Share

Lakukan Setiap Hari

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 15:32:33
Suri menggeliat pelan di atas tempat tidur, mencoba mengabaikan bunyi alarm yang terus-menerus berdenging dari ponselnya. Tubuhnya masih terlalu berat untuk digerakkan dan perutnya masih terasa sedikit kram.

Ia melirik ke arah Romeo yang masih tertidur pulas di sisinya. Wajahnya tampak tenang, hampir seperti anak kecil saat terlelap. Posisi mereka berhadapan, membuat Suri bisa melihat dengan jelas lekuk hidungnya yang tegas dan garis rahangnya yang maskulin.

Suri menarik napas dalam, lalu perlahan menggoyangkan lengan Romeo. Namun, pria itu hanya bergumam tidak jelas tanpa membuka mata. Suri mengernyit dan kembali memanggil namanya, kali ini sambil menggoyang lengannya sedikit lebih keras.

“Romeo, bangun. Sudah pagi.”

Beberapa kali mencoba, pria itu tetap tak bergerak. Matanya masih terpejam seolah dunia luar tak ada artinya baginya.

Suri menghela napas. Mungkin Romeo enggan bangun akibat terlalu lelah bekerja, ditambah dengan kesalahpahaman di antara mereka semalam.

Dia melirik ja
Risca Amelia

Kalian lebih setuju Suri bersama Romeo atau Sagara? Yuk, berikan komen dan jangan lupa dukung Suri dengan klik vote dan like di setiap chapter. Sambil menunggu update, boleh juga mampir ke novel baru author, judulnya "Istri yang Tergadai". Lope you all.

| 13
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
sagara aja nggk punya masa lalu...romeo ada diva..
goodnovel comment avatar
Heni Nurhayati
bersama suaminya donk...
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
Romeo. Tp tanpa Diva, Aira dan mamanya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hukuman Kecil

    Suri hanya bisa menatap punggung Romeo dengan heran. Terkadang, pria itu bertindak impulsif tanpa memikirkan perasaan orang lain, tetapi di lain waktu dia bisa berubah menjadi lembut dan penyayang. Sungguh, menebak jalan pikiran Romeo ibarat menyusun kepingan puzzle yang sulit untuk dirangkai. Tanpa berkata apa-apa lagi, Suri mengunci pintu rumah dan mengikuti Romeo ke mobil. Kendaraan beroda empat itu melaju dengan kecepatan stabil di jalanan yang mulai padat. Romeo duduk di balik kemudi, telinganya terpasang handsfree, perangkat kecil yang nyaris tidak terlihat. Atensi Romeo tetap fokus ke depan, kedua tangannya memegang kemudi penuh kendali. Di sampingnya, Suri duduk diam, tangannya menggenggam tali tas di pangkuan. Dia mencoba menahan diri untuk tidak menatap terlalu lama ke arah Romeo.“Yonas,” suara Romeo terdengar tenang dan tegas, memecah keheningan di dalam mobil. “Sebutkan jadwalku hari ini,” titahnya sambil melirik sekilas ke kaca spion, memastikan jalur di depannya aman.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menepati Janji

    Pipi Suri langsung memerah seperti buah tomat. Ia menggeleng cepat sambil berbisik, “Aku sedang datang bulan. Tidak mungkin Romeo berbuat macam-macam.”Raysa menatap Suri dengan tatapan geli. “Lalu, kenapa masih takut?”Suri menghela napas panjang. “Karena dia bisa saja melakukan hal lain.”Hampir saja Raysa tertawa lebih keras, tetapi ia menahan diri. Akhirnya, dia mengangguk setuju. “Tenanglah, aku akan ke rumahmu begitu pekerjaanku selesai. Siapkan makan malam yang enak untukku,” ujar Raysa mengedipkan mata. Suri tersenyum lega. “Terima kasih, Raysa. Kamu memang sahabat terbaik.”Setelah Raysa menyanggupi untuk datang ke rumahnya, Suri merasa sedikit lebih tenang. Rasa cemas yang sebelumnya menghimpitnya perlahan mereda. Mereka menghabiskan waktu istirahat dengan obrolan ringan yang penuh tawa. Namun, di balik senyumnya, ada satu hal yang masih mengganjal di hati Suri—jas Sagara yang entah bagaimana harus ia kembalikan tanpa menimbulkan masalah.Selesai makan siang, Suri kembali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Model Lukisan

