Share

Jangan Menguji Kesabaranku!

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-12-23 17:59:27

Sepeninggal Romeo, Diva menggigit bibirnya, menahan rasa kecewa yang begitu dalam. Ia berjalan kembali ke ruang tamu, membawa kotak makanan yang kini terasa berat di tangannya. Entah mengapa setiap rencana yang ia buat untuk mendekati Romeo selalu berujung kegagalan.

“Tante Valerie, Kak Romeo sekarang berubah. Sejak pesta Tuan Cahyadi semalam, dia semakin tidak peduli padaku,” kata Diva, suaranya bergetar menahan tangis.

Kening Nyonya Valerie berkerut dalam, merasa terkejut dengan ucapan Diva.

“Memangnya apa yang terjadi di pesta kemarin, Diva?”

Sambil memasang wajah sedih, Diva meletakkan kotak makanan di meja lalu duduk di sebelah ibu kandung Romeo itu.

“Semalam, Kak Romeo terus memperhatikan wanita bertopeng bernama Dewi Infinity. Dia bahkan berdansa dengan wanita itu. Aku curiga mereka sudah saling mengenal sebelumnya, Tante.”

Nyonya Valerie terdiam, matanya menyipit seolah memikirkan sesuatu.

“Wanita bertopeng? Apakah dia punya ciri khas tertentu?”

Diva menggeleng. “Tidak ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dian S
boleh minta bab lanjutan nya yg banyak, jangan lama - lama, di tunggu, terimakasih
goodnovel comment avatar
Dian S
minta bab lanjutan nya ya, jangan lama- lama, di tunggu
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Laki-laki labil, gak mau berbagi, tapi dia sendiri di dempetin terus sama si Diva, tidak pernah berpihak pada istrinya, istrinya di bully sm Mama dan Adiknya aja dia gak perduli, laki-laki Egois.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Antara Cinta dan Benci

    Dalam hitungan detik, emosi meledak di antara mereka. Tanpa aba-aba, Romeo meraup bibir Suri, mencurahkan semua rasa yang telah ia pendam. Kali ini, Suri tidak tinggal diam. Ia menggigit bibir Romeo dengan keras, mencoba menghentikan tindakan semena-mena pria itu. Namun, Romeo tidak mundur sama sekali.Air mata mengalir deras di pipi Suri, campuran antara ketakutan dan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan."Kenapa kamu melakukan ini lagi?" bisik Suri dengan suara yang hampir tidak terdengar. Romeo berhenti sejenak, menatap wajah Suri yang berlinang air mata. Ada kilatan berbeda di mata pria itu, tetapi ia segera menutupinya dengan seringai dingin."Karena aku suamimu," jawab Romeo, suaranya rendah tetapi penuh ketegasan. Ia berdiri, meninggalkan Suri yang terduduk lemas di sofa. Dengan langkah tenang, ia berjalan menuju meja makan, menatap hidangan yang telah disiapkan Suri."Untuk siapa semua masakan ini?" tanyanya sambil melirik Suri yang masih terisak di sofa. Suri tidak men

    Last Updated : 2024-12-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia Apa yang Dia Sembunyikan

    Romeo menyentuh krim itu, mencoba menghubungkan titik-titik di kepalanya. Apakah Suri begitu putus asa untuk mengubah penampilannya hingga melakukan prosedur medis? Namun, jika hanya melakukan operasi plastik, tidak mungkin Suri menyimpan obat sebanyak ini.Setelah menimbang sejenak, Romeo mengambil ponselnya dari saku. Ia memotret setiap botol obat, label aturan pakai, dan bahkan kertas resep yang ada di sana.“Aku harus tahu obat apa ini,” gumamnya sembari memicingkan mata. Pikiran Romeo kembali ke momen beberapa jam yang lalu, ketika Suri tiba-tiba muntah di kamar mandi. Apakah itu hanya karena stres, atau ada alasan medis yang lebih serius di baliknya? Tatapan Romeo semakin tajam. Meskipun sikapnya terhadap Suri terlihat keras, ia tetap peduli pada wanita itu. Dan sekarang, ia mulai merasa bahwa ada sesuatu yang mungkin Suri sembunyikan tentang kesehatannya.Selesai memotret, Romeo mengembalikan semua obat ke tempatnya semula. Ia menutup laci itu dengan hati-hati, memastikan tid

    Last Updated : 2024-12-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehangatan di Balik Hujan

