Tuan Mori tiba, ia membawa tas besar yang entah apa isinya. Ia melihat Bee dengan tatapan biasa-biasa saja."Kau sudah di sini, Tuan Mori," kata Bee membuka."Apa yang...""Mungkin Anda terkejut, jadi mohonlah duduk sebentar dan mencoba untuk tenang. Anda lelah kelihatan, jadi mungkin Bibi Keri bisa mengambil beberapa minuman untukmu.""Bibi Keri," pinta Nyonya Smith."Iya, tunggu sebentar.""Jadi, apa yang perlu dicemaskan di sini? Aku memang sedang dalam perjalanan kemari, namun entah kenapa petugas polisi mendadak meneleponku agar segera pulang. Benar-benar tidak efektif. Benar, kan, Detektif Bee?""Oh, Anda sudah mengenali aku ternyata.""Astaga, mana ada di Moskow ini yang tidak tahu siapa dirimu.""Kalau begitu, apakah aku bisa menggunakan statusku dengan baik sebagai pemberi pertanyaan?""Ya, jika itu memang perlu dilakukan. Aku akan menjawabnya.""Jadi, kau sudah mengetahui kematian Mrs. Key?"Tuan Mori sontak terkejut, entah itu ekspresi alami atau tidak."Melihat dari ekspres
"Oh? Memangnya apa yang ada di dalam tasku? Itu adalah privasi, Detektif. Aku tak mungkin mengizinkan, apapun alasannya!""Tenang, sayang..." Nyonya Smith berujar lembut dan menyentuh pundak suaminya."Maaf, Detektif Bee, jika kau ingin mengecek tasku, boleh-boleh saja.""Tidak perlu.""Apa?""Ya, itu tidak perlu.""Kalau begitu aku saja yang membuka sendiri."Tuan Mori bangkit dari duduknya, membuka tasnya dengan gesit, dan mengeluarkan semua isi tasnya ke lantai dengan ekspresi seperti menahan emosi."Lihat? Ini semua adalah alat-alat agar aku tetap selamat di jalan. Sarung tangan, kacamata, dan alat-alat kecil lainnya seperti dompet dan selotip untuk mempermudah pekerjaanku."Bee tersenyum tipis memandang sudut tas yang terbuka itu. Tas berukuran besar seperti tas orang-orang yang ingin pergi piknik."Jadi ada sesuatu pada bentuk persegi panjang itu," kata Bee dalam hati."Ada apa, Detektif Bee?" tanya Bibi Keri."Tidak apa-apa, aku rasa lebih baik semuanya ditunda dulu. Aku ingin
“Benar apa yang dikatakan Inspektur Renji,” kata Briella. “Kita tida berfokus pada satu tempat atau dua tempat yang berbeda. Ini adalah tentang mengetahui, bagaimana cara membunuh seseorang dari jarak jauh, sementara pelakunya berada di sini saat pencurian kalung itu?”“Lalu kenapa kau mengatakan aku berbohong atas kasus pencurian itu, Nona Briella?” tanya Nyonya Smith.Briella tak langsung menjawab, ia berjalan menuju kaca jendela yang pecah, ke kamar Nyonya Smith. Dari ruang tamu, semuanya mengikuti Berhenti sejenak seakan ada hati yang tak bisa Apa boleh aku memecahkan kaca jendela lain sebagai ekperimen?”Ucapan Briella membuat semua orang terkejut, terlebih Bibi Keri. Bee yang sudah paham kalau Briella selalu sepemikiran dengannya, tak terlalu panik akan hal itu. Ia senyum. Senyum yang seakan menjelaskan, kalau orang-orang tak perlu ragu dengan tindakan Briella.“Kenapa harus sampai seperti itu, Nona Briella?” tanya Bibi Keri. “Bukankah pecahan kaca jendelanya tidak diubah sama s
“Apa yang terjadi pada kakimu?” tanya Bee melihat ada bekas luka di kaki kiri Tuan Mori, setelah pernyataan tentang Bibi Keri yang adalah korban lain usai diutrakan. “Apakah itu suatu hal yang bisa dijadikan petunjuk?”“Kau bercanda,” Tuan Mori berkata santai. “Kau mencurigai luka seperti ini? Jangan bilang kalau dugaanku benar. Kau memang orang yang selalu melihat hal-hal kecil sebagai pelengkap deduksimu di akhir. Ini mana mungkin bisa jadi petunjuk apa-apa, apa hubungannya?”“Yah, kau boleh bilang begitu, nyatanya memang itu hanya luka lama yang sudah kering,” kata Inspektur Renji masuk dalam keteganga sesaat itu.“Aku di mobil dengan istriku ketika malam itu ia mengantarkan makanan. Aku terjungkal saat keluar dan menenteng bekal dari istriku. Waktu itu dia bilang sedang buru-buru jadi aku mengatakan, agar ia tak usah peduli dengan luka kecil ini. Aku langsung masuk ke pabrik dan mulai lembur. Ini hanya luka kering dari cedera kecil,” terang Tuan Mori.“Inspetur!” ucap seorang petu
