sunyi melawan pikirannya sendiri. Ia teringat bagaimana bibirnya direnggut tanpa ampun oleh pria yang tak seharusnya melakukan itu. Ciuman penuh paksaan itu terlalu dalam, terlalu memaksa, sehingga membuat hatinya kacau balau. Perbuatan Romeo yang penuh dominasi membuat tubuhnya gemetar. Bukan hanya karena marah, tetapi ada sesuatu yang lebih kompleks yang tidak ingin ia akui.Seolah itu belum cukup, pikiran Suri meloncat ke pesta Tuan Cahyadi, di mana tubuh mereka bergerak bersama di lantai dansa, mengikuti irama musik yang melenakan. Romeo memegang pinggangnya, menggiring langkahnya dengan kepercayaan diri yang menyesakkan. Ada tarikan di mata Romeo, semacam kekuasaan yang membuatnya terperangkap. Sekuat apa pun ia berusaha menyangkal, ia sempat merasa terikat dengan pria itu. Suri menggelen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Menemukannya

    Begitu tiba di mansion, Romeo keluar dari mobil tanpa menunggu sopirnya membukakan pintu. Dengan langkah cepat, ia menuju pintu utama, menerobos angin dingin yang bertiup cukup kencang. Romeo berjalan melintasi ruang tamu tanpa memperhatikan apa pun.“Romeo? Kamu pulang sendiri?” Suara sang ibu menghentikan langkah Romeo. “Di mana Diva? Kenapa kamu tidak bersamanya?” tanya Nyonya Valerie memberondong putranya dengan banyak pertanyaan. “Diva sudah aku antar pulang ke apartemen,” jawab Romeo singkat, nadanya dingin.“Ke apartemen? Apa kamu tidak cemas dengan keselamatan Diva? Bagaimana jika penguntit itu masih mengincarnya, Romeo?” ucap Nyonya Valerie memicingkan mata.“Tidak ada yang meneror Diva,” jawab Romeo dengan nada tak sabar. “Aku juga sudah menempatkan bodyguard untuk menjaganya di apartemen.”Nyonya Valerie menghela napas panjang, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan. Namun, ia juga takut bila Romeo mengetahui kebohongannya. “Kamu terlalu meremehkan situasi ini, Romeo. Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Menguji Kesabaranku!

    Sepeninggal Romeo, Diva menggigit bibirnya, menahan rasa kecewa yang begitu dalam. Ia berjalan kembali ke ruang tamu, membawa kotak makanan yang kini terasa berat di tangannya. Entah mengapa setiap rencana yang ia buat untuk mendekati Romeo selalu berujung kegagalan. “Tante Valerie, Kak Romeo sekarang berubah. Sejak pesta Tuan Cahyadi semalam, dia semakin tidak peduli padaku,” kata Diva, suaranya bergetar menahan tangis.Kening Nyonya Valerie berkerut dalam, merasa terkejut dengan ucapan Diva. “Memangnya apa yang terjadi di pesta kemarin, Diva?”Sambil memasang wajah sedih, Diva meletakkan kotak makanan di meja lalu duduk di sebelah ibu kandung Romeo itu. “Semalam, Kak Romeo terus memperhatikan wanita bertopeng bernama Dewi Infinity. Dia bahkan berdansa dengan wanita itu. Aku curiga mereka sudah saling mengenal sebelumnya, Tante.”Nyonya Valerie terdiam, matanya menyipit seolah memikirkan sesuatu. “Wanita bertopeng? Apakah dia punya ciri khas tertentu?”Diva menggeleng. “Tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Antara Cinta dan Benci

