Share

Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva
Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva
Author: Beegumi

Kematian Mrs. Key

Malam Rabu pukul 20.40, Detektif Bee melewati jalan yang ramai bersama rekannya Briella, yang adalah seorang hacker.  Mereka berdua membeli dasi kupu-kupu yang dipesan khusus sebagai alat penyadap suara. Yah, mereka berdua adalah detektif terkenal di Moskow, Polandia. Kasus-kasus pembunuhan yang sering dimintai bantuan Inspektur Renji untuk ditangani, selalu berhasil dipecahkan oleh kolaborasi pikiran mereka berdua. Kita lihat saja, kali ini apakah mereka berdua akan berhasil lagi memecahkan salah satu kasus rumit, yang menjadi inti dari cerita ini. Nanti, kalian nilailah sendiri.

“Berpikir adalah kuncinya. Modal terbesar yang sudah ditabung rapi di dalam saham logika mereka yang bernama otak. Bukan begitu, Detektif Bee?” suara Inspektur Renji dari kejauhan. “Otak dengan tampungan genius, yang dimana polisi tak mampu berada dalam sudut pandang pelaku.”

“Ya, penilaian yang baik, Inspektur, aku harap kita tidak akan terlibat kasus yang sulit dan manipulatif, benar, kan, Briel?” Detektif Bee menayangkan senyuman semringah ke arah Nona Briella dan mematikan ponselnya. “Aku juga merasa kenyang sekali. Paris tidak apa-apanya dibanding masakan tempat ini, Moskow tercinta. Dan sekarang, sudah selarut ini, astaga! Pertunjukkan pelatihan pembukaan Mrs. Key untuk esok, akan di lakukan malam ini. Oh, aku akan pulang sekarang!”

Sayangnya itu tak terjadi dengan mudah. Sayang juga, mereka hanya pasangan pekerjaan, bukan menjadi suatu harapan untuk dijodoh-jodohkan penggemar mereka.

“Pergantian malam yang menarik untuk memulai kegiatan lain, kan?” Briella membuka dengan nada persahabatan. “Akan sangat merugikan untuk melihatnya dari TV saja, kita mungkin perlu melihat Mrs. Key langsung.“

Sudah lama mereka berdua tak memiliki waktu luang untuk hal-hal kecil seperti menonton konser. Biasanya tiada hari tanpa kasus, terutama pembunuhan. Belum sempat menjawab, Bee mendadak ditabrak seorang wanita paruh usia yang begitu buru-buru berlari usai keluar dari mobilnya.

“Apakah Anda baik-baik saja?”

“Astaga, perhatikan jalanmu!” Bee protes kecil.

“Maaf, aku... oh, ma-maaf, Tuan,” ucap wanita itu berat seperti orang yang asmanya kambuh. Ketika wanita itu membenarkan tatapannya, ia menampakkan pandangan telah mengenali.  “Detektif Bee? Kau Detektif Bee, kan?”

“Nyonya Smith? Kebetulan sekali bertemu di sini,” kata Briella sedikit bergairah.

“Opposite Briella juga?”

Mendadak, ponsel Bee kembali bergetar.

“Halo, ini Detektif Bee. Aku baru saja selesai menelepon Inspektur Renji. Apa ada hal lain lagi yang perlu dikatakan?”

“Ya, ini dari Bagian Investigasi Polisi. Detektif Bee, bisakah Anda datang ke rumah Mrs. Key?”

Telepon terputus secara mendadak.

“Kenapa terputus?”

“Ada apa, Bee?” tanya Briella.

“Ah, itu... ngomong-ngomong Nyonya Smith, tadi Anda berpikir kenapa aku di sini? Oh, itu tidak penting. Kita harus ke rumah Anda, kan?”

“Jadi, mereka sudah di sana, ya? Hah... jika tahu begitu aku tak akan terbiri-birit menuju kantor mereka,” keluh Nyonya Smith.

“Kau dalam kasus apa, Nyonya Smith?”

“Dia terlibat kasus?” tanya Briella.

“Benar, aku juga tak mengerti karena sinyal mendadak seperi bandit. Tapi baiklah, kau dapat mengandalkanku, Nyonya Smith,” Bee memberi kesan pernyataan sangat percaya diri. “Tetapi, kenapa Anda tak menelepon petugas polisi dari rumah? Lalu... kenapa Anda terburu-buru?”