Saat Bee dan yang lainnya melihat, mereka berekpresi sama seperti Briella. Namun Bee berbeda, ia tak ingi larut dalam keterkejutan. Ia melihat kaca jendela kamar Tania yang pecah dan meminta para penjaga untuk mengejar pelaku.“Aku rasa pelakunya masih di luar!” kata Bee terburu-buru.“Aku akan ikut memeriksanya!” ucap Tuan Mori.“Cepat telepon Tania dan Tuan Modi, minta mereka kemari segera,” pinta Inspektur Renji.“Mari kita lihat. Pintu dan jendela di kamar ini semuanya terkunci. Tak ada yang kabur melalui jendela di kamar sebelah. Pembunuhnya sengaja menyeret Bibi Keri kemari. Oh, tunggu!” ucap Bee. “Ada pohon di luar.Bee melihat keluar jendela.“Dari sini, tembok luar begitu dekat. Mudah bagi pelaku untuk kabur. Kamar Tania lebih strategis untuk melakukan pembunuhan terang-terangan begini. Berbeda dari kamar Nyonya Smith, ataupun kamar Mrs. Key.”“Tapi kenapa Bibi Keri masuk ke kamar ini saat mati lampu tadi?” tanya Nyonya Smith mengusap air matanya.“Hmmm... mengenai itu, aku t
Tania pun masuk. Ia terlihat sayu dan kosong.“Jadi, sepertinya orang-orang tanpa alibi yang jelas adalah empat orang ini. Meski Tuan Mori terluka, itu tidak jadi alasan ia bukan pelakunya. Kita bisa menyisihkan Tuan Mori sementara agar lebih mudah. Ha, ha! Pelakunya ternyata memiliki kecerobohan juga,” kat Bee lagi.“Aku mengerti. Aku ingin bicara dengan masing-masing dari kalian secara terpisah nanti sementara. Aku akan meminta meminta kalian menunggu. Lalu, aku ingin setiap orang untuk memeriksa lahan di lingkungan ini. Senjatanya seharusnya masih ada di sekitar luar rumah,” jelas Inspektur Renji.“Kita harus menemukannya,” kata Bee.“Hei, Bee, berapa banyak yang kau dapat?” tanya Briella.“Lumayan! Mungkin tujuh, empatnya ada di aku, dan totalnya ada padamu yang sudah merincinya di monitor, kan?“Aku tahu itu. Aku juga punya lebih dari tujuh kecurigaan.”“Pertama adalah senjata yang pembunuhnya bawa dari tempat kejadian. Pelaku memakai banyak waktu untuk mengunci semuanya. Jika se
“Baiklah, Briella, pastikan kau memegangi talinya,” kata Bee dengan nada bergetar. “Hah, kenapa sampai harus seperti ini? Benar-benar pembunuh yang merepotkan.”“Hei, bagaimana Bee?”“Lebih mudah dari yang kukira.”“Yang artinya, pembunuhnya turun ke beranda kecil ini.”Bee mendarat di luaran tembok yang cukup tinggi di dekat kamar Tania. Di posisi belakang rumah. Dan ada pohon yang tumbuh di luaran rumah itu, di luar dari batas tembok rumah.“Apa itu? Ternyata dari sini lebih jelas, sesuatu tersangkut di pohon.”“Di mana?” tanya Briella.“Di pohon itu, tepat dari pandangan aku berdiri. Jika dari dalam luar jendela, maka cukup sulit melihatnya. Pantas para petugas tak menemukan apa-apa sejak tadi.”“Oh iya, ayo akan meminta yang lain kesitu juga dari arah luar.”“Baiklah, mari kita periksa,” kata Bee dalam hati sambil menunggu Briella menyusul dengan para pemeriksa.“Sekarang apa yang kau lakukan, Detektif Bee?” tanya Inpektur Renji yang sudah tiba di halaman luar tembok rumah.“Apaka
“Pembunuhan kejam yang melibatkan Bibi Keri yang lembut. Di luar akal sehat,” ucap Briella.Nyonya Smtih, Tania, para penjaga, dan petugas pemeriksa, telah meninggalkan ruangan kamar Tania. Tersisa hanya Bee, Briella, dan Inspektur Renji.“Jika nanti kita menemukan senjata pembunuh di kamar, maka si pelaku sebenarnya itu harus mengaku,” kata Bee.“Apa?” ucap salah seorang petugas polisi.Semuat petugas polisi yang tersisa, terkejut dengan pernyataan singkat yang dilontarkan Bee. Dirinya benar-benar ceplas ceplos ketika Tania sudah pergi. Mungkin memang Tania...“Jadi kau belum tahu pelaku aslinya?”“Biar Inspektur Renji saja yang menjelaskan. Bagaimana kalau kita menginap dulu di sini, Briel?” Bee menyarankan dengan senyum dingin.“Ya, kami akan pergi hari ini. Tapi kami akan kembali besok untuk mencari senjata itu," ucap inspektur.“Yah, kurasa kami juga h