    Dalam hitungan detik, emosi meledak di antara mereka. Tanpa aba-aba, Romeo meraup bibir Suri, mencurahkan semua rasa yang telah ia pendam. Kali ini, Suri tidak tinggal diam. Ia menggigit bibir Romeo dengan keras, mencoba menghentikan tindakan semena-mena pria itu. Namun, Romeo tidak mundur sama sekali.Air mata mengalir deras di pipi Suri, campuran antara ketakutan dan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan."Kenapa kamu melakukan ini lagi?" bisik Suri dengan suara yang hampir tidak terdengar. Romeo berhenti sejenak, menatap wajah Suri yang berlinang air mata. Ada kilatan berbeda di mata pria itu, tetapi ia segera menutupinya dengan seringai dingin."Karena aku suamimu," jawab Romeo, suaranya rendah tetapi penuh ketegasan. Ia berdiri, meninggalkan Suri yang terduduk lemas di sofa. Dengan langkah tenang, ia berjalan menuju meja makan, menatap hidangan yang telah disiapkan Suri."Untuk siapa semua masakan ini?" tanyanya sambil melirik Suri yang masih terisak di sofa. Suri tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia Apa yang Dia Sembunyikan

    Romeo menyentuh krim itu, mencoba menghubungkan titik-titik di kepalanya. Apakah Suri begitu putus asa untuk mengubah penampilannya hingga melakukan prosedur medis? Namun, jika hanya melakukan operasi plastik, tidak mungkin Suri menyimpan obat sebanyak ini.Setelah menimbang sejenak, Romeo mengambil ponselnya dari saku. Ia memotret setiap botol obat, label aturan pakai, dan bahkan kertas resep yang ada di sana.“Aku harus tahu obat apa ini,” gumamnya sembari memicingkan mata. Pikiran Romeo kembali ke momen beberapa jam yang lalu, ketika Suri tiba-tiba muntah di kamar mandi. Apakah itu hanya karena stres, atau ada alasan medis yang lebih serius di baliknya? Tatapan Romeo semakin tajam. Meskipun sikapnya terhadap Suri terlihat keras, ia tetap peduli pada wanita itu. Dan sekarang, ia mulai merasa bahwa ada sesuatu yang mungkin Suri sembunyikan tentang kesehatannya.Selesai memotret, Romeo mengembalikan semua obat ke tempatnya semula. Ia menutup laci itu dengan hati-hati, memastikan tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehangatan di Balik Hujan

    "Tidur di sofa? Bukankah kamu punya ranjang yang empuk di mansion? Kenapa tidak pulang?" tanya Suri dengan mata terbelalak. Ia hampir tak percaya mendengar Romeo bersedia tidur di tempat yang tidak nyaman. Romeo menghela napas, sorot matanya semakin meredup. "Kamu sedang sakit, Suri. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian di rumah kecil ini.""Terserah kalau mau tidur di sofa sempit itu. Tapi, jangan harap aku peduli kalau kamu digigit nyamuk,” tukas Suri sengaja bersikap keras kepada Romeo.Dengan langkah yang menghentak, Suri masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Ia berbaring telentang di tempat tidur, tetapi tidak bisa memejamkan mata. Mungkin karena tadi ia sudah terlalu banyak tidur. Untuk membunuh waktu, Suri memilih memainkan ponselnya, sekadar mencari pelarian dari kegelisahan yang mengintai. Sesekali, ia memasang telinga, berharap mendengar tanda-tanda Romeo telah meninggalkan rumah. Namun, tidak ada suara pintu terbuka maupun mesin mobil dinyalakan.Di luar, langit mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Keras Kepala

    Suri mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha menyesuaikan dengan silau cahaya matahari yang menyelinap di celah gorden. Rasa kantuk masih menempel, tetapi telinganya menangkap suara gemericik air dari arah kamar mandi.Seketika, Suri terdiam. Jantungnya berdegup lebih cepat saat kesadaran perlahan menyusup ke dalam pikirannya."Siapa itu?" gumamnya langsung menegakkan badan.Suri menoleh ke sisi ranjang di sampingnya dengan tatapan bingung. Tempat tidur itu tampak jelas baru saja digunakan oleh dua orang. Sisa jejak kehadiran Romeo begitu nyata di sana.“Dia tidur di sini semalam?” bisik Suri pelan, masih tidak percaya.Bayangan semalam langsung berkelebat. Listrik padam. Kegelapan. Dan dalam situasi seperti itu, Suri merasa aman dalam dekapan Romeo.Suri menggelengkan kepalanya keras-keras—mereka juga sempat berciuman. Pipi Suri memanas mengingat betapa dekat wajah mereka kala itu. Bibirnya masih bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tawaran Menggiurkan