    Hanya butuh satu setengah jam bagi Suri untuk menyelesaikan revisi yang diminta oleh Sagara. Ia memeriksa ulang presentasinya dengan teliti, sebelum akhirnya mengirimkan revisi itu ke email sang CEO.Tepat pukul lima, Suri membereskan meja kerjanya. Namun, ada rasa gugup yang perlahan merayap. Sebentar lagi Romeo akan datang, dan kata-kata pria itu tentang “hukuman kecil” masih terngiang di pikirannya.Benar saja, tak berselang lama terdengar bunyi notifikasi di ponselnya, tanda pesan masuk. [Aku sudah di depan lobi] Tak seperti biasanya, Romeo memberitahukan kedatangannya hanya melalui pesan teks, bukan menelepon secara langsung. Membaca pesan singkat itu, jantung Suri berdebar lebih kencang. Namun, ia mencoba bersikap tenang saat berpamitan kepada rekan-rekannya.“Semoga presentasi besok sukses, Bu Suri. Kita harus menang,” ujar salah satu dari mereka.“Terima kasih. Doakan ya,” balas Suri dengan tulus sebelum melangkah keluar dari ruangan.Dalam perjalanan menuju lift, Suri meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehancuran di Depan Mata

    Tanpa menunggu lebih lama, Suri menarik tangan Raysa, mengajaknya masuk ke rumah. Raysa melirik Romeo sekilas, memberikan senyum kecil yang tampak penuh arti, sebelum mengikuti langkah Suri.Romeo hanya berdiri di dekat pintu, mengamati kedua wanita itu dengan tatapan tak percaya. Alis tebalnya semakin melengkung saat Suri membawa Raysa ke ruang makan, di mana meja sudah penuh dengan makanan yang telah disiapkan pelayan.Di meja makan, Raysa memulai percakapan ringan, berpura-pura santai sambil menyantap kudapan kecil. “Suri, siapa yang menyiapkan makanan ini? Rasanya sangat enak,” ucap Raysa sambil mengunyah makanan.“Ada pelayan yang datang ke sini setiap pagi. Mereka membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak,” jawab Suri sambil menyodorkan minuman dingin kepada Raysa“Wah, kalau begitu aku bisa makan malam di rumahmu setiap hari,” canda Raysa sengaja memanaskan suasana. “Aku tahu besok kamu ada presentasi besar untuk proyek kota mandiri. Aku ingin menemanimu, supaya kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bumerang

    Suri dan Raysa masih duduk di meja makan, mengobrol santai sambil menikmati hidangan. Di tengah kehangatan obrolan mereka, suara air mengalir dari kamar mandi terdengar samar-samar. Romeo sedang mandi, mencoba mendinginkan kepalanya dari rasa jengkel.Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari arah kamar mandi. Romeo keluar dengan mengenakan kaos santai, dan langsung berjalan menuju teras rumah. Ia duduk di salah satu kursi sambil memainkan ponsel, wajahnya terlihat masih kesal.Suri melirik ke arah teras, hatinya mulai terusik. Meski ia berusaha menghindari Romeo, tetapi ia tidak tega membiarkan suaminya itu kelaparan. Pada akhirnya, Suri berkata terus terang kepada Raysa.“Aku ajak Romeo makan dulu. Kasihan dia belum makan malam.”Raysa tersenyum sambil mengangguk. “Aku pindah ke ruang tamu saja, sekalian menonton drama di sana.”Suri mengangguk, lalu berjalan pelan ke teras. Ia melihat Romeo masih terpaku pada layar ponselnya, seolah tidak peduli dengan keadaan sekitar. “Romeo, a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kompensasi Tambahan

    Raysa mencoba fokus pada jalan di depannya, berusaha menghilangkan bayangan wajah Kenzo yang tersenyum penuh percaya diri. Kenzo adalah kakak kelas yang ia benci, dan sekarang pria itu kembali muncul dalam hidupnya dengan sikap yang sama.Rasa kesalnya semakin memuncak ketika ia merasa seperti sedang diawasi. Ia melirik kaca spion dan mendapati mobil Kenzo masih berada di belakangnya."Dasar menyebalkan!" gumamnya kesal. Bagaimanapun juga, ia tidak ingin terlibat dengan pria seperti Kenzo.Raysa sengaja mempercepat laju mobilnya, berharap Kenzo akan kehilangan jejak dan berhenti mengikutinya. Sayangnya, upaya itu sia-sia. Kenzo tetap berada di belakang, seolah tidak berniat menyerah begitu saja.Setelah beberapa menit, Raysa akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya di pusat kota. Ia memarkir mobilnya dan keluar dengan langkah cepat, berharap bisa menghilang sebelum Kenzo sempat mendekat.Sayangnya, Kenzo tidak memberinya kesempatan. Ia turun dari mobilnya dengan santai dan memangg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tatapan Aneh