    "Tidur di sofa? Bukankah kamu punya ranjang yang empuk di mansion? Kenapa tidak pulang?" tanya Suri dengan mata terbelalak. Ia hampir tak percaya mendengar Romeo bersedia tidur di tempat yang tidak nyaman. Romeo menghela napas, sorot matanya semakin meredup. "Kamu sedang sakit, Suri. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian di rumah kecil ini.""Terserah kalau mau tidur di sofa sempit itu. Tapi, jangan harap aku peduli kalau kamu digigit nyamuk,” tukas Suri sengaja bersikap keras kepada Romeo.Dengan langkah yang menghentak, Suri masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Ia berbaring telentang di tempat tidur, tetapi tidak bisa memejamkan mata. Mungkin karena tadi ia sudah terlalu banyak tidur. Untuk membunuh waktu, Suri memilih memainkan ponselnya, sekadar mencari pelarian dari kegelisahan yang mengintai. Sesekali, ia memasang telinga, berharap mendengar tanda-tanda Romeo telah meninggalkan rumah. Namun, tidak ada suara pintu terbuka maupun mesin mobil dinyalakan.Di luar, langit mal

    Last Updated : 2024-12-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Keras Kepala

    Suri mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha menyesuaikan dengan silau cahaya matahari yang menyelinap di celah gorden. Rasa kantuk masih menempel, tetapi telinganya menangkap suara gemericik air dari arah kamar mandi.Seketika, Suri terdiam. Jantungnya berdegup lebih cepat saat kesadaran perlahan menyusup ke dalam pikirannya."Siapa itu?" gumamnya langsung menegakkan badan.Suri menoleh ke sisi ranjang di sampingnya dengan tatapan bingung. Tempat tidur itu tampak jelas baru saja digunakan oleh dua orang. Sisa jejak kehadiran Romeo begitu nyata di sana.“Dia tidur di sini semalam?” bisik Suri pelan, masih tidak percaya.Bayangan semalam langsung berkelebat. Listrik padam. Kegelapan. Dan dalam situasi seperti itu, Suri merasa aman dalam dekapan Romeo.Suri menggelengkan kepalanya keras-keras—mereka juga sempat berciuman. Pipi Suri memanas mengingat betapa dekat wajah mereka kala itu. Bibirnya masih bisa m

    Last Updated : 2024-12-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tawaran Menggiurkan

    Gedung perkantoran Pradipta Group menjulang megah di tengah kota, sebuah bangunan delapan lantai yang paling menonjol. Dinding kacanya memantulkan langit biru, sementara ornamen logamnya menambah kesan futuristik. Gedung ini dikenal sebagai markas besar perusahaan properti ternama, tempat berbagai proyek besar dirancang dan diwujudkan.Suri turun dari taksi dengan anggun. Sebelum melangkah keluar, ia sempat mengucapkan terima kasih kepada sopir yang telah mengantarnya. “Terima kasih, Pak,” katanya dengan senyum kecil. Langkahnya mantap saat ia menutup pintu taksi dan berdiri sejenak, mengamati gedung megah di hadapannya.Baru saja Suri hendak melangkah masuk, seorang petugas keamanan berseragam biru menghampirinya. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” tanya petugas itu dengan nada sopan.“Saya ada janji bertemu dengan Tuan Sagara Pradipta. Nama saya Suri Hudaya,” jelas Suri. Petugas keamanan itu tertegun sejenak mendengar Suri menyebut nama sang CEO. Namun, tanpa banyak bicara

    Last Updated : 2024-12-26
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rumah Ini Milikmu!

    Untuk kedua kalinya, Sagara menekan tombol interkom dan memanggil Valdo. Begitu asistennya itu masuk, Sagara langsung memberikan perintah."Berikan nomor ponselmu kepada Suri. Dia akan menghubungimu jika sudah mengambil keputusan.”Valdo mengangguk, lalu menuliskan nomor ponselnya di selembar kertas dan menyerahkannya ke tangan Suri. "Silakan disimpan, Bu Suri."Setelah menyimpan nomor ponsel Valdo, Suri berpamitan kepada Sagara sebelum beranjak pergi. Ia diantar oleh Valdo hingga ke pintu lift. Sesampainya di lobi, Suri melihat Raysa sudah menunggunya di dekat meja resepsionis. Memang sebelum berangkat, ia sempat bertukar pesan dengan sahabatnya itu."Suri!" panggil Raysa segera menarik tangan Suri, membawanya ke sudut lobi yang agak sepi. "Bagaimana hasil wawancaramu dengan Tuan Sagara?" tanyanya penuh antusias.Senyum merekah di bibir Suri. "Aku ditawari menjadi kepala arsitek, tapi dengan sebuah syarat yang cukup berat. Aku meminta waktu dua hari untuk memutuskan. Nanti, aku cer