    Gedung perkantoran Pradipta Group menjulang megah di tengah kota, sebuah bangunan delapan lantai yang paling menonjol. Dinding kacanya memantulkan langit biru, sementara ornamen logamnya menambah kesan futuristik. Gedung ini dikenal sebagai markas besar perusahaan properti ternama, tempat berbagai proyek besar dirancang dan diwujudkan.Suri turun dari taksi dengan anggun. Sebelum melangkah keluar, ia sempat mengucapkan terima kasih kepada sopir yang telah mengantarnya. “Terima kasih, Pak,” katanya dengan senyum kecil. Langkahnya mantap saat ia menutup pintu taksi dan berdiri sejenak, mengamati gedung megah di hadapannya.Baru saja Suri hendak melangkah masuk, seorang petugas keamanan berseragam biru menghampirinya. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” tanya petugas itu dengan nada sopan.“Saya ada janji bertemu dengan Tuan Sagara Pradipta. Nama saya Suri Hudaya,” jelas Suri. Petugas keamanan itu tertegun sejenak mendengar Suri menyebut nama sang CEO. Namun, tanpa banyak bicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Katakan Alasannya

    Mobil berwarna silver melaju dengan tenang di sepanjang jalanan kota. Suri duduk di dalamnya, tepat di samping Nyonya Miranda, sementara Bi Ranti duduk di kursi depan bersama sopir. Sejak tadi, Suri hanya diam, meremas jemarinya yang terasa dingin dan kaku. Di dalam sana, hati Suri berdebar tak karuan. Napasnya terdengar lebih berat, seolah rongga dadanya menahan beban yang begitu besar. Sesekali, Suri melempar pandangan ke jendela, berharap kegugupan itu segera menghilang. Nyonya Miranda, yang sedari tadi mengamati Suri, akhirnya memecah keheningan. "Suri, makanan seperti apa yang kamu sukai?" tanyanya dengan suara lembut penuh wibawa.Suri tersentak kecil, lalu buru-buru menjawab, "Saya suka makanan berkuah, termasuk olahan ikan seperti sup ikan, steak ikan, atau ikan panggang." Ia berusaha tersenyum meski masih diliputi rasa cemas. "Biasanya, saya memasak sendiri agar lebih sehat."Nyonya Miranda mengangguk pelan. "Bagus, jika seorang wanita menyukai kegiatan memasak artinya ia

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Percakapan Antar Wanita

    Romeo membuka pintu rumah dengan tenang, sedangkan Suri berdiri di belakangnya. Pandangan Suri langsung tertuju pada mobil mewah berwarna perak yang terparkir di halaman. Siluet seseorang tampak samar dari balik kaca jendela. Hanya beberapa detik berselang, sopir segera turun dan berjalan ke sisi kiri mobil, sementara seorang wanita paruh baya, Bi Ranti, dengan cekatan membuka pintu di sisi kanan.Dari dalam mobil, keluarlah seorang wanita dengan dagu terangkat dan tatapan yang penuh superioritas. Nyonya Valerie berdiri angkuh, menyapu pandangannya ke sekeliling halaman dengan ekspresi meremehkan. Bibirnya sedikit mencibir, seolah rumah ini adalah tempat yang tak layak dikunjungi. Suri, yang melihatnya, menahan napas. Ia sudah menduga ibu mertuanya tidak akan memberikan sambutan yang hangat. Namun, sebelum ada yang sempat berbicara, pintu mobil lainnya terbuka, dan sosok anggun muncul dari dalamnya.Nyonya Miranda melangkah turun dengan gerakan yang penuh wibawa. Rambutnya disanggul

