Share

The Queen

Bagian terburuk dari sisa kekacuan belum berakhir. Baru selangkah tidak jauh dari kamar tamu, Rose harus dihadapkan dengan wanita yang berdiri angkuh. Netra keduanya bersirobok—Rose seperti bercermin saat surai pirang persis di hadapannya sengaja disibak, menyebar kesombongan begitu segaris bibir itu menyeringai sinis.

“Kau belum pergi juga, pelacur? Apa kau tidak punya urat malu? Aku sudah membereskan barang-barang rongsokanmu. Silakan angkat kaki jika kau sudah tidak punya kepentingan di sini.” Magdalena melipat kedua tangan di depan dada. Sebelah alisnya terangkat tinggi, penasaran akan sikap Rose yang teramat santai.

“Pelacur tidak tahu diri. Apa sekarang aku harus menyebutmu jalang?” tanyanya setengah menyindir.

Alih – alih marah. Rose membungkuk, meletakkan tongkat bantu jalan ke atas marmer. “Seharusnya kau tidak perlu repot-repot. Apa semua pakaianku mengotori tanganmu? Aku harap tidak, karena semua itu pemberian Theo. Satu lagi, aku akan pergi tanpa membawa apa pun, kecuali d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
miiawmiiuw
buaya mau elu kadalin, wkwk.
goodnovel comment avatar
yaniyani
lucunya magda senjata makan tuan hhhhh
goodnovel comment avatar
Urai Santo Prakoso
my rose di lawan wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status