    Mendengar alasan Romeo, Suri merasa ada yang aneh. Namun, ia enggan memperpanjang pembicaraan karena ingin fokus pada presentasi hari ini. Sebelum Suri sempat berkata apa-apa, Romeo menepuk pundaknya pelan. "Jadera City akan menjadi milik istriku, Dewi Infinity. Aku menunggumu di mobil," katanya.Wajah Suri langsung memerah, tak menyangka Romeo akan memberinya semangat. Ia menunduk sedikit, berusaha menyembunyikan rasa malunya. Romeo, yang jelas menyadari hal itu, tersenyum tipis sebelum beranjak ke pintu. Sendirian di kamar, Suri menghela napas panjang sambil menatap bayangannya di cermin. Ia memeriksa penampilannya sekali lagi, memastikan setiap helai rambut tertata rapi dan riasan di wajahnya tidak terlalu mencolok. Ia tahu presentasi ini sangat penting, dan kegagalannya bisa berarti hilangnya peluang besar untuk perusahaan.Setelah cukup yakin, Suri mengambil tas kerjanya lalu melangkah keluar dari rumah. Ia melihat Romeo sudah menunggu di balik kemudi mobil. Tanpa berkata-kata,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Hati yang Hancur

    Suri menghentikan pekerjaannya untuk menjawab panggilan itu. Sebelum ia sempat menyapa, suara Raysa terdengar dengan nada tergesa-gesa. “Suri, kamu sudah membuka media sosial hari ini?” tanyanya tanpa basa-basi.“Belum,” jawab Suri sambil mengerutkan kening. Tangannya masih sibuk merapikan slide presentasi di laptop. “Aku sedang mempersiapkan dokumen dan slide untuk presentasi. Sekitar satu jam lagi, aku akan berangkat ke Continental Hall bersama Pak Sagara.”Ada jeda sejenak di seberang sana. Suri mendengar Raysa menghela napas panjang, seolah prihatin akan sesuatu.“Nanti saja kamu buka media sosial, setelah selesai presentasi. Jangan pikirkan yang lain. Aku yakin kamu bisa memenangkan tender ini. Semangat, Suri!” ujar Raysa mengubah nada suaranya menjadi ceria. Suri terdiam sejenak, mencoba membaca perubahan intonasi suara sahabatnya yang terdengar janggal. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. “Terima kasih, Raysa. Aku akan melakukan yang terbaik.”Usai telepon te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ayah yang Tampan

    Aira melangkah keluar dari mansion dengan tergesa, sengaja menyembunyikan matanya yang sembap di balik kacamata hitam. Pikirannya penuh dengan kecemasan, tetapi ia berusaha menjaga langkahnya tetap stabil, agar para pelayan tidak menaruh curiga. Namun, saat ia hampir mencapai halaman, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat mobil ibunya, Nyonya Valerie, telah terparkir di sana. Aira pun mempercepat langkah, berharap bisa pergi sebelum sang ibu melihatnya."Aira, mau ke mana kamu?" panggil Nyonya Valerie.Aira berhenti sejenak, lalu menoleh dengan senyum yang dipaksakan. "Aku mendapat undangan ulang tahun dari teman, Ma. Aku hampir terlambat."Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Aira masuk ke mobil dan menyalakan mesin dengan terburu-buru. Dari kaca spion, ia melihat ibunya mengernyit, tampak curiga dengan tingkahnya. Namun, ia mengabaikan hal itu, dan langsung mengemudikan mobilnya keluar dari gerbang mansion. Tak berselang lama, Aira tiba di apartemen Lili. Gadis itu sudah berdiri