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Cemas, Aku Bersamamu

    Di dalam kamarnya yang beraroma vanila, Aira bersandar pada bantal empuk. Ponselnya menempel di telinga, suaranya lembut tetapi terdengar gelisah. Di ujung telepon, Ivan kembali merengek, suaranya penuh keluhan."Baby, kapan aku bisa beli apartemen ini? Kata pemiliknya, bulan depan apartemen ini tidak akan disewakan lagi, karena akan dijual." Suara Ivan terdengar merajuk, seolah menuntut jawaban yang bisa segera meredakan kegelisahannya.Aira menghela napas pelan. "Aku belum punya kesempatan bicara pada Kak Romeo. Lagi pula, nenekku baru saja kembali dari luar negeri dan sedang di mansion. Aku harus fokus padanya dulu."Sejenak, tidak ada suara dari Ivan. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali bersuara dengan nada penuh siasat. "Justru bagus kalau nenekmu ada di sana,” kata Ivan antusias. “Kamu bisa minta ke Beliau untuk menjual saham itu supaya kamu bisa membuka usaha butik. Nenekmu pasti lebih mudah dibujuk daripada Romeo yang sifatnya keras kepala."Aira terdiam, mempertimbangkan

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Istri yang Menggoda

    Nyonya Miranda mengangkat alisnya, tampak terkejut. Dengan suara bergetar seakan menahan rasa sakit, Nyonya Valerie melanjutkan ucapannya."Suri mempengaruhi Romeo untuk menjauh dari kami, Ma. Dia meminta Romeo memutuskan semua hubungan dengan saya dan Aira. Bahkan, Romeo tidak pernah datang lagi ke mansion."Wajah Nyonya Miranda mengeras. Ia menatap Nyonya Valerie dengan pandangan penuh penilaian. Sepertinya, wanita tua itu sedang menimbang-nimbang kebenaran ucapan sang menantu.“Kenapa kamu tidak mengundang Romeo dan istrinya kemari?”Nyonya Valerie kemudian memegang dadanya, seolah tidak sanggup menahan rasa malu dan sedih."Saya sudah mencoba, Ma, tapi mereka tidak mau datang. Romeo juga tidak memperbolehkan saya berkunjung ke kantornya.”Nyonya Miranda menggenggam tongkatnya lebih erat, tampak berpikir dalam-dalam. Matanya menatap lurus ke depan, seperti menimbang langkah apa yang harus diambil selanjutnya. "Padahal aku sangat rindu pada Romeo ...." gumamnya lirih. "Aku menyesal

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pintar Menghasut

    Sepulang kantor, Suri mengirimkan pesan kepada Romeo bahwa dia akan berbelanja sebentar dengan Raysa. Usai mendapat izin dari sang suami, Suri pun pergi bersama Raysa ke salah satu pusat perbelanjaan. Raysa menarik lengan Suri dengan semangat, menyeretnya masuk ke dalam toko lingerie yang didekorasi dengan nuansa merah muda. Aroma wangi vanila menyambut keduanya, membuat suasana menjadi lebih intim. “Ray, untuk apa ke sini?” protes Suri malu-malu.“Kamu mau membuat Romeo bahagia, ‘kan? Ini salah satu caranya,” pungkas Raysa tidak memberi kesempatan kepada Suri untuk protes.Seorang pegawai toko dengan senyum ramah menyambut mereka. Matanya segera tertuju pada Suri yang tampak canggung di balik bahu Raysa.“Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?”“Kami mencari lingerie yang cocok untuk teman saya ini,” kata Raysa tanpa ragu, sambil menunjuk Suri yang langsung memerah wajahnya. “Yang sesuai dengan kulitnya yang putih dan lembut.”Pegawai toko mengangguk dengan profesionalisme yang

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kedatangan Nyonya Besar

    Mansion keluarga Albantara dipenuhi dengan kesibukan yang tidak biasa. Para pelayan bergegas ke sana kemari, membersihkan setiap sudut ruangan hingga bersinar. Derap langkah kaki mereka menggema di koridor, membawa alat-alat kebersihan dan kain pel ke setiap sudut rumah.Di lantai bawah, kamar utama menjadi perhatian khusus. Tempat tidur dengan sprei putih bersih dirapikan, bantal-bantal dihias dengan sarung bermotif elegan, dan bunga segar diletakkan di atas meja kecil dekat jendela. Bau lemon dari semprotan pengharum ruangan menyebar, memberikan kesan segar dan bersih. Tepat jam makan siang, Diva tiba di mansion dengan membawa sekotak besar makanan kesukaan Nyonya Valerie. Langkahnya ringan saat ia berjalan melewati ruang tamu yang megah, tetapi matanya segera menangkap pemandangan yang tidak biasa. Seorang pelayan sedang menyusun vas kristal di ruang makan, sementara yang lain dengan cekatan menyusun gelas-gelas di atas meja. “Di man