“Ah, itu... aku hanya terlalu fokus sehingga lupa melihat ketika berbelok. Pikiranku kacau akhir-akhir ini. Bahkan aku tadi mencari keberadaan adikku, Key. Aku pikir bisa langsung memberitahu polisi di kantornya sekaligus melihat adikku di studio latihannya. Ditambah lagi...”

“Lalu, kenapa Anda harus berlari? Apa Anda tidak tahu kalau Mrs. Key memiliki jadwal latihan untuk pembukaan konser besok malam?” potong Briella, memberikan pertanyaan yang menciptakan tekanan di wajah wanita setengah tua itu.

“Aku...” keraguan hadir dalam ucapan si wanita tua. Laju perkataannya yang belum juga menemukan muaranya hingga lima belas detik, memberi jawaban kasat seakan ada yang disembunyikan. “Aku hanya bingung dengan orang-orang di rumah.”

“Benarkah?” tanya Bee.

“Penarikan perdana, Nyonya Smith,” kata Briella menunjukkan satu benda yang dikeluarkan dari jaket warna ungunya. Corak malam.

“Apa maksudmu?”

Briella mengeluarkan satu tiket konser Mrs. Key besok malam. Itu adalah hari dimana Mrs. Key akan mewujudkan impian bersama dengan Nyonya Smith. Tiket itu sekaligus memberikan jawaban pada wanita lima puluh tahun itu. Membuat Briella tak perlu menjawab lagi. Bee yang nampak heran, terpancing memberikan pertanyaan, ia seolah seperti orang yang baru saja menerima pesan penting.

“Kita bergegas, Nyonya Smith,” pinta Bee. “Sesuai  pesan dari  kepolisian, kata mereka Anda telah melaporkan kasus kehilangan dan kebobolan. Apa yang telah hilang darimu, Nyonya Smith?”

“Oh, itu... itu adalah kalung berharga milikku.”

“Pemberian suamimu?”

“Suamiku sudah lama tidak pulang dan dia lah yang memberikan kalung itu.”

“Begitu.”

“Ya.”

“Aku diminta untuk membawa Anda kembali ke rumah.”

“Tentu saja.”

“Ya. Aku kebetulan bertemu Anda dan langsung memberitahu mereka melalui pesan, kalau Anda sedang bersamaku. Sekarang pukul 20.41. Mungkin tidak terlalu malam untuk ke lokasi. Tetapi, mengapa Anda harus keluar rumah, Nyonya Smith?”

“Hmm... aku sebelumnya berpikir para polisi itu terlalu lama. Jadi aku keluar berniat menuju kantor mereka dan melaporkan kalau kalungku telah dicuri. Tetapi yah, jika mereka telah berada di sana, kita lebih baik berbenah.”

Briella yang sedari tadi diam, melihat tiket konser di tangannya penuh kekecewaan. Dalam hatinya, “Mengapa harus ada kasus pengganggu lagi? Aku pikir ini benar-benar weekend khusus untuk Opposite sepertiku.”

“Kau kenapa, Briella?” tanya Bee.

“Hmmm,” Briella menampilkan wajah setengah lemas.

Bee yang peka menjawab, “Kita masih punya waktu liburan lusa depan, kan?”

Briella hanya senyum. Senyum terpatri. Penuh maksud dan definsi. Entah apa maksudnya. Nyonya Smith kemudian berbenah, melangkah ke arah mobilnya lagi.

“Kita jadi ke sana, kan?” tanyanya. “Apa kita perlu membeli tiket konser Mrs. Key lebih banyak lagi?”

“Haha, kita kesana, Nyonya Smith,” kata Briella sambil memasukkan tiket konser yang baru ia beli bersama Bee ke dalam saku jaket.

***

Mereka menuju kediaman Nyonya Smith. Penjaga malam di depan rumah menghampiri. Mereka seperti baru saja mengalami masalah kecil.

“Ada apa?” Bee membuka pertanyaan sebelum memutuskan masuk ke dalam.

“Eh, itu... Detektif Bee, apa yang membuat Anda datang kemari?” tanya salah seorang dari tiga penjaga. Ia mematikan senternya. “Kami baru saja melihat Mrs. Key keluar menggunakan masker.”

“Lantas apa yang salah dengan itu?” Briella kali ini yang bertanya. “Kalian pasti sedang tidak hanya membicarakan masker, kan?”