    Last Updated : 2024-12-26
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mengawasi Istriku

    Suri menatap ponselnya dengan frustrasi. Ia tidak tahu harus merasa apa atau berkata apa. Romeo, dengan sifat dominan dan angkuhnya selalu memakai uang yang ia miliki untuk mengendalikan situasi. Dengan berat hati, Suri melangkah ke dapur, yang sudah dipenuhi peralatan baru. Emosinya kacau, seperti ombak yang menerjang karang tanpa ampun. Ia merasa hidupnya tidak akan pernah tenang selama ada Romeo Albantara di sekitarnya.Tiba-tiba, Suri terpikir tentang janji makan malam dengan Raysa. Sahabatnya itu tidak boleh tahu bahwa rumahnya sudah berubah total akibat ulah Romeo. Raysa pasti akan mencemaskannya. Suri menatap layar ponselnya dengan pandangan kosong. Dalam benaknya, berputar-putar alasan yang harus ia berikan kepada Raysa untuk membatalkan makan malam. Akhirnya, ia mengetik pesan dengan tangan sedikit gemetar. [Maaf, Ray. Aku tidak bisa makan malam hari ini. Aku sedang lelah. Sabtu saja, aku traktir kamu dan Azka makan di kafe.] Jari-jari Suri berhenti di atas tombol “Kirim”

    Last Updated : 2024-12-27
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hadiah untuk Wanita

    Suasana di mansion keluarga Albantara terasa tenang seperti biasa. Nyonya Valerie dan putrinya, Aira, sedang menikmati makan siang di ruang makan yang luas. Hidangan khas rumahan tersaji rapi di meja panjang. Aira tampak sibuk berbalas pesan dengan Ivan, wajahnya terlihat mengeras. Ia sedang bertengkar dengan kekasihnya itu setelah ketahuan membawa gadis lain ke pesta. Sementara Nyonya Valerie menyeruput sup hangat dengan santai.Tiba-tiba, ketukan keras di pintu utama memecah keheningan. Bi Wina, salah satu pelayan setia keluarga itu, bergegas menuju pintu. Tak lama, sopir pribadi Romeo dan seorang bodyguard masuk ke dalam rumah. Keduanya tampak terburu-buru dan bergegas menghampiri Bi Wina yang berdiri di ambang pintu."Tuan Romeo meminta kami datang untuk mengemasi pakaian dan barang-barangnya di kamar,” ucap sopir itu.Nyonya Valerie ikut mendengarkan dari ruang makan. Hampir saja, ia menjatuhkan sendok sup dari tangannya karena terkejut. Lekas saja, ia berdiri dari kursi dan ber

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Akan Berpisah Lagi

    Meski Romeo tak menoleh sama sekali, Diva masih terus meronta-ronta. Suaranya melengking di antara pekikan sirene dan derap langkah para petugas yang mengawalnya. "Tolong, Pak, saya ingin bicara dengan Kak Romeo," serunya, sarat dengan emosi. "Sebentar saja." Para polisi saling bertukar pandang, ragu apakah akan mengabulkan permintaan tersangka yang jelas-jelas baru saja mencoba membunuh seseorang. Sementara itu, Romeo sudah mendudukkan Suri di dalam mobil. Namun, ketika pria itu hendak menutup pintu, Suri tiba-tiba mencegahnya. "Sayang, bicaralah pada Diva," tutur Suri lembut. "Untuk terakhir kali." Romeo mengerutkan kening, menoleh ke arah Suri, seolah ingin meyakinkan bahwa istrinya tidak salah bicara. Namun, tatapan Suri yang penuh pengertian dan ketulusan, membuat Romeo menemukan jawaban. "Mungkin, bila kamu yang menasihatinya, Diva akan lebih tenang," lanjut Suri.Romeo menarik napas dalam, lalu keluar dari mobilnya. Dengan sopan, pria itu meminta kepada polisi agar memb

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kita Mati Bersama

    Langkah Suri tetap tenang saat ia memasuki rumah itu, tetapi jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang yang bertalu tanpa henti. Jemarinya yang menggenggam gagang kereta bayi terasa dingin, sementara ponselnya bergetar berulang kali di dalam tas. Suri tahu siapa yang menghubunginya.Romeo. Pria itu pasti mengetahui bahwa ia telah sampai di titik lokasi, dan tengah berusaha memperingatkannya. Namun, Suri tidak ingin mundur. Ia sudah berada di titik ini, sudah setengah jalan, dan harus memastikan dengan matanya sendiri bahwa Diva benar-benar ada di dalam rumah. Begitu Suri melewati ambang pintu, Bastian mengikuti dari belakang. Pria itu lantas berjalan ke tangga dan memanggil istrinya dengan lantang.“Sayang, Ibu Suri sudah datang!” Suara Bastian menggema ke lantai atas, nyaris seperti pekikan.Lalu, tanpa memberi kesempatan bagi Suri untuk merespons, Bastian berkata dengan santai.“Silakan duduk, Bu Suri. Saya harus keluar sebentar untuk memeriksa barang yang tertinggal