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Romeo menelan ludah, wajahnya berubah muram. “Apakah ini berarti … saya tidak punya harapan untuk memiliki anak?” tanyanya dengan suara serak.Dokter Fani menggeleng pelan. “Bukan berarti tidak bisa, Tuan Romeo. Tapi, peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan pria yang memiliki parameter sperma normal. Masih ada berbagai langkah yang bisa kita ambil.”Suri menoleh ke arah Romeo. Melihat gurat kesedihan di wajah suaminya, ia segera menggenggam tangan Romeo dengan erat. Mata mereka bertemu, dan Suri memberikan tatapan penuh kasih sayang. “Kita pasti bisa melewati ini bersama,” bisiknya lembut.Dokter Fani melanjutkan penjelasannya. “Ada beberapa opsi terapi yang bisa kita coba. Pertama, kita bisa mulai dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga rutin, dan menghindari stres berlebihan. Selain itu, suplemen tertentu yang mengandung zinc dan vitamin E dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.”Romeo mengangguk pelan, meskipun raut wajahnya masih tegang. “Apakah ad

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kenyataan yang Mengguncang

    Tiga hari berlalu begitu cepat sejak Suri dan Romeo melakukan tes kesuburan. Pagi itu, suasana di rumah mereka tampak biasa saja, tetapi tidak bagi Suri. Di dalam hatinya, ia merasa ada gelombang kecemasan yang sulit dijelaskan. Sebuah ketakutan kecil menyelinap di pikirannya—bagaimana jika hasilnya tidak sesuai harapan? Bagaimana jika ia tidak bisa menjadi seorang ibu? Sambil melamun, Suri berdiri di dapur, menyiapkan sarapan. Ia menuang telur kocok yang sudah diberi bumbu, lalu menuangkannya ke dalam wajan panas untuk membuat omelet.Selama proses memasak, pikiran Suri masih melayang ke hasil tes yang akan mereka ambil hari ini. Dalam lamunannya, Suri bahkan tidak menyadari bau gosong mulai tercium di seluruh dapur. Romeo, yang baru saja selesai berpakaian, langsung mencium aroma yang tidak biasa. Dengan langkah cepat, ia menuju dapur dan langsung mematikan kompor. “Suri, kamu kenapa?” tanyanya sambil memindahkan wajan dari atas api. Suri menoleh, wajahnya tampak bersalah. “

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Romeo vs Sagara

    Usai meninjau proyek pembangunan kota mandiri, Suri, Sagara, dan dua arsitek senior kembali ke kantor Pradipta Group. Suasana di mobil dipenuhi obrolan ringan. Sebelum turun dari mobil, Sagara menoleh ke arah Suri untuk mengingatkan tentang makan malam. “Suri, ingatkan tim kita nanti jam lima tepat ke basement. Kita akan berangkat bersama ke restoran Kanaya Garden.”Suri mengangguk patuh. “Baik, Pak Sagara. Kami akan berkumpul tepat waktu,” jawabnya dengan nada profesional.Begitu tiba di ruang divisi arsitek, Suri langsung mengingatkan timnya. Kemudian, ia pergi ke toilet untuk mengganti pakaian dengan blus berwarna jingga dan celana panjang hitam yang memberikan kesan nyaman. Selesai berganti pakaian, Suri melanjutkan pekerjaannya hingga waktu menunjukkan pukul lima.Ketika semua orang telah bersiap, Suri memimpin timnya turun ke basement. Di sana, mereka bersiap menaiki mobil kantor yang telah disediakan. Namun, Sagara tiba-tiba menghampiri Suri.“Ikut mobil saya saja, Suri. Mobil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status