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mau Hancur Sendirian

    “Pergilah ke luar negeri, Diva, setidaknya sampai situasi benar-benar aman,” ucap Randy yang ikut merasa ketakutan. Diva mengernyit, menatap Randy penuh keraguan. "Pergi? Sekarang?""Semakin cepat, semakin baik! Kalau Toni sampai membuka mulut, kamu bisa ditangkap polisi.”Diva menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk. Pergi ke luar negeri mungkin pilihan terbaik, tetapi itu juga berarti ia harus meninggalkan semua yang ia miliki di sini, termasuk karier dan kehidupannya yang sudah nyaman. Tenggorokannya terasa kering. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam kegelisahan yang meluap-luap di dadanya. Beberapa saat kemudian, Diva mengangkat wajahnya, kedua matanya menyala penuh tekad. "Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum menemukan Kak Romeo,” pungkas Diva. Seringai tipis muncul di sudut bibirnya. “Aku sudah bertindak sejauh ini, Randy. Aku tidak akan menyerah terlalu cepat."Tanpa menunggu tanggapan dari asistennya, Diva segera menundukkan kepala dan menekan nomor ponsel seseor

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh Cinta Berkali-kali

    Dada Romeo bergemuruh hebat, tangannya mencengkeram erat jemari Suri, seakan takut kenyataan ini hanyalah mimpi yang bisa lenyap kapan saja. Napasnya tersengal, dan sebaris senyum penuh haru perlahan merekah di bibirnya. Sementara matanya mulai terasa panas, digenangi air mata kebahagiaan yang sulit dibendung. "Apa...? K-kita punya anak kembar?" tanya Romeo terbata-bata. Setiap kata yang terucap mengandung guncangan emosional yang begitu dalam.Suri mengangguk sambil tersenyum di tengah air matanya. "Ya, Romeo... kita punya dua bayi, satu laki-laki dan satu perempuan. Nama mereka Jevandro dan Jeandra.”Romeo tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia menarik Suri ke dalam pelukan, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tangisnya pecah di pundak istrinya."Jadi, dugaanku benar... Saat aku koma, kamu tengah mengandung anak kita."Suri terkejut, dahinya mengernyit penuh tanda tanya. "Dari mana kamu tahu? Apa Yonas yang memberitahumu?"Romeo menggeleng, bibirnya membentuk senyum samar. "Tid

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mengurai Kesalahpahaman

    Suri tidak dapat menahan air matanya lagi. Perasaan haru dan syukur bercampur menjadi satu dalam dadanya, ketika mengetahui Romeo sudah bisa melihat.Tanpa banyak bicara, ia langsung merengkuh sang suami dalam pelukan erat, tubuhnya berguncang oleh tangis yang tak terbendung. Sambil menangis tersedu, Suri membenamkan wajahnya di bahu Romeo, merasakan kehangatan tubuhnya yang begitu nyata, begitu hidup. Selama ini, ia takut kehilangan Romeo, takut segalanya akan berakhir dalam perpisahan yang menyakitkan. Tak disangka, kini ia berada dalam dekapan Romeo, mendengar suara beratnya yang penuh kepastian.Romeo membalas pelukan itu, membiarkan Suri menangis di pelukannya. Ia mengusap lembut punggung sang istri, berusaha menenangkan tubuhnya yang gemetar. Setelah beberapa saat menyelami kehangatan yang indah, Romeo menyeringai kecil dan berkata dengan nada menggoda."Sayang, jangan terlalu erat. Dadaku masih nyeri, lenganku juga pegal karena terbentur tanah."Suri langsung terkejut dan mel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Mengenalimu, Sayang

    Di dalam ruang kerja yang sunyi, Suri menghela napas lega usai berhasil memompa ASI. Hasilnya, tiga botol kecil susu tersusun rapi di atas meja, siap untuk disimpan.Dengan hati-hati, Suri menyimpan kembali pompa ASI ke dalam tas, memastikan semuanya tetap bersih dan rapi. Rasa lelah sedikit menyergapnya, tetapi ada kepuasan tersendiri melihat stok ASI bertambah. Baju atasan yang ia kenakan telah basah, meninggalkan bercak yang cukup kentara di kainnya. Mau tak mau, Suri mengambil kemeja bersih yang sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga. Begitu berganti pakaian, Suri merapikan rambutnya sejenak, lalu bersiap untuk keluar.Pelan-pelan, Suri membuka pintu ruang kerja, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik. Ia melangkah perlahan, hampir mengendap-endap, menuju dapur dengan tujuan menyimpan stok ASI ke dalam freezer. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, memastikan bahwa Romeo tidak mendengar pergerakannya. Begitu sampai di dapur, Suri membuka pintu freezer dan menyimpan bot

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Harga Diri yang Hancur

    Di dalam kamar dengan pencahayaan redup, Aira duduk di atas kloset dengan wajah pucat. Tangannya sedikit gemetar saat ia membuka kemasan test pack yang sejak tadi ia pegang. Jemarinya yang dingin berusaha tetap stabil, dalam menggenggam alat kecil berwarna putih yang akan menentukan masa depannya. Ia mengumpulkan keberanian, lalu menampung urine di wadah kecil sebelum mencelupkan test pack ke dalamnya. Selama beberapa detik, Aira tidak bisa bernapas dengan normal. Ia merasa seperti menunggu vonis yang akan menentukan nasibnya. Satu detik. Dua detik. Lima detik. Aira menutup mata erat-erat, enggan melihat hasilnya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya keterlambatan biasa, bahwa ia hanya terlalu stres belakangan ini. Namun, saat ia membuka mata, garis pertama muncul dengan cepat—tanda bahwa test pack berfungsi. Dan tak lama kemudian… Garis kedua muncul begitu saja. Dua garis merah yang sangat nyata, seakan-akan menertawakan hidupnya yang baru saja terjungkal dalam jura

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia yang Terungkap

    Meskipun jantungnya berdegup kencang, Suri berupaya menemukan alasan yang masuk akal sebelum Romeo mencurigai sesuatu. Beruntung, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya pada waktu yang tepat."Ah... ini hanya keringat biasa, Tuan Romeo," katanya berusaha terdengar santai. "Saya kepanasan karena terlalu lama berdiri di bawah terik matahari. Setelah sampai di apartemen, saya akan langsung ganti baju.”Mendengar jawaban Suri, Romeo hanya menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apa-apa. Suri pun menarik napas lega. Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sebentar, karena Romeo tiba-tiba memberikan perintah kepada sopirnya."Berhenti di restoran sushi. Aku ingin makan sebelum ke apartemen." Panik mulai menjalari pikiran Suri. Jika ditunda lebih lama, mungkin ia tidak akan tahan menanggung rasa nyeri yang kian menyiksa. Ditambah lagi, bajunya yang semakin basah akan mengundang perhatian banyak orang.“Tuan Romeo, bagaimana kalau saya memesan sushi lewat layanan delivery? Lebih praktis d

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Insiden di Lokasi Proyek

    Mata Suri membelalak, seolah telinganya baru saja menangkap sesuatu yang tidak seharusnya. Ia tidak yakin apakah ia benar-benar mendengar atau hanya berhalusinasi, tetapi suara itu begitu jelas, begitu nyata. Romeo memanggilnya ‘Sayang’. Jantung Suri berdegup lebih cepat, seperti ingin berontak dari dalam dadanya. Jemarinya yang masih menggenggam lengan Romeo sedikit gemetar, tetapi ia berusaha menenangkan diri dengan berdehem."Tuan Romeo," panggil Suri terdengar ragu. "Apa yang baru saja Anda katakan?" Romeo menoleh dengan ekspresi datar seperti biasa. Ia bahkan tidak terlihat menyadari kegelisahan yang melanda Suri. Dengan nada polos, Romeo malah balik bertanya, "Memangnya aku mengatakan apa?" Suri mengernyit, mencoba mencari tanda-tanda bahwa Romeo sedang mempermainkannya. Namun, ekspresi pria itu tetap tenang, seolah ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Aku hanya meminta dukungan dan bantuan darimu supaya tidak gugup," lanjut Romeo ringan.Suri menatapny

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bantu Aku, Sayang

    Di kediaman keluarga Albantara, suasana terasa hening. Nyonya Valerie duduk dengan gelisah di sofa. Di tangannya, secangkir teh chamomile mengepul hangat, tetapi ia sama sekali tak berniat menyesapnya. Pintu utama terbuka, dan seorang pelayan masuk, membungkuk sopan sebelum mengumumkan kedatangan tamu. "Nyonya, Nona Diva telah tiba," katanya dengan nada hormat. Tak lama, Diva masuk sambil mengulum senyum, tetapi ada kilatan ambisi dalam sorot matanya. Wanita itu berjalan mendekati Nyonya Valerie, dan tanpa basa-basi langsung menanyakan tentang Romeo."Bagaimana hasilnya, Tante? Apakah detektif yang Tante sewa sudah menemukan Kak Romeo?" Nyonya Valerie menegakkan punggungnya, lalu menghela napas pelan. Ia meletakkan cangkir tehnya di atas meja kaca sebelum menjawab dengan nada datar. "Belum," jawabnya singkat. "Sepertinya Romeo belum meninggalkan tempat persembunyiannya. Tapi, dia akan keluar untuk mengurus pekerjaan. Saat itulah, detektif kita bisa menemukan jejak Romeo."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status