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Babak Akhir

    Bukit Harapan. Nama itu terasa ironis bagi Suri. Tempat itu dikenal sebagai tempat yang damai, pelarian bagi mereka yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk kota. Namun, bagi Suri, tempat itu bukan lagi lambang ketenangan. Sebaliknya, di sanalah kemungkinan terburuk bisa terjadi. Ia menatap ke luar jendela, memperhatikan perubahan pemandangan di luar sana. Gedung-gedung tinggi mulai tergantikan oleh deretan rumah kecil yang berjajar rapi, kemudian berganti menjadi jalanan yang lebih sepi. Rasa dingin menjalari tubuhnya, bukan karena cuaca, melainkan karena kesadaran bahwa ia semakin dekat dengan titik penentuan. Suri merapatkan blazer yang ia kenakan. Hatinya berdegup cepat, tetapi ia menolak membiarkan ketegangan menguasainya. Mobil yang ditumpangi Suri akhirnya mencapai kawasan Bukit Harapan. Jalanan yang mereka lalui semakin sepi, dikelilingi oleh pepohonan rindang yang menjulang tinggi di kedua sisi. Suasana di tempat ini cukup lengang, hanya sesekali terdengar suara burun

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Perjalanan Menuju Bahaya

    Pagi itu, Suri membuka tirai lebar-lebar agar cahaya matahari menghangatkan kamar tidurnya. Kemudian, ia duduk di kursi khusus, menyusui bayi kembarnya dengan penuh kelembutan. Jevandro dan Jeandra yang mungil tampak nyaman dalam dekapan ibunya. Jemari kecil mereka menggenggam baju Suri, seolah tidak ingin terpisah barang sedetik pun. Namun, di balik momen penuh kasih itu, kegelisahan perlahan merambat ke dalam hati Suri. Hari ini akan menjadi hari yang penting, hari di mana ia mempertaruhkan segalanya demi mengakhiri ancaman Diva. Jarum jam telah menunjukkan pukul delapan pagi, tetapi Romeo belum juga pulang. Sejak pukul enam, pria itu sudah pergi untuk mengatur segala persiapan, memastikan rencana mereka berjalan sempurna. Selesai menyusui, Suri menyerahkan Jevandro dan Jeandra kepada pengasuh. Dengan hati-hati, ia mengusap pipi kedua bayinya sebelum beranjak ke depan cermin besar di sudut kamar. Tangannya meraih setelan blazer berwarna putih gading yang dipadukan dengan blu

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Penjahat Kejam

    Sejenak, keheningan menelan ruangan. Randy terpaku di tempatnya, wajahnya kehilangan warna. Ia berkedip beberapa kali, seolah tidak yakin dengan apa yang baru saja diucapkan Diva. "M—maksudmu rumah ini akan dibakar?" tanyanya dengan suara serak. “Bukankah ini hasil dari kerja kerasmu?”Diva mengangkat dagu, mata elangnya berkilat tajam. "Aku rela kehilangan rumah, asalkan bisa menghabisi Suri. Orang yang berani merebut milikku, harus dihukum." Randy menelan ludah, rasa dingin menjalari tengkuknya. "Tapi... ini.…" Pria feminim itu menggeleng, mencari kata-kata yang tepat. "Aku tidak menyangka kamu akan melakukan tindakan berbahaya, Diva. Ini seperti adegan film kriminal!" Diva tertawa. Tawanya renyah, tetapi mengandung sesuatu yang dingin dan beracun. Ia melangkah lebih dekat, jemarinya yang ramping menyentuh wajahnya sendiri, seolah ia sedang membayangkan dirinya berperan dalam suatu adegan epik. “Tentu saja,” tukas Diva, bibirnya membentuk senyum sinis.“Karena aku adalah seo

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diva Harus Tertangkap

    Mereka berdua kemudian naik ke tempat tidur, duduk berdampingan dalam keheningan. Waktu berjalan perlahan, setiap detik terasa lebih panjang dari biasanya. Hingga akhirnya, suara notifikasi masuk terdengar dari ponsel Suri. Dengan cepat, Suri meraih ponselnya dan membuka email. Rekaman CCTV sudah diterima.Suri bergegas turun dari tempat tidur untuk mengambil laptop. Ia mulai mengunduh rekaman CCTV itu, sementara Romeo duduk lebih dekat untuk melihat layar bersama. Ketika rekaman mulai terputar, tampak suasana lobi kantor Pilar Interior Desain. Orang-orang berlalu lalang dan staf yang keluar masuk tampak di sana. Lalu, dalam beberapa detik, muncul sepasang pria dan wanita yang masuk ke dalam gedung. Suri langsung memperbesar tampilan. Pria itu masih muda, berpenampilan rapi dengan kemeja formal, sedangkan wanita di sebelahnya mengenakan setelan blazer hitam, rambutnya pendek, dan sebuah kacamata menghiasi wajahnya. Romeo menyipitkan mata, berusaha melihat lebih jelas. “Aku

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menerima Tantangan

    “Apakah saya perlu menghubungkan mereka dengan Anda, Bu?” tanya sang resepsionis dengan nada sedikit ragu. Romeo yang berdiri di sebelah Suri langsung menggeleng, ekspresinya jelas menunjukkan bahwa ia tidak setuju. Namun, Suri tetap mendekatkan ponselnya ke telinga. “Baiklah, hubungkan dengan saya.” Beberapa detik kemudian, suara bariton seorang pria terdengar dari seberang. Nada bicaranya terdengar ramah. “Selamat malam, Bu Suri. Perkenalkan, saya Henri. Saya mendengar bahwa Anda adalah salah satu arsitek terbaik di kota Velmora," jelas Henri penuh semangat."Kebetulan saya dan istri saya baru saja membeli rumah, dan kami ingin mendesain ulang. Kami berharap Anda sendiri yang menangani proyek ini.” Suri berusaha tetap tenang. “Terima kasih atas kepercayaan Anda, Pak Henri, tetapi saat ini saya sedang cuti untuk mengurus bayi saya.” “Ah, saya mengerti,” Henri menanggapi dengan nada pengertian, sebelum ia melanjutkan, “sebenarnya, itu bukan masalah. Jika perlu, Anda bisa me

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Klien Mencurigakan

    Di kantor Pilar Interior Desain, kesibukan masih terasa meski waktu telah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit. Akhir bulan selalu menjadi waktu yang paling sibuk bagi perusahaan itu. Apalagi, proyek-proyek besar terus berdatangan tanpa henti, menumpuk seperti gelombang pasang yang tak kunjung surut. Beberapa staf nampak sibuk di meja kerja mereka, menyelesaikan detail proyek sebelum tenggat waktu. Axel, dengan kemeja yang sedikit kusut, sedang berkutat dengan berkas-berkas desain yang berserakan di mejanya. Ia tengah menangani proyek renovasi butik eksklusif di pusat kota Velmora.Kini, tanggung jawab itu sepenuhnya berada di pundaknya. Tidak hanya proyek butik ini, tetapi juga beberapa proyek lain yang seharusnya masih di bawah pengawasan Suri. Sejak Suri tidak ada, ia harus mengambil alih beban kerja dua kali lipat. Penat, Axel menghela napas panjang dan meremas pelipisnya. Merasa kepalanya mulai berat, pria itu bangkit dari kursi. "Aku butuh makan," putusnya sambil me

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dua Pria Bucin

    Mobil melaju dengan stabil, membelah malam yang hangat dengan nuansa kebersamaan. Suri menyandarkan kepala pada bahu suaminya, menikmati perjalanan di bawah kerlip lampu-lampu kota. Romeo sesekali mengusap punggung tangan Suri dengan ibu jarinya, gerakan kecil yang menenangkan sekaligus penuh kasih sayang. Tak berselang lama, sopir menghentikan mobil perlahan di depan Hotel Scarlett, tempat di mana mereka akan bertemu dengan dua sahabat lama. Seorang petugas valet segera datang membukakan pintu.Romeo turun terlebih dahulu, lalu mengulurkan tangan untuk membantu Suri keluar dari mobil. Namun, baru beberapa langkah mereka berjalan memasuki lobi, sebuah suara yang begitu akrab menggema di telinga mereka. "Romeo!" Suri menoleh dan melihat seorang pria bertubuh tegap dengan senyum lebar, berjalan cepat ke arah mereka.Kenzo.Tepat di sampingnya, Raysa melangkah anggun, tersenyum hangat ke arah mereka. Wajah Kenzo langsung berubah begitu melihat sosok Romeo. Hampir satu tahun berla

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status