Penjaga tadi menjawab dengan masih menyimpan sisa ketakutan, “Tidak, memang tidak. Kami terkejut karena para polisi mendadak hadir bersamaan dengan kepergian Mrs. Key dan rumah yang dibobol.”

Bee yang mendengar itu spontan berlari masuk ke dalam. Namun Nyonya Smith entah kenapa memilih bersikap biasa saja. Ia dengan santai tetap masuk menyusul. Di dalam memang sudah ada beberapa petugas polisi. Divisi satu.

Bee melihat pecahan kaca jendela, lampu meja belajar yang terjatuh, dan dompet yang tergelatak di lantai. Petugas memberitahu jika mereka sengaja membiarkan semuanya tak tersentuh dulu, agar mudah dalam memahami situasi dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

“Aku memang melaporkan kasus pencurian pada polisi,” ucap Nyonya Smith yang diarahkan pada para penjaga rumahnya.

Para penjaga terkejut. Kekhilafan hadir di wajah mereka serempak. Ada kebetulan yang tak disangka mereka. Dua orang penjaga berlari keluar.

“Kami akan memeriksanya,” ucap salah satu dari dua penjaga.

“Tapi... sejak kapan ada kasus pencurian?” penjaga tersisa bertanya.

“Bukankah kalian tak ada di luar rumah saat sensor infraret rumah rusak?”

Penjaga itu terdiam sejenak, lalu berucap, “Oh, benarkah? Kami merasa semuanya aman-aman saja saat kami masih melihat Mrs. Key. Kami kemudian melihat Anda keluar menggunakan mobil terburu-buru.”

“Justru itu, kalian tidak benar-benar memperhatikan keadaan... sehingga tidak menyadari ada yang memecahkan jendela belakang rumah. Pelaku yang mencuri kalungku merusak sensor infraretnya,” Nyonya Smith protes kecil. “Aku jadi harus terpaksa menuju kantor polisi karena telepon diputuskan si pencuri itu. Bahkan aku tak lagi melihat Mrs. Key saat itu.”

“Saat itu, kami berbicara dengan Tuan Modi yang ingin menemui Mrs. Key.”

“Tuan Modi, siapa dia?” tanya Bee.

“Dia produser yang membantu pengeluaran album Mrs. Key. Sejak Mrs. Key masih bekerja sebagai LC di kafe de flore, Perancis, Tuan Modi melirik dan membuat Mrs. Key seterkenal sekarang.”

Seseorang mendadak masuk. Gadis cantik berpakain kasual. Ia memandangi situasi rumahnya yang mendadak ramai. Pertanyaan pada wajahnya seperti tertahan. Ada sikap yang biasa-biasa saja sebelum pertanyaan pemicu itu keluar.

“Dimana ibuku?”

“Tania, kau sudah pulang,” ucap seorang pembantu rumah tangga yang baru saja keluar dari arah dapur.

“Bibi Keri, ibu...” gadis bernama Tania itu menyatukan kedua telapak tangannya, menandakan kekhawatiran yang baru saja tercipta. “Ibu tak ada di rumah.”

“Mengenai itu... kau tak perlu khawatir, Tania” Bibi Keri bertanya yang terlihat seperti bukan ekspresi terkejut, melainkan penasaran biasa. “Sebelum aku mendengar suara pecahan kaca jendela, Mrs. Key sedang berbicara dengan Tuan Modi. Aku rasa mereka pergi keluar. Penjaga, apa kalian melihat Mrs. Key keluar bersama Tuan Modi usai mereka berbicara di dalam rumah?”

“Kau tak perlu menanyakan soal itu pada mereka, Bibi Keri. Mereka bahkan tak menyadari jika aku kesusahan mencari mereka ketika sinar infraret itu rusak,” kata Nyonya Smith dengan wajah kesal.”

“Ada yang aneh,” ucap Briella.

“Kau menyadari sesuatu, Briel?” tanya Bee.

“Halo, ini dari kepolisian Moskow,” salah seorang polisi tengah berbicara pada seseorang di kejauhan. “Apa kau serius? Mrs. Key...”

“Apa yang terjadi?” Bee bertanya dengan nada tinggi. “Mrs. Key kenapa,  Polisi?”

“Detektif Bee... Mrs. Key, beliau ditemukan meninggal oleh Tuan Modi di ruangan latihannya untuk konser